>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 3 4 7
Top 2D : 08 13 27 34 47
Cadangan 2D : 58 63 74 83 97
TOP SHIO : Kelinci Anjing Ular
COLOK BEBAS : 3 7 8
AS : 0 1 2
KOP : 5 6 9
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Ganjil
Pada suatu hari di kantorku,
ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan, tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari
lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan nih selama 2 hari
2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang berbau
seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik
kutelpon dia sekarang.
“Halo, selamat siang, bisa bicara
dengan Ayu”
Tak lama kemudian, “Halo Tono
sayang, ada apa nih”, Ayu bermanja-manja padaku.
“Enggak ada apa-apa, cuma pengen
ngajak kamu keluar makan siang nanti, bisa enggak nih”, tanyaku.
“Oh kalau itu sih pasti bisa,
kemana nih”
“bagaimana kalau di kantin deket
kantor kamu, oke??”
“Oke boss, saya tunggu yah, awas,
jangan sampe telat!”, sambil ketawa-ketawa.
“Bye” lalu Ayu menutup
teleponnya.
Lalu aku pun kembali bekerja,
tapi di kepalaku sedang terbayangkan kira-kira apa yang bakal aku belikan buat
dia nanti. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Wah, aku harus cabut
nih, tak boleh telat. Untung boss sedang keluar kantor, jadi aku tak perlu
minta ijin dulu.
Cerita Ngentot Ketika Kekasihku
ULTAH –Akhirnya sampailah aku di kawasan perkantoran di daerah Sudirman.
Setelah parkir, buru buru aku pergi ke kantin yang sudah dijanjikan. Kulihat
Ayu melambaikan tangannya dari jauh.
“Hai Ton!” Kami lalu mencari
tempat makan yang sepi, namanya juga berduaan, mana enak makan di tempat yang
rame banget. Setelah memesan makanan dan duduk di pojokan, lalu akupun berkata
“Eh, Yu, di kantor kamu lagi
banyak kerjaan nggak”
“Emangnya kenapa” Ayu terlihat
penasaran
“kalau enggak sibuk, bagaimana
kalau kamu minta cuti sama boss kamu selama 2 hari mulai tgl 12”
“Buat apa Ton, apa kamu sedang
merencanakan sesuatu?”
“Sesuatu yang akan membuat kamu
tergila-gila”
“Apa tuhh”
“Tunggu aja tanggal mainnya
sayang” sambil kucubit lembut pipinya.
Selesai makan, kuantar Ayu ke
kantornya, lalu akupun balik ke kantorku dan menyelesaikan pekerjaanku.
Kira-kira 2 jam kemudian, Ayu menelepon.
“Halo Ton, saya udah ngomong sama
bossa” katanya dengan suara lemas.
“Lalu apa katanya” tanyaku
penasaran.
“Saya tidak dapet cuti 2 hari”
“Yah payah boss kamu, Yu. Kalau
begitu nanti saya culik kamu pas harinya”
“Nah, kabar baiknya, saya dikasih
cuti 3 hari, ha ha ha, kena kamu”, Ayu tertawa terbahak-bahak.
“Hey, dasar kurang ajar kamu,
dasar setan cantik, ngerjain orang aja bisanya”
“Biarin, daripada kamu setan
jelek”
“Yah udah, entar surprisenya
kagak jadi deh”
“Jangan ngambek dong sayang,
setan cantik khan cuma bercanda”
“Yah udah, 2 hari lagi saya ke
tempat kamu abis pulang kerja”
“Oke deh, kutunggu dikau nanti,
bye bye sayang”
“Bye bye” “klik”, lalu aku
menemui bossku untuk minta cuti, dan untungnya dapet juga, mumpung bossku
mood-nya lagi bagus hari ini.
Tak terasa, 3 hari pun berlalu.
Sepulang kerja, kujemput Ayu di kantornya, lalu kami pergi ke supermarket untuk
membeli makanan selama 3 hari, soalnya kami merencanakan untuk tidak
kemana-mana selama liburan. Tidak lupa aku membeli madu 1 botol.
“Lho Ton, buat apa beli gituan”
Ayu menatapku dengan heran.
“Itu bagian dari surprise
tersebut, tunggu aja, yang pasti kamu bakalan merem melek nantinya” kataku
mantap.
“Wah, saya jadi penasaran nih
sama surprise kamu”
“Just wait ‘n see, honey” Selesai
belanja lalu kami bergegas menuju apartemen Ayu.
Sesampainya di apartemen, aku
langsung menarik Ayu menuju kamar mandi.
“Sabar dong boss, kayak enggak
ada hari esok aja” katanya manja.
“Ultah kamu khan hari ini, so
pasti memang tidak ada hari esok” kataku sambil melepas bajunya satu persatu.
Setelah ia bugil total, lalu
kujilat buah dadanya, mulai dari putingnya ke dasarnya. Kuhisap-hisap putingnya
dengan lembut.
“Ooohh Ton, enak sekali, teruss”
desah Ayu
Ketika Ayu ingin membuka bajuku,
kutahan tangannya.
“Sayang, buka dong, nggak adil
nih”
Lalu kulepaskan semua pakaianku
sehingga terlihat senjataku mengacung sangat tegak, ketika Ayu ingin meraihnya,
kukatakan padanya,
“Say, jangan dulu, hari ini kamu
akan menjadi ratu, biarkan daku melayanimu sampai puas”
Setelah itu, lalu kubasahi
seluruh badannya, dan kusabun seluruh lekuk tubuhnya, tak lupa buah dadanya
kuremas lembut lebih lama. Kuputar-putar putingnya, Ayu hanya bisa mendesah
nikmat. Lama juga aku bermain di dadanya, kira-kira ada 15 menit. Setelah itu
tanganku mulai turun ke selangkangannya. Kumainkan klitorisnya, Ayu semakin
mengerang hebat.
“Toonn, teerruss, teruss, auughh,
enak sekali, terruss”
“Ton, masukin dong penis kamu,
saya udah gak tahan nihh”
“Oh, yang itu nanti sayang, sabar
aja”
“Tapi saya pengen banget nih,
oohh”
“Sabar aja, pokoknya hari ini
kamu jadi ratuku, Aku bakalan membuat kamu orgasme ratusan kali selama 3 hari
ini”
“Saayy, tulang saya bisa copot
nih orgy ratusan kali”
“Biarin, salah sendiri punya body
seksi sekali”
“Ahh aahh aahh, seesstt, guaa
kayaknya pengen nyampe nih sayy” Ayu meracau tak menentu.
Kupercepat gerakan jariku
memainkan klitorisnya, sementara jariku yang lain sedang dihisap-hisapnya
seolah-olah ia sedang menghisap penisku.
“Aaarrgghh, I’m comminngg, honey,
commiingg, commiingg, ohh”
Pinggulnya bergerak maju mundur
sementara badannya melengkung kaku ke belakang, sepertinya Ayu sangat
menikmatinya.
“Ton, tadi rasanya enak sekali seolah
olah kamu lagi meng-onani vagina saya, ohh” Ayu mendesah pelan.
“Oh, itu masih belum apa-apa,
nanti masih ada lagi yang lebih hebat sayy ” kataku sambil meremas-remas buah
dadanya.
“Wah, mati aku deh, bisa bisa
nanti kagak bisa kerja”
Kubilas tubuhnya dari busa yg
masih melekat, terutama di bagian vaginanya karena banyak sekali cairannya yang
mengalir keluar. Setelah tubuh Ayu bersih, lalu akupun mulai menyabuni diriku
sendiri. Tapi tanpa kusadari tiba-tiba Ayu memelukku dari belakang dengan kuat
lalu satu tangannya menangkap penisku.
“Eh kenapa say, kan saya bilang
nanti” sambil aku melawan sedikit.
“Khan hari ini ultahku, kamu
mesti nurut sama saya, kalau kamu bisa bikin saya orgy ratusan kali, saya juga
mesti sedot sperma kamu sampai habis, baru adil” kata Ayu sambil menyeringai
manis.
“Ya udah deh, saya nyerah sama
ratuku, tapi bilas dulu dong sabunnya”
Lalu Ayu membersihkan sabun
terutama di sekitar penisku, lalu ia mulai mengocok-ngocok dan memainkan penisku,
kadang pelan kadang cepat, ia mengocok sambil matanya menatapku dan tersenyum
manis sekali.
“Bagaimana sayang, enak khan
seperti ini?” Ayu tersenyum manis sekali
“Ohh, aduuh, enak sekali sayang,
ohh, uhh, wajah kamu maniss sekali sayangku” kataku sambil menahan rasa nikmat
yang tidak terkira.
“Saayy, ganti dong pake mulut
kamu”
Lalu dia dekatkan kepalanya, dan
dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantananku dijilatinya perlahan, seolah
olah sedang menjilati es krim. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam aku.
Semilyard dollar.. rasanya.. wow.. enak sekali. Aku hanya bisa merem melek
menikmatinya sambil bersandar di bath tub. Lalu dikulumnya batang kejantananku.
Aku melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di
dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat
menghisap maju mundur.
Ayu memasukkan dan mengeluarkan
kejantananku dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik-turun. Gesekan-gesekan
antara kemaluanku dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan
tersendiri bagi diriku.
“Auuh.. aahh..” akhirnya aku
sudah tidak tahan lagi.
Batang kemaluanku menyemprotkan
sperma kental berwarna putih ke dalam mulutnya. Bagai kehausan, Ayu meneguk
semua cairan kental tersebut sampai habis.
“Duh, masa baru begitu saja sudah
keluar.” Ayu meledek aku yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.
“Yu.., saya.. udah 3 hari nih..
tidak bercumbu dengan kamu..” jawabku terengah-engah.
“Tapi lumayan banyak juga sperma
kamu, kayaknya boleh nih tiap 3 hari saya isep penis kamu, biar saya tambah
awet muda” katanya tanpa melepas pegangannya dari penisku.
“Whatever you want, my queen”
kataku sambil mencium bibirnya.
Lalu Ayu mulai menyabuni seluruh
tubuhku, terutama di sekitar penisku agak lama, sehingga mau tidak mau penisku
bangun lagi. Ayu mulai memainkannya lagi. Tapi aku tidak mau keluar lagi, jadi
harus kustop dia.
“Eh, Yu, stop dulu, entar saya
keluar lagi nih” kataku sambil menahan nikmat.
“Biarin aja, salah sendiri kenapa
penis kamu gampang terangsang” katanya sambil tertawa.
Lalu ia melanjutkan menyabuniku,
setelah itu ia membilas tubuhku, oh rasanya segar sekali, nikmat sekali rasanya
dimandikan oleh pacarku ini, sesekali ia menjilat-jilat kepala penisku,
sesekali ia menghisapnya, sambil matanya menatapku, oh manis sekali wajahnya.
Selesai itu, aku mengambil handuk mengelap seluruh tubuhku dan tubuhnya, tak
lupa aku melakukan gerakan memijat ketika sedang mengelap buah dadanya, ia
hanya bisa merem melek sambil mulutnya megap-megap Lalu kutarik dia ke
kamarnya, kuambil selimut baru lalu kugelar di atas lantainya. Kulihat Ayu
sepertinya penasaran dengan tindakanku ini.
“Lho Ton, ngapain kamu”
“Ini surprisenya, sayang, nah
sekarang kamu baring aja di atas selimut, saya ambil madu dulu”
“Wah kayaknya saya bakalan orgy
gila-gilaan nih”
“Iya say, tunggu aja” teriakku
sambil mengambil madu dari kulkasnya.
Sekembalinya ke kamar, kulihat
Ayu masih berbaring, lalu aku duduk di atas pahanya, kubuka botol madu lalu kutuang
di atas badannya, kulihat dia terkejut sedikit, mungkin akibat dinginnya madu
tersebut, kugosok-gosok madu tersebut di seluruh tubuhnya, terutama di buah
dadanya.
“Aaahh.. Ton.. sshhss..” erang si
Ayu ketika kuusap-usap permukaan dadanya rata terbungkus madu kecuali
putingnya.
“Sshh.. teruss.. Ton ciumin
dong..” Dia menggigit bibirnya sendiri.
Wah, ternyata dia suka
surprisenya, aku cium putingnya sambil memainkan lidahku melilit-lilit puting
merah muda itu, kemudian kugigit manja.
“Aahh.. sshhss.. aku mao keluar
Ton.. sshshh bagaimana nih..” erangnya.
Segera kugosokkan madu ke arah
paha dalamnya secara perlahan terus sampai mendekati daerah lipatan yang sangat
hangat itu.
“Ahh.. sshshs.. Ton.. jilat
dong.. udah nggak tahan nih.. ss..” lirihnya.
“Sshh hmm.. kok diam.. please..”
rengek Ayu.
“Tunggu ya..” jawabku.
Kemudian segera kujilati lubang
kemaluannya sambil mengusap-usap payudaranya, dan mulai kujilati bibir luar
vaginanya
“Ahh.. Ton.. terus sshh.. kamu..
di situ.. sshh,” erangnya.
Dengan lidah kukait-kait
klitorisnya sambil kutelusuri garis bibir vaginanya. Sambil menggoyangkan
pinggulnya kiri-kanan Ayu berkata,
“Yess.. di situ.. ahh.. sshs..”
katanya ketika mulai kuhisap dan menjilati klitorisnya.
Setelah membesar, aku
tusuk-tusukkan lidahku di liang senggamanya tetapi tak kuduga reaksinya.
“Aahh.. shshshsh mmhh ss.. teruss
hhmm,” Ayu menggelinjang-gelinjang sambil memaju-mundurkan pinggulnya,
vaginanya seolah-olah merebut lidahku untuk masuk lebih dalam kerongga nikmat
itu, sementara batang kemaluanku sudah merah padam dari tadi ingin segera
menggantikan lidahku.
“Ahh.. teruuss.. teruuss.. lebih
cepaat.. ssh..” gelinjang Ayu semakin cepat.
“Shshss.. aku hampiirr.. shshh..
mmyamyam memem.. ss,” suaranya semakin kacau.
Pantatnya semakin cepat mengocok
lidahku, sehingga selimut di lantai itu berantakan. Ketika gerakan lubang
kemaluannya makin rutin, segera kuhentikan dan kutarik lidahku, terlihat alis
si Ayu mengkerut seperti sedang bertanya-tanya, sementara dadanya masih
naik-turun dengan cepat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, secepatnya kuposisikan
kepala penisku ke lubang hangat dan basah itu.
“Ahh.. sshsh mm..” erang manja si
Ayu. Memang penisku tidak terlalu besar, hanya kepalanya agak besar dan
melengkung ke atas seperti terompet tapi panjang.
Badan Ayu menjadi kaku seakan
menantikan sesuatu
“Rileks sayang.. sebentar kita
lanjutkan perasaanmu,” bisikku.
Kemudian kudorong perlahan kepala
penisku. Setelah kepala penisku masuk, secara bertahap kudorong batangku agak
dalam, kutarik lagi sedikit, dorong lebih dalam, tarik sedikit, sampai..
“Bluess.. duk..” kiranya sudah mentok kebentur ujung rahimnya, padahal belum
semuanya masuk lho. Terasa di tangan kiriku kira-kira masih tiga lebar jariku
tapi efeknya
“Ssshh.. mmhh.. aahh.. auh!”
jerit tertahan Ayu.
Kurasakan agak banjir di dalam
sana dan jepitan di sepanjang kepala penis sampai hampir seluruh batangku itu
makin erat.
“Ahh.. ssh shshss..” aku coba
konsentrasi karena vagina yang nikmat dan sangat sempit ini mencoba menarik
semua spermaku sehingga kepala penisku membesar dan berdenyut-denyut menahan
kenikmatan yang nyaris memancar.
Kemudian aku coba goyang secara
perlahan, makin lama makin cepat. Kupraktekkan rumus ini-itu sambil membuatnya
menikmati setiap gesekan penisku serta mengalihkan pikiranku untuk melupakan
nikmatnya lubang kemaluan Ayu, sempitnya vaginanya. Tubuhnya yang sempurna,
payudaranya yang ranum dan kencang yang tertekan dadaku.
“Ouch.. sshh.. hemm..” sulit
rasanya menghadapi kenyataan nikmat ini, apalagi setelah puncak kenikmatannya
yang tertunda itu kembali melanda Ayu, ini terbukti dengan goyangan pinggul dan
pantatnya berputar dan sekarang maju-mundur, menentang setiap gerakanku yang
semakin cepat tusuk dan tarik.
“Aahh..”
Kucium dan kulumat bibirnya,
kulilit lidahnya, kulihat dia tidak bisa menahan kenikmatan yang melanda itu,
sehingga Ayu pun membalas ciumanku dengan ganasnya. Geregetan, rangsangan,
kenikmatan, itu yang mungkin ada di pikirannya.
Setelah hampir setengah jam kami
goyang (kurasa Ayu sudah mau orgasme) dan akhirnya vaginanya mulai menjepit dan
mengurut penisku cepat sekali. Dengan nafasnya yang memburu dan gerakan
pinggulnya,
“Aaahh.. aku.. keluar.. sshhmm..
aku keluar sayang.. sshs hh shsh,”
Ayu mulai meracau tidak karuan
sambil kakinya melingkari pinggangku dan menekan pantatku keras seakan-akan dia
sanggup menelan penis panjangku sehingga kurasa bahwa setiap kutusuk vaginanya
terasa ada benturan dan terus memutar di ujung dalam kenikmatannya.
“Sshshs aasshh.. enak sekali..
sshh.. aduhh.. sshshsh..” jerit tertahan Ayu.
Aku pun semakin mempercepat
gerakanku, aku goyang dan memaju-mundurkan agak kasar liang vagina sempit ini,
“Duk..bluess.. duuk.. bluess..”
kulihat pangkal penisku agaknya nyaris semuanya masuk,
“Sssh shh shh.. teruss.. Ton..
sshh,”
“Aku puas.. sshh hmm.. Ton..
cepat.. sshh,” lanjutnya.
“Tubuhmu seksi.. dan sempurna..
sayang..apa boleh..” aku berbicara ngos-ngosan.
“Di.. dalam.. saja.. shsh shh
mmhh..” Ayu memotong sambil menaikkan pinggulnya sambil menekan pantatku serta
membenamkan seluruh penisku seluruhnya
“Aaahh.. ssmmhh hhmm..”
Kurasakan vaginanya
berdenyut-denyut keras membuat suara becek goyangan kami yang makin keras.
Aku sudah tidak kuat lagi, ilmuku
seakan hilang, kesadaranku melayang. Kemudian sambil melenguh kutarik
pinggulnya lengket ke pangkal penisku dan kujilat serta kugigit putingnya,
kulepas semua spermaku,
“Aaahh.. sshh..”
“Crot.. crot.. crot..” Hampir
enam atau delapan kali semprotan maniku melesat ke dalam rahimnya.
“Aaahh ss mm.. hmm.. enak..
hangat..” Ayu mengerang-erang, sambil terus menggoyangkan pinggulnya
berputar-putar.
Dalam keheningan nikmat,
kubiarkan penisku di dalam vaginanya yang masih terasa sempit, kucium lembut
bibirnya dan Ayu pun membalas manja, kemudian kutatap matanya sambil tersenyum.
Sambil bersikap manja Ayu memeluk diriku serta menggigit hisap leherku. Wah..
merah nih jadinya.
Aku kemudian mengangkat tubuhnya
dan mengajaknya ke balkon untuk cari angin.
“Mau ngapain di balkon Ton?”,
tanya Ayu terheran-heran.
“Aku pengen menutup surprise-ku
dengan mandi’in kamu”, kataku lagi.
“bagaimana mandi’innya?, tanya
Ayu tambah heran tapi nurut saja ketika kurebahkan tubuhnya di atas kursi
panjang tanpa senderan di balkon yang sepi itu. Tanpa menunggu lama, segera
kuakhiri surpriseku dengan mandi kucing, yaitu dengan menjilat-jilat lembut
seluruh permukaan tubuhnya yang bermandi peluh bercampur madu dan berkilat
terkena sinar rembulan yang membuatnya makin indah dengan posisinya yang
menelentang pasrah itu. Ayu senang sekali dengan perlakuanku itu, dan sambil
mendesah kenikmatan dia berkata,
“Ton, kalau bisa kamu
sering-sering nginap di sini, saya suka dijilati seperti ini.”
Kira kira ada 10 menit aku
menjilatnya, lalu kugendong dia ke kamar mandi, dan kami pun saling
membersihkan badan, saling menggosok satu sama lain. Setelah selesai, kami pun
masuk ke kamarnya, karena sudah lelah sekali kami tidur nyenyak sambil
berpelukan dalam keadaan bugil.
Keesokan paginya, antara sadar
dan tidak, aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh pada diriku. Ketika kubuka
mataku, eh, ternyata Ayu sudah bangun, dan lebih kaget lagi kulihat Ayu sedang
menghisap-hisap penisku. Melihatku sudah bangun, Ayu berhenti sejenak dan
tersenyum.
“Selamat pagi kekasihku,
bagaimana tidurnya” tanya Ayu manja sambil tangannya tetap mengocok penisku.
“Wah enak banget, tapi kok kamu
curang sih, saya khan nggak ngerasain isepan kamu waktu tidur” kataku sambil
mengusap-usap buah dadanya.
“Abis kamu tidurnya lelap sekali,
saya kagak tega bangunin kamu, tapi siapa tahu kamu mimpi lagi diisepin ha ha
ha” ia tertawa sambil terus mengocok penisku.
“Eh Ton, kok waktu kamu tidur,
saya ngocokin kamu kok penis kamu bisa bangun sih”
“Ya bisa lah yaw, namanya juga
penis orang, emangnya penis plastik, bisa aja kamu, tapi terusin dong pake
mulut kamu, Yu”
“Oooke boss, tapi kalau kamu mau
keluar, bilang yah”
“Lho, emangnya kenapa?” tanyaku
heran.
“saya mau pake sperma kamu buat
olesin muka dan dada saya, biar kulit saya tambah kencang”
Lalu Ayu kembali mengkaraoke
penisku, oh, rasanya nikmat sekali, sesekali ia menatapku sambil tersenyum
manis. Mulutnya bergerak maju mundur, sambil lidahnya menggelitik lubang
kencingku, rasanya geli-geli nikmat. Tak lama kemudian, aku merasa akan keluar lagi.
“Yu, saya mau keluar lagi, ohh
aduuh” kataku sambil menahan gemuruh di dadaku.
Langsung ia mengganti tangannya
untuk mengocokku, dan akhirnya, “Aduuh ohh, Yu terruuss, enaakk”
Penisku akhirnya memuntahkan
sperma, tapi tidak sebanyak kemarin, dan Ayu langsung mengarahkan dadanya ke
penisku, sehingga dadanya terkena muncratan spermaku, langsung dia oleskan ke
seluruh permukaan dadanya.
“Yaahh Ton, kok dikit banget
sayang, muka saya kagak dapet nih” Ayu sedikit merenggut.
“Abis tiap hari bercumbu terus sih,
ya udah sayang, mumpung penis saya masih tegak, sekarang kamu nunggangin saya
aja, khan kamu dapet enaknya juga”
“Nah begitu dong Ton, itu baru
namanya pacar saya” Ayu tersenyum lagi.
Lalu ia duduk di atas pahaku
sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Perlahan tapi pasti, penisku
mulai memasuki lubang kenikmatannya. Aku sendiri heran juga kenapa hari ini
penisku perkasa banget, tapi aku tidak memikirkannya lagi, yang penting
enaknya, bung. Ayu sendiri mulai bergoyang-goyang sambil meracau tak menentu,
seolah olah sedang menunggang kuda, sementara aku meremas remas dadanya yang
bergerak naik turun. Lumayan lama juga aku bertahan, kira kira ada satu jam,
sementara kulihat Ayu sepertinya sudah orgasme 2 kali, tapi kulihat Ayu tidak
berhenti juga, mungkin dipikirnya kapan lagi bisa dapat kesempatan seperti ini.
Tak lama kemudian, setelah Ayu orgasme ketiga kalinya, barulah aku mulai
merasakan akan orgasme.
“Yu, bangun sayang, saya udah mau
keluar nih”
Langsung Ayu bangun dan
mendekatkan mukanya ke penisku sambil tangannya mengocokku. Dan akhirnya,
“Aaarrgghh, aduuh, haahh” aku
ngos-ngosan menahan nikmat.
Akhirnya penisku menyemprotkan
spermanya ke wajahnya, lalu ia menggosoknya ke seluruh wajahnya sampai rata.
“Terima kasih sayang, saya puas
banget hari ini, saya tidak menyangka bisa orgy sampe 3 kali, kamu perkasa
sekali” kata Ayu sambil berbaring memelukku.
“Abis bodi kamu seksi banget sih,
terutama dada kamu, apalagi pas lagi nunggang saya, kelihatannya seperti dewi
dari langit yang lagi goyangin saya.”
“ah ah, bisa aja kamu” kata Ayu
sambil mencubit hidungku.
Tanpa terasa, kami tertidur lagi
sambil berpelukan, mungkin saking lelahnya bersenggama tanpa henti.
Begitulah seterusnya, setiap ada
waktu kosong aku dan Ayu langsung main lagi, seolah-olah nafsu kami tidak
pernah terpuaskan. Selama 3 hari yang kami lakukan hanya makan, main, tidur.
Selama 3 hari itu pula kami seperti Tarzan dan Jane, bugil terus. Rasanya anda
para pembaca bisa membayangkannya sendiri bagaimana nikmatnya hidup seperti
itu. Tapi yang paling penting bagiku adalah cintaku padanya dan cintanya
padaku, walaupun aku masih belum tahu sampai kapan kami bisa hidup bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar