>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN :2 8 3 1
Top 2D : 17 18 23 32 48
Cadangan 2D : 53 61 72 81 93
TOP SHIO : Anjing Kuda Ular
COLOK BEBAS :1 2 3
AS : 0 4 5
KOP : 6 7 9
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Cerita ini adalah sebuah
pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman
yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang
adalah 23 tahun, saya (Donnie) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah
perguruan swasta yang terkenal di Jakarta.
Dulu ketika saya masih duduk di
bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia
adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di
bangku SMP. Karena hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke
rumahnya di kawasan Menteng.
Hampir tiap minggu pasti saya
bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di
rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan
keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain
adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang
sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur
18 tahun. Selain Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang
baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy sangat
jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi ataukah..?
Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah
seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru
menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya
putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti
Om Anwar yang mendapat pekerjaan di Jerman.
Namun kira–kira setahun yang
lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja
saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di
Jakarta, Jessy menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di
kawasan Kuningan. Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di
apartmentnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie
sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu betah
dengan suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan
bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap
tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal
di kawasan Lippo Karawaci.
Ketika bertemu dengan Jessy
maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena
sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah
kira–kira 2 minggu berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus
kembali ke Jerman untuk meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik
ke Jerman, tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai
Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor
tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.
“Don.. Tante nih, kamu lagi
dimana?” tanya si Tante.
“Saya baru saja habis makan siang
tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini.. ada yang aneh sama TV di
rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah.. bisa deh Tante, cuman
kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.
Akhirnya saya datang juga ke
apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah
kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi. Yah,
memang badannya cukup seksi bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante
Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3
kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan
berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya
mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha
mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula–mula saya
tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang
rusak, namun lama–lama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung
saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami
berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan
berbicara tentang kabar saya.
“Don, kamu masih seperti yang
dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
“Agh.. Tante bisa aja deh, emang
nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh.. masih seperti yang
dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
Lalu belum saya menjawab
pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang
tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
“Don.. mau kan tolongin Tante?”
tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih
Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante
kesepian nih..” jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya
mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut
sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak membayangkan
kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah
ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya
menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah.. saya harus memuaskan Tante
dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendiri dong,
kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.
Lalu akhirnya saya terbawa nafsu
setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai
berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan
tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie
juga tidak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras.
Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya
yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman.
Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di
atas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya
dia langsung melucuti semua baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya
kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante,
pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin
melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya
batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante
sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku.
Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya,
dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan
batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena
baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral
dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.
Sekarang gantian saya yang ingin
memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana
panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu,
tiba–tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi
payudaranya sambil meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat
senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya
menggigit–gigit putingnya yang sudah mengeras.
“Oghh.. saya merindukan suasana
seperti ini Don..” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan
loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
Karena saya sudah bernafsu
sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya
membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah
memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya.
Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh..
Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah.
“Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..”
jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante
mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah..
ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda
nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi
menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya
benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai
basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah
kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk
memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
“Don.. ayoo dong, sekarang
masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
“Wah.. saya takut kalo Tante
hamil gimana..” tanyaku.
“Nggak usah takut deh, Tante
minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha
meyakinkanku.
Benar–benar nafsu setan sudah
mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam
lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah
akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih
terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang
sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan
saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa.
Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu
tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante
Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan
kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini
adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya
ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan
posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan
saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali
Donniie..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau
keluar nih..” kata saya.
“Sabar yah Don.. tunggu sebentar
lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan
lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu
juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian
mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali.
Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang
kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas
ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya
memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat
Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu.
Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya
dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari
belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol
serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante
langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
“Ih.. kamu ternyata nafsuan juga
yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh Tante bisa aja deh,” jawabku
sambil menciumi bibirnya kembali.
Saking nafsunya, saya mengajak
untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja.
Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan
baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya.
Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya
doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu
saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin
keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua
bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
“Don.. mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah
tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang
telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie
di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai
basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
“Hm.. nikmat sekali jilatanmu
Don.. agghh..” desahnya.
“Don.. kamu sering–sering ke
sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
“Tante, kalo tahu ada service
begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
Setelah puas menjilatinya, saya
memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali
ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai
berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut,
saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan
batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa
nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama
makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke
dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang
sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu
kami mandi bersama.
Setelah selesai mandi, Tante Yossie
memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk
balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang
Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih
sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di
apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga
Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar