>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 7 3 5 1
Top 2D : 07 13 25 31 47
Cadangan 2D : 51 63 75 81 97
TOP SHIO : Kelinci Ayam Ular
COLOK BEBAS : 1 3 5
AS : 0 2 4
KOP : 6 8 9
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Ini pengalamanku 4 Tahun
lalu.Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang
tadi kakakku bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan
diteruskan dengan pertemuan khusus para leaders.
Untuk menghilangkan suntuk, aku
connect ke internet dan berbagai macam situs aku buka, seperti biasa pasti
terdapat banyak situs porno yang asal nyrobot. Biasanya aku langsung close
karena aku enggak enak dengan kakakku, tetapi malam ini mereka tidak ada
dirumah, hanya bersama dengan seorang baby siters keponakanku, namanya Imah baru
berumur 18 Tahun dan berasal dari Wonosobo. Memang agak kolotan dan dusun
sekali, tetapi kalau aku perhatikan lagi Imah memiliki body yang lumayan bagus
dengan wajah yang tidak terlalu jelek.
Kami biasa mengobrolkan acara
tivi atau terkadang Im-im (panggilan Imah sehari-hari) aku ajari internet
meskipun hasilnya sangat buruk. Entah kenapa malam ini keinginanku untuk
melihat situs porno sangat besar dan libidoku naik saat aku lihat foto-foto
telanjang di internet, tanpa aku sadari Im-im keluar dari kamar dan berjalan ke
arahku entah sudah berapa lama dia berdiri disampingku ikut memperhatikan
foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer.
“Apa enggak malu ya..?” tanya
Im-im yang membuatku kaget dan segera aku ganti situsnya dengan yang “normal”.
Dengan berusaha tenang, aku minta Imah mengulangi pertanyaannya.
“Itu lho tadi, gambar cewek
telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?”
Memang Imah sangat lugu dan
ndusun kalau soal beginian. Dengan santai aku jawab sembari menyuruhnya duduk
disebelahku.
“Begini Im, ini foto bukan aku
yang buat, orang yang buat ini (sambil aku perlihatkan lagi situs yang memuat
foto telanjang tadi), merekakan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau
dapat duit.”
Kemudian Im-im melihat lebih
seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi badan agak membungkuk
sehingga terlihat jelas bulatan kenyal panyudaranya, sudah sejak lama aku
menikmati pemandangan ini dan aku sangat terobsesi untuk tidur dengan Im-im.
Aku tersentak kaget saat Imah bertanya soal foto dimana seorang cowok sedang
menjilati vagina cewek.
“Apa nggak geli ceweknya dijilati
kayak gitu terus lagian mau-maunya cowok itu jilatin punya ceweknya padahalkan
tempat pipis?”.
Dengan otak yang sudah kotor aku
mulai berfikir bagaimana aku memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
“Gini Im, vaginanya cewek kalau
dijilatin oleh cowok malah enak, memang awalnya geli tapi lama-lama ketagihan
ceweknya. Kamu belum pernah coba kan?” tanyaku pada Im-im sambil tanganku
membuka foto-foto yang lebih hot lagi.
“Belum pernah sama sekali, tapi
kalau ciuman bibir dan susuku diremes sudah pernah, aku takut kalau nanti
hamil”. (memang Im-im sangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah
suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Im-im nggak mau).
“Kalau Cuma kayak gitu nggak
bakal bikin hamil, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu hamil aku mau
tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu
nggak hamil, kamu nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?”
Dan Im-im cuma diam sambil
lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia naksir aku sudah lama tapi karena
posisi dia hanya babysiters yang membuatnya nggak PD.
“Benar ya.., janji lho?” pintanya
dengan sedikit ragu.
Dan dengan wajah penuh semangat
aku bersumpah untuk menepati janjiku, meskipun aku enggak ada niat untuk
menepati janjiku. Aku putuskan sambungan internet dan mulai “melatih” Im-im
dengan diawali teknik berciuman yang sudah pernah dia rasakan dengan pacarnya,
sentuhan halus bibirnya yang lembut membuatku membalas dengan ganas hingga
tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Imah yang memang masih kencang.
Desahan halus mulai muncul saat bibirku menelusuri lehernya yang agak berbulu
seolah Im-im menikmati semua pelatihan yang aku berikan.
Aku merasa cumbuan ini kurang
nyaman, aku dan Imah pindah ke dalam kamar Im-im, perlahan aku rebahkan
tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan
tanganku berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Imah telah
bugil membuat libidoku tidak karuan. Tanpa ada keluhan apapun Imah terus
mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiriku meremas teteknya yang
bulat sedangkan payudara kanannya aku lumat dengan bibirku hingga terdengar
jeritan kecil Im-im. Entah berapa lama aku mencumbu bagian atas tubuhnya dan
sebenarnya keinginanku untuk bercinta sudah sangat besar tetapi aku tahu ini
bukan saat yang tepat.
Perlahan aku turunkan celana
pendek dan celana dalamnya bersama hingga Imah sepenuhnya bugil dan ini yang
membuat dia malu. Untuk membuat Imah tidak merasa canggung aku mencumbunya
lebih ganas lagi sehingga kini Imah mendesah lebih keras lagi dan tangan
kanannya meremas kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak.
Bibirku kini mulai menjalar kebawah menuju vaginanya yang tertutup kumpulan
bulu hitam, perlahan aku angkat kedua pahanya hingga posisi selakangannya
terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di vaginanya dan
aku tahu baru aku yang melihat surga dunia milik Im-im.
Kini bibirku mulai menjilati
vaginanya yang mulai banjir dengan halus agar Im-im tidak merasa geli dan
ternyata rencanaku berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuanku
dengan Imah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan
kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysiters keponakanku. Semakin
lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuatku lebih
bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Imah kejang dan suara lenguhannya
menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. Dengan diiringi
lenguhan panjang Imah mencapai klimak, tubuhnya bergerak tidak beraturan dan
aku lihat sepasang teteknya mengeras sehingga membuatku ingin meremasnya dengan
kuat. Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis
terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya aku
menjadi sangat ingin segera menembus vaginanya dengan penisku yang sedari tadi
sudah tegang.
“Imah merasa sangat aneh, bingung
aku jelasin rasanya” katanya dengan perlahan.
“Belum pernah aku merasakan hal
ini sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-apa,” sambil memelukku erat. Sambil
kukecup keningnya, aku jawab kekhawatiranya.
“Ini yang disebut kenikmatan
surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Imah nggak perlu takut atau
khawatir soal ini, kan aku mau tanggungjawab kalau kamu hamil,” sambil kubalas
pelukannya.
Sekilas aku lupa libidoku dan
berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang cewek, kemudian tanpa
disengaja tangan Im-im menyentuh penisku sehingga membuat penisku kembali
menegang. Wajah Imah tersipu malu saat aku lihat wajahnya yang memerah, kucium
bibirnya dan tanpa menunggu komandoku Im-im membalasnya dengan lebih panas lagi
dan kini Imah terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuanku. Teteknya aku remas
dengan keras sehingga Im-im mengerang kecil. Kini bajuku dibuka oleh sepasang
tangan yang sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yang kini sudah
acak-acakan spreinya dan aku imbangi dengan melepas celana pendekku dan segera
terlihat penis yang sudah tegang karena aku terbiasa tidak memakai CD saat
dirumah. Melihat pemandangan itu, Imah malu dan menjadi sangat kikuk saat
tangannya aku bimbing memegang penisku dan setelah terbiasa dengan pemandangan
ini aku membuat gaya 69 dengan Imah berada diatas yang membuatnya lebih leluasa
menelusuri penisku.
Setelah beberapa lama aku bujuk
untuk mengulumnya, akhirnya Im-im mau melakukan dan menjadi sangat menikmati,
sedangkan aku terus menghujani vaginanya dengan jilatan lidahku yang memburunya
dengan ganas. Karena tidak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh
tubuhnya, Im-im tak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati
jilatan lidahku di vaginanya dan aku tahu Imah menginginkan kenikmatan yang
lebih lagi sehingga tubuh bugilnya aku rebahkan sedangkan kini tubuhku
menindihnya sembari aku teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yang memerah.
Perlahan tanganku menuntun tangan
kanan Im-im untuk memegang penisku hingga berada tepat di depan mulut
vaginanya, aku gosok-gosok penisku di lipatan vaginanya dan mengakibatkan
sensasi yang menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sambil telus
mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau. Vaginanya
semakin basah dan perlahan penisku yang tidak terlalu besar mendesak masuk ke
dalam vaginanya dan usahaku tidak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan
kepala penisku. Perlahan aku mencoba lagi dan dengan inisiatif Im-im yang
mengangkat kedua kakinya hingga selakangannya lebih terbuka lebar yang
membuatku lebih leluasa menerobos masuk vaginanya dan ternyata usahaku tidak
sia-sia. Dengan sedikit menjerit Imah mengeluh,
“Aduh.., sakit. Pelan-pelan dong”
dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saat seluruh
penisku telah masuk semua, aku diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang
vaginanya.
Perlahan aku gerakkan penisku
keluar-masuk liang vaginanya hingga menjadi lebih lancar lagi, semakin lama
semakin kencang aku gerakkan penisku hingga memasuki liang paling dalam.
Berbagai rancauan yang aku dan Imah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan
yang kami alami sudah tidak terkendali lagi, hampir 15 menit aku menggenjot
vaginanya yang baru pertama kali dimasuki penis hingga aku merasa seluruh
syaraf kenikmatanku tegang. Rasa nikmat yang aku rasakan saat spermaku keluar
dan memasuki lubang vaginanya membuat seluruh tubuhku menegang, aku lumat habis
bibirnya yang memerah hingga Im-im dan kedua tanganku meremas teteknya yang
mengeras. Akhirnya aku bisa merasakan tubuh Im-im yang lama ada dianganku.
Kami berdua tergolek lemah seolah
tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Imah dengan erat agar dia tidak galau dan
setelah tenagaku pulih aku berusaha memakaikan baju padanya karena Im-im tidak
mampu berdiri lagi. Saat aku hendak mengenakan CD aku lihat sedikit bercak
merah dipahanya dan aku bersihkan dengan CD ku agar Im-im tidak tahu kalau
perawannya sudah aku renggut tanpa dia sadari.
Kami berdua melakukan hal itu
berulangkali dan Imah semakin pintar memuaskanku dan selama ini dia tidak hamil
yang membuatnya sangat PD. Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati tubuhnya gratis
meskipun kini Imah tidak menjadi babysiters keponakanku sebab kakakku telah
pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang
Im-im menjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku saat pacar-pacarku
tidak mau aku ajak bercinta.
Saat lebaran seperti biasa Imah
pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuatku kaget dia membawa seorang
cewek sebaya dengan Imah dan bernama Dina yang merupakan sepupunya. Memang
lebih cantik dan lebih seksi dari Imah yang membuatku berpikir kotor saat
melihat tubuh yang dimiliki Dina yang lugu seperti Imah 2 tahun lalu. Pada
malam harinya, setelah kami melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam,
Imah tiba-tiba menjadi serius saat dia mengutarakan maksudnya.
“Mas, aku sudah 2 tahun melayani
Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang
seperti yang aku berikan saat ini,” Imah terdiam sejenak.
“Aku ingin tahu, apakah ada
keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai saat ini aku tidak hamil. Apa
Mas mau menikahiku?”
Aku terhenyak dan diam saat
disodori pertanyaan yang tidak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini.
Lama aku terdiam dan tidak tahu mau berkata apa dan akhirnya Imah meneruskan
perkataannya.
“Imah tahu kalau Mas nggak ada
keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2
tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan
menjadi semakin besar saat aku tahu Mas sangat perhatian denganku.”
Imah terdiam lagi dan aku
memeluknya erat penuh rasa sayang dan Imah pun membalas pelukanku.
“Tapi.., aku ingin lebih dari
ini. Aku ingin bisa menikmati cinta dan kasih sayang seorang suami dan itu yang
membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tidak jauh dari desaku.”
Aku terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang
benar-benar mengagetkanku.
Kami berdua hanya bisa diam dan
tanpa terasa meleleh air mataku dan aku baru merasa bahwa aku ternyata
benar-benar menginginkannya, namun ternyata sudah terlambat. Keesokan harinya
aku mengantar Imah ke terminal untuk kembali pulang ke desanya dan menikah
dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya
meskipun dia sudah tidak perawan. Dengan langkah gontai aku kembali ke mobilku
dan melalui hari-hariku tanpa Imah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar