>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 4 8 7 0
Top 2D : 04 17 20 34 48
Cadangan 2D : 50 67 74 80 98
TOP SHIO : Harimau Ayam Naga
COLOK BEBAS : 0 4 7
AS : 1 2 3
KOP : 5 6 9
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Genap
Kejadiannya kira-kira 4 tahun yang lalu, ketika aku kuliah
semester ketiga di sebuah lembaga pendidikan di Bekasi. Waktu itu, para
mahasiswa baru sedang berkumpul untuk membahas tentang uang kuliah yang menurut
brosurnya bisa dicicil selama 5 kali, namun kenyataannya para mahasiswa hanya
diberikan kesempatan untuk mengangsurnya selama 3 kali. Bagiku sih sebenarnya
tidak terlalu masalah, karena aku sudah membayar penuh selama satu tahun, namun
karena rasa solideritas terhadap teman, akhirnya aku ikut berkumpul, dan
ternyata oleh teman-temanku, aku dipercaya untuk mewakilkan dan menyampaikan
keluhan mereka kepada manager lembaga yang bernama Ibu Ratih S.Pd.
Akhirnya aku menuju lantai 4 untuk membicarakan masalah ini
kepada Ibu Ratih, dan siapa tahu beliau bisa memberikan solusi yang terbaik
untuk anak-anak didiknya. Ketika aku hendak mengetuk pintu ruangannya,
terdengar samar-samar suara desah dan erangan yang berasal dari dalam
ruangannya. Akupun tahu bahwa suara ini adalah suaranya Ibu Ratih, karena aku
sangat hapal dengan suaranya ketika beliau masih memberi mata kuliah Akuntansi
Dasar 1.
Kuketuk berkali-kali, namun belum ada jawaban, akhirnya aku
beranikan diri untuk langsung membuka pintu. Ku lihat diruang kerjanya,
ternyata tidak ada, kucari kesana kemari, akhirnya aku menemukannya sedang
serius menghadap kekomputer yang biasa digunakan oleh asistennya (letaknya
terhalang oleh sebuah lemari yang berisi bermacam-macam jenis buku). Yang aku
tahu, hari ini asistennya belum masuk karena 2 hari yang lalu dia mengalami
kecelakaan. Dengan agak ragu aku mencoba mendekatinya.
Dan ternyata.. Ibu Ratih sedang melihat adegan-adegan seks
yang ada di internet. Wajar saja tadi terdengar suara orang mendesah keenakan,
tidak tahunya waktu melihat adegan itu, Ibu Ratih pun merangsang dirinya
sendiri dengan menggunakan jari-jari lentiknya. Aku jadi bingung dan deg-degan,
karena sebagai lelaki yang beranjak dewasa, didepanku ada adegan seks yang
ditampilkan dimonitor, dan yang lebih membuatku konak, ketika melihat Ibu Ratih
yang sepertinya sedang diamuk birahi. Sambil mengangkat kedua kakinya ke atas
meja, dan melebarkan kedua pahanya, jari-jari lentik Ibu Ratih terus keluar
masuk lubang memeknya yang sudah terlihat basah.
Karena takut ketahuan, dan takut dimarahi akan
kelancanganku, pelan-pelan aku menuju pintu untuk keluar. Tetapi tiba-tiba..
“Fik.. jika kamu teruskan langkahmu untuk keluar dari
ruangan ini sekarang, nanti aku akan men-DO kamu dari sini. Karena kamu telah
lancang memasuki ruangan saya tanpa sepengetahuan saya”.
Karena beliau mengancam akan mengeluarkan saya, akhirnya
langkah saya langsung terhenti dan dengan agak terbata-bata saya langsung
meminta maaf atas semua kelancangan saya.
Tanpa menunjukan ekspresi apapun, Bu Ratih berjalan
mendekatiku sambil bertanya.
“Apakah kamu tahu apa kesalahanmu?”
Dengan gugup saya mengatakan bahwa saya telah lancang
memasuki ruangan Ibu tanpa izin.
“Dan kamu tahu apa hukumannya jika telah melakukan itu?”
“Tidak Bu”, jawabku pelan.
“Oke, sekarang kamu akan saya hukum sesuai dengan
kesalahanmu, apa yang kamu lihat ketika kamu masuk ruangan ini?”
“Ngga ada bu”.
“Kamu jangan bohong yach, sebenarnya waktu kamu masuk, Ibu
sudah mengetahuinya, sekarang jawab yang jujur, apa kamu melihat saya sedang
melakukan sesuatu?”
Akhirnya dengan gugup saya menceritakan semua kejadiannya.
“Jika memberi keterangan jangan berbelit-belit begitu, saya
tidak mengerti. Sekarang coba kamu peragakan semua yang kamu lihat”.
Akhirnya saya mengambil posisi duduk didepan monitor yang
masih menampilkan adegan bercinta antara 2 wanita dengan 1 pria. Dengan
hati-hati saya mengangkat kedua kaki saya mengikuti apa yang tadi Ibu Ratih
lakukan, namun karena saya terus melihat adegan di monitor itu, akhirnya saya
hanya terbengong menyaksikan semuanya. Lama-lama tanpa saya sadari, kontol saya
mulai menegang. Namun karena merasa malu takut ketahuan Ibu Ratih, aku
pura-pura menyatakan kalau aku tidak bisa mempraktekkan semua yang tadi
dilakukannya, karena saya tidak mempunyai memek.
Tanpa disangka, Ibu Ratih malah berkata.
“Kalo begitu, kamu pake memek saya saja, tapi jarinya tetap
jari kamu”.
Akhirnya Ibu Ratih memposisikan tubuhnya seperti waktu
pertama kali saya lihat. Ragu-ragu saya mendekatinya dan bertanya.
“Tapi kan tadi Ibu tidak pake CD, kenapa sekarang pake CD?”,
tanyaku.
“Coba sekalian kamu praktekkan cara membuka CD wanita,
apakah kamu bisa?”.
Akhirnya aku tahu bahwa aku akan mengalami hukuman yang
sangat menyenangkan.
Tanpa ragu-ragu lagi aku mendekati tubuh Ibu Ratih yang
masih menaikan kaki dan melebarkan kedua pahanya di atas meja. Aku langsung
menurunkan kedua kakinya dan meminta dia untuk berdiri.
“Saya menghargai wanita tidak hanya di bagian tertentu, saya
menghargai semua yang ada pada diri seorang wanita, maka izinkanlah saya untuk
mencumbui semua yang ada di diri ibu”.
Dengan tersenyum, akhirnya dia berdiri dan bertanya.
“Kata-katamu cukup romantis, tapi saya minta jangan hanya di
mulut saja”.
Thanks God, akhirnya saya diberi kesempatan untuk merasakan
apa yang selama ini cuma jadi hayalan saya tentang kecantikan dan kemontokan
Ibu Ratih. Dengan lembut, saya mulai menciumi bibirnya yang merah merekah.
Ternyata, Ibu Ratih sangat liar (mungkin karena sebelumnya sudah melihat adegan
yang merangsang).
“Fik, untuk sekarang ini, Ibu cuma butuh kontol kamu, kamu
tidak perlu repot-repot untuk merangsang ibu, karena Ibu sudah tidak kuat lagi
menahannya”
Sambil berkata begitu, tanpa sempat membuka bajuku, Ibu
Ratih langsung membuka celanaku dan mengarahkan kontolku ke memeknya.
Walaupun tanpa foreplay terlebih dahulu, kontolku memang
selalu siap jika disuruh ngentot cewe cantik, karena kontolku sudah terlatih
sejak waktu SMA. Sambil berdiri, Ibu Ratih terus menarik dan mendorong
pantatnya agar kontolku terus keluar masuk dari lubang memeknya. Aku hanya diam
mematung menikmati hangatnya lubang memek Ibu Ratih, karena walaupun aku terlihat
pasif, sepertinya Ibu Ratih sangat menikmatinya.
“Terus Fik, enak banget kontolmu fik aacchh.. nikmatnya..
kontolmu Fik.. teruuzzhh.. aacchh.. uuhh hangat dan nikmatnya barang kamu Fik..
gede banget Fik.. terruuzzhh.. aacchh”
Tanpa henti-hentinya Ibu Ratih mendesis seperti orang yang
kepedasan.
Meski dari dulu aku terobsesi untuk bisa bercinta dengan Ibu
Ratih, namun aku tidak ingin terburu-buru dalam menikmatinya. Aku sengaja
membiarkan Ibu Ratih agar dia mencapai puncak duluan, biar bisa memberikan kesan
yang baik di matanya.
“Aawww..” ternyata ketika Ibu Ratih mencapai orgasme, tanpa
sadar tangannya yang semula memegang pantatku, langsung meremas dengan
sekencang-kencangnya, tubuhnya bergetar sebentar, kemudian diam dan langsung
memelukku.
“Thanks ya Fik, kamu sudah membantu saya mencapai puncak”.
Ketika pelan-pelan kucabut kontolku yang masih tegak
berdiri, Ibu Ratih masih terlihat lelah, namun dari raut wajahnya terlihat
sangat puas. Aku sengaja memberi waktu beberapa menit agar Ibu Ratih bisa istirahat
dan menikmati sisa kenikmatannya. Beberapa menit kemudian, aku langsung membuka
bajuku, menurutku, pertempuran baru akan dimulai, dan dengan perlahan akupun
mulai membuka satu persatu pakaian Ibu Ratih. Karena waktu pertama
melakukannya, Ibu Ratih tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membuka pakaian
kami, mungkin saking ngebetnya, dia cuma menaikan roknya (yang kebetulan sudah
tidak ber-CD), dan menurunkan celanaku.
“Waktu istirahatnya sudah cukup Bu, sekarang mari kita
ngentot lagi, dan tolong puaskan kontol saya dengan segala cara yang Ibu bisa”.
Tanpa menunggu lama, kami yang sudah sama-sama telanjang sudah saling memeluk.
Aku yang sangat mengagumi kemolekan Ibu Ratih, berusaha untuk menikmati seluruh
tubuhnya. Kubaringkan Ibu Ratih dilantai, kedua susu yang padat itu semakin
terlihat indah dan mengundangku untuk segera menikmatinya.
“Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh, teeruuss”
Tanganku pun mulai mencari sasaran yang lain ketika bibirku
masih memainkan kedua susunya. Pelan tanganku mulai turun dari kedua susunya
dan terus kebawah menggerayangi perut, dan akhirnya jariku merasakan bulu-bulu
halus yang tumbuh disekitar lubang kemaluannya.
Ku usap dengan lembut pinggiran lubang kemaluannya, ternyata
sudah sangat basah, mungkin karena dia sudah mulai diamuk birahi lagi. Kuelus
terus sambil sesekali telunjukku kumasukkan ke dalam memeknya yang sudah
terlihat sangat merah akibat terjadinya gesekan. Bibirku langsung berhenti
mencumbu bibirnya, aku langsung mengarahkan mukaku kekemaluannya. Dengan kedua
tanganku, aku lebarkan lubang memeknya, dan aku langsung menjilati “klit”nya
yang agak sedikit “monyong” ke depan. Ibu Ratih seperti orang kesetanan ketika
lidahku menyentuh daerah terlarangnya, dia menggelinjang seperti cacing
kepanasan, mulutnya terus mendesis seperti ular, dan tangannya seperti mencari
sesuatu untuk dipegang.
Seperti kejadian sebelumnya, Ibu Ratih pun mengalami orgasme
yang kedua ketika aku baru memainkan memeknya dengan lidah dan jariku. Namun
karena nafsuku sudah tidak bisa kubendung lagi, aku tidak memberi dia
kesempatan untuk beristirahat, setelah melihat dia terkulai dengan lemas, aku
mulai memasukan kontolku ke dalam memeknya. Dengan mengangkat kedua pahanya,
dan meletakkan kakinya dipundakku, aku langsung memaju mundurkan pantatku untuk
mengeluar masukan kontolku ke dalam memeknya.
Hampir 20 menit aku mengocok memeknya dengan kontolku,
mungkin itu membuat gairah Ibu Ratih mejadi bangkit lagi, diapun berusaha untuk
menggoyangkan pinggulnya agar kontolku bisa menstimulasi dinding memeknya
secara menyeluruh. Aku mengerti apa yang dia inginkan, akhirnya tanpa menyabut
kontolku, pelan-pelan kubalikan badannya dan menyuruh dia agar “menungging”.
Secara visual, nafsuku langsung bertambah ketika melihat 2 bongkahan daging
yang sangat besar dan tanpa berhenti memainkan kontolku, tanganku langsung
meremas pantatnya yang sangat mulus, aku usap, aku remas, dan kadang-kadang aku
menepuknya sehingga membuat warna kulitnya menjadi agak merah.
Mungkin karena terlalu lelah, Ibu Ratih minta agar aku
mencabut dulu kontolku, tapi mendengar dia ngomong begitu, nafsuku malah
bertambah-tambah, tanganku langsung menarik rambutnya dan memperkencang gerakan
kontolku. Ibu Ratih hanya bisa mendesah, mengerang dan merintih, tanpa bisa
memberikan perlawanan lagi. Akhirnya dia hanya pasrah dan terus menikmati
sensasi yang aku berikan. Akhirnya aku mencabut kontolku dan meminta Ibu Ratih
agar segera mengulum kemaluanku. Mungkin saking lelahnya, dia membalikan badannya
sangat lambat, aku yang sudah tidak tahan, langsung menarik wajahnya
mengarahkan kontolku ke dalam mulutnya. Sambil terus kukocok, aku tetap
memegang kepalanya agar ikut bergerak maju mundur.
Tiba-tiba.. spermaku keluar banyak juga, sampai-sampai, sebagian
keluar lagi dari sela bibirnya Ibu Ratih, aku sengaja mengeluarkan spermaku di
dalam mulutnya, karena aku bilang, aku paling suka melihat spermaku ditelan
oleh pasangan ngeseksku. Dengan cekatan, Ibu RatiHPun langsung menelan semua
spermaku dan menjilati kepala kemaluanku, hingga tidak ada sedikitpun spermaku
yang tidak tertelan olehnya.
Akhirnya sampai juga aku mewujudkan impianku terhadap Ibu
Ratih ini. Ternyata Tuhan telah mendengar dan mengabulkan keinginan yang ada di
dalam hatiku. Setelah rapi-rapi, aku utarakan maksud kedatanganku ke
ruangannya, dengan seksama, beliau mendengarkan apa menjadi permasalahan
diantara anak didiknya, dengan bijak, akhirnya beliau mengatakan.
“Kalau masalah ini akan segera dimeetingkan, dan kamu tidak
usah terlalu kuatir, karena keputusan akhirnya tetap ada di tangan Ibu, yang
penting jika hari minggu nanti kamu bersedia menemani Ibu check in, minggu
depan masalah itu pasti selesai, bagaimana?”
Dengan cepat, aku langsung menjawab, “Ya.. ya.. ya..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar