>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 2 7 5 9
Top 2D : 02 15 27 39 47
Cadangan 2D : 59 65 72 87 95
TOP SHIO : Anjing Tikus Ular
COLOK BEBAS : 2 5 9
AS : 0 1 3
KOP : 4 6 8
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Besar / Ganjil
Aku punya seorang pacar yang
kuliah di salah satu universitas ternama yang berlokasi di daerah Grogol.
Karena berasal dari daerah jawa Timur, maka pacarku tinggal di sebuah kost
khusus mahasiswi. Saya sendiri sudah bekerja, dan juga berasal dari universitas
yang sama. Secara keseluruhan, pacarku sangat baik, setia dan cantik, tetapi
masih konvensional, alias tidak mau berhubungan sex sebelum menikah secara
resmi. Sebaliknya, saya termasuk laki-laki yang mempunyai libido tinggi.
Sementara ini saya hanya bisa memuaskan nafsu birahi saya dengan masturbasi,
tetapi keadaan berubah 180 derajat setelah saya jadian dengan pacarku.
Setelah pulang kerja, saya
langsung mengunjungi kost pacarku yang bernama Fransisca. Saya bagaikan masuk
ke sebuah alam erotis ketika mengunjungi kostnya. Ada sekitar 8 penghuni yang
terdiri dari mahasiswi tingkat 1 sampai tingkat 4 (Fransisca telah sampai pada
tingkat 4), satu diantaranya yang tingkat 3 memiliki wajah yang cantik, namun
badannya tidak selangsing Fransisca. Namanya Vita, kamarnya ada di lantai 3.
Aku sering membayangkan bersetubuh dengan Vita, dan penisku memberikan reaksi
yang sangat menyenangkan, yaitu orgasme. Aku sering bermasturbasi sambil
membayangkan Vita, sampai akhirnya timbul sebuah ide nekat dan gila di benakku.
Disinilah awal dari petualanganku yang nekat.
Aku memutuskan untuk mencuri
celana dalam Vita. Telah beberapa kali aku naik ke lantai 3 bersama dengan
Fransisca, di lantai 3 ada sebuah rak khusus yang digunakan oleh pembantu kost
untuk menaruh pakaian yang telah dicuci. Bagusnya lagi, masing-masing rak telah
diberi nama supaya memudahkan pengambilan oleh pemilik baju (dan tentunya
memudahkanku juga untuk mengambil celana dalamnya).
Suatu sore ketika aku berkunjung,
anak-anak kost yang lain bergerombol keluar untuk makan malam. Kebetulan juga,
Fransisca sedang mandi, biasanya memakan waktu sekitar 15 sampai 25 menit. Aku
mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan rencanaku. Dengan jantung yang
berdebar keras, keringat membasahi tubuhku, perasaan was-was dan tentunya
penisku yang berdiri kegirangan. Terdapat 3 buah celana dalam yang berbahan
licin dan halus di bawah 3 tumpuk BH nya. Langsung kuambil yang berwarna kulit
(ada 2 warna; satu berwarna pink dan sisanya berwarna kulit) dan kutempelkan
pada wajah horny ku dan kuhirup aromanya. Sayangnya yang tercium hanyalah wangi
pelembut cucian, tetapi tetap tidak mengurangi rasa horny ku. Segera kumasukkan
ke kantong celanaku dan meninggalkan TKP untuk menghindari resiko yang
tertangkap yang memalukan. Aku kembali menunggu di lantai 2 dengan perasaan
yang berdebar-debar takut ketahuan.
4 jam kemudian aku sudah sampai
rumah. Langsung kumasuki kamar mandi, kulepas celana dan dan celana dalamku,
kejantananku sudah basah dan siap untuk menerima hadiah yang telah
ditunggu-tunggu. Dengan perasaan deg-deg-an ku keluarkan celana dalam Vita dan
sekali lagi kutempelkan pada wajahku. Kuposisikan sisi dalam yang langsung
bersentuhan dengan bibir vaginanya pada hidungku. Meskipun hanya tercium wangi
dari pelembut, kubayangkan aku sedang menghirup aroma exotis dari vaginanya.
Secara refleks, lidahku terjulur keluar dan kubayangkan sedang menjilati celah
cintanya. Penisku makin bertambah keras dan panjang.
Kuposisikan bagian selangkangan
celana dalamnya di kepala kejantananku, kemudian kubalutkan bagian lain dari
celana dalamnya pada batang penisku. Tangan kiriku menggenggam penisku yang
terbungkus oleh pengganti vagina Vita dan langsung mengocoknya dengan
perlahan-lahan. Gesekan yang terjadi menimbulkan rasa sedikit perih pada
penisku, tetapi hilang secara berangsur-angsur karena dilumasi oleh cairan pra
ejakulasiku. Irama masturbasi kupercepat. Getaran-getaran listrik yang erotis
terus membombardir syaraf-syaraf penis dan otakku. Akhirnya orgasme pun datang
dengan indah. Tangan kananku menyingkap sebagian dari celana dalam Vita untuk
mengeluarkan kepala penisku.
Sebetulnya aku ingin sekali
mengeluarkan cairan kenikmatanku pada celana dalamnya, tetapi itu akan
meninggalkan bukti yang jelas. Tiga semprotan panjang dan kuat mengawali arus
orgasmeku yang indah. Setelah kenikmatan duniawiku berakhir, ku lepas celana
dalamnya dari penisku dan mengamatinya. Terdapat bercak basah yang disebabkan
oleh cairan pra orgasme ku. Di satu pihak aku ingin sekali meninggalkan jejak
birahiku, tetapi di lain pihak aku takut ketahuan. Kalau ketahuan akan sangat
memalukan dan menyusahkan. Kuputuskan untuk membiarkan apa adanya, kusimpan CD
tersebut pada kantong celanaku dan kulanjutkan dengan mandi.
Malamnya aku bermasturbasi
kembali dengan CD Vita. Benar-benar pengalaman yang menegangkan dan seksi.
Keesokan sorenya keadaan masih
kondusif dan kukembalikan CD yang telah kunodai dan kuambil lagi yang lain,
kali ini berwarna merah muda. Berbahan tipis licin dan halus dengan sedikit
renda bermotif pada bagian depan. Hal ini terus berlanjut, terkadang hanya ada
sebuah CD pada tumpukan bajunya, sehingga aku terpaksa harus melakukannya
dengan cepat di wc kos. Minggu berikutnya aku dikejutkan dengan impianku.
Ketika ku hirup aroma dari CD nya, aku mencium sesuatu yang sudah kukenal
dengan baik, dan kejantananku pun membenarkannya. Aku mencium aroma exotis dari
CD nya. Bagian CD yang bersentuhan langsung dengan surga duniawinya terasa agak
lembab dan kaku. Tidak salah lagi, ini adalah aroma segar dari madu cintanya.
Setelah sampai di rumah, ku tempelkan CD Vita pada mulut dan hidungku, dan
kuhirup dalam-dalam. Jantungku berdebar kencang karena kegirangan tetapi ada
juga rasa takut yang menyelimuti pikiranku.
Apa maksud dari semua ini? Tapi
saat ini aku tidak peduli. Langsung kubalutkan penisku dengan CD nya dan
masturbasiku terasa beda, lebih indah, lebih menggetarkan. Kali ini aku
benar-benar hilang dalam kenikmatan yang dihasilkan oleh penisku. Sampai akhirnya
madu murniku bertemu dengan madu cinta Vita. Entah berapa gelombang kenikmatan
orgasmik yang kualami. Ketika tersadar, bagian selangkangan CD nya telah
dipenuhi dengan madu kental berwarna putih kekuningan.
Keesokan harinya kukembalikan CD
yang kuambil kemarin dan kutukar dengan yang baru. Celana dalamnya juga masih
memiliki aroma exotis yang sama. Tidak terlihat perubahan pada sikap dan
ekspresi wajah Vita ketika kami saling bertemu pandang. Hari berikutnya aku
dikejutkan dengan celana dalam Vita yang benar-benar masih basah, aromanya
benar-benar segar dan memabukkan. Sepertinya Vita baru saja selesai
bermasturbasi dan sengaja membiarkanku menemukannya. Kesadaranku telah diambil
alih oleh penisku, langsung aku masuk kamar mandi yang letaknya berseberangan
dengan kamar Vita. Kepala kejantananku tidak henti-hentinya bergetar ketika
bagian selangkangan yang basah itu menempel dengan lembut dan hangat. Baru saja
kukocok beberapa kali, tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamar mandi. Aku
terkejut dan dengan cepat menyimpan kembali kejantananku dan mengantongi CD
Vita, dan berpura-pura menyiram closet.
Ketika pintu kubuka, Vita berdiri
tepat di hadapanku dan mendorongku kembali dalam kamar mandi. Kali ini Vita
juga berada di dalamnya. Keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Tangan-tangan
Vita langsung merogoh-rogoh semua kantongku dan akhirnya ia mendapatkan celana
dalamnya yang kusimpan di kantong belakang.
“Aku sudah tahu.. Ko Indra lah
pelakunya..” ungkap Vita.
Tiba-tiba Vita langsung membuka
celanaku dan mengeluarkan penisku yang sempat melemas karena shock. Dengan
kedua tangan ia membelai dan meremas-remas dengan lembut penisku yang sudah
basah. Rasa horny dan keringat dingin masih menyelimuti tubuh dan pikiranku.
Namun, kejantananku kembali berereksi di dalam belaian Jari-jari Vita yang
cekatan. Pandangan Vita terus terpana pada penisku. Ketika penisku sudah
mencapai ketegangan maksimalnya, mulut Vita sedikit terbuka, nafasnya memburu
sambil mengeluarkan desahan halus. Kedua tangannya dengan perlahan namun mantap
bermain dengan kejantananku. Suara di dalam hatiku mengatakan inilah saatnya,
lagipula aku yakin Vita bukan lagi seorang gadis perawan.
Kuangkat dagunya sehingga aku
dapat melihat wajahnya dengan dekat. Ia menginginkannya, itulah ekspresi yang
tertulis jelas pada wajahnya. Langsung kucumbu bibirnya yang segar dan kedua
tanganku langsung menyingkap bagian bawah daster berwarna putih yang dimulai
dari pertengahan paha. Kejantananku bergetar dan menjadi lebih keras dan
panjang. Vita tidak memakai celana dalam, pantatnya yang lembut dan kenyal ku
remas-remas. Demi menghemat waktu, tangan kiriku langsung mendarat di lembah
cintanya yang kebanjiran, dan tangan kananku menuju puncak buah dadanya (juga
tanpa BH). Dadanya yang berukuran 36C ku remas-remas dan klitorisnya pun
mendapatkan pelayanan istimewa dari jari-jariku.
Tubuh Vita tak henti-hentinya
bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada penisku. Ku senderkan
Vita pada dinding kamar mandi, kuangkat kaki kirinya, kemudian tangan kiriku menuntun
kejantananku menuju lembah cinta duniawi. Vita hanya berdiri pasrah menunggu
penisku. Ketika ujung kepala penisku bersentuhan dengan bibir vaginanya yang
basah dan hangat, Aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan kudorong masuk kepala
penisku. Tidak ada hambatan dan gesekan yang bearti, karena celah cintanya
benar-benar basah dan licin. Mulut Vita terbuka lebar, matanya tertutup rapat.
Kudorong lagi sampai hampir
setengah dari panjang penisku, kemudian kutarik keluar dan kudorong masuk lagi.
Sedikit demi sedikit akhirnya seluruh penisku sudah tertanam di dalam vaginanya
yang sempit dan basah. Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan
dinding-dinging liang cintanya mendekap kejantananku. Kulihat jam tanganku,
hanya tersisa 10 menit sebelum Sisca keluar dari kamar mandinya.
Vita memelukku dengan erat, aku
langsung menyetubuhinya dengan perlahan-lahan. Setiap tarikan dan dorongan
menciptakan sensasi erotis yang sangat indah. Irama kupercepat bagaikan piston
mobil yang memompa dalam putaran mesin yang tinggi. Desahan dan erangan Vita
makin membuatku bernafsu, apalagi tidak sampai 2 menit Vita sudah meluncur ke
alam orgasme yang tiada batasnya. Aku jadi berpikir, siapa yang sebenarnya
lebih horny dan menikmati permainan ini. Jawabannya sudah jelas.
“Penisnya besar dan kuat
sekali..” Vita membisikkan kata-kata tersebut di telingaku sambil terus
menikmati persetubuhan ini.
“Memangnya kamu belum pernah
ketemu yang sebesar ini?”
Vita menggeleng, “Punya cowokku
cuma 5 cm dan kurus..”
“Jadi lebih enak yang mana?”
tanyaku.
“Tentu saja punya Ko Indra,
rasanya benar-benar pas..”
Vita yang baru berumur 20 tahun
benar-benar cocok dengan seleraku. Aku paling suka bercinta dengan daun-daun
muda. Vita, daun mudaku yang cantik, akan kubuat dia tidak dapat melupakan persetubuhan
ini. Setelah Vita selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya, ia melepaskan diri
dari dekapanku dan berlutut di hadapan kejantananku.
Lidahnya terjulur dan menyapu
sepanjang batang penisku yang basah diselimuti oleh madu cintanya. Dengan
cekatan Vita menjilati penisku, kemudian mengulum kepala penisku yang merah.
Mulutnya yang hangat ditambah dengan tarian liar yang dilakukan oleh lidahnya
membuat penisku berdenyut-denyut seperti orgasme. Untuk beberapa saat ia hanya
mengulum kepala penisku, kudorong kepalanya dengan lembut.
Vita mengerti apa yang
kuinginkan, ia mulai melahap seluruh batang penisku. Ia sedikit mengalami
hambatan yang disebabkan oleh panjangnya kejantananku. Namun rongga mulutnya
dengan cepat dapat beradaptasi, sehingga Vita pun bercinta dengan kejantananku
menggunakan mulutnya. Guncangan kuat mengawali orgasmeku yang kencang dan
hebat. Vita sempat tersedak dan mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya.
Kupegang penisku sambil mengocoknya, mulutnya yang terbuka menjadi sasaran tembak
madu kejantananku. Beberapa tetes maduku mengenai hidung dan pipinya.
Pemandangan yang erotis sekali. Vita menutup mulutnya dan langsung menelannya.
Kemudian penisku kembali hilang di dalam mulutnya. Lidahnya sibuk menyapu
sisa-sisa maduku dan dihabiskan semuanya.
Kusuruh Vita berdiri, ia
menatapku dengan expresi puas dan nakal, senyumnya yang manja ditambah dengan
noda madu putihku yang masih menempel di wajahnya membuat ku horny lagi. Jari
telunjuk dan tengah tangan kanannya menyapu hidung dan pipinya, kemudian jarinya
langsung dikulum di dalam mulutnya.
Sudah saatnya aku keluar dan
menunggu di tempat biasa. Vita dengan cepat menyelipkan selembar kertas kecil
ke kantong celanaku. Kertas itu berisikan no telepon Vita.
Vita membantuku merapikan baju
dan celanaku.
“Besok, jangan ambil celana
dalamku lagi..”
Timbul rasa kecewa di dalam
hatiku.
“Langsung saja..” Vita
menempelkan tanganku pada pintu kenikmatan duniawinya.
Aku yakin ia telah merasakan arti
sebenarnya dari bercinta. Meskipun kilat, namun menimbulkan kesan yang dalam.
Kuhapus keringatku dengan tissue dan menyambut Sisca yang baru selesai mandi.
Setelah hari ini hampir setiap
hari kami bercinta kilat di kamar mandi lantai 3. Vita menjadi tempat
pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu. Hubunganku dengan Vita hanyalah murni
sebatas kenikmatan seksual, karena kami sangat menikmatinya.