>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 5 2 4 6
Top 2D : 04 16 25 32 46
Cadangan 2D : 52 64 76 85 92
TOP SHIO : Kelinci Anjing Ular
COLOK BEBAS : 2 5 6
AS : 0 1 3
KOP : 7 8 9
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Genap
Kisah ini bermula dari pesta
perkawinanku di tahun 1999. Sebut saja namaku Iwan, aku berumur 27 tahun ketika
kisah ini terjadi. Aku menikah dengan pasanganku, sebut saja dia Anita, di
sebuah hotel berbintang 5 di kota “Y” (nama kota kusamarkan).
Aku ingat ketika pesta
berlangsung, undangan begitu banyak yang hadir, suasana begitu meriah. Suatu
ketika tanpa sengaja mataku menangkap sesosok wanita yang sangat menarik.
Wajahnya cantik, rambut disemir sedikit warna pirang sehingga kulitnya yang
putih semakin kelihatan mencolok di antara undangan yang lain. Ditunjang dengan
bentuk badan yang padat serta proposional dan dibalut pakaian yang seksi,
mataku seakan tak bisa lepas darinya. Tentu saja aku memperhatikannya secara diam-diam.
Belakangan aku sadar bahwa dia datang bersama suaminya. Sesudah pesta berakhir
aku mendapatkan kesempatan untuk melihatnya dari dekat ketika para undangan
bersalaman dengan kami. Wajahnya memang cantik dengan senyum menawan dan
tatapan matanya sangat menggoda. Daya tariknya yang dipancarkan dari wajahnya
sangat kuat sehingga pikiranku melantur seketika.
Pukul 21.30 semua undangan sudah
pulang, kami bersantai dengan saudara-saudara di kamar hotel sambil
menceritakan pengalaman-pengalaman lucu di hari yang istimewa ini. Pukul 23.00
semua saudara-saudara pamit ke kamar masing-masing dan memberikan kami kesempatan
untuk beristirahat. Sambil menunggu Anita membersihkan diri, aku membuka amplop
sumbangan satu-persatu sampai suatu ketika aku memperhatikan ada sebuah kartu
nama dengan catatan samar-samar di belakangnya, “Call me: 081-xx-xx”. Tentu
saja kartu nama tersebut kusimpan secara khusus agar tidak terlihat oleh Anita.
Setelah semua amplop sumbangan kukumpulkan, aku menyusul Anita yang sedang
mandi dan kami pun mandi bersama.
Malam itu dan beberapa malam
berikutnya kami habiskan dengan penuh gelora asmara. Kami bercinta dengan
berbagai macam variasi, dengan tempat yang berbeda-beda, di sofa, kamar mandi,
ruang tamu, dapur dan semua tempat yang memungkinkan di kamar hotel tersebut.
Kami memang menginap di Honeymoon Suite yang menyediakan kamar tidur, ruang tamu,
dapur dan ruang santai.
Dua minggu setelah pesta
penikahan kami, aku baru teringat dengan kartu nama yang kuselipkan di
dompetku. Dengan rasa penuh penasaran aku pun menghubungi nomor di balik kartu
nama tersebut. Setelah beberapa kali nada panggil, panggilanku diterima. Aku
mulai bicara,
“Hallo, apakah saya berbicara
dengan nona Sandra?”.
Suara wanita di seberang sana
menjawab dengan lembut,
“Ya, saya sendiri. Siapa ini?”
“Saya Iwan, saya yang menikah 2
minggu lalu dan saya mendapatkan kartu nama anda dengan catatan khusus di
belakangnya,” godaku.
Sandra tertawa renyah dan tanpa
terasa obrolan pun mengalir dengan lancar seolah kami sudah berteman lama. Dari
obrolan di telepon selama hampir 30 menit aku pun mengetahui bahwa Sandra
adalah wanita yang selalu kuperhatikan secara khusus waktu pesta dulu. Sandra
merupakan seorang eksekutif yang bekerja di sebuah perusahaan asing di kota “S”
dan dia baru berusia 25 tahun. Perusahaan tempatnya bekerja sering mengadakan
promosi di kotaku, dan Sandralah yang ditugaskan untuk hal itu. Kami pun
berjanji untuk saling menelepon dan bertemu jika Sandra ditugaskan di kotaku.
Seminggu setelah telepon
pertamaku handphone-ku berbunyi. Sandra menelepon dan mengabarkan bahwa dia
sedang berada di kotaku untuk 3 hari promosi. Sandra baru tiba di sebuah hotel
dan akan mulai bekerja pukul 14.00 siang ini juga. Aku memberanikan diri untuk
bertanya apakah aku bisa menemuinya sebelum jam 14.00. Sandra berkata bahwa dia
tidak keberatan dan ingin segera bertemu. Aku pun segera berangkat ke hotel
tersebut dan menemui Sandra yang sudah menungguku di coffe shop hotel. Sandra
mengenakan rok mini hitam dipadu dengan blazer sewarna serta kemeja warna putih
tipis sehingga menampakkan bayang-bayang BH-nya yang berwarna hitam. Kami
berbincang dengan akrab dan Sandra menawarkan untuk mengunjungi kamarnya di
lantai 2 hotel tersebut.
Sampai di kamar Sandra melepaskan
blazernya sehingga yang terlihat olehku adalah sosok tubuh wanita yang sangat
menggiurkan. Sebagai gambaran Sandra tingginya 165 cm dengan berat seimbang.
Badannya padat, dengan payudara 36B. Tanpa sadar hal itu membuat batang
kemaluanku berdiri seketika. Kami duduk berdampingan di ranjang yang berukuran
king size. Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya dan mengambil kesempatan
pertama untuk mencium pipinya untuk melihat reaksinya. Ternyata Sandra tidak
menunjukkan reaksi menolak dan aku pun mulai berani. Kami berciuman bibir dan
aku terkejut karena secara agresif dia mengeluarkan kemampuannya dengan French
Kiss. Kami saling memasukkan lidah kami ke mulut masing-masing dan tanganku
mulai menjalar ke bagian tubuhnya yang menonjol. Aku meraba payudaranya
perlahan-lahan. Diawali satu tangan dan disusul tangan satunya lagi. Sandra
mulai mendesah, apalagi setelah tanganku menaikkan rok mininya dan meraba
bagian luar kemaluannya. Aku mulai melepaskan pakaiannya dan dengan perlahan
mencopot BH hitamnya disusul dengan rok mininya sehingga yang telihat olehku
sekarang adalah pemandangan yang sangat luar biasa. Kemolekan seorang wanita yang
dianugerahi kulit putih bersih, payudara yang kencang dan montok dengan puting
kemerahan.
Celana dalamnya warna hitam
dengan bahan transparan sehingga terlihat samar bulu kemaluannya yang tipis
rapi. Aku segera menjulurkan lidahku ke puting payudaranya, bergantian kanan
dan kiri, bermain di seputar aerola-nya, membasahi putingnya yang kemerahan
itu. Putingnya mengeras sehingga membuatku semakin bernafsu. Tanganku perlahan
menurunkan celana dalamnya dan aku mengusap bibir kemaluannya yang sudah basah
secara hati-hati karena takut menyakitinya. Jari tengahku kutekan di
tengah-tengah antara bibir kemaluannya sehingga sewaktu bergerak naik turun
menyentuh klitorisnya. Dia menggelinjang nikmat dengan desahan panjang dan
tangannya menarik dan mengacak-acak rambutku. Aku menurunkan lidahku dari
puting payudaranya, perlahan menyusuri bagian perutnya, bermain sebentar di
sekitar pusarnya sehingga membentuk garis basah seperti aliran sungai. Kedua
tanganku bermain di payudaranya, memilin halus puting yang sudah sangat keras
tersebut. Sekarang wajahku sudah menghadap kemaluannya yang ternyata bulunya
sudah dicukur habis dengan hanya menyisakan sedikit saja di atas klitoris dan
itupun dicukur halus. Bibirku menjelajahi bagian luar kemaluannya dan dengan
lidahku aku berusaha menerobos di antara bibir kemaluannya. Sandra
menggelinjang merasakan kenikmatan. Dengan jari-jari tanganku, aku membuka
bibir kemaluannya dan aku pun membenamkan wajahku di sana.
Lidahku menjelajahi setiap
milimeter bagian kemaluannya yang sudah basah. Aku memainkan bagian klitorisnya
dengan lembut dengan ujung lidahku yang bergerak membentuk lingkaran. Jari
tangan kananku kubasahi dengan air liurku dan kubiarkan bermain di lubang
anusnya. Ketika Sandra merasakan orgasme menghampirinya, ia menarik-narik
rambutku, mendesah nikmat “Aaahh..” aku pun memasukkan lidahku ke liang
kemaluannya, membenamkan ke dalamnya, maju mundur teratur dan ujung hidungku
menggosok klitorisnya setiap kali aku memaju mundurkan lidahku. Jari tanganku
kumasukkan sedikit ke lubang anusnya. Sampai suatu saat Sandra tidak mampu
menahan arus orgasmenya, ia menjerit keras sambil menarik rambutku dan
membenamkan wajahku lebih dalam lagi ke liang kemaluannya. “Aaahh, Iwann..
enakk, ahh..”
Setelah arus orgasmenya mereda
Sandra berbalik menindih tubuhku (tinggiku 177 cm dengan berat 75 kg), ia
menciumi bibirku, memainkan lidahnya dalam mulutku sambil tangannya melucuti
semua yang kukenakan. Lidahnya menyusuri bagian leherku, bermain di telingaku,
turun ke puting susuku dan bergerak melingkar di bagian tersebut. Aku merasakan
geli yang luar biasa yang membuat perutku serasa kejang. Tangannya memainkan
batang kemaluanku yang berukuran 16 cm dengan kepala batang kemaluan berbentuk
seperti jamur. Dengan gerak yang sangat cepat ia menurunkan wajahnya dan
memasukkan kepala kemaluanku ke dalam mulutnya. Ia membuat gerakan naik turun
dan tetap menggunakan lidahnya untuk memainkan batang kemaluanku. Kadang-kadang
Sandra menghisap dengan keras kepala batang kemaluanku sambil melirikku untuk
melihat reaksiku. Tatapan matanya sungguh seksi saat itu. Beberapa kali ia
memasukkan semua kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga aku bisa merasakan ujung
kemaluanku seperti menekan tenggorokannya sementara lidahnya berputar-putar.
Aku hanya bisa mendesah nikmat
dan tanganku menekan kepalanya untuk memainkan irama. Sandra mengeluarkan
kemaluanku dari mulutnya dan digantikan tangannya yang membuat gerakan naik
turun di batang kemaluanku yang basah karena air liurnya sementara kedua kakiku
diangkatnya sehingga membentuk huruf V dan ia pun memainkan lidahnya di sekitar
lubang anusku. “Aaahh..” aku mendesah keras ketika lidahnya pertama kali
menyentuh lubang anusku. Aku belum pernah merasakan rasa nikmat dan geli
seperti ini. Setelah itu ia kembali memainkan kemaluanku, lidahnya menjulur
mengikuti batang kemaluanku, naik turun berirama, dan turun ke “telur”-ku yang
dihisap pelan olehnya. Setelah beberapa saat kami pun berganti posisi, kali ini
kami mencoba posisi 69 dengan Sandra di bagian bawahku. Aku membuka bibir kemaluannya
dengan jari-jariku dan memainkan lidahku di klitorisnya. Sandra memasukkan
batang kemaluanku ke mulutnya dan membuat gerakan naik turun dengan cepat.
Sampai suatu ketika ia mendadak menekan pinggulnya ke wajahku dengan kuat
karena orgasmenya kembali. Basah wajahku karena cairan yang keluar dari
kemaluannya tak kuhiraukan.
Aku pun mempercepat gerakanku
karena kurasa spermaku sudah mendesak untuk dikeluarkan. “Aku hampir keluar..
ahh..” Sandra seperti tidak mendengarkanku dan tetap memaju-mundurkan mulutnya
tambah cepat dan ketika aku mencapai puncaknya dia tetap tidak melepaskan
kemaluanku dari mulutnya. “Aaahh, ahh, ahh..” aku mendesah panjang ketika
spermaku keluar dan melesat ke dinding tenggorokannya. Sandra memundurkan
mulutnya sampai batas kepala batang kemaluanku dan kepala kemaluanku dihisap
kuat olehnya sehingga pipinya terlihat kempot, tangannya membuat gerakan
mengocok batang kemaluanku. Aku menggelinjang merasakan geli dan nikmat yang
sangat dahsyat. Batang kemaluanku dihisap dan lidahnya membersihkan sisa-sisa
sperma yang tertinggal di batang kemaluanku. Tak ada sedikitpun yang tersisa.
Batang kemaluanku bersih mengkilat. Aku melihatnya tersenyum dan membuka
mulutnya, memamerkan spermaku yang ada di mulutnya dan ia menelannya sambil menatapku
lekat-lekat. Suatu pengalaman yang sangat hebat buatku karena aku belum
mengalami pengalaman seperti ini dengan Anita istriku.
Kami berbaring berpelukan di
ranjang hotel tersebut sambil menyalakan rokok. Sandra pun bercerita bahwa ia
memang maniak dengan apa yang namanya SEKS. Hubungannya dengan suaminya
baik-baik saja. Mereka sudah menikah 5 tahun tetapi belum mempunyai anak karena
Sandra masih ingin mengejar karirnya, sedangkan suaminya selalu memaksanya
untuk mempunyai anak. Ia bercerita bahwa ia selalu merasa puas berhubungan seks
dengan suaminya, hanya saja ia malu untuk berterus terang kepada suaminya bahwa
ia sebenarnya ingin frekuensi berhubungan lebih banyak lagi karena takut kalau
suaminya menganggapnya maniak. Ia juga bercerita bahwa ia sudah mengetahuiku
sejak lama dan menyukaiku karena wajahku seperti mantan pacarnya ketika SMA
dulu.
Dua batang rokok sudah habis, aku
menggendongnya ke kamar mandi dan menyalakan shower. Kami saling menyabuni
tubuh dan memainkan bagian vital masing-masing. Setelah tubuh kami bersih kami
tidak segera mengeringkan badan tetapi Sandra berjongkok di depanku dan
memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Ia memaju mundurkan kepalanya
sambil tangannya mengocok batang kemaluanku. Aku hanya bisa bersandar ke dinding
kamar mandi sambil menikmati hisapannya. Karena batang kemaluanku sudah keras
sekali, aku pun mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya ke meja wastafel di
kamar mandi. Aku memainkan kepala kemaluanku di bibir kemaluannya, membuat
gerakan melingkar perlahan sampai kurasakan kemaluannya basah. Aku memasukkan
batang kemaluanku sampai bagian kepala kemaluanku dan memaju-mundurkan
pantatku. Sandra yang sudah bernafsu mendesah-desah menyuruhku memasukkan
semuanya. Aku mendorong kemaluanku perlahan sampai kurasa sudah masuk
seluruhnya dan aku menggerakan pantat maju-mundur makin lama makin cepat.
Ketika kurasakan Sandra sudah mendekati puncaknya aku melambatkan gerakan
pantatku dan membuat gerakan memutar sehingga batang kemaluanku tertanam lebih
dalam di kemaluannya. Sandra menghisap puting susuku dengan kencang, aku
memutar-mutar pinggulku lebih cepat sambil kulihat pantulan badan kami yang
basah dari kaca di depanku.
Sandra mendesah keras, “Wann..
aku orgasmee.. ohh.. ahh.. ahh,” suaranya seperti tertahan karena ia menggigit
bibirnya sendiri. Aku menurunkannya dari meja wastafel, membalikkan tubuhnya
dan dengan cepat memasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya.
Dengan posisi seperti ini, doggie style, aku menarik rambutnya, mengangkat
kepalanya sehingga ia bisa melihat gerakan-gerakan kami melalui kaca di
depannya. Jariku kumasukkan ke mulutnya, dihisap dan dibasahi dengan liurnya
dan kemudian kumasukkan jari telunjukku ke lubang anusnya sambil tetap
menggerakkan pantatku maju mundur. Ketika orgasmenya datang lagi, jari
telunjukku serasa diremas kencang oleh otot anusnya dan hal itu membuatku tidak
tahan lagi. Orgasme kami datang bersamaan, ia menjerit kencang bersamaan dengan
semprotan spermaku ke dalam rahimnya. Setelah kurasa batang kemaluanku mengecil
dalam kemaluannya aku pun menarik keluar perlahan dan aku membalikkan badannya.
Kami berciuman, bertukar liur melalui lidah kami yang liar dan ia berlulut di
depanku dan memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Cleaning service,” kata
Sandra sambil tertawa.
Kami mandi sekali lagi dan kali
ini benar-benar sampai badan kami kering kembali. Aku pamit untuk pulang ke
rumah karena ia harus mempersiapkan acaranya dan kami berjanji untuk bertemu
lagi malam sehabis acaranya selesai. Sebenarnya lanjutan cerita ini masih
panjang dan berliku. Apakah hubungan kami masih berlanjut? Apakah dari hubungan
seks yang panas membara itu Sandra mengalami perubahan dalam tubuhnya? Aku akan
meneruskan cerita ini jika para pembaca sekalian menyukainya. Saya tunggu
komentar anda sekalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar