>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 1 5 6 8
Top 2D : 01 15 26 38 41
Cadangan 2D : 51 68 75 86 91
TOP SHIO : Kuda Anjing Ular
COLOK BEBAS : 1 5 8
AS : 0 2 3
KOP : 4 7 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Besar / Genap
Aq mendapat kisah yang asyk dan
tak bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira kira 1 tahun yang lalu tapi
rasanya baru kemarin aq rasakan, cerita ini berkisah tentang istri dari pamanku
dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikata
telat, karena umurnya suah rada tua.
Pamanku terbilang orang sukses
karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin sebab itu pamanku sibuk ke
bisnisnya sampai lupa pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya
dan dipilihakn wanita tapi selalu saja ada pertimbangan yang khusus dari paman
sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu saat paman membawa wanita yang
sangat cantik.
Namanya Ayu seperti namanya dia
juga cantik, tak cantik pula dia juga supel kepada kami, dia berusia 24 tahun
dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.
Kemudian kami bercakap-cakap,
ternyata Ayu memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aq melihat sepertinya
pamanku tertarik sekali dengannya, karena aq tahu matanya tidak pernah lepas
memandang wajah Ayu.
Tapi tidak demikian halnya dengan
Ayu. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aq berbicara, tatapannya
dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aq mulai berpikir
jangan-jangan Ayu lebih menyukaiku.
Tapi aq tidak dapat berharap
banyak, soalnya bukan aq yang hendak dijodohkan. Tapi aq tetap saja
memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki,
rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya
juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aq tidak terlalu
memikirkannya.
Tidak terasa hari sudah mulai
malam. Kemudian sebkamum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di
sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai
di restorant tersebut, aq langsung pergi ke wc dulu karena aq sudah kebelet.
Sebkamum aq menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut.
Ternyata adalah Ayu.
“Eh, ada apa Yu?”
“Enggak, aq pengen kasih kartu
nama aq, besok jangan lupa telpon aq, ada yang mau aq omongin, oke?”
“Kenapa enggak sekarang aja?”
“Jangan, ada paman kamu, pokoknya
besok jangan lupa.”
Setelah acara makan malam itu, aq
pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau
diomongin sama Ayu sih. Tapi aq tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aq
bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.
Besoknya saat istirahat makan
siang, aq meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
“Eh, apa sih yang mau kamu
omongin, aq penasaran banget?”
“Eeee, penasaran ya, Ton?”
“Iya lah, ayo dong buruan!”
“Eh, slow aja lagi, napsu amet
sih kamu.”
“Baru tahu yah, napsu aq emang
tinggi.”
“Napsu yang mana nih?” Ayu
sepertinya memancingku.
“Napsu makan dong, aq kan bkamum
sempat makan siang!”
Aq sempat emosi juga rasanya,
sepertinya ia tidak tahu aq ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama
jam makan siang, soalnya aq sambil makan dapat sekaligus main internet di
tempat kerjaq, karena saat itu pasti bosku pergi makan kkamuar, jadi aq bebas
surfing di internet, gratis lagi.
“Yah udah, aq cuma mau bilang
bisa enggak kamu ke apartment aq sore ini abis pulang kerja, soalnya aq pengen
ngobrol banyak sama kamu.”
Aq tidak habis pikir, nih orang
kenapa tidak bilang kemarin saja.
Lalu kataq, “Kenapa enggak
kemarin aja bilangnya?”
“Karena aq mau kasih surprise
buat kamu.” katanya manja.
“Ala, gitu aja pake surprise
segala, yah udah entar aq ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di
mana?”
Lalu Ayu bilang, “Nih catet yah,
apartment XXX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XXX (edited), jangan lupa
yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
“Bye-bye Ton.”
Setelah telepon terputus, lalu aq
mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai
bekerja. Apa bisa aq menyentuhnya nanti, tetapi langsung aq berpikir tentang
pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu
aq pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.
Tidak lama pun waktu sudah
menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aq pun mulai
mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaq di Roxymas.
Sesampainya di sana, aq pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan.
Begitu sampai di lantai tersebut, aq pun langsung melihatnya sedang membuka
pintu ruanganya.
Langsung saja kutepuk pundaknya,
“Hai, baru sampe yah, Yu..”
Ayu tersentak kaget, “Wah aq kira
siapa, pake tepuk segala.”
“Kamu khan kasih surprise buat
aq, jadi aq juga mesti kasih surprise juga buat kamu.”
Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal
kamu yah, awas nanti!”
Kujawab saja, “Siapa taqt, emang
aq pikirin!”
“Ayo masuk Ton, santai aja,
anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.
Ketika aq masuk, aq langsung
terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan
tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar
pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku.
Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment.
Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.
Sambil aq berkeliling, Ayu
berkata, “Mau minum apa Ton?”
“Apa saja lah, asal bukan racun.”
kataq bercanda.
“Oh, kalau gitu nanti saya
campurin obat tidur deh.” kata Ayu sambil tertawa.
Sementara ia sedang membuat
minuman, mataq secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat
satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aq tidak sadar
ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, kalo kamu mau nonton,
setel aja langsung..!”
Aq tersentak ketika ia ngomong
seperti itu, lalu kubilang, “Apa aq enggak salah denger nih..?”
Lalu katanya, “Kalo kamu merasa
salah denger, yah aq setelin aja sekarang deh..!”
Lalu ia pun mengambil sembarang
film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu
kalau aq ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.
“Duduk sini Ton, jangan bengong
aja, khan udah aq bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Ayu sambil menepuk
sofa menyuruhku duduk.
Kemudian aq pun duduk dan nonton
di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai
akhirnya aq pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong
sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”
Ayu tidak langsung ngomong, tapi
ia kemudian menggenggam jemariku, aq tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi
aq pun tidak berusaha untuk melepaskannya.
Agak lama kemudian baru ia
ngomong, pelan sekali, “Kamu tau Ton, sejak kemarin bertemu, kayaknya aq merasa
pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Ton, aq suka sama kamu.”
“Tapi khan kemarin kamu
dikenalkan ke Paman aq, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman
aq, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aq ke kamu..?”
“Iya, tapi aq enggak mau
dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, aq pikir-pikir,
kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke aq..?” kata Ayu sambil
mendesah.
Aq pun menjawab, “Aq sebenarnya
juga suka sama kamu, tapi aq enggak enak sama Paman aq, entar dikiranya aq
kurang ajar sama yang lebih tua.”
Ayu diam saja, demikian juga aq,
sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Ayu tidak melepaskan
genggamannya.
Lalu secara tidak sadar otak
pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini.
Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaq, kutatap matanya
dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, “Ayu, aq cinta kamu.”
Ia tidak menjawab, tapi
memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya
sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Ayu pun lalu membalasnya sambil
memkamukku erat-erat.
Tanganku tidak tinggal diam
berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun
tidak sebesar punyanya bintang film porno. Ayu menggeliat seperti cacing
kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.
Kemudian aq berusaha membuka satu
persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudara yang masih terbungkus BRA
itu.
“Aaaaahhh, buka aja BH-nya Ton,
cepat.., oohh..!”
Kucari-cari pengaitnya di
belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang,
walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi
kehausan.
“Esshh.. ouww.. aduhh.. Ton..
nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
Setelah bosan dengan payudaranya,
lalu kubuka skamuruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah,
lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan
mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya,
tapi aq melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dengan kedua tanganku.
“Aouww Ton, kamu romantis
sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelayut manja melingkari leherku.
Kemudian kuletakkan Ayu
pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aq menindih tubuhnya dari atas, untuk
sesaat mulut kami saling pagut memagut dengan mesranya sambil berpkamukan erat.
Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Ayu
mendesah-desah nikmat. Tidak lama aq bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan
mulai menjilati turun ke perutnya, Ayu menggeliat kegelian.
“Aduh Ton, kamu ngerjain aq yah,
awas kamu nanti..!”
“Tapi kamu suka khan? Geli-geli
nikmat..!”
“Udah ah, jilati aja memek aq
Ton..!”
“Oke boss.., siap laksanakan
perintah..!”
Langsung saja kubuka paha
lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang
sebesar kacang kedele. Ayu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar
seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.
“Oohh esshhh aaouuw uuhh
teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. nikmat sekali..!”
Agak lama juga aq bermain di
klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.
“Ton, masukkin aja titit kamu ke
lobang aq, aq udah enggak tahan lagi..!”
Dengan segera kuposisikan diriku
untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak
mau masuk. Aq baru tahu ternyata dia masih perawan.
“Ayu, apa kamu tidak menyesal
perawan kamu aq tembus..?”
“Ton, aq rela kalau kamu yang
ngambil perawan aq, bagi aq di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”
Tanpa ragu-ragu lagi langsung
kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin
itu perawannya, pikirku.
“Aduh sakit Ton, tahan dulu..!”
katanya menahan sakit.
Aq pun diam sejenak, lalu kucium
mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang
lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku
masuk semuanya ke dalam lubangnya.
“Pelan-pelan Ton, masih sakit
nih..!” katanya meringis.
Kugoyangkan pinggulku
pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku
mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Ayu sangat
menikmati sekali permainan ini.
Tidak lama kemudian ia mengejang,
“Ton, aa.. aqu.. mau kkamuarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
Aq pun mulai merasakan hal yang
sama, “Yu, aq juga mau kkamuar, di dalam atau di luar..?”
“Kkamuarin di dalem aja Sayang…
ohhh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku
dan terus menggoyangkan pantatnya.
Tiba-tiba dia menjerit histeris,
“Oohh… sshh… sshh… sshh…”
Ternyata dia sudah kkamuar, aq
terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar
liang senggamanya.
“Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh..
crett.. crett.. creet..!”
Kutekan pantatku hingga batang
kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan kkamuarlah spermaq ke
dalam liang surganya.
Saat terakhir air maniku kkamuar,
aq pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang
kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan
jelas aq dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang
dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil
sesekali menyentuh klitorisnya.
“Sshh.. aahh..!” hanya desisan
saja yang menjadi jawaban atas perlaqanku itu.
Setelah itu kami berdua sama-sama
lemas. Kami saling berpkamukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
Lalu ia berkata kepadaq, “Ton,
mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Ton, aq sangat sayang pada kamu.”
Aq diam sejenak, lalu kubilang
begini, “Aq juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman
aq kalo dia nyari-nyari kamu.”
“Oke bossss, siap laksanakan
perintah..!” katanya sambil memkamukku lebih erat.
Sejak saat itu, kami menjadi
sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri.
Tidak hanya di apartmentnya, kadang aq datang ke tempat kerjanya dan
melaqkannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang.
Kadang ia juga ke tempat kerjaq
untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi,
soalnya tiap kali Ayu ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu
tak pernah dibalas Ayu, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.
Aq Dengan Calon Istri Pamanku
sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dengan pamanku
itu. Sampai saat ini aq masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan
mau begini, ia tidak menjawabnya. Aq ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya
ia bukan tipe cewek yang ingin punya kkamuarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak
apalah, yang penting aq dapat enaknya juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar