>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 3 7 2 9
Top 2D : 03 17 29 37 42
Cadangan 2D : 52 69 73 87 92
TOP SHIO : Kerbao Kelinci Tikus
COLOK BEBAS : 2 3 9
AS : 0 1 4
KOP : 5 6 8
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Ganjil
Namaku Wawan. Aku bekerja sebagai
penulis lepas di berbagai media cetak. Aku akan menceritakan pengalamanku yang
berhubungan dengan dunia lesbian.
Suatu ketika aku pergi ke luar
kota dengan kendaraan sendiri. Di tengah perjalanan dadaku merasa sesak. Aku
menghentikan mobilku ke pinggir jalan. Waktu itu hampir pukul 8 malam. Keadaan
di sekeliling adalah persawahan yang gelap dan sepi. Hanya ada sebuah rumah
agak jauh di depan. Ada papan namanya. Yang bisa kubaca hanya ‘Jam praktek 17.00-21.00’.
Dari situ aku bisa tahu kalau itu rumah dokter.
Aku jalankan mobil sampai depan
rumah itu. Ternyata benar. Dokter Merry. Aku turun dan langsung masuk dengan
membuka pintu yang setengah terbuka. Aku terkejut. Dua orang wanita saling
berpelukan. Memang saling berpelukan tidak akan mengejutkan. Tetapi yang
mengejutkan adalah mereka berdua dalam keadaan telanjang.
Aku sengaja terbatuk. Salah satu
dari mereka malah mengajak aku untuk bergabung. Kalau dadaku tidak sakit,
mungkin aku langsung saja buka semua pakaian. Tapi sekarang aku datang dengan
keluhan. Mereka berdua akhirnya sadar. Mereka berdua cepat mengenakan pakaian
tanpa memakai pakaian dalam yang berserakan di lantai.
Sang dokter yang bernama Merry
sudah berusia sekitar 32 tahun. Tingginya sekitar 158 cm dan beratnya sekitar
51 kg. Kulitnya putih mulus dan di telinganya tergantung sebuah kacamata minus.
Rambut hitamnya lurus dan panjang.
Perawatnya. Namanya Emma. Usianya
sama denganku. 22 tahun. Tingginya sekitar 155 cm dan beratnya sekitar 45 cm.
Kulitnya sawo matang sama denganku. Rambutnya lurus dan hitam terpotong pendek
ciri khas seorang perawat.
Ketika diperiksa, aku berpikiran
untuk mengundang mereka berdua ke Yogya. Aku ingin melihat langsung
percumbuannya. Hanya melihat. Tidak bergabung dalam percumbuannya. Kuutarakan
hal ini setelah selesai diperiksa. Mereka berdua setuju. Kami saling bertukar
nomor telepon.
Akhirnya kami bertemu di sebuah
hotel berbintang di kota Yogyakarta. Malam itu aku melihat langsung mereka
berdua bercumbu di kamar hotel tersebut. Mereka melakukannya seolah-olah tidak
ada orang yang melihat. Kurekam dengan handycam setelah minta ijin mereka
berdua. Aku juga minta ijin untuk menyebarluaskan permainan mereka sebagai
sebuah VCD porno. Dalam waktu dekat pembaca mungkin bisa mendapatkannya di
pasaran dengan judul yang sama dengan judul diatas. Kupilih judul itu karena
pengambilan gambar dilakukan pada cahaya lampu yang berintensitas kecil atau
samar-samar.
Pada awalnya mereka berdua dengan
menari-nari melepaskan satu persatu pakaian yang dipakai dengan iringan musik
lembut dari sebuah CD yang kuputar. Tidak lupa juga Merry melepas kacamata yang
dipakainya. Setelah mereka berdua telanjang bulat, iringan musik lembut
berganti dengan desahan-desahan kenikmatan.
Merry menghampiri Emma yang duduk
di kursi sofa. Diciumnya bibir Emma. Tangan kanan Emma membelai payudara kiri
Merry yang berukuran 34. Emma merubah posisinya dengan bertumpu pada kedua
tangan dan lutut. Dari belakang Merry membuka vagina Emma dan menghisap vagina
Emma dengan lidahnya. Lalu jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Emma.
Tangan kanan Emma meremas sendiri payudara kanannya yang berukuran 38.
Kemudian Merry menggesek-gesekkan
kedua payudaranya ke pantat Emma. Dia lalu duduk di atas pantat Emma dan
mengesek-gesekkan kedua payudaranya ke punggung Emma. Beberapa menit kemudian
Merry berdiri dan Emma kembali duduk. Emma duduk sambil tangan kanannya
membelai vaginanya sendiri sambil melihat Merry berdiri dan meremas-remas kedua
payudaranya sendiri bergantian.
Merry kemudian jongkok di depan
Emma. Dihisapnya vagina Emma dengan lidahnya. Emma memegang kepala Merry. Merry
sendiri juga mengocok vaginanya sendiri dengan jari tengah tangan kanannya dari
arah pantat. Emma merebahkan tubuhnya ke kursi sofa. Ditariknya Merry supaya
naik ke atas kursi sofa. Merry naik dan menyodorkan payudara kanannya ke mulut
Emma yang langsung menjilatinya sambil membelainya. Merry sedikit turun ke
bawah yang menyebabkan lidah Emma menjilati lehernya. Sementara payudara
kanannya masih dibelai dan diremas-remas oleh Emma. Merry membelai vagina Emma
dengan tangan kanannya.
Lalu Merry berdiri dan mengambil
segelas air dari meja. Emma juga berdiri dan merapat ke tubuh Merry. Payudara
kanannya dijilati oleh Merry yang payudara kanannya menempel di bawah belahan
kedua payudara Emma. Sedangkan payudara kirinya disambut belaian tangan kiri
Emma yang pinggangnya dipeluk oleh Merry. Emma menurunkan tubuhnya sedikit
sehingga mulutnya dapat menghisap payudara kiri Merry. Mulutnya setengah
terbuka menerima air yang ditumpahkan Merry ke payudara kirinya. Payudara
kanannya digesek-gesekkan ke paha kiri Merry. Emma lalu menjilati payudara kiri
Merry yang basah.
Merry menarik Emma untuk berdiri.
Diciumnya bibir Emma dengan penuh nafsu. Emma membalas dengan tak kalah
nafsunya. Mereka berjilatan lidah. kedua payudara mereka saling bergesekan.
Emma turun kembali dan langsung menghisap vagina Merry dengan lidahnya. Tangan
kanannya meremas-remas payudara kanannya sendiri.
Emma kemudian membimbing Merry
untuk tengkurap di meja dengan kedua kaki masih dibawah. Emma jongkok di antara
kedua kaki Merry dan mengangkangkan kakinya. Dihisapnya vagina Merry dengan
lidahnya dari belakang sambil tangan kanannya membelai paha kanan Merry.
Sedangkan Merry meremas-remas payudara kanannya sendiri. Lalu Emma ikut merapat
ke meja. Dari arah samping Emma mencium bibir Merry yang langsung dibalasnya
juga dengan ciuman. Payudara kanannya saling bergesekan dengan payudara kiri
Merry. Tangan kanannya membelai pantat Merry. Dia lalu berdiri di belakang
Merry. Digesek-gesekkan kedua payudaranya ke pantat Merry dengan sedikit
menurunkan tubuhnya.
Lalu Merry membalikkan tubuhnya.
Dibimbingnya Emma untuk duduk di meja. Merry lalu menjilati payudara kiri Emma.
Kedua kaki Emma menjepit pinggang Merry. Merry melanjutkan dengan menghisap
payudara kiri Emma. Kembali Merry menjilati payudara kiri Emma. Kali ini
dilanjutkan dengan menjilati leher Emma yang menengadahkan kepalanya. Emma
merebahkan tubuhnya ke meja. Merry naik ke meja dan menungging di atas kepala
Emma yang langsung menghisap vagina Merry dengan lidahnya. Emma sendiri juga
membelai vaginanya sendiri dengan kedua tangannya.
Emma bangkit dari posisi
tidurnya. Dia juga menungging dan menghisap vagina Merry dengan lidahnya dari
belakang. Setelah beberapa menit, dibaliknya tubuh Merry. Dihisapnya kembali
vagina Merry dengan lidahnya. Emma merasa lelah dan akhirnya dia merebahkan tubuhnya
di samping Merry. Merry merasa belum puas. Dia mencium Emma yang dibalas Emma
dengan ciuman pula. Kedua jari tengah tangan mereka mengocok vagina mereka
masing-masing.
Akhirnya mereka berdua berdiri.
Mereka berpelukan sambil mengesekkan vagina mereka. Kedua payudara mereka
saling menempel. Agak lama mereka dalam saling menggesek vagina. Lalu Merry
menjilati payudara kiri Emma.
Hanya sebentar. Lalu Merry
mengangkat tubuh Emma dan dibawanya ke tempat tidur. Diturunkannya tubuh Emma
di tempat tidur. Lalu dia memposisikan vaginanya supaya dihisap oleh Emma
dengan lidahnya. Merry lalu menurunkan pantatnya ke kedua payudara Emma.
Digeseknya payudara Emma dengan pantatnya. Dijitatinya juga lidah Emma yang
terjulur keluar. Jilatannya turun ke leher. Pantatnya juga semakin turun.
Vaginanya akhirnya bertemu dengan vagina Emma. Mereka saling menggesekkan
vagina mereka. Merry meremas kedua payudara Emma dengan kedua tangannya.
Dijilatinya juga kedua kedua payudara Emma bergantian. Jilatan lidahnya semakin
turun ke bawah dan menjilati pusar Emma.
Kedua tangannya masih meremas
kedua payudara Emma yang kelihatan sudah mencapai titik puncak kegairahan.
Lidahnya menghisap vagina Emma yang kedua tangannya sendiri mengganti kedua
tangan Merry dalam meremas payudaranya. Merry akhirnya juga telah mencapai
titik puncak kegairahan. Dia tertidur dengan kepalanya masih berada di atas
selangkangan Emma. Emma sendiri juga tertidur dengan kedua tangan berada di
kedua payudaranya sendiri. Tahu-tahu hari sudah pagi dan mereka berdua
berpamitan kepadaku untuk kembali ke tempatnya semula.
Demikian ceritaku. Mungkin
terlalu sederhana. Tidak seperti ketika menulis artikel untuk media cetak. Aku
berharap ada kaum lesbian yang mau kulihat langsung percumbuannya dan kalau
diijinkan bisa kurekam sebagai sebuah VCD porno dan disebarluaskan di pasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar