>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 0 4 6 2
Top 2D : 06 12 24 30 46
Cadangan 2D : 52 60 74 86 96
TOP SHIO : Harimau Kuda Tikus
COLOK BEBAS :0 2 4
AS : 1 3 5
KOP : 5 7 8
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Genap
Saya adalah seorang pegawai
swasta yang bergerak dalam bidang komputer. Beberapa minggu yang lalu saya
ditelpon melalui HP untuk memperbaiki komputer pada salah satu pelanggan yang
belum saya kenal yang jelas suaranya seorang wanita, saya perkirakan berumur 25
tahunan karena suaranya sangat manja dan dewasa.
Pada waktu yang ditentukan saya
datangi, rumahnya tak terlalu luas tapi cukup apik penataan taman, saya pencet
bel, yang keluar seorang wanita setengah tua dengan penampilan yang mempesona,
dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual hingga membuat
buyar konsentrasi. Setelah beberapa saat menunggu di ruang tamu saya
dipersilakan masuk ke ruang kerja, dimana komputer tersebut berada. Beberapa
waktu berselang selesai pekerjaan saya, sebelum pamit saya menyuruh mencoba
komputer tersebut apa sudah baik atau masih ada yang tertinggal.
Berawal dari coba mencoba
akhirnya saya jadi akrab untuk berbincang-bincang dengan wanita setengah baya,
yang mengaku bernama Dewi (nama samaran). Yang ternyata seorang istri yang
selalu ditinggal oleh suaminya yang gila kerja. Waktu suaminya hanya tersita
oleh pekerjaan, memang soal materi selalu diberikan dengan sangat cukup tapi
soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, saya
pikir hal ini persoalan klise belaka, tetapi dampaknya sangat berarti bagi
kehidupan berumah tangga.
Tak terasa waktu berjalan terus
seiring dengan konsultasi Dewi terhadap saya tentang persoalan rumah tangganya,
katanya saya dapat berbicara seperti konsultan rumah tangga, hal ini memang
saya akui suatu kelebihan saya bila menghadapi wanita yang sedang dirundung
musibah, tapi bukan sebagai kedok untuk berbuat yang tidak-tidak.
Setelah selesai saya pamit dan
memberikan No. HP saya dengan pesan bila terjadi sesuatu dan memerlukan saya
hubungi saya.
Beberapa hari kemudian saya
ditelpon untuk bertemu disuatu tempat yang menurut saya sebagai tempat yang
sangat romantis bagi dua insan yang sedang kasmaran namanya (ada aja).
“Mas, saya sangat berterima kasih
atas konsultasinya waktu lalu”, ujar Dewi dengan mata yang sendu dan bibir
tergetar halus.
“Saya hanya orang biasa yang
hanya dapat berbicara untuk mencari jalan keluar”, jawab saya sebisanya karena
dengan tatapan matanya saya dapat merasakan getaran birahi yang sangat besar.
“Saya ingin Mas temani saya untuk
berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya”
Wah mati aku, akhirnya saya
bimbing kedalam tempat yang nyaman dan privacy. Bagaikan seorang kekasih saya
berkasi-kasihan diatas sebuah ranjang empuk dan berudara nyaman.
Saya lumat bibirnya dengan penuh
perasaan dan saya genggam kedua telapak tangannya sehingga kami merasakan
kebersamaan yang bergelora. Lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut
seirama dengan alunan musik bossas. Lama kami ber ciuman mesra, kurengkuh
lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Dewi melenguh.
“Mas terus Mas jangan kecewakan
saya” sebentar-bentar tangannya bergreliya ke dada dan selangkangan saya, tak
tinggal diam dengan gaya yang meyakinkan saya kecup putingnya dengan
sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir saya meluncur kebawah menuju
pusar, saya mainkan lidah saya dibundaran pusarnya wah wangi farfumnya
menyentuh birahi saya. Tangannya merengkuh alat pitas saya yang sudah tegang,
Dewi kaget, mass kok besar sekali, saya bisikan, jangan takut pasti muat.
Memang Dewi belum dikaruniai anak, jadi masih seperti perawan, apalagi punya
suaminya tak terlalu besar.
Saya jilat permukaan vaginanya,
Dewi bergelinjang menarik pantatnya hingga menjauhi bibir saya, saya
terperanjat, kenapa?
“Mass saya belum pernah seperti
itu, maaf yah”, saya hanya tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian
betis dan seluruh paha.
Beberapa waktu berselang
tangannya mendekap kepala saya dengan sangat kencang seolah-olah tak mau
dilepaskan, sesak napas saya. saya tau Dewi sudah klimaks tapi dalam dalam
benak saya ini baru permulaan. Setelah dekapannya melemah saya baringkan
celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang indah seindah
tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya konpensional saya mulai
melaksanakan tugas saya sebagai seorang lelaki, saya selipkan punya saya
disela-sela bibir kemaluannya hingga ambles kepalanya, Dewi menjerit kecil.
“Mass, tahan Mass ngiluu Mas
terlalu besar”.
Memang saya sadar dan tak
langsung main tancap, saya tarik dan tekan secara perlahan-lahan, setelah
vaginanya teradaptasi Dewi berubah dengan gaya yang agresip ditekan pantatnya
ke atas hingga punya saya ambles semua, saya imbangi dengan gerak-gerakan yang
atraktif, saya balikkan tubuhnya, saya dibawah dan Dewi di atas dengan demikian
Dewi lebih leluasa untuk mengekspresikan birahinya yang selama ini tertahan.
Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Dewi bergerak naik turun sambil
berdesis-desis hingga saya bingung membedakan antara desisan bibir bawah dengan
bibir atas. Beberapa saat kemudian Dewi mengejan dan menegang sambil menggigit
dada saya, setelah itu saya tak mau kehilangan momen saya lakukan penyerangan
dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, hanya satu
yang tak mau saya paksakan yaitu mengoral punya saya, karna saya tau Dewi nanti
stress, saya pikir bila nanti pada satnya tiba mungkin bukan batangnya yang
dilumat tapi sekalian bijinya dan sangkarnya.
“Dewwii saya mau sampai nihh.
saya keluarin dimanaa?”
“Mas di luar saja dulu yah”.
Dengan secepat kilat saya tarik
kemaluan saya dan saya keluarkan di dadanya hingga beberapa semprotan protein
meleleh diantara dua bukit dan sedikit terciprat ke dagu. Setelah semprotan
terakhir keluar, matanya terbuka dan tangannya menggenggam kemaluan saya, tanpa
saya sadari dikulumnya kemaluan saya, hingga saya terperajat dan tak yakin, yah
mungkin inilah yang dinamakan puncak dari birahi kaum hawa yang sudah mencapai
batas ambang sehingga tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada
hanya nafsu dan nafsu.
Tanpa istirahat kemaluan saya
bangun kembali sehingga menegang sampai kuluman mulut Dewi terasa sempit dan
rongga mulutnyapun membesar. Gerakan maju mundur mengakibatkan saya
bergelinjang kekanan dan kekiri sambil sesekali mencengram rambutnya yang
terurai lepas. Konsentrasiku hampir terganggu dengan gerakannya yang cepat
hampir klimaks saya dibuatnya, tapi sebelum itu saya lepaskan untuk mengurangi
ketegangan saya, saya balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar
liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke area G-Spot wanitanya sehingga
Dewi merancau tak karuan, tangannya menarik sprei hingga terlepas dari
sangkutannya. semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi saya dan Dewi,
saya rasakan aliran cairan hanggat membasahi jari saya dan tak mau ketinggalan
moment yang indah ini saya balikan tubuhnya sehingga tengkurap dan saya tekan
dengan kemaluan saya dari arah belakang, Dewi meringis.
“Mas pelan-pelan, ngilu”
Saya atur irama sehingga lama
kelamaan menjadi asyik dan Dewipun melakukan gerakan yang membuatnya bertambah
assyik dan masyukk. Dadaku bergetar ketika hasrat itu akan mencapai puncak, ku
tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku
mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang untuk ukuran Dewi. Dan
lubang anusnya masih bersih tak ada tanda-tanda bekas gesekan atau luka atau
penyakit wasir, nafsu saya melihatnya tapi hasrat itu saya pendam, mungkin
(dalam benak saya) lain waktu Dewi meminta untuk di setubuhi anusnya karena
memang bila nafsu sudah datang birahipun memuncak yang pada akhirnya dunia
terasa sangat-sangat indah melayang-layang dan sukar diutarakan yang ada hanya
dirasakan. Pikiran ngeres saya ternyata terbaca oleh Dewi, dengan sedikit mesra
tangannya menarik kepalaku dan membisikan sesuatu.
“Mas, coba dong masukin dari
belakang, Dewi ingin coba sekali aja tapi pelan-pelan yah”.
Antara sadar dan tak sadar saya
anggukan kepala tanda setuju. Karena badan saya sangat lelah saya istirahat
sebentar dan membersikan sisa-sisa mani yang menempel pada kaki dan perut. Saya
minum beberapa teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, setelah rilek saya
kembali kekamar, ternyata Dewi masih tergolek diatas tempat tidur dalam posisi
tengkurap, wah inilah yang dinamakan lubang surga, terletak hanya kurang lebih
tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus. Saya berfikir mana
yang lebih sempit, wah yang pasti lubang anus yang lebih sempit, tanpa
basa-basi saya mainkan jari saya dengan sedikit ludah untuk pelicin kesekitar
permukaan anusnya, Dewi terbangun dan merasakan adanya sesuatu yang lain dari
pada yang lain, dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya, saya tidak
merasa jijik karena memang anus Dewi bersih dan terawat.
Dengan hati-hati saya masukkan
kejantanan saya kedalam anusnya, susah sekali masukinnya karena memang punya
saya besar dibagian kepalanya sedang Dewi anusnya masih sangat rapat, saya
nggak abis akan saya ludahin agar licin, lama-lama kepala kemaluan saya masuk
kedalam anusnya, Dewi menjerit kecil, saya tahan beberapa saat kemudia dengan
rileks saya tekan setengah dan tarik kembali, begitu terus-enerus sehingga Dewi
merasakan sensasi yang luar biasa.
“Mas kok enak sih, lain gitu
dengan melalui vagina”.
Saya pun waktu itu baru merasakan
lubang anus tuh seperti itu, menyedot dan hangat, hampir-hampir saya tidak
kontrol untuk cepat-cepat keluar, dengan tarik nafas secara perlahan saya bisa
kendalikan emosi saya sehingga permainan berjalan dengan waktu yang panjang,
Dewi meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih semua menandakan birahi
yang sangat dahsyat.
Kemaluan saya semakin tegang dan
berdenyut tanpa memberi tahu kepada Dewi saya semprotkan mani saya kedalam
liang anusnya, Dewi kaget dan mengejan sehingga kemaluan saya seakan-akan
disedot oleh jetpump kekuatan besar. saya tergeletak diatas punggungnya sambil
memeluk perutnya yang indah, walaupun ada sedikir kerutan, karena memabg umur
tidak bisa dikelabui, saya dan Dewi tertidur sejenak seakan melayang-layang di
dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan hingga dua jam setengah sebanyak
tiga ronde dipihak saya.
Saya lihat tatapan matanya
mengandung kepuasan yang sangat dahsyat begitu pula saya sehingga membuat
motivasi saya untuk bersetubuh dengan wanita-wanita setengah baya yang memang
membutuhkan siraman biologis, karena wanita setengah baya secara teori sedang
dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi, istilahnya
sedang mengalami fase puber kedua, apalagi bila sang suami tak memberikannya.
Saya memang lebih menyukai wanita setengah baya dari pada ABG, karena wanita
setengah baya mempunyai naluri kewanitaan yang besar sehingga dalam bersetubuh
dapat saling memberikan respon yang sangat artistik bila dilakukan dengan mesra.
Setelah kami mandi kamipun
bergegas untuk kembali pada tugas masing-masing, dari akhir pembicaraan saya
dengannya, saya dipesankan agar merahasiakan hubungan ini, setelah itu saya
diselipkan sehelai cek untuk konsultasi katanya. tanpa kwitansi dan tanda
terima seperti biasanya bila terjadi transaksi. Sebenarnya saya tak tega
mengambil cek tersebut, karena apa yang saya lakukan dengannya adalah sama-sama
iklas sehingga hubungan menjadi sangat sangat sangat asyik masyuk, tapi saya
pikir uang buat Dewi nggak masalah karena memang untuk biaya pengeluaran lebih
kecil dari pada yang diterima dari suaminya, selain itu saya juga sedang
memerlukan biaya untuk memperbaiki kendaraan saya yang secara kebetulan pada
waktu itu sedang mengalami perbaikan mesin.
Setelah peristiwa itu saya masih
terus dihubungi bila Dewi perlu, dan pernah saya dikenalkan dengan rekan-rekan
yang senasib dan saya pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling menjaga
rahasia satu sama lain, tapi ceritanya tak jauh beda, yang jelas saya akan
rahasiakan sampai akhir hayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar