>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 2 6 3 8
Top 2D : 02 16 26 38 42
Cadangan 2D : 56 63 78 82 96
TOP SHIO : Kelinci Tikus Kuda
COLOK BEBAS : 2 3 6
AS : 0 1 4
KOP : 5 7 9
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Masih ingat sama saya ? Nama saya
Vito, 35 tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya
dengan kakak beradik Mirna dan Rere. Sekarang saya sudah tidak pernah bertemu
mereka lagi, karena sehubungan dengan Andre -suami Mirna- yang dipindah
tugaskan ke Jawa Timur, beserta keluarganya tentu saja. Kepindahan Mirna,
sekitar 2 bulan lalu itu, tentu saja membawa dampak yang kurang baik bagi saya.
Bagaimana Tidak ? selama hampir 5 bulan hubungan kami, saya mendapatkan
pengalaman sex yang amat sangat indah dan hebat. Sekarang ? Ya,… saya terpaksa
?bertugas? lagi dengan Jenny, istri saya.
Tapi, saya punya pengalaman unik
lagi. Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya
memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta
putrinya yang masih kelas 2 SMP. Ceritanya begini,…
Waktu itu saya berenang di kolam
renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat
itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam
renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak
perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun. Karena gadis
itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu,
badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang,
swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang
menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ?adik kecil?
saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal
ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.
Eh,…ngak disangka-sangka, si anak
kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang ?Om, mau main
bola sama Grisa gak ??
?Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama
kakakmu ya ?? tanya saya gugup.
?Iya,… itu kakak !? katanya
sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata,
gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru kelas 2 SMP. ?Mmh, Revi cuma
berdua sama Grisa ?? tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana.
?Nggak Om, kami sama mami. Mami
lagi senam BL di Gym diatas!? kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country
Club. ?Ooo,… sama maminya, toh? kata saya,?Papi kamu ndak ikut Rev ??
?Nggak, Papi kan kalo pulang
malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener? katanya
lucu.
Saya tersenyum sambil memutar
otak untuk dapat berkenalan sama maminya, ?Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo
ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami
kamu, boleh kan ??
?Boleh-boleh aja sih Om. Tapi,
rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan
McD.?
?O,.. ya udah ndak apa-apa. Om
boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yang menjawab si kecil Grisa,
?Boleh,… Om boleh ikut,….”
Sekitar ½ jam kami mengobrol,
mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur
tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang
besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita,
kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua
berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali
melirik ke saya. Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,…
20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah
ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan
dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan
ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan
Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.
Waktu itu sudah hampir jam 8
malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan
Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.?Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??,
tanya saya.
?Anu mas,… dia kontaraktor di
sebuah perusahaan penambangan gitu,? jawab Imel ogah-ogahan.
?Iya Om, jangan nanya-nanya
Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,? timpal Revi, yang memang
kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.Mendengar Revi bicara seperti itu,
Imel agak kaget, ?Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku
ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
?Iya deh, aku nggak nanya-nanya
lagi,…? kata saya sambil tersenyum.?Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ?? tanya
Imel sembari bangkit dari sofa, ?Kopi mau ?
?Eh,… iya deh boleh,… ? jawab
saya.Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi.?Ini
kopinya,…? katanya sambil tersenyum. Revi yang sedang nonton TV, dengan mimik
berharap tiba-tiba berkata, ?Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam
?? Imel yang ditanya, menjawab dengan gugup, ?Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi
emangnya Om Vito mau ?? Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya,
?Yah,… mau sih,… ?
Singkat cerita, waktu sudah
menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata, ?Mas
Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ??
?Eh, iya,… ? jawab saya, ?kamu
ndak tidur Rev, kan besok sekolah ???Mmh, belom ngantuk,… ? jawabnya lucu.Tak
lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya
yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string
dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget
melihat maminya memakai baju se-sexy itu.?Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho,
gak sopan banget.?
?Gak papa Rev?, mami udah lama
nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,? kata Imel sambil tersenyum ke arah
saya, ?Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ??
Saya yang masih terkagum-kagum
dengan kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa lagi.? Rev? kamu tidur
sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om
Vito,… sana tidur!? kata Imel.Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba
tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong, ?Iya, Rev? besok telat masuk sekolahnya,…
kamu tidur duluan sana.?Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur, ?Aaahh,…
mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…? tapi dia masuk juga ke
kamarnya.
Setelah ditinggal Revi, saya
mulai melakukan agresi militer.?Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu
tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak
takut apa kalo? aku apa-apain ? ?Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju
ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih
memilih sekretarisnya itu,? kata Imel dengan mimik muka sedih.?Berarti suami mu
itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus,
kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu
ndak boleh keluar kamar,? kata saya bercanda.
?Dan lagi kamu punya ?itu?
mengkel banget,…?Si Imel menatap saya dengan wajah lugu, ?Itu apa mas ???Mmh,
boleh aku jujur tidak ???Boleh,… ngomong aja ??Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel
banget, dan lagi aku yakin kalo ?anu?mu pasti seukuran satu sendok makan? kata
saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.?Ooo,… ini,? kata Imel
sambil memegang buah dadanya sendiri, ?Mas Vito mau ? terus apaku yang
seukuran…?Belum selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong dengan
memegang dan mengelus kemaluannya, ?Ini,.. mu,… buka dong bajumu !? kata saya
asal.
Imel yang sepertinya sudah
setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil
mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Imel
dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya
lucuti.?Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…? kata Imel tanpa
memberi saya kesempatan bicara, Imel langsung melepas baju dan celana serta
celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang
sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di
bawah saya dan mengulum si ?adik? dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian,
dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan
setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.
Imel saya suruh terlentang di
karpet dan membuka kakinya, ?Veggy?nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan
gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya
yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit
kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan
posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat
jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya pegang pantatnya
dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya
liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali,… dia orgasme,
tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan
tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak
sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya
tanya : ?Mel, aku mau keluar,… dimana nih ??Di tengah cucuran keringat yang
amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling ke arah saya, ?Di dalam aja mas !
biar lengkap ?Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam
liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.
Setelah itu, kami duduk di sofa
sambil dia saya suruh menjilati ?Mr. Penny? saya. Hisapan Imel tetap tidak
berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ?Mr.
Penny? saya.Sekitar 5 menit, Imel menikmati si ?vladimir?, sebelum dia akhirnya
melepaskan hisapannya dan bangun.?Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,? katanya,
?Aku mau nyuci ?ini? dulu,? sambil dia mengelus vaginanya sendiri.?Ya,… jangan
lama-lama,… ? kata saya.Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan
saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya
sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.?Loh, Rev… kamu belum tidur ??
tanya saya setengah panik.?Belum.? Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya,
sementara saya berusaha menutupi ?Mr. Penny? saya dengan bantal sofa. ?Om, tadi
ngapain sama mami ?? tanyanya lagi.?Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ? belum
selesai saya menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.
Dia kaget sekali melihat Revi ada
di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang
menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Imel berkata,
?Rev kamu ngapain, kok belum tidur ??Revi berpaling menghadap Maminya, ?Aku
nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ??Akhirnya
saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping saya, dan
Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.?Revi, kamu kan tahu, Papi sama
Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami
sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap
malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,? kata saya sambil melirik
Imel yang terlihat sudah agak santai. ?Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami
minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.?Revi terlihat sedikit bingung,
?Hal itu hal apa Om ??Di sini, Imel mencoba menjelaskan, ?Rev, Mami jangan
disalahin ya,…Revi sayang Mami kan ??Revi tersenyum, ?Iya lah, mi. Revi
saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain
??Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang cukup besar, ?Om
Vito sama Mami lagi making love.
Kamu tahu artinya kan ???Mmh,…
iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat,? jawab Revi.Wah,…
kaget sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel
mengangguk mengerti. ?Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ??
tanya Imel.Revi menjawab dengan polos, ?Iya mau. Dan kalau Om Vito mau
ngajarin, Revi juga mau diajarin,… biar bisa?. Saya beneran seperti ketiban
durian runtuh, ?Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo
Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.?Revi merajuk, merayu Maminya,
?Mi, boleh ya ??Imel ragu-ragu menjawab, ?Kamu lihat aja dulu deh ya ?!?Sambil
tersenyum Revi menjawab, ?Iya deh,…,? senang sekali ia.
Setelah itu, Revi saya suruh
mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius,
ketika saya ?memamerkan? batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo
ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu
itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap
lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk
duduk mendekat disamping saya.?Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?? kata saya.
Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati ?Mr. Penny? saya. ?Revi
sudah pernah ciuman belom ?? tanya saya.?Belum Om.??Mau Om ajarin ndak ?? tanya
saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.?Mau !? jawabnya
singkat.?Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin
ya ?!?Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang
sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya,
Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.
Imel terus menghisap batangan
saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah
dada Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah
cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya
memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel
berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna
hijau muda. Revi menurut aja ya sama Om Vito ?kata Imel. Sementara saya
meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk menggenggam batang ?Mr. Penny?
saya.?Rev, sekarang kamu jongkok disini ya ? kata Imel, ?Kamu hisap ?Mr.
Penny?nya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu
kehabisan nafas, ? Imel tersenyum sayang kepada Revi, ?Kadang di lepas, terus
di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ??Revi menjawab singkat,
?Bisa, mam ?Saya mengarahkan si ?adik? ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya
yang hitam legam. ?Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !? Revi
tersenyum.Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan
instruksi.
Tak lama setelah itu, saya
menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat,
tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan
itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan
jilati saja ?Veggy? muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel
menyuruh Revi istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa
berbasa-basi, Imel langsung menduduki ?Mr. Penny? saya, dan mulai melakukan
gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai ?Mr. Penny? saya,
saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di
karpet, dengan Imel masih menduduki si ?adik?, kali ini dia membelakangi saya.
Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya
menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi ?Veggy?nya di mulut saya. Sambil saya
remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya
sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke ?Veggy?nya
dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan,
sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.
Saya mulai serius menanggapi
Imel. Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Imel,
sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam
dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa
dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu juga saya.
Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam
liang kemaluannya. Setelah melepas si ?vladimir?, Revi saya suruh
menjilatinya.?Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?? protes Revi.Imel sambil
terengah-engah menjawab, ?Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ? Mami bagi
dong ?!?Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati ?Mr.
Penny? saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang
dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan ?Mr. Penny? dan menjilati
sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang seperti
mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan
maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman
dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa
beban.
Sekali dua kali, kami masih
sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan
Revi, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau
dengan Imel,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah
restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah suatu saat,
ketika saya dan Imel sedang ?perang alat kelamin? di kamar mandi rumahnya
(tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan
saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya
(walaupun tidak dijawab, karena sedang ?sibuk? ?Mami diapain Om Vito, kok
teriak-teriak ?? katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya
senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma
di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau
membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revi untuk menjilatinya).
Kami masih sering melakukan itu
sampai sekarang. Untuk yang satu ini, saya tidak mau berbagi rezeki dengan
teman kantor saya, tidak seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar