>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 2 6 3 8
Top 2D : 02 16 23 38 42
Cadangan 2D : 58 62 76 83 93
TOP SHIO : Kerbao Kuda Naga
COLOK BEBAS : 3 6 8
AS : 0 1 4
KOP : 5 7 9
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Hallo, saya adalah pendatang baru
untuk masalah kiriman cerita Rumah Seks. Saya adalah mahasiswa di salah satu
perguruan tinggi swasta di selatan Jakarta. Salam kenal untuk warga Rumah Seks.
Awal cerita saya dimulai saat saya menghadiri sebuah acara pemberian
penghargaan, di sana saya datang bersama teman saya, sebut saja Hamdan. Saya
diperkenalkan oleh teman saya kepada salah satu tamu yang hadir di acara
tersebut, dan ternyata setelah dipertegas, nama tamu tersebut adalah DB. Yang
belakangan saya ketahui dia adalah salah satu artis Indonesia. Singkat cerita,
malam itu berlalu begitu saja.
Seminggu setelah perkenalan
tersebut, saya ditawari untuk menggarap proyek perayaan Hari Ulang Tahun oleh
teman yang mengenalkan saya dengan DB, memang bidang saya adalah entertaiment.
Teman saya yang mengenalkan saya namanya Shebi. Singkat kata, saya terima
proyek yang diberikan oleh Shebi. Dan ternyata yang punya kerjaan itu adalah
DB, untuk perayaan ulang tahunnya yang ke 34.
Saya pun dipertemukan oleh Shebi
dengan DB di rumah DB yang terlihat cukup megah. Saya dan Shebi menunggu DB
yang sedang mandi di ruang keluarga. Di sana saya ngobrol cukup banyak dengan
Shebi (yang perlu pembaca ketahui, Shebi sedang hamil 7 bulan). Obrolan
berlangsung santai dan sampai menyerempet ke masalah kehidupan seks Shebi,
ternyata Shebi yang memiliki tinggi 170 cm, ukuran BH 38, dan m size ini
memiliki libido seks yang cukup tinggi. Shebi pun mulai merapatkan posisi
duduknya mendekati saya (karena kami duduk di atas sofa yang sama/sofa
panjang).
“Dra.. coba kamu pegang perutku,
sepertinya jabang bayiku ini ingin berkenalan denganmu deh..!” kata Shebi.
“Ah kamu bisa saja Sheb..!” kata
saya yang belum tahu arti sinyal dari Shebi itu.
“Kalau nggak percaya, coba saja
kamu pegang perutku ini..!” ujar Shebi yang kali ini memaksa tangan saya untuk
memegang perutnya yang sudah terlihat buncit.
Dan benar, sepertinya ada yang
bergerak-gerak dari dalam perutnya.
“Dra.. kamu pernah ngerasain begituan
dengan orang hamil..?” ujar Shebi yang membuat saya kaget.
“Mmm.. mm, belum tuh
Sheb..””Memangnya enak apa rasanya..?” tanya saya keheranan.
“Wah endang loh rasanya..”
“Itu kuketahui dari suami dan
brondong-brondongku..” ujar Shebi yang membuat saya tersentak tambah kaget.
“Mmm.. begitu..” kata saya agak
sedikit sok tenang, meskipun tegangan tubuh sudah agak naik.
“Kok jawabannya cuma segitu, apa
kamu nggak mau nyobain..?” ucap Shebi yang sedikit kesal karena tanggapan saya
hanya sebatas itu, sedang posisi kami sudah semakin dekat.
Shebi menarik sedikit ke atas
long dress yang dikenakannya, dan terlihat paha mulus yang sedikit
memperlihatkan timbunan lemak di sisi-sisinya dan sedikit CD hitam. Saya pun
terdiam sejenak, lalu saya pegang kepala dan menatapnya serta meyakinkannya.
“Sheb.., bukannya aku tidak ingin
mencoba tawaran yang spektakuler ini, tetapi kamu harus lihat kita ini
dimana..? Tetapi bila kamu tawari aku di posisi yang tepat, tentulah aku tak
akan menolak..!” kata saya mencoba menenangkan suasana yang semakin panas itu.
Saya sadar bahwa kami datang ke
tempatnya DB dalam rangka suatu kerjaan, dan aku termasuk orang yang menjunjung
tinggi profesionalisme.
“Aku tau apa yang kamu
khawatirkan Dra..” balas Shebi sambil menutup bibir saya dengan jari
telunjuknya.
“Kau harus tau bahwa DB itu
penganut seks bebas, dan tentu doi tak akan marah kalau kita bercinta di sini,
dan lagi pula di sini tidak ada orang lain selain DB..” kata Shebi mencoba
meyakinkan saya sambil perlahan mengangkat kaos yang saya pakai ke atas, dan
jarinya bermain di atas puting saya sambil memainkan lidahnya sendiri membasahi
bibirnya yang sudah basah.
Mendengar perkataannya yang
meyakinkan dan juga ditambah dengan perlakuannya yang mencoba merangsang birahi
saya, saya semakin yakin akan situasi yang ada. Saya pun mulai berani untuk
meraba dada Shebi yang besar tanpa membuka pakaian yang melekat di tubuhnya.
Shebi pun bertambah liar dengan menyusupkan tangannya mencari batang kemaluan
saya yang sudah menegang sejak tadi. Sambil memilin putingnya tanpa membuka
pakaiannya, tangan kiri saya pun bergerak ke bawah sambil membiarkan tangan
kanan saya untuk tetap berada di atas dan Shebi pun mendesah.
Sampai di tempat yang saya tuju,
tangan kiri saya pun meraba dari luar CD Shebi, dan terasa ada yang basah dan
lengket di sana. Lalu bibir kami pun saling mendekat dan terjadi perciuman yang
cukup lama. Kami pun terlihat sudah semakin berkeringat. Kemudian tangan yang
berada di daerah sensitif Shebi pun sepertinya mulai aktif melorotkan CD hitam
Shebi, dan saya merasakan sentuhan bulu-bulu lebat yang sepertinya tertata
rapih. Shebi pun telah sukses mengeluarkan senjata kemaluan saya dan
mengocok-ngocoknya perlahan. Saya yang merasa penasaran ingin melihat kemaluan
orang hamil, lalu menghentikan ciuman kami dan turun ke arah kemaluan Shebi
yang duduk di sofa. Ternyata tebakan saya benar, liang kemaluan Shebi yang
lebat ternyata benar-benar tertata rapih. Saya pun mulai tergiur untuk
merasakan bibir kewanitaan itu dengan mulai mejilatinya secara lembut.
“Achh.., achh.. kamu pintar
Dra..! Truuss.. Draa..!” Shebi pun terlihat sudah tidak dapat mengontrol ucapan
dan intensitas suaranya.
Shebi meluruskan tubuhnya di atas
sofa sambil mengocok senjata kemaluan saya. Mendapat perlawanan yang demikian
nafsunya, saya pun merubah posisi menjadi 69. Saya di bawah dan Shebi di atas.
Ternyata benar kata orang, kemaluan orang yang sedang hamil itu gurih rasanya.
15 menit berlalu dalam posisi 69.
“Dra.. please..! Masukin sekarang
Say..!” pinta Shebi yang sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak nafsunya.
Mendengar itu saya tidak langsung
menuruti, tetapi saya tetap saja mengigit, menjilat, meludahi liang
kewanitaannya, terutama klitoris-nya yang sudah mengkilap karena basah.
“Dra.., kamu jahat..!” teriak
Shebi diikuti dengan melelehnya air kemaluan Shebi yang cukup banyak dari liang
senggama Shebi, yang menandakan Shebi sudah mencapai orgasmenya. Saya jilat
habis cairan kental yang keluar itu sampai tidak tersisa. Senjata kejantanan
saya yang terhenti bergerak itu dikulum oleh Shebi. Karena orgasmenya, Shebi
mengulum kemaluan saya hingga menjadi merah. Lalu dengan bantuan tangan, saya
masukkan kembali senjata saya itu ke dalam mulut Shebi sambil menaik-turunkan
di dalam mulutnya.
“Aawww..!” saya berteriak karena
batang kemaluan saya tergigit Shebi, “Kamu nakal ya..?” kata saya sambil
menarik batang kejantanan saya dari mulutnya, lalu mengarahkannya ke vagina
Shebi.
Saya tidak langsung
memasukkannya, tetapi memainkannya terlebih dulu di bibir vaginanya sampai
Shebi sendiri yang memajukan pantatnya agar batang kemaluan saya dapat langsung
masuk, tetapi tetap saja saya tahan agar tidak masuk.
“Dra.., kamu jahat..!” ujar Shebi
kesal.
“Habis kamu duluan yang mulai..!”
jawab saya.
Tanpa kami sadari, ternyata
pertempuran kami dari tadi sudah ada yang mengawasi, yaitu DB yang entah dari
kapan dia sudah ada di dekat kami dengan mengunakan daster tanpa BH.
Pemandangan itu kami ketahui karena daster DB sudah ada di bawah kakinya.
Karena saya merasa sudah tidak tahan, akhirnya saya mulai memasukkan penis saya
perlahan tapi pasti ke liang senggama Shebi. Memang awalnya sulit, tetapi
karena Shebi minta untuk terus dipaksa, ya akhirnya masuk juga.
“Achh.. achh..!” teriak Shebi
dengan wajah memerah entah karena nafsu atau karena sakit.
Ternyata liang kemaluan orang
yang sedang hamil itu lebih hangat dibandingkan kemaluan wanita normal. Karena
sempit dan hangatnya liang senggama Shebi, membuat saya tidak dapat bertahan
lama, meskipun goyangan Shebi tidak terlalu “hot”, tetapi tetap saja rasanya
lebih asyik dari liang kemaluan wanita yang tidak hamil.
“Sheb.. aku mau keluar..!” kata
saya ditengah-tengah nikmatnya persetubuhan kami.
“Aku.. keluarkan di mana Say..?”
tanya saya menambahkan.
“Terserah kau saja Dra..!” jawab
Shebi yang ternyata juga sudah orgasme kembali.
Akhirnya karena lebih enak, saya
keluarkan cairan panas itu di dalam vaginanya, “Cret.. cret.. cret..!” mungkin
sampai tujuh kali air mani saya tersembur di dalam liang senggama Shebi.
“Ohh.., ternyata kalian di sini
sudah nyolong start ya..?” ujar DB yang membuka pembicaraan.
“Abis kita udah nggak tahan
Mba..!” jawab Shebi.
“Trus gimana proyek ultah-ku..?”
tanya DB sambil memakai dasternya kembali yang tadi dilepaskan ke bawah, karena
DB dari tadi menyaksikan pergulatan kami sambil bermasturbasi.
“Kalau masalah itu tenang, di
sini sudah ada ahlinya, tinggal kucuran dananya saja, konsepnya sudah Indra
susun kok..!” jawab Shebi sambil menahan saya untuk mengeluarkan penis saya
dari liang senggamanya.
“Ooo.., ok aku percaya..” kata
DB, “Tapi biar Indra istirahat dong..! Masa kamu monopoli sendiri itu
batang..!” jawab DB sambil mengambil wine yang ada di mini bar, lalu duduk di
sana, memperhatikan kami yang akhirnya mengambil pakaian kami masing-masing.
“Dra.., kamu besok bisa ambil
dananya di sini..” kata DB.
“Lo nggak mau nyobain punyanya
Indra..?” celetuk Shebi, “Ntar nyesel..?” tambahnya.
“Jangan sekarang deh, abis
tanggung, sebentar lagi Bapak mau jemput gue..” jawab DB.
“Ooo..” jawab Shebi yang
sepertinya mengetahui bahwa DB kalau main itu tidak cukup kalau hanya 3 atau 4
ronde saja.
“Ya sudah, kami pamit dulu deh
kalau gitu, biar besok si Indra saja yang datang ke sini sendiri..” kata Shebi.
Saya yang dari tadi diam saja
hanya manggut tanda setuju untuk datang lagi esok.
“Tapi besok kamu datangnya malam
saja ya..!” pinta DB.
“Ooo.., sekalian kamu cobain
ya..?” pancing Shebi sambil tersenyum.
“Apa kamu mau ikutan Sheb..?”
tanya DB.
“Nggak ah, abis main sama lo
harus lama, gue takut kandungan gue bermasalah lagi.””Kalau dokter gue bilang
nggak apa-apa sich gue ok aja, tapi kalau kebanyakan digenjot nanti bocor
lagi..!” kata Shebi sambil tertawa.
“Ya udah ngga pa-pa, tapi kamu
pasti datang kan Dra..?” tanya DB.
“Ya..” jawab saya singkat.
“Ya sudah kita cabut ya..?” ujar
Shebi ke DB.
“Ya, ok lah..”
“Bye, Dra jangan lupa ya atau
kontrak kita batal nich..!” sambil mencubit dagu saya.
Begitulah kisah saya dengan
Shebi, pembaca tunggu saja kisah saya dengan DB, artis ibu kota yang terkenal
sampai sekarang masih singgle di edisi selanjutnya. Terima kasih atas perhatian
rekan pembaca sekalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar