www.dewalotto.com

www.dewalotto.com
Bandar Online Terbesar Terbonafit Terpercaya dengan Permainan Terlengkap All You Can Play in Dewalotto

Rabu, 31 Januari 2018

Prediksi Togel Rabu 31 JANUARI 2018....

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 2 7 5 9
Top 2D : 02 15 27 39 47
Cadangan 2D : 59 65 72 87 95
TOP SHIO :  Anjing Tikus Ular
COLOK BEBAS : 2 5 9
AS : 0 1 3
KOP : 4 6 8
KEPALA  : Besar / Ganjil
EKOR : Besar / Ganjil
Aku punya seorang pacar yang kuliah di salah satu universitas ternama yang berlokasi di daerah Grogol. Karena berasal dari daerah jawa Timur, maka pacarku tinggal di sebuah kost khusus mahasiswi. Saya sendiri sudah bekerja, dan juga berasal dari universitas yang sama. Secara keseluruhan, pacarku sangat baik, setia dan cantik, tetapi masih konvensional, alias tidak mau berhubungan sex sebelum menikah secara resmi. Sebaliknya, saya termasuk laki-laki yang mempunyai libido tinggi. Sementara ini saya hanya bisa memuaskan nafsu birahi saya dengan masturbasi, tetapi keadaan berubah 180 derajat setelah saya jadian dengan pacarku.

Setelah pulang kerja, saya langsung mengunjungi kost pacarku yang bernama Fransisca. Saya bagaikan masuk ke sebuah alam erotis ketika mengunjungi kostnya. Ada sekitar 8 penghuni yang terdiri dari mahasiswi tingkat 1 sampai tingkat 4 (Fransisca telah sampai pada tingkat 4), satu diantaranya yang tingkat 3 memiliki wajah yang cantik, namun badannya tidak selangsing Fransisca. Namanya Vita, kamarnya ada di lantai 3. Aku sering membayangkan bersetubuh dengan Vita, dan penisku memberikan reaksi yang sangat menyenangkan, yaitu orgasme. Aku sering bermasturbasi sambil membayangkan Vita, sampai akhirnya timbul sebuah ide nekat dan gila di benakku. Disinilah awal dari petualanganku yang nekat.

Aku memutuskan untuk mencuri celana dalam Vita. Telah beberapa kali aku naik ke lantai 3 bersama dengan Fransisca, di lantai 3 ada sebuah rak khusus yang digunakan oleh pembantu kost untuk menaruh pakaian yang telah dicuci. Bagusnya lagi, masing-masing rak telah diberi nama supaya memudahkan pengambilan oleh pemilik baju (dan tentunya memudahkanku juga untuk mengambil celana dalamnya).

Suatu sore ketika aku berkunjung, anak-anak kost yang lain bergerombol keluar untuk makan malam. Kebetulan juga, Fransisca sedang mandi, biasanya memakan waktu sekitar 15 sampai 25 menit. Aku mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan rencanaku. Dengan jantung yang berdebar keras, keringat membasahi tubuhku, perasaan was-was dan tentunya penisku yang berdiri kegirangan. Terdapat 3 buah celana dalam yang berbahan licin dan halus di bawah 3 tumpuk BH nya. Langsung kuambil yang berwarna kulit (ada 2 warna; satu berwarna pink dan sisanya berwarna kulit) dan kutempelkan pada wajah horny ku dan kuhirup aromanya. Sayangnya yang tercium hanyalah wangi pelembut cucian, tetapi tetap tidak mengurangi rasa horny ku. Segera kumasukkan ke kantong celanaku dan meninggalkan TKP untuk menghindari resiko yang tertangkap yang memalukan. Aku kembali menunggu di lantai 2 dengan perasaan yang berdebar-debar takut ketahuan.

4 jam kemudian aku sudah sampai rumah. Langsung kumasuki kamar mandi, kulepas celana dan dan celana dalamku, kejantananku sudah basah dan siap untuk menerima hadiah yang telah ditunggu-tunggu. Dengan perasaan deg-deg-an ku keluarkan celana dalam Vita dan sekali lagi kutempelkan pada wajahku. Kuposisikan sisi dalam yang langsung bersentuhan dengan bibir vaginanya pada hidungku. Meskipun hanya tercium wangi dari pelembut, kubayangkan aku sedang menghirup aroma exotis dari vaginanya. Secara refleks, lidahku terjulur keluar dan kubayangkan sedang menjilati celah cintanya. Penisku makin bertambah keras dan panjang.

Kuposisikan bagian selangkangan celana dalamnya di kepala kejantananku, kemudian kubalutkan bagian lain dari celana dalamnya pada batang penisku. Tangan kiriku menggenggam penisku yang terbungkus oleh pengganti vagina Vita dan langsung mengocoknya dengan perlahan-lahan. Gesekan yang terjadi menimbulkan rasa sedikit perih pada penisku, tetapi hilang secara berangsur-angsur karena dilumasi oleh cairan pra ejakulasiku. Irama masturbasi kupercepat. Getaran-getaran listrik yang erotis terus membombardir syaraf-syaraf penis dan otakku. Akhirnya orgasme pun datang dengan indah. Tangan kananku menyingkap sebagian dari celana dalam Vita untuk mengeluarkan kepala penisku.

Sebetulnya aku ingin sekali mengeluarkan cairan kenikmatanku pada celana dalamnya, tetapi itu akan meninggalkan bukti yang jelas. Tiga semprotan panjang dan kuat mengawali arus orgasmeku yang indah. Setelah kenikmatan duniawiku berakhir, ku lepas celana dalamnya dari penisku dan mengamatinya. Terdapat bercak basah yang disebabkan oleh cairan pra orgasme ku. Di satu pihak aku ingin sekali meninggalkan jejak birahiku, tetapi di lain pihak aku takut ketahuan. Kalau ketahuan akan sangat memalukan dan menyusahkan. Kuputuskan untuk membiarkan apa adanya, kusimpan CD tersebut pada kantong celanaku dan kulanjutkan dengan mandi.

Malamnya aku bermasturbasi kembali dengan CD Vita. Benar-benar pengalaman yang menegangkan dan seksi.

Keesokan sorenya keadaan masih kondusif dan kukembalikan CD yang telah kunodai dan kuambil lagi yang lain, kali ini berwarna merah muda. Berbahan tipis licin dan halus dengan sedikit renda bermotif pada bagian depan. Hal ini terus berlanjut, terkadang hanya ada sebuah CD pada tumpukan bajunya, sehingga aku terpaksa harus melakukannya dengan cepat di wc kos. Minggu berikutnya aku dikejutkan dengan impianku. Ketika ku hirup aroma dari CD nya, aku mencium sesuatu yang sudah kukenal dengan baik, dan kejantananku pun membenarkannya. Aku mencium aroma exotis dari CD nya. Bagian CD yang bersentuhan langsung dengan surga duniawinya terasa agak lembab dan kaku. Tidak salah lagi, ini adalah aroma segar dari madu cintanya. Setelah sampai di rumah, ku tempelkan CD Vita pada mulut dan hidungku, dan kuhirup dalam-dalam. Jantungku berdebar kencang karena kegirangan tetapi ada juga rasa takut yang menyelimuti pikiranku.

Apa maksud dari semua ini? Tapi saat ini aku tidak peduli. Langsung kubalutkan penisku dengan CD nya dan masturbasiku terasa beda, lebih indah, lebih menggetarkan. Kali ini aku benar-benar hilang dalam kenikmatan yang dihasilkan oleh penisku. Sampai akhirnya madu murniku bertemu dengan madu cinta Vita. Entah berapa gelombang kenikmatan orgasmik yang kualami. Ketika tersadar, bagian selangkangan CD nya telah dipenuhi dengan madu kental berwarna putih kekuningan.

Keesokan harinya kukembalikan CD yang kuambil kemarin dan kutukar dengan yang baru. Celana dalamnya juga masih memiliki aroma exotis yang sama. Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi wajah Vita ketika kami saling bertemu pandang. Hari berikutnya aku dikejutkan dengan celana dalam Vita yang benar-benar masih basah, aromanya benar-benar segar dan memabukkan. Sepertinya Vita baru saja selesai bermasturbasi dan sengaja membiarkanku menemukannya. Kesadaranku telah diambil alih oleh penisku, langsung aku masuk kamar mandi yang letaknya berseberangan dengan kamar Vita. Kepala kejantananku tidak henti-hentinya bergetar ketika bagian selangkangan yang basah itu menempel dengan lembut dan hangat. Baru saja kukocok beberapa kali, tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamar mandi. Aku terkejut dan dengan cepat menyimpan kembali kejantananku dan mengantongi CD Vita, dan berpura-pura menyiram closet.

Ketika pintu kubuka, Vita berdiri tepat di hadapanku dan mendorongku kembali dalam kamar mandi. Kali ini Vita juga berada di dalamnya. Keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Tangan-tangan Vita langsung merogoh-rogoh semua kantongku dan akhirnya ia mendapatkan celana dalamnya yang kusimpan di kantong belakang.

“Aku sudah tahu.. Ko Indra lah pelakunya..” ungkap Vita.

Tiba-tiba Vita langsung membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang sempat melemas karena shock. Dengan kedua tangan ia membelai dan meremas-remas dengan lembut penisku yang sudah basah. Rasa horny dan keringat dingin masih menyelimuti tubuh dan pikiranku. Namun, kejantananku kembali berereksi di dalam belaian Jari-jari Vita yang cekatan. Pandangan Vita terus terpana pada penisku. Ketika penisku sudah mencapai ketegangan maksimalnya, mulut Vita sedikit terbuka, nafasnya memburu sambil mengeluarkan desahan halus. Kedua tangannya dengan perlahan namun mantap bermain dengan kejantananku. Suara di dalam hatiku mengatakan inilah saatnya, lagipula aku yakin Vita bukan lagi seorang gadis perawan.

Kuangkat dagunya sehingga aku dapat melihat wajahnya dengan dekat. Ia menginginkannya, itulah ekspresi yang tertulis jelas pada wajahnya. Langsung kucumbu bibirnya yang segar dan kedua tanganku langsung menyingkap bagian bawah daster berwarna putih yang dimulai dari pertengahan paha. Kejantananku bergetar dan menjadi lebih keras dan panjang. Vita tidak memakai celana dalam, pantatnya yang lembut dan kenyal ku remas-remas. Demi menghemat waktu, tangan kiriku langsung mendarat di lembah cintanya yang kebanjiran, dan tangan kananku menuju puncak buah dadanya (juga tanpa BH). Dadanya yang berukuran 36C ku remas-remas dan klitorisnya pun mendapatkan pelayanan istimewa dari jari-jariku.

Tubuh Vita tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada penisku. Ku senderkan Vita pada dinding kamar mandi, kuangkat kaki kirinya, kemudian tangan kiriku menuntun kejantananku menuju lembah cinta duniawi. Vita hanya berdiri pasrah menunggu penisku. Ketika ujung kepala penisku bersentuhan dengan bibir vaginanya yang basah dan hangat, Aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan kudorong masuk kepala penisku. Tidak ada hambatan dan gesekan yang bearti, karena celah cintanya benar-benar basah dan licin. Mulut Vita terbuka lebar, matanya tertutup rapat.

Kudorong lagi sampai hampir setengah dari panjang penisku, kemudian kutarik keluar dan kudorong masuk lagi. Sedikit demi sedikit akhirnya seluruh penisku sudah tertanam di dalam vaginanya yang sempit dan basah. Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding-dinging liang cintanya mendekap kejantananku. Kulihat jam tanganku, hanya tersisa 10 menit sebelum Sisca keluar dari kamar mandinya.

Vita memelukku dengan erat, aku langsung menyetubuhinya dengan perlahan-lahan. Setiap tarikan dan dorongan menciptakan sensasi erotis yang sangat indah. Irama kupercepat bagaikan piston mobil yang memompa dalam putaran mesin yang tinggi. Desahan dan erangan Vita makin membuatku bernafsu, apalagi tidak sampai 2 menit Vita sudah meluncur ke alam orgasme yang tiada batasnya. Aku jadi berpikir, siapa yang sebenarnya lebih horny dan menikmati permainan ini. Jawabannya sudah jelas.

“Penisnya besar dan kuat sekali..” Vita membisikkan kata-kata tersebut di telingaku sambil terus menikmati persetubuhan ini.

“Memangnya kamu belum pernah ketemu yang sebesar ini?”

Vita menggeleng, “Punya cowokku cuma 5 cm dan kurus..”

“Jadi lebih enak yang mana?” tanyaku.

“Tentu saja punya Ko Indra, rasanya benar-benar pas..”

Vita yang baru berumur 20 tahun benar-benar cocok dengan seleraku. Aku paling suka bercinta dengan daun-daun muda. Vita, daun mudaku yang cantik, akan kubuat dia tidak dapat melupakan persetubuhan ini. Setelah Vita selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya, ia melepaskan diri dari dekapanku dan berlutut di hadapan kejantananku.

Lidahnya terjulur dan menyapu sepanjang batang penisku yang basah diselimuti oleh madu cintanya. Dengan cekatan Vita menjilati penisku, kemudian mengulum kepala penisku yang merah. Mulutnya yang hangat ditambah dengan tarian liar yang dilakukan oleh lidahnya membuat penisku berdenyut-denyut seperti orgasme. Untuk beberapa saat ia hanya mengulum kepala penisku, kudorong kepalanya dengan lembut.

Vita mengerti apa yang kuinginkan, ia mulai melahap seluruh batang penisku. Ia sedikit mengalami hambatan yang disebabkan oleh panjangnya kejantananku. Namun rongga mulutnya dengan cepat dapat beradaptasi, sehingga Vita pun bercinta dengan kejantananku menggunakan mulutnya. Guncangan kuat mengawali orgasmeku yang kencang dan hebat. Vita sempat tersedak dan mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya. Kupegang penisku sambil mengocoknya, mulutnya yang terbuka menjadi sasaran tembak madu kejantananku. Beberapa tetes maduku mengenai hidung dan pipinya. Pemandangan yang erotis sekali. Vita menutup mulutnya dan langsung menelannya. Kemudian penisku kembali hilang di dalam mulutnya. Lidahnya sibuk menyapu sisa-sisa maduku dan dihabiskan semuanya.

Kusuruh Vita berdiri, ia menatapku dengan expresi puas dan nakal, senyumnya yang manja ditambah dengan noda madu putihku yang masih menempel di wajahnya membuat ku horny lagi. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya menyapu hidung dan pipinya, kemudian jarinya langsung dikulum di dalam mulutnya.

Sudah saatnya aku keluar dan menunggu di tempat biasa. Vita dengan cepat menyelipkan selembar kertas kecil ke kantong celanaku. Kertas itu berisikan no telepon Vita.

Vita membantuku merapikan baju dan celanaku.

“Besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”

Timbul rasa kecewa di dalam hatiku.

“Langsung saja..” Vita menempelkan tanganku pada pintu kenikmatan duniawinya.

Aku yakin ia telah merasakan arti sebenarnya dari bercinta. Meskipun kilat, namun menimbulkan kesan yang dalam. Kuhapus keringatku dengan tissue dan menyambut Sisca yang baru selesai mandi.


Setelah hari ini hampir setiap hari kami bercinta kilat di kamar mandi lantai 3. Vita menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu. Hubunganku dengan Vita hanyalah murni sebatas kenikmatan seksual, karena kami sangat menikmatinya.

Senin, 29 Januari 2018

Prediksi Togel Senin 29 JANUARI 2018....

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 3 0 7 1
Top 2D : 03 17 21 30 43
Cadangan 2D : 57 60 71 83 90
TOP SHIO : Kerbao Kuda Naga
COLOK BEBAS : 1 3 7
AS : 2 4 5
KOP : 6 8 9
KEPALA  : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Pada kesempatan ini aku ingin menceritakan pengalaman bercintaku yang tidak terlupakan. Aku adalah seorang mahasiswa yang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Namaku Valentino dan saat ini usiaku 22 tahun. Menurut temanku meski wajah Chinese-ku ini biasa-biasa saja tapi aku punya daya tarik seks yang cukup tinggi. Tinggi badanku hanya 173 cm dengan berat 71 kg. Aku juga suka olahraga dan wajar saja jika fisikku cukup prima.

Kejadian ini terjadi pada waktu liburan natal 2000 yang lalu. Waktu itu untuk melepaskan kesuntukan karena tidak ada aktivitas, aku memutuskan untuk chatting di warnet di dekat kost. Aku masuk ke channel favoritku yaitu Bawel. Selang beberapa lama ada nick yang invite aku masuk ke channel dia. Dan aku pun masuk aja, cuek.. siapa takut. Ternyata setelah kami ngobrol beberapa lama, dia adalah seorang cewek kampus yang gaul banget. Dari pembicaraannya sepertinya dia bukan orang yang kuper. Namanya Michelle, dan kuliah di PTS juga dan usianya pun sama denganku. Dia mengaku sedang ditinggal pacarnya dan dia masih merasa sedih. Aku berusaha menghiburnya, dan aku pun minta no teleponnya. Dan akhirnya kami saling tukar no telepon.

Esok harinya, aku bangun siang sekali karena kemarin aku chatting sampai jam 1 pagi. Tiba-tiba di kost-ku ada yang manggil, katanya ada telepon untukku. Aku juga bingung siapa yang menelepon, dan setelah kuangkat. Oh, rupanya Michelle yang meneleponku. Hari itu sih hari minggu, dan kebetulan aku lagi tidak ada acara. Michelle mengajakku untuk janjian bertemu dan aku pun menyanggupinya. Kami bertemu di Mall Ciputra, tepatnya di Pizza Hut. Rupanya di sana dia tidak sendirian, dia ditemani tantenya yang cantiknya aduhai dan teman satu kampusnya yang juga tidak kalah cakepnya. Ternyata Michelle ini cantik sekali, tingginya kira-kira 170 cm dan kutebak ukuran branya pasti 36B, sama seperti tantenya.

Kami pun berkenalan. Michelle menyapaku, “Kenalin ini Tante gue.. Ratna dan ini temen gue Shinta..” Kami pun saling berjabat tangan dan terasa tangan mereka sungguh lembut. Setelah itu kami memesan pizza ukuran besar dan sambil menunggu aku terus menatap Michelle, dan dia agak membungkuk sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yang membuat kemaluanku mulai menegang ditambah lagi melihat pahanya yang mulus tanpa cacat juga bibirnya yang ranum dan merekah.

“Kamu lagi liburan kan Val?” tanya Tante Ratna.

“Iya nih.. lagi suntuk, abis gak ada yang bisa dikerjain waktu liburan.” jawabku sekenanya.

“Mmm, gimana kalau kita bertiga ngerjain kamu, kan katanya kamu gak ada kerjaan?” kata Shinta sambil tertawa menggoda.

“Iya nih, mau gak.. kita bermain-main sedikit?” sambung Michelle.

“Ah kalian bisa aja, bukannya aku yang ngerjain kalian ntar?” godaku.

“Ihh.. kamu bisa aja deh..” bisik Tante Ratna.

“Ya udah, daripada banyak omong, gimana kalau malam ini kita nginap di hotel aja, tuch di seberang resepsionis hotel sudah nunggu kita tuch..” ajak Shinta.

Akhirnya kami sepakat untuk membooking kamar di Hotel Ciputra dan Tante Ratna yang bayar. Kami masuk ke kamar dan aku pun merebahkan badanku ke ranjang, untuk melepas lelah. Aku sempat memejamkan mata sesaat, dan tiba-tiba kurasakan ada yang mengelus-elus sekitar selangkanganku dan ternyata itu si Michelle yang sudah tidak sabar lagi. Dipelorotkannya reitsleting-ku dan dia pun mulai membedah CD-ku yang isinya sudah membengkak karena adikku yang sudah tidak tahan lagi untuk menerobos. “Val, aku mau dong nyobain ngulumin pisang kamu yang cakep ini, boleh kan?” pinta Michelle manja. Tanpa komando langsung dijilatnya ujung kepala kemaluanku. “Ahh.. nikmat sekali..” Belum sepuluh menit, tiba-tiba Tante Ratna sudah telanjang bulat dan mengarahkan kemaluannya ke wajahku. Dan tanpa ragu-ragu kujilat vaginanya yang masih cakep itu. Sementara itu Shanti yang dengan luwesnya setelah selesai mandi mulai naik ke ranjang juga dan meraih kedua bukit Tante Ratna yang sudah menegang putingnya itu karena terangsang oleh jilatanku pada area kewanitaannya.

“Ahh.. enak sekali rasanya bisa dikerjain mereka bertiga. Michelle dan Tante Ratna dengan buah dada 36B, serta Shanti dengan buah dada 34D, sungguh membuatku tidak bisa berkata-kata selain, “Uh.. oh.. uh.. oh..” Aduh sungguh nikmat. Penisku yang panjangnya 16 cm ini rasanya sudah nikmat sekali dan panas sekali dihisap secara bergantian oleh mereka bertiga. Dan aku pun keluar setelah 20 menit, dikocok dan dijilat secara bergantian. Aku mengeluarkannya di mulut Michelle yang mungil sedangkan Tante Ratna dan Shanti juga tidak ketinggalan membersihkan cairan spermaku yang cukup banyak ini. Setelah itu Tante Ratna datang dan memijat penisku yang sudah mulai loyo hingga berdiri lagi. Ah, belum 2 menit adikku sudah naik lagi akibat pijatan lembut Tante Ratna, sementara itu Shanti dan Michelle bermain berdua, karena mereka ternyata lesbian dan juga biseks.

Tante Ratna kemudian memasukan penisku ke dalam lubang kemaluannya yang sudah penuh cairan cinta itu. Memang sih awalnya agak susah, dan rupanya meski sudah punya suami, Tante Ratna ini kemaluannya tetap sempit dan membuat adikku seolah dipijat dan diremas-remas oleh dinding kemaluannya yang kuat sekali. Sementara itu selang waktu 15 menit, Michelle menghampiriku lagi dan menempatkan vaginanya di atas wajahku untuk dijilat. Dengan posisi berhadapan dengan Tante Ratna, Michelle membantu menjilat puting susu Tante Ratna yang berwarna pink itu. Sementara itu Shanti juga tidak tinggal diam, diarahkannya jariku ke dalam lubang kemaluannya kemudian aku pun mulai tahu maksudnya. Kuobrak-abrik kemaluannya dengan kedua jariku, hingga Shanti menjerit-jerit keenakan.

Akhirnya 10 menit kemudian Tante Ratna berteriak, “Val.. oh.. enak Val.. Tante mau keluar nih..”

“Tunggu Tante aku juga mau keluar, aku keluarin di dalem aja yah? Abis masih ada Mich!Michelle sama Shanti sih, gak bisa bergerak nih..” erangku.

“Ya udah, keluarin di dalem aja.. ohh.. Tante keluar..” desah Tante Ratna.

Akhirnya kami pun keluar bersama-sama. Dan kemudian kami terus mencoba gaya lainnya lagi sampai kurang lebih sudah setengah dua pagi.

Keesokan harinya jam tujuh pagi aku terbangun dan ternyata mereka sudah membuatkan sarapan untukku. Wah tanpa pakaian mereka menyuapiku untuk sarapan dan minum susu. Tapi aku lebih tertarik pada susu mereka. Dengan nafsu mereka menyuapiku dalam keadaan telanjang. Serasa dunia ini seperti di sorga. Michelle mulai menatapku penuh nafsu. “Val, aku pengen lagi nih, habis kemarin belum puas sih.. boleh gak?” tanya Michelle. “Oh.. why not, my soul is your mine.. just do it..” balasku mesra. Akhirnya Michelle mulai menjilati putingku sembari menciumku dan membelaiku. Aku sungguh merasakan kenikmatan dan kelembutan tangannya. Dan di adik kecilku sudah ada Tante Ratna dan Shanti yang tangannya bergerilya dengan penuh nafsu dan membuatku merem melek. Oh.. betapa indahnya dunia.

Kemudian Tante Ratna memijat adik kecilku dengan kedua bukit susunya yang sungguh menakjubkan. Aduh enak sekali dipijat dengan tetek ini rasanya. Aku tidak sanggup lagi untuk menahan semua gairahku. Sementara itu Michelle juga tidak mau tinggal diam lagi. Segera diarahkannya vaginanya ke wajahku dan aku pun menjilat vaginanya yang sudah memerah itu. Dan mulailah suara desahan terdengar dan berpadu membentuk suatu paduan suara yang menggairahkan, birahiku semakin tinggi.

Setelah selang 15 menit aku mulai mencoba merubah posisiku dan Michelle kubaringkan sementara Tante Ratna dan Shanti asyik bermain berduaan. Kutumpahkan susu sarapanku ke mulut vagina Michelle dan kujilat-jilat vaginanya yang kini sudah menjadi rasa susu itu. Dan Michelle pun mengerang keenakan, “Val, masukin dong.. aku udah basah nih.” Dan tanpa ragu-ragu lagi kuhujamkan dengan keras penisku yang 16 cm ini sedalam-dalamnya ke lubang keperawanan Michelle yang merah merekah itu. Aku terus-menerus memompa tanpa henti meski tubuhku dan tubuh Michelle sudah berkeringat semua. Suara desahan demi desahan terus saja keluar dan semakin menggelora semangat dan nafsuku di pagi itu. “Uh.. uh.. uh..” suara-suara itu terus mendesah dan keringat kami terus menetes membuat tubuh kami seperti berkilat keemasan ditimpa seberkas sinar matahari. Tante Ratna pun yang meski sudah cukup berumur tapi tetap saja bugar dan segar. Mungkin semakin tua semakin berpengalaman kali yah? Sedangkan Michelle yang masih muda terus saja menampakkan semangat mudanya dengan jeritan-jeritan orgasme yang sungguh semakin membuatku merasa beruntung, sepertinya sekali mendayung 3 gunung kembar terlampaui. Aku benar-benar dibuat kecapekan. Sungguh liburan yang semula membuat bete menjadi liburan yang penuh kenangan.


Bagi para cewek, atau tante yang mau melampiaskan nafsunya hubungi saja aku via e-mail. Aku sangat senang bisa membantu kalian agar terpuaskan, mau mengalami seperti cerita tadi lewat permainan group juga kuterima. Mau 2 cowok dan 4 cewek juga tidak masalah. Aku sangat terobsesi sekali akan seks sejak pengalamanku. So, sekarang siapa yang selanjutnya mau mendapatkan pengalaman seks yang indah dan tak terlupakan bersamaku, jangan ragu-ragu hubungi e-mailku. Aku senang bisa memuaskan teman-teman cewek sekalian. Bagi yang belum berpengalaman, setelah kita bersama pasti akan menjadi suatu pengalaman yang mengesankan selama hidup. So tunggu apa lagi, kalau ada yang tertarik silakan hubungi aku via e-mail dan segera dapatkan pengalaman menarik bersamaku.

Minggu, 28 Januari 2018

Prediksi Togel Minggu 28 JANUARI 2018....

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 7 4 5 9
Top 2D : 07 14 25 38 47
Cadangan 2D : 59 67 74 87 95
TOP SHIO : Kelinci Anjing Ular
COLOK BEBAS : 4 7 9
AS : 0 1 2
KOP : 3 6 8
KEPALA  : Besar / Ganjil
EKOR : Besar / Ganjil
Namaku Jackie dan tentunya bukan nama asliku. Aku adalah pria yang kurang beruntung, karena sudah dua kali ingin berniat untuk berkeluarga dan dua-duanya gagal. Aku berasal dari Indonesia, tapi sudah lama sekali tinggal di negerinya “kanguru”. Dan atas saran teman-teman, maka aku mensponsori seorang cewek dari Indonesia dengan niat untuk menikah. Tapi setelah wanita itu mendapatkan izin tinggal tetap di negeri ini, wanita itu meninggalkan aku. Begitu juga dengan yang kedua, yang berasal dari Amerika Latin. Nah, karena rumah yang kumiliki ini mempunyai dua kamar dan karena aku hanya tinggal sendiri sekaligus sudah kapok untuk mencari pasangan lagi, maka kamar yang satunya aku sewakan pada seorang pelajar (cowok) dari Jepang. Namanya Gamhashira. Gamha yang playboy ini sudah dua hari pulang ke negerinya untuk berlibur setelah menamatkan SMA-nya.

Pada suatu sore di hari libur (liburan dari kerja) aku buang waktu dengan main internet, lebih kurang satu setengah jam bermain internet, tiba-tiba terdengar suara bel. Setengah kesal aku hampiri juga pintu rumahku, dan setelah aku mengintip dari lubang kecil di pintu, kulihat tiga orang gadis. Kemudian kubuka pintu dan bertanya (maaf langsung aku terjemahkan saja ke bahasa Indonesia semua percakapan kami),

“Bisa saya bantu?” kataku kepada mereka.

“Maaf, kami sangat mengganggu, kami mencari Gamha dan sudah satu jam lebih kami coba untuk telepon tapi kedengarannya sibuk terus, maka kami langsung saja datang.”

Yang berwajah Jepang nyerocos seperti kereta express di negerinya.

“Oh, soalnya saya lagi main internet, maklumlah soalnya hanya satu sambungan saja telepon saya,” jawabku.

“Memangnya kalian tidak tahu kalau si Gamha sedang pulang kampung dua hari yang lalu?” lanjutku lagi.

Kali ini yang bule berambut sebahu dengan kesal menjawab, “Kurang ajar si Gamha, katanya bulan depan pulangnya, Jepang sialan tuh!”

“Eh! Kesel sih boleh, tapi jangan bilang Jepang sialan dong. Gua tersinggung nih,” yang berwajah Jepang protes.

“Sudahlah, memang belum rejeki kita dijajanin sama si Gamha,” sekarang bule bermata biru nyeletus.

Dengan setengah bingung karena tidak mengerti persoalannya, kupersilakan mereka untuk masuk. Mulanya mereka ragu-ragu, akhirnya mereka masuk juga. “Iya deh, sekalian numpang minum,” kata bule yang berambut panjang masih kedengaran kesalnya.

Setelah mereka duduk, kami memperkenalkan nama kami masing-masing.

“Nama saya Jacky,” kataku.

“Khira,” kata yang berwajah Jepang (dan memang orang Jepang).

Yang berambut panjang menyusul, “Emily,” (Campuran Italia dengan Inggris).

“Saya Eve,” gadis bermata biru ini asal Jerman.

“Jacky, kamu berasal dari mana?” lanjutnya.

“Jakarta, Indonesia,” jawabku sambil menuju ke lemari es untuk mengambilkan minuman sesuai permintaan mereka.

Sekembalinya saya ke ruang tamu dimana mereka duduk, ternyata si Khira dan Eve sudah berada di ruang komputer saya, yang memang bersebelahan dengan ruang tamu dan tidak dibatasi apa-apa.

“Aduh, panas sekali nich?!” si Emily ngedumel sambil membuka kemeja luarnya.

Memang di awal bulan Desember lalu, Australia ini sedang panas-panasnya. Aku tertegun sejenak, karena bersamaan dengan aku meletakkan minuman di atas meja, Emily sudah melepaskan kancing terakhirnya. Sehingga dengan jelas dapat kulihat bagian atas bukit putih bersih menyembul, walaupun masih terhalangi kaos bagian bawahnya. Tapi membuatku sedikit menelan ludah. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara si Eve,

“Jacky, boleh kami main internetnya?”

“Silakan,” jawabku.

Aku tidak keberatan karena aku membayar untuk yang tidak terbatas penggunaannya.

“Mau nge-chat yah?” tanyaku sambil tersenyum pada si Emily.

“Ah, paling-paling mau lihat gambar gituan,” lanjut Emily lagi.

“Eh, kaliankan masih di bawah umur?” kataku mencoba untuk protes.

“Paling umur kalian 17 tahun kan?” sambungku lagi.

Khira menyambut, “Tahun ini kami sudah 18 tahun. Hanya tinggal beberapa bulan saja.” Aku tidak bisa bilang apa-apa lagi. Baru saja aku ngobrol dengan si Emily, si Eve datang lagi menanyakan, apa saya tahu site-nya gambar “gituan” yang gratis. Lalu sambil tersenyum saya hampiri komputer, kemudian saya ketikkan salah satu situs seks anak belasan tahun gratis kesukaanku. Karena waktu mengetik sambil berdiri dan si Khira duduk di kursi meja komputer, maka dapat kulihat dengan jelas ke bawah bukitnya si Khira yang lebih putih dari punyanya si Emily. Barangku terasa berdenyut. Setengah kencang. Setelah gambar keluar, yang terpampang adalah seorang negro sedang mencoba memasuki barang besarnya ke lubang kecil milik gadis belasan. Sedangkan mulut gadis itu sudah penuh dengan barang laki-laki putih yang tak kalah besar barangnya dengan barang si negro itu. Terasa barangku kini benar-benar kencang karena nafsu dengan keadaan. Si Emily menghampiri kami berada, karena si Eve dan Khira tertawa terbahak-bahak melihat gambar itu. Aku mencoba menghindar dari situ, tapi tanpa sengaja sikut Khira tersentuh barangku yang hanya tertutup celana sport tipis. Baru tiga langkah aku menghindar dari situ, kudengar suara tawa mereka bertambah kencang, langsung aku menoleh dan bertanya, “Ada apa?” Eve menjawab, “Khira bilang, sikutnya terbentur barangmu,” katanya.

Aku benar-benar malu dibuatnya. Tapi dengan tersenyum aku menjawab, “Memangnya kenapa, kan wajar kalau saya merasa terangsang dengan gambar itu. Itu berarti aku normal.” Kulihat lagi mereka berbisik, kemudian mereka menghampiriku yang sedang mencoba untuk membetulkan letak barangku. Si Eve bertanya padaku sambil tersipu,
“Jacky, boleh nggak kalau kami lihat barangmu?”
Aku tersentak dengan pertanyaan itu.

“Kalian ini gila yah, nanti aku bisa masuk penjara karena dikira memperkosa anak di bawah umur.”
(Di negeri ini di bawah 18 tahun masih dianggap bawah umur).

“Kan tidak ada yang tahu, lagi pula kami tidak akan menceritakan pada siapa-siapa, sungguh kami janji,” si Emily mewakili mereka.

“Please Jacky!” sambungnya.

“Oke, tapi jangan diketawain yah!” ancamku sambil tersenyum nafsu.

Dengan cepat kuturunkan celana sport-ku dan dengan galak barangku mencuat dari bawah ke atas dengan sangat menantang. Lalu segera terdengar suara terpekik pendek hampir berbarengan.

“Gila gede banget!” kata mereka hampir berbarengan lagi.

“Nah! Sekarang apa lagi?” tanyaku.

Tanpa menjawab Khira dan Emily menghampiriku, sedangkan Eve masih berdiri tertegun memandang barangku sambil tangan kanannya menutup mulutnya sedangkan tangan kirinya mendekap selangkangannya. “Boleh kupegang Jack?” tanya Khira sambil jari telunjuknya menyentuh kepala barangku tanpa menunggu jawabanku. Aku hanya bisa menjawab, “Uuuh..” karena geli dan nikmat oleh sentuhannya. Sedang Eve masih saja mematung, hanya jari-jari tangan kirinya saja yang mulai meraih-raih sesuatu di selangkangannya. Lain dengan Emily yang sedang mencoba menggenggam barangku, dan aku merasa sedikit sakit karena Emily memaksakan jari tengahnya untuk bertemu dengan ibu jarinya. Tiba-tiba Emily, hentikan kegiatannya dan bertanya padaku, “Kamu punya film biru Jack?” Sambil terbata-bata kusuruh Eve untuk membuka laci di bawah TV-ku dan minta Eve lagi untuk masukan saja langsung ke video.

Waktu mulai diputar gambarnya bukan lagi dari awal, tapi sudah di pertengahan. Yang tampak adalah seorang laki-laki 60 tahun sedang dihisap barangnya oleh gadis belasan tahun. Kontan saja si Eve menghisap jarinya yang tadinya dipakai untuk menutup mulut sedangkan jari tangan kirinya masih kembali ke tugasnya. Pandanganku sayup, dan terasa benda lembut menyapu kepala barangku dan benda lembut lainnya menyapu bijiku. Aku mencoba untuk melihat ke bawah, ternyata lidah Khira di bagian kepala dan lidah Emily di bagian bijiku.

“Uuh.. sshh.. uuhh.. sshh..” aku merasa nikmat.

Kupanggil Eve ke sampingku dan kubuka dengan tergesa-gesa kaos dan BH-nya. Tanpa sabar kuhisap putingnya dan segera terdengar nafas Eve memburu.

“Jacky.. oohh.. Jacky.. teruss.. oohh..” nikmat Eve terdengar.

Kemudian terasa setengah barangku memasuki lubang hangat, ternyata mulut Khira sudah melakukan tugasnya walaupun tidak masuk semua tapi dipaksakan olehnya.

“Slep.. slep.. chk.. chk..”

Itulah yang terdengar paduan suara antara barangku dan mulut Khira. Emily masih saja menjilat-jilat bijiku.

Dengan kasar Eve menarik kepalaku untuk kembali ke putingnya. Kurasakan nikmat tak ketulungan. Kuraih bahu Emily untuk bangun dan menyuruhnya untuk berbaring di tempat duduk panjang. Setelah kubuka semua penghalang kemaluannya langsung kubuka lebar kakinya dan wajahku tertanam di selangkangannya.

“Aaahh.. Jacky.. aahh.. enak Jacky.. teruskan.. aahh.. teruss Jacky!” jerit Emily.

Ternyata Eve sudah bugil, tangannya dengan gemetar menarik tanganku ke arah barangnya. Aku tahu maksudnya, maka langsung saja kumainkan jari tengahku untuk mengorek-ngorek biji kecil di atas lubang nikmatnya. Terasa basah barang Eve, terasa menggigil barang Eve.

“Aaahh..” Eve sampai puncaknya.

Aku pun mulai merasa menggigil dan barangku terasa semakin kencang di mulut Khira, sedangkan mulutku belepotan di depan barang Emily, karena Emily tanpa berteriak sudah menumpahkan cairan nikmatnya. Aku tak tahan lagi, aku tak tahan lagi, “Aahh..” Sambil meninggalkan barang Emily, kutarik kepala Khira dan menekannya ke arah barangku. Terdengar, “Heerrkk..” Rupanya Khira ketelak oleh barangku dan mencoba untuk melepaskan barangku dari mulutnya, tapi terlambat cairan kentalku tersemprot ke tenggorokannya. Kepalanya menggeleng-geleng dan tangannya mencubit tanganku yang sedang menekan kepalanya ke arah barangku. Akhirnya gelengannya melemah Khira malah memaju mundurkan kepalanya terhadap barangku. Aku merasa nikmat dan ngilu sekali, “Sudah.. sudah.. aku ngiluu.. sudah..” pintaku. Tapi Khira masih saja melakukannya. Kakiku gemetar, gemetar sekali. Akhirnya kuangkat kepala Khira, kutatap wajahnya yang berlumuran dengan cairanku. Khira menatapku sendu, sendu sekali dan kudengar suara lembut dari bibirnya, “I Love you, Jacky!” aku tak menjawab. Apa yang harus kujawab! Hanya kukecup lembut keningnya dan berkata, “Thank you Khira!”


Rasa nikmatku hilang seketika, aku tak bernafsu lagi walaupun kulihat Eve sedang memainkan klitorisnya dengan jarinya dan Emily yang ternganga memandang ke arahku dan Khira. Mungkin Emily mendengar apa yang telah diucapkan oleh Khira. Demikianlah, kejadian demi kejadian terus berlangsung antara kami. Kadang hanya aku dengan salah satu dari mereka, kadang mereka berdua saja denganku. Aku masih memikirkan apa yang telah diucapkan oleh Khira. Umurku lebih 10 tahun darinya. Dan sekarang Khira lebih sering meneleponku di rumah maupun di tempat kerjaku. Hanya untuk mendengar jawabanku atas cintanya. Dan belakangan aku dengar Eve dan Emily sudah jarang bergaul dengan Khira.

Sabtu, 27 Januari 2018

Prediksi Togel Sabtu 27 JANUARI 2018.....

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 2 6 3 8
Top 2D : 02 16 23 38 42
Cadangan 2D : 58 62 76 83 93
TOP SHIO :  Kerbao Kuda Naga
COLOK BEBAS : 3 6 8
AS : 0 1 4
KOP : 5 7 9
KEPALA  : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Hallo, saya adalah pendatang baru untuk masalah kiriman cerita Rumah Seks. Saya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di selatan Jakarta. Salam kenal untuk warga Rumah Seks. Awal cerita saya dimulai saat saya menghadiri sebuah acara pemberian penghargaan, di sana saya datang bersama teman saya, sebut saja Hamdan. Saya diperkenalkan oleh teman saya kepada salah satu tamu yang hadir di acara tersebut, dan ternyata setelah dipertegas, nama tamu tersebut adalah DB. Yang belakangan saya ketahui dia adalah salah satu artis Indonesia. Singkat cerita, malam itu berlalu begitu saja.

Seminggu setelah perkenalan tersebut, saya ditawari untuk menggarap proyek perayaan Hari Ulang Tahun oleh teman yang mengenalkan saya dengan DB, memang bidang saya adalah entertaiment. Teman saya yang mengenalkan saya namanya Shebi. Singkat kata, saya terima proyek yang diberikan oleh Shebi. Dan ternyata yang punya kerjaan itu adalah DB, untuk perayaan ulang tahunnya yang ke 34.

Saya pun dipertemukan oleh Shebi dengan DB di rumah DB yang terlihat cukup megah. Saya dan Shebi menunggu DB yang sedang mandi di ruang keluarga. Di sana saya ngobrol cukup banyak dengan Shebi (yang perlu pembaca ketahui, Shebi sedang hamil 7 bulan). Obrolan berlangsung santai dan sampai menyerempet ke masalah kehidupan seks Shebi, ternyata Shebi yang memiliki tinggi 170 cm, ukuran BH 38, dan m size ini memiliki libido seks yang cukup tinggi. Shebi pun mulai merapatkan posisi duduknya mendekati saya (karena kami duduk di atas sofa yang sama/sofa panjang).

“Dra.. coba kamu pegang perutku, sepertinya jabang bayiku ini ingin berkenalan denganmu deh..!” kata Shebi.

“Ah kamu bisa saja Sheb..!” kata saya yang belum tahu arti sinyal dari Shebi itu.

“Kalau nggak percaya, coba saja kamu pegang perutku ini..!” ujar Shebi yang kali ini memaksa tangan saya untuk memegang perutnya yang sudah terlihat buncit.

Dan benar, sepertinya ada yang bergerak-gerak dari dalam perutnya.

“Dra.. kamu pernah ngerasain begituan dengan orang hamil..?” ujar Shebi yang membuat saya kaget.

“Mmm.. mm, belum tuh Sheb..””Memangnya enak apa rasanya..?” tanya saya keheranan.

“Wah endang loh rasanya..”

“Itu kuketahui dari suami dan brondong-brondongku..” ujar Shebi yang membuat saya tersentak tambah kaget.

“Mmm.. begitu..” kata saya agak sedikit sok tenang, meskipun tegangan tubuh sudah agak naik.

“Kok jawabannya cuma segitu, apa kamu nggak mau nyobain..?” ucap Shebi yang sedikit kesal karena tanggapan saya hanya sebatas itu, sedang posisi kami sudah semakin dekat.

Shebi menarik sedikit ke atas long dress yang dikenakannya, dan terlihat paha mulus yang sedikit memperlihatkan timbunan lemak di sisi-sisinya dan sedikit CD hitam. Saya pun terdiam sejenak, lalu saya pegang kepala dan menatapnya serta meyakinkannya.

“Sheb.., bukannya aku tidak ingin mencoba tawaran yang spektakuler ini, tetapi kamu harus lihat kita ini dimana..? Tetapi bila kamu tawari aku di posisi yang tepat, tentulah aku tak akan menolak..!” kata saya mencoba menenangkan suasana yang semakin panas itu.

Saya sadar bahwa kami datang ke tempatnya DB dalam rangka suatu kerjaan, dan aku termasuk orang yang menjunjung tinggi profesionalisme.

“Aku tau apa yang kamu khawatirkan Dra..” balas Shebi sambil menutup bibir saya dengan jari telunjuknya.

“Kau harus tau bahwa DB itu penganut seks bebas, dan tentu doi tak akan marah kalau kita bercinta di sini, dan lagi pula di sini tidak ada orang lain selain DB..” kata Shebi mencoba meyakinkan saya sambil perlahan mengangkat kaos yang saya pakai ke atas, dan jarinya bermain di atas puting saya sambil memainkan lidahnya sendiri membasahi bibirnya yang sudah basah.

Mendengar perkataannya yang meyakinkan dan juga ditambah dengan perlakuannya yang mencoba merangsang birahi saya, saya semakin yakin akan situasi yang ada. Saya pun mulai berani untuk meraba dada Shebi yang besar tanpa membuka pakaian yang melekat di tubuhnya. Shebi pun bertambah liar dengan menyusupkan tangannya mencari batang kemaluan saya yang sudah menegang sejak tadi. Sambil memilin putingnya tanpa membuka pakaiannya, tangan kiri saya pun bergerak ke bawah sambil membiarkan tangan kanan saya untuk tetap berada di atas dan Shebi pun mendesah.

Sampai di tempat yang saya tuju, tangan kiri saya pun meraba dari luar CD Shebi, dan terasa ada yang basah dan lengket di sana. Lalu bibir kami pun saling mendekat dan terjadi perciuman yang cukup lama. Kami pun terlihat sudah semakin berkeringat. Kemudian tangan yang berada di daerah sensitif Shebi pun sepertinya mulai aktif melorotkan CD hitam Shebi, dan saya merasakan sentuhan bulu-bulu lebat yang sepertinya tertata rapih. Shebi pun telah sukses mengeluarkan senjata kemaluan saya dan mengocok-ngocoknya perlahan. Saya yang merasa penasaran ingin melihat kemaluan orang hamil, lalu menghentikan ciuman kami dan turun ke arah kemaluan Shebi yang duduk di sofa. Ternyata tebakan saya benar, liang kemaluan Shebi yang lebat ternyata benar-benar tertata rapih. Saya pun mulai tergiur untuk merasakan bibir kewanitaan itu dengan mulai mejilatinya secara lembut.

“Achh.., achh.. kamu pintar Dra..! Truuss.. Draa..!” Shebi pun terlihat sudah tidak dapat mengontrol ucapan dan intensitas suaranya.

Shebi meluruskan tubuhnya di atas sofa sambil mengocok senjata kemaluan saya. Mendapat perlawanan yang demikian nafsunya, saya pun merubah posisi menjadi 69. Saya di bawah dan Shebi di atas. Ternyata benar kata orang, kemaluan orang yang sedang hamil itu gurih rasanya.

15 menit berlalu dalam posisi 69.

“Dra.. please..! Masukin sekarang Say..!” pinta Shebi yang sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak nafsunya.

Mendengar itu saya tidak langsung menuruti, tetapi saya tetap saja mengigit, menjilat, meludahi liang kewanitaannya, terutama klitoris-nya yang sudah mengkilap karena basah.

“Dra.., kamu jahat..!” teriak Shebi diikuti dengan melelehnya air kemaluan Shebi yang cukup banyak dari liang senggama Shebi, yang menandakan Shebi sudah mencapai orgasmenya. Saya jilat habis cairan kental yang keluar itu sampai tidak tersisa. Senjata kejantanan saya yang terhenti bergerak itu dikulum oleh Shebi. Karena orgasmenya, Shebi mengulum kemaluan saya hingga menjadi merah. Lalu dengan bantuan tangan, saya masukkan kembali senjata saya itu ke dalam mulut Shebi sambil menaik-turunkan di dalam mulutnya.

“Aawww..!” saya berteriak karena batang kemaluan saya tergigit Shebi, “Kamu nakal ya..?” kata saya sambil menarik batang kejantanan saya dari mulutnya, lalu mengarahkannya ke vagina Shebi.

Saya tidak langsung memasukkannya, tetapi memainkannya terlebih dulu di bibir vaginanya sampai Shebi sendiri yang memajukan pantatnya agar batang kemaluan saya dapat langsung masuk, tetapi tetap saja saya tahan agar tidak masuk.

“Dra.., kamu jahat..!” ujar Shebi kesal.

“Habis kamu duluan yang mulai..!” jawab saya.

Tanpa kami sadari, ternyata pertempuran kami dari tadi sudah ada yang mengawasi, yaitu DB yang entah dari kapan dia sudah ada di dekat kami dengan mengunakan daster tanpa BH. Pemandangan itu kami ketahui karena daster DB sudah ada di bawah kakinya. Karena saya merasa sudah tidak tahan, akhirnya saya mulai memasukkan penis saya perlahan tapi pasti ke liang senggama Shebi. Memang awalnya sulit, tetapi karena Shebi minta untuk terus dipaksa, ya akhirnya masuk juga.

“Achh.. achh..!” teriak Shebi dengan wajah memerah entah karena nafsu atau karena sakit.

Ternyata liang kemaluan orang yang sedang hamil itu lebih hangat dibandingkan kemaluan wanita normal. Karena sempit dan hangatnya liang senggama Shebi, membuat saya tidak dapat bertahan lama, meskipun goyangan Shebi tidak terlalu “hot”, tetapi tetap saja rasanya lebih asyik dari liang kemaluan wanita yang tidak hamil.

“Sheb.. aku mau keluar..!” kata saya ditengah-tengah nikmatnya persetubuhan kami.

“Aku.. keluarkan di mana Say..?” tanya saya menambahkan.

“Terserah kau saja Dra..!” jawab Shebi yang ternyata juga sudah orgasme kembali.

Akhirnya karena lebih enak, saya keluarkan cairan panas itu di dalam vaginanya, “Cret.. cret.. cret..!” mungkin sampai tujuh kali air mani saya tersembur di dalam liang senggama Shebi.

“Ohh.., ternyata kalian di sini sudah nyolong start ya..?” ujar DB yang membuka pembicaraan.

“Abis kita udah nggak tahan Mba..!” jawab Shebi.

“Trus gimana proyek ultah-ku..?” tanya DB sambil memakai dasternya kembali yang tadi dilepaskan ke bawah, karena DB dari tadi menyaksikan pergulatan kami sambil bermasturbasi.

“Kalau masalah itu tenang, di sini sudah ada ahlinya, tinggal kucuran dananya saja, konsepnya sudah Indra susun kok..!” jawab Shebi sambil menahan saya untuk mengeluarkan penis saya dari liang senggamanya.

“Ooo.., ok aku percaya..” kata DB, “Tapi biar Indra istirahat dong..! Masa kamu monopoli sendiri itu batang..!” jawab DB sambil mengambil wine yang ada di mini bar, lalu duduk di sana, memperhatikan kami yang akhirnya mengambil pakaian kami masing-masing.

“Dra.., kamu besok bisa ambil dananya di sini..” kata DB.

“Lo nggak mau nyobain punyanya Indra..?” celetuk Shebi, “Ntar nyesel..?” tambahnya.

“Jangan sekarang deh, abis tanggung, sebentar lagi Bapak mau jemput gue..” jawab DB.

“Ooo..” jawab Shebi yang sepertinya mengetahui bahwa DB kalau main itu tidak cukup kalau hanya 3 atau 4 ronde saja.

“Ya sudah, kami pamit dulu deh kalau gitu, biar besok si Indra saja yang datang ke sini sendiri..” kata Shebi.

Saya yang dari tadi diam saja hanya manggut tanda setuju untuk datang lagi esok.

“Tapi besok kamu datangnya malam saja ya..!” pinta DB.

“Ooo.., sekalian kamu cobain ya..?” pancing Shebi sambil tersenyum.

“Apa kamu mau ikutan Sheb..?” tanya DB.

“Nggak ah, abis main sama lo harus lama, gue takut kandungan gue bermasalah lagi.””Kalau dokter gue bilang nggak apa-apa sich gue ok aja, tapi kalau kebanyakan digenjot nanti bocor lagi..!” kata Shebi sambil tertawa.

“Ya udah ngga pa-pa, tapi kamu pasti datang kan Dra..?” tanya DB.

“Ya..” jawab saya singkat.

“Ya sudah kita cabut ya..?” ujar Shebi ke DB.

“Ya, ok lah..”

“Bye, Dra jangan lupa ya atau kontrak kita batal nich..!” sambil mencubit dagu saya.


Begitulah kisah saya dengan Shebi, pembaca tunggu saja kisah saya dengan DB, artis ibu kota yang terkenal sampai sekarang masih singgle di edisi selanjutnya. Terima kasih atas perhatian rekan pembaca sekalian.

Kamis, 25 Januari 2018

Prediksi Togel Kamis 25 JANUARI 2018....

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 8 3 4 7
Top 2D : 08 13 27 34 47
Cadangan 2D : 58 63 74 83 97
TOP SHIO : Kelinci Anjing Ular
COLOK BEBAS : 3 7 8
AS : 0 1 2
KOP : 5 6 9
KEPALA  : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Ganjil
Pada suatu hari di kantorku, ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan, tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan nih selama 2 hari 2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang berbau seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik kutelpon dia sekarang.

“Halo, selamat siang, bisa bicara dengan Ayu”

Tak lama kemudian, “Halo Tono sayang, ada apa nih”, Ayu bermanja-manja padaku.

“Enggak ada apa-apa, cuma pengen ngajak kamu keluar makan siang nanti, bisa enggak nih”, tanyaku.

“Oh kalau itu sih pasti bisa, kemana nih”

“bagaimana kalau di kantin deket kantor kamu, oke??”

“Oke boss, saya tunggu yah, awas, jangan sampe telat!”, sambil ketawa-ketawa.

“Bye” lalu Ayu menutup teleponnya.

Lalu aku pun kembali bekerja, tapi di kepalaku sedang terbayangkan kira-kira apa yang bakal aku belikan buat dia nanti. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Wah, aku harus cabut nih, tak boleh telat. Untung boss sedang keluar kantor, jadi aku tak perlu minta ijin dulu.

Cerita Ngentot Ketika Kekasihku ULTAH –Akhirnya sampailah aku di kawasan perkantoran di daerah Sudirman. Setelah parkir, buru buru aku pergi ke kantin yang sudah dijanjikan. Kulihat Ayu melambaikan tangannya dari jauh.
“Hai Ton!” Kami lalu mencari tempat makan yang sepi, namanya juga berduaan, mana enak makan di tempat yang rame banget. Setelah memesan makanan dan duduk di pojokan, lalu akupun berkata

“Eh, Yu, di kantor kamu lagi banyak kerjaan nggak”

“Emangnya kenapa” Ayu terlihat penasaran

“kalau enggak sibuk, bagaimana kalau kamu minta cuti sama boss kamu selama 2 hari mulai tgl 12”

“Buat apa Ton, apa kamu sedang merencanakan sesuatu?”

“Sesuatu yang akan membuat kamu tergila-gila”

“Apa tuhh”

“Tunggu aja tanggal mainnya sayang” sambil kucubit lembut pipinya.


Selesai makan, kuantar Ayu ke kantornya, lalu akupun balik ke kantorku dan menyelesaikan pekerjaanku. Kira-kira 2 jam kemudian, Ayu menelepon.

“Halo Ton, saya udah ngomong sama bossa” katanya dengan suara lemas.

“Lalu apa katanya” tanyaku penasaran.

“Saya tidak dapet cuti 2 hari”

“Yah payah boss kamu, Yu. Kalau begitu nanti saya culik kamu pas harinya”

“Nah, kabar baiknya, saya dikasih cuti 3 hari, ha ha ha, kena kamu”, Ayu tertawa terbahak-bahak.

“Hey, dasar kurang ajar kamu, dasar setan cantik, ngerjain orang aja bisanya”

“Biarin, daripada kamu setan jelek”

“Yah udah, entar surprisenya kagak jadi deh”

“Jangan ngambek dong sayang, setan cantik khan cuma bercanda”

“Yah udah, 2 hari lagi saya ke tempat kamu abis pulang kerja”

“Oke deh, kutunggu dikau nanti, bye bye sayang”

“Bye bye” “klik”, lalu aku menemui bossku untuk minta cuti, dan untungnya dapet juga, mumpung bossku mood-nya lagi bagus hari ini.

Tak terasa, 3 hari pun berlalu. Sepulang kerja, kujemput Ayu di kantornya, lalu kami pergi ke supermarket untuk membeli makanan selama 3 hari, soalnya kami merencanakan untuk tidak kemana-mana selama liburan. Tidak lupa aku membeli madu 1 botol.

“Lho Ton, buat apa beli gituan” Ayu menatapku dengan heran.

“Itu bagian dari surprise tersebut, tunggu aja, yang pasti kamu bakalan merem melek nantinya” kataku mantap.

“Wah, saya jadi penasaran nih sama surprise kamu”

“Just wait ‘n see, honey” Selesai belanja lalu kami bergegas menuju apartemen Ayu.

Sesampainya di apartemen, aku langsung menarik Ayu menuju kamar mandi.

“Sabar dong boss, kayak enggak ada hari esok aja” katanya manja.

“Ultah kamu khan hari ini, so pasti memang tidak ada hari esok” kataku sambil melepas bajunya satu persatu.

Setelah ia bugil total, lalu kujilat buah dadanya, mulai dari putingnya ke dasarnya. Kuhisap-hisap putingnya dengan lembut.

“Ooohh Ton, enak sekali, teruss” desah Ayu

Ketika Ayu ingin membuka bajuku, kutahan tangannya.

“Sayang, buka dong, nggak adil nih”

Lalu kulepaskan semua pakaianku sehingga terlihat senjataku mengacung sangat tegak, ketika Ayu ingin meraihnya, kukatakan padanya,

“Say, jangan dulu, hari ini kamu akan menjadi ratu, biarkan daku melayanimu sampai puas”

Setelah itu, lalu kubasahi seluruh badannya, dan kusabun seluruh lekuk tubuhnya, tak lupa buah dadanya kuremas lembut lebih lama. Kuputar-putar putingnya, Ayu hanya bisa mendesah nikmat. Lama juga aku bermain di dadanya, kira-kira ada 15 menit. Setelah itu tanganku mulai turun ke selangkangannya. Kumainkan klitorisnya, Ayu semakin mengerang hebat.

“Toonn, teerruss, teruss, auughh, enak sekali, terruss”

“Ton, masukin dong penis kamu, saya udah gak tahan nihh”

“Oh, yang itu nanti sayang, sabar aja”

“Tapi saya pengen banget nih, oohh”

“Sabar aja, pokoknya hari ini kamu jadi ratuku, Aku bakalan membuat kamu orgasme ratusan kali selama 3 hari ini”

“Saayy, tulang saya bisa copot nih orgy ratusan kali”

“Biarin, salah sendiri punya body seksi sekali”

“Ahh aahh aahh, seesstt, guaa kayaknya pengen nyampe nih sayy” Ayu meracau tak menentu.

Kupercepat gerakan jariku memainkan klitorisnya, sementara jariku yang lain sedang dihisap-hisapnya seolah-olah ia sedang menghisap penisku.

“Aaarrgghh, I’m comminngg, honey, commiingg, commiingg, ohh”

Pinggulnya bergerak maju mundur sementara badannya melengkung kaku ke belakang, sepertinya Ayu sangat menikmatinya.

“Ton, tadi rasanya enak sekali seolah olah kamu lagi meng-onani vagina saya, ohh” Ayu mendesah pelan.

“Oh, itu masih belum apa-apa, nanti masih ada lagi yang lebih hebat sayy ” kataku sambil meremas-remas buah dadanya.

“Wah, mati aku deh, bisa bisa nanti kagak bisa kerja”

Kubilas tubuhnya dari busa yg masih melekat, terutama di bagian vaginanya karena banyak sekali cairannya yang mengalir keluar. Setelah tubuh Ayu bersih, lalu akupun mulai menyabuni diriku sendiri. Tapi tanpa kusadari tiba-tiba Ayu memelukku dari belakang dengan kuat lalu satu tangannya menangkap penisku.

“Eh kenapa say, kan saya bilang nanti” sambil aku melawan sedikit.

“Khan hari ini ultahku, kamu mesti nurut sama saya, kalau kamu bisa bikin saya orgy ratusan kali, saya juga mesti sedot sperma kamu sampai habis, baru adil” kata Ayu sambil menyeringai manis.

“Ya udah deh, saya nyerah sama ratuku, tapi bilas dulu dong sabunnya”

Lalu Ayu membersihkan sabun terutama di sekitar penisku, lalu ia mulai mengocok-ngocok dan memainkan penisku, kadang pelan kadang cepat, ia mengocok sambil matanya menatapku dan tersenyum manis sekali.

“Bagaimana sayang, enak khan seperti ini?” Ayu tersenyum manis sekali

“Ohh, aduuh, enak sekali sayang, ohh, uhh, wajah kamu maniss sekali sayangku” kataku sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.

“Saayy, ganti dong pake mulut kamu”

Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantananku dijilatinya perlahan, seolah olah sedang menjilati es krim. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam aku. Semilyard dollar.. rasanya.. wow.. enak sekali. Aku hanya bisa merem melek menikmatinya sambil bersandar di bath tub. Lalu dikulumnya batang kejantananku. Aku melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.

Ayu memasukkan dan mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik-turun. Gesekan-gesekan antara kemaluanku dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan tersendiri bagi diriku.
“Auuh.. aahh..” akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

Batang kemaluanku menyemprotkan sperma kental berwarna putih ke dalam mulutnya. Bagai kehausan, Ayu meneguk semua cairan kental tersebut sampai habis.

“Duh, masa baru begitu saja sudah keluar.” Ayu meledek aku yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.

“Yu.., saya.. udah 3 hari nih.. tidak bercumbu dengan kamu..” jawabku terengah-engah.

“Tapi lumayan banyak juga sperma kamu, kayaknya boleh nih tiap 3 hari saya isep penis kamu, biar saya tambah awet muda” katanya tanpa melepas pegangannya dari penisku.

“Whatever you want, my queen” kataku sambil mencium bibirnya.

Lalu Ayu mulai menyabuni seluruh tubuhku, terutama di sekitar penisku agak lama, sehingga mau tidak mau penisku bangun lagi. Ayu mulai memainkannya lagi. Tapi aku tidak mau keluar lagi, jadi harus kustop dia.

“Eh, Yu, stop dulu, entar saya keluar lagi nih” kataku sambil menahan nikmat.

“Biarin aja, salah sendiri kenapa penis kamu gampang terangsang” katanya sambil tertawa.

Lalu ia melanjutkan menyabuniku, setelah itu ia membilas tubuhku, oh rasanya segar sekali, nikmat sekali rasanya dimandikan oleh pacarku ini, sesekali ia menjilat-jilat kepala penisku, sesekali ia menghisapnya, sambil matanya menatapku, oh manis sekali wajahnya. Selesai itu, aku mengambil handuk mengelap seluruh tubuhku dan tubuhnya, tak lupa aku melakukan gerakan memijat ketika sedang mengelap buah dadanya, ia hanya bisa merem melek sambil mulutnya megap-megap Lalu kutarik dia ke kamarnya, kuambil selimut baru lalu kugelar di atas lantainya. Kulihat Ayu sepertinya penasaran dengan tindakanku ini.

“Lho Ton, ngapain kamu”

“Ini surprisenya, sayang, nah sekarang kamu baring aja di atas selimut, saya ambil madu dulu”

“Wah kayaknya saya bakalan orgy gila-gilaan nih”

“Iya say, tunggu aja” teriakku sambil mengambil madu dari kulkasnya.

Sekembalinya ke kamar, kulihat Ayu masih berbaring, lalu aku duduk di atas pahanya, kubuka botol madu lalu kutuang di atas badannya, kulihat dia terkejut sedikit, mungkin akibat dinginnya madu tersebut, kugosok-gosok madu tersebut di seluruh tubuhnya, terutama di buah dadanya.

“Aaahh.. Ton.. sshhss..” erang si Ayu ketika kuusap-usap permukaan dadanya rata terbungkus madu kecuali putingnya.

“Sshh.. teruss.. Ton ciumin dong..” Dia menggigit bibirnya sendiri.

Wah, ternyata dia suka surprisenya, aku cium putingnya sambil memainkan lidahku melilit-lilit puting merah muda itu, kemudian kugigit manja.

“Aahh.. sshhss.. aku mao keluar Ton.. sshshh bagaimana nih..” erangnya.

Segera kugosokkan madu ke arah paha dalamnya secara perlahan terus sampai mendekati daerah lipatan yang sangat hangat itu.

“Ahh.. sshshs.. Ton.. jilat dong.. udah nggak tahan nih.. ss..” lirihnya.

“Sshh hmm.. kok diam.. please..” rengek Ayu.

“Tunggu ya..” jawabku.

Kemudian segera kujilati lubang kemaluannya sambil mengusap-usap payudaranya, dan mulai kujilati bibir luar vaginanya

“Ahh.. Ton.. terus sshh.. kamu.. di situ.. sshh,” erangnya.

Dengan lidah kukait-kait klitorisnya sambil kutelusuri garis bibir vaginanya. Sambil menggoyangkan pinggulnya kiri-kanan Ayu berkata,

“Yess.. di situ.. ahh.. sshs..” katanya ketika mulai kuhisap dan menjilati klitorisnya.

Setelah membesar, aku tusuk-tusukkan lidahku di liang senggamanya tetapi tak kuduga reaksinya.

“Aahh.. shshshsh mmhh ss.. teruss hhmm,” Ayu menggelinjang-gelinjang sambil memaju-mundurkan pinggulnya, vaginanya seolah-olah merebut lidahku untuk masuk lebih dalam kerongga nikmat itu, sementara batang kemaluanku sudah merah padam dari tadi ingin segera menggantikan lidahku.

“Ahh.. teruuss.. teruuss.. lebih cepaat.. ssh..” gelinjang Ayu semakin cepat.

“Shshss.. aku hampiirr.. shshh.. mmyamyam memem.. ss,” suaranya semakin kacau.

Pantatnya semakin cepat mengocok lidahku, sehingga selimut di lantai itu berantakan. Ketika gerakan lubang kemaluannya makin rutin, segera kuhentikan dan kutarik lidahku, terlihat alis si Ayu mengkerut seperti sedang bertanya-tanya, sementara dadanya masih naik-turun dengan cepat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, secepatnya kuposisikan kepala penisku ke lubang hangat dan basah itu.
“Ahh.. sshsh mm..” erang manja si Ayu. Memang penisku tidak terlalu besar, hanya kepalanya agak besar dan melengkung ke atas seperti terompet tapi panjang.

Badan Ayu menjadi kaku seakan menantikan sesuatu

“Rileks sayang.. sebentar kita lanjutkan perasaanmu,” bisikku.

Kemudian kudorong perlahan kepala penisku. Setelah kepala penisku masuk, secara bertahap kudorong batangku agak dalam, kutarik lagi sedikit, dorong lebih dalam, tarik sedikit, sampai.. “Bluess.. duk..” kiranya sudah mentok kebentur ujung rahimnya, padahal belum semuanya masuk lho. Terasa di tangan kiriku kira-kira masih tiga lebar jariku tapi efeknya

“Ssshh.. mmhh.. aahh.. auh!” jerit tertahan Ayu.

Kurasakan agak banjir di dalam sana dan jepitan di sepanjang kepala penis sampai hampir seluruh batangku itu makin erat.

“Ahh.. ssh shshss..” aku coba konsentrasi karena vagina yang nikmat dan sangat sempit ini mencoba menarik semua spermaku sehingga kepala penisku membesar dan berdenyut-denyut menahan kenikmatan yang nyaris memancar.

Kemudian aku coba goyang secara perlahan, makin lama makin cepat. Kupraktekkan rumus ini-itu sambil membuatnya menikmati setiap gesekan penisku serta mengalihkan pikiranku untuk melupakan nikmatnya lubang kemaluan Ayu, sempitnya vaginanya. Tubuhnya yang sempurna, payudaranya yang ranum dan kencang yang tertekan dadaku.

“Ouch.. sshh.. hemm..” sulit rasanya menghadapi kenyataan nikmat ini, apalagi setelah puncak kenikmatannya yang tertunda itu kembali melanda Ayu, ini terbukti dengan goyangan pinggul dan pantatnya berputar dan sekarang maju-mundur, menentang setiap gerakanku yang semakin cepat tusuk dan tarik.

“Aahh..”

Kucium dan kulumat bibirnya, kulilit lidahnya, kulihat dia tidak bisa menahan kenikmatan yang melanda itu, sehingga Ayu pun membalas ciumanku dengan ganasnya. Geregetan, rangsangan, kenikmatan, itu yang mungkin ada di pikirannya.

Setelah hampir setengah jam kami goyang (kurasa Ayu sudah mau orgasme) dan akhirnya vaginanya mulai menjepit dan mengurut penisku cepat sekali. Dengan nafasnya yang memburu dan gerakan pinggulnya,

“Aaahh.. aku.. keluar.. sshhmm.. aku keluar sayang.. sshs hh shsh,”

Ayu mulai meracau tidak karuan sambil kakinya melingkari pinggangku dan menekan pantatku keras seakan-akan dia sanggup menelan penis panjangku sehingga kurasa bahwa setiap kutusuk vaginanya terasa ada benturan dan terus memutar di ujung dalam kenikmatannya.

“Sshshs aasshh.. enak sekali.. sshh.. aduhh.. sshshsh..” jerit tertahan Ayu.

Aku pun semakin mempercepat gerakanku, aku goyang dan memaju-mundurkan agak kasar liang vagina sempit ini,

“Duk..bluess.. duuk.. bluess..” kulihat pangkal penisku agaknya nyaris semuanya masuk,

“Sssh shh shh.. teruss.. Ton.. sshh,”

“Aku puas.. sshh hmm.. Ton.. cepat.. sshh,” lanjutnya.

“Tubuhmu seksi.. dan sempurna.. sayang..apa boleh..” aku berbicara ngos-ngosan.

“Di.. dalam.. saja.. shsh shh mmhh..” Ayu memotong sambil menaikkan pinggulnya sambil menekan pantatku serta membenamkan seluruh penisku seluruhnya

“Aaahh.. ssmmhh hhmm..”

Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut keras membuat suara becek goyangan kami yang makin keras.

Aku sudah tidak kuat lagi, ilmuku seakan hilang, kesadaranku melayang. Kemudian sambil melenguh kutarik pinggulnya lengket ke pangkal penisku dan kujilat serta kugigit putingnya, kulepas semua spermaku,

“Aaahh.. sshh..”

“Crot.. crot.. crot..” Hampir enam atau delapan kali semprotan maniku melesat ke dalam rahimnya.

“Aaahh ss mm.. hmm.. enak.. hangat..” Ayu mengerang-erang, sambil terus menggoyangkan pinggulnya berputar-putar.

Dalam keheningan nikmat, kubiarkan penisku di dalam vaginanya yang masih terasa sempit, kucium lembut bibirnya dan Ayu pun membalas manja, kemudian kutatap matanya sambil tersenyum. Sambil bersikap manja Ayu memeluk diriku serta menggigit hisap leherku. Wah.. merah nih jadinya.

Aku kemudian mengangkat tubuhnya dan mengajaknya ke balkon untuk cari angin.

“Mau ngapain di balkon Ton?”, tanya Ayu terheran-heran.

“Aku pengen menutup surprise-ku dengan mandi’in kamu”, kataku lagi.

“bagaimana mandi’innya?, tanya Ayu tambah heran tapi nurut saja ketika kurebahkan tubuhnya di atas kursi panjang tanpa senderan di balkon yang sepi itu. Tanpa menunggu lama, segera kuakhiri surpriseku dengan mandi kucing, yaitu dengan menjilat-jilat lembut seluruh permukaan tubuhnya yang bermandi peluh bercampur madu dan berkilat terkena sinar rembulan yang membuatnya makin indah dengan posisinya yang menelentang pasrah itu. Ayu senang sekali dengan perlakuanku itu, dan sambil mendesah kenikmatan dia berkata,

“Ton, kalau bisa kamu sering-sering nginap di sini, saya suka dijilati seperti ini.”

Kira kira ada 10 menit aku menjilatnya, lalu kugendong dia ke kamar mandi, dan kami pun saling membersihkan badan, saling menggosok satu sama lain. Setelah selesai, kami pun masuk ke kamarnya, karena sudah lelah sekali kami tidur nyenyak sambil berpelukan dalam keadaan bugil.

Keesokan paginya, antara sadar dan tidak, aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh pada diriku. Ketika kubuka mataku, eh, ternyata Ayu sudah bangun, dan lebih kaget lagi kulihat Ayu sedang menghisap-hisap penisku. Melihatku sudah bangun, Ayu berhenti sejenak dan tersenyum.

“Selamat pagi kekasihku, bagaimana tidurnya” tanya Ayu manja sambil tangannya tetap mengocok penisku.

“Wah enak banget, tapi kok kamu curang sih, saya khan nggak ngerasain isepan kamu waktu tidur” kataku sambil mengusap-usap buah dadanya.

“Abis kamu tidurnya lelap sekali, saya kagak tega bangunin kamu, tapi siapa tahu kamu mimpi lagi diisepin ha ha ha” ia tertawa sambil terus mengocok penisku.

“Eh Ton, kok waktu kamu tidur, saya ngocokin kamu kok penis kamu bisa bangun sih”

“Ya bisa lah yaw, namanya juga penis orang, emangnya penis plastik, bisa aja kamu, tapi terusin dong pake mulut kamu, Yu”

“Oooke boss, tapi kalau kamu mau keluar, bilang yah”

“Lho, emangnya kenapa?” tanyaku heran.

“saya mau pake sperma kamu buat olesin muka dan dada saya, biar kulit saya tambah kencang”

Lalu Ayu kembali mengkaraoke penisku, oh, rasanya nikmat sekali, sesekali ia menatapku sambil tersenyum manis. Mulutnya bergerak maju mundur, sambil lidahnya menggelitik lubang kencingku, rasanya geli-geli nikmat. Tak lama kemudian, aku merasa akan keluar lagi.

“Yu, saya mau keluar lagi, ohh aduuh” kataku sambil menahan gemuruh di dadaku.

Langsung ia mengganti tangannya untuk mengocokku, dan akhirnya, “Aduuh ohh, Yu terruuss, enaakk”

Penisku akhirnya memuntahkan sperma, tapi tidak sebanyak kemarin, dan Ayu langsung mengarahkan dadanya ke penisku, sehingga dadanya terkena muncratan spermaku, langsung dia oleskan ke seluruh permukaan dadanya.

“Yaahh Ton, kok dikit banget sayang, muka saya kagak dapet nih” Ayu sedikit merenggut.

“Abis tiap hari bercumbu terus sih, ya udah sayang, mumpung penis saya masih tegak, sekarang kamu nunggangin saya aja, khan kamu dapet enaknya juga”

“Nah begitu dong Ton, itu baru namanya pacar saya” Ayu tersenyum lagi.

Lalu ia duduk di atas pahaku sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Perlahan tapi pasti, penisku mulai memasuki lubang kenikmatannya. Aku sendiri heran juga kenapa hari ini penisku perkasa banget, tapi aku tidak memikirkannya lagi, yang penting enaknya, bung. Ayu sendiri mulai bergoyang-goyang sambil meracau tak menentu, seolah olah sedang menunggang kuda, sementara aku meremas remas dadanya yang bergerak naik turun. Lumayan lama juga aku bertahan, kira kira ada satu jam, sementara kulihat Ayu sepertinya sudah orgasme 2 kali, tapi kulihat Ayu tidak berhenti juga, mungkin dipikirnya kapan lagi bisa dapat kesempatan seperti ini. Tak lama kemudian, setelah Ayu orgasme ketiga kalinya, barulah aku mulai merasakan akan orgasme.

“Yu, bangun sayang, saya udah mau keluar nih”

Langsung Ayu bangun dan mendekatkan mukanya ke penisku sambil tangannya mengocokku. Dan akhirnya,

“Aaarrgghh, aduuh, haahh” aku ngos-ngosan menahan nikmat.

Akhirnya penisku menyemprotkan spermanya ke wajahnya, lalu ia menggosoknya ke seluruh wajahnya sampai rata.

“Terima kasih sayang, saya puas banget hari ini, saya tidak menyangka bisa orgy sampe 3 kali, kamu perkasa sekali” kata Ayu sambil berbaring memelukku.

“Abis bodi kamu seksi banget sih, terutama dada kamu, apalagi pas lagi nunggang saya, kelihatannya seperti dewi dari langit yang lagi goyangin saya.”

“ah ah, bisa aja kamu” kata Ayu sambil mencubit hidungku.

Tanpa terasa, kami tertidur lagi sambil berpelukan, mungkin saking lelahnya bersenggama tanpa henti.


Begitulah seterusnya, setiap ada waktu kosong aku dan Ayu langsung main lagi, seolah-olah nafsu kami tidak pernah terpuaskan. Selama 3 hari yang kami lakukan hanya makan, main, tidur. Selama 3 hari itu pula kami seperti Tarzan dan Jane, bugil terus. Rasanya anda para pembaca bisa membayangkannya sendiri bagaimana nikmatnya hidup seperti itu. Tapi yang paling penting bagiku adalah cintaku padanya dan cintanya padaku, walaupun aku masih belum tahu sampai kapan kami bisa hidup bersama.