>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 0 8 6 3
Top 2D : 08 16 23 30 48
Cadangan 2D : 56 63 70 88 96
TOP SHIO : Kelinci Naga Tikus
COLOK BEBAS : 0 3 6
AS : 1 2 4
KOP : 5 7 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
“Kriing..” jam di meja memaksa
aku untuk memicingkan mata.
“Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa
aku bangun lalu lari ke kamar mandi.
Pagi itu aku ada janji untuk
menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti
artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang
langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku
lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar
pulau.
Oh ya, tante Ninik mempunyai dua
anak perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang
langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak
bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada
di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita
cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali
ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika
suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, aku memacu
motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di
rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi
masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.
“Met pagi semua” aku ucapkan
sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih
kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aku jawab
sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke
sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.”
Dari dapur tante menyuruh aku.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling manja
sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek
yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daag Mas Firman, nanti pulangnya
dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar
untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.
Setelah parkir mobil aku langsung
menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik
masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama,
setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga
dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu
kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada
kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan
mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah
sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang
menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di
kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut
digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya
bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih,
“Hmm, ohh, arhh”.
Kulihat tanteku melentingkan
tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke
vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik
dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan
menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak
bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan
tante Ninik berhubungan badan denganku.
“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok
tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku
bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu.
Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil
masuk kamar.
Aku agak kaget juga dia ngomong
seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik
berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk
aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.
“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan
terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya
memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante
bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya
yang telah membuat Mr. P menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk
tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari
apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak
masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante
lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga
celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu.
Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan
kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak pa pa kok.
Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi”
celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget
dengan mimik setengah marah.
“Iya, tadi Firman ngintip tante
mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.
Tante diam saja dan suasana jadi
hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu
tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser
dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga
sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap
terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna
hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.
“Aku tahu kamu sudah lama pingin
menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit
kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin
Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, sejak
kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Firman, nggak salahkan
kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur,
sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.
Langsung aku kecup payudaranya
bergantian kiri dan kanan.
“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh
geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante semakin keras
mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke
selangkangannya.
Rok yang menjadi penghalang,
dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab.
Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan
kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman
tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai
akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang
keras.
“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya
lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah
dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja tante.”
pintaku.
Lalu tante melepas celanaku, dan ketika
tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
“Wah, rupanya tante punya Mr. P
lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar
maksimal karena terhalang CD.
Aksi meremas dan menjilat terus
kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas
diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil
melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri
dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aku
beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu
kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
“Gak panjang banget, tapi
gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan Mr.
P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.
“Emangnya punya om gak segini? ya
sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante
memulai ini secepatnya.
“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai
menjilat ujung Mr. P.
Ada sensasi enak dan nikmat
ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P
“Ahh.. enak tante, terusin hh.”
aku mulai meracau.
Lalu aku tarik kepala tante Ninik
sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih
ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha
untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting
susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante
merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya
yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
“Ayo Fir, gantian kamu boleh
melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
“OK tante” aku langsung
mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh
pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir..
yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.
Semakin dalam lidahku menelusuri
liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik.
“Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.
“Ahh..” erangan tante keras
sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya tante sudah mencapai
puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat
dengan perasaan enaknya.
“Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi
tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om
kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aku
ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf
ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.
Dipegangnya Mr. P ku sambil
bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr.
P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.
“Fir, kok kamu belum keluar juga.
Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada
tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.
Tante bergeser dan terlentang
dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik,
lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih
mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba
aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang
tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang
aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku
berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke
vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante
semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, aku mau masukin
Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.
“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah
gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.
Dengan pelan aku dorong Mr. P ke
arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya.
Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di
vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat
enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan
pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
“Fir, kok rasanya nikmat banget..
kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini cara
Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.
Lalu dengan hentakan lembut aku
mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.
“Ahh..” kami berdua melenguh.
Kubiarkan sebentar tanpa ada
gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang
dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga
mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang,
pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara
benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami
melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante
nyampai lagi”
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku,
kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua
payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut
dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima
belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.
“Tante, aku mau keluar nih, di
mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Fir, tante juga mau
lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.
Urutan vaginanya yang rapat dan
ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante aku nyampai”.
“Aku juga Fir.. ahh” tante juga
meracau.
Aku terus semprotkan cairan
hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di
kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.
“Fir, kamu hebat.” puji tante
Ninik.
“Tante juga, vagina tante rapet
sekali” aku balas memujinya.
“Fir, kamu mau kan nemani tante
selama om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa tante gak
takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
“Gak apa-apa Fir, tante masih
ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus
dadaku.
Akhirnya kami berpagutan sekali
lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan
nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya
sekali lagi di kamar mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar