>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 5 9 3 8
Top 2D : 05 18 29 38 43
Cadangan 2D : 59 65 78 83 95
TOP SHIO : Tikus Ayam Naga
COLOK BEBAS : 3 5 9
AS : 0 1 2
KOP : 4 6 7
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Kring.., kring..!, Telepon di ruang kerjaku berdering.
“Hallo, pap. Mamah pulangnya agak malam, Istri pemilik usaha ini, minta di
temani jalan.” Dan bla-bla-bla, istriku ngoceh terus. Tapi yang penting buatku,
katanya dia tidak enak dan kasihan sama Bu Eka (tukang lulur). Daripada
ngebatalin, ya udah.., akhirnya aku yang menggantikan istriku luluran.
– Jam 04.00 sore aku sampai di rumah. Rupanya Bu Eka belum
datang. Jadi aku sempat makan sedikit. Belum habis makanannya, Bu Eka sudah berada
di muka pintu gerbang. Karena sudah biasa, dia langsung masuk dan membereskan
kamar olah raga (biasanya di pakai istriku untuk senam dan luluran). Sebelumnya
pembantuku, Ning namanya sudah aku beritahu, kalau istriku tidak luluran, yang
luluran aku. Sambil membawa air putih, pembantuku menyampaikan, kalau Bu Eka
sudah menungguku untuk luluran.
“Sore Bu..”, sapaku sambil membuka baju dan celana panjang.
Tinggal memakai celana dalam saja. Mestinya seperti istriku, kalau luluran
tidak memakai apa-apa. Tetapi karena aku cowok dan baru kali ini luluran, tidak
enak juga rasanya, kalau ikutan polos. Bisa dibilang baru kali ini aku ngobrol
banyak dengan Bu Eka. Katanya, dia sudah lama menjadi tukang lulur. Kira-kira
10 tahun dan menjadi tulang punggung keluarga. Dia bercerai dengan suaminya
sudah 5 tahunan dengan menanggung 2 anak remaja. Sambil tiduran (karena di
lulur), aku perhatikan Bu Eka. Umurnya kira-kira 45 thn. Kulitnya putih
(turunan chinese), tingginya kira-kira 165 cm, beratnya 60 kg, dan berwajah menarik.
Sekali-kali Bu Eka menunduk, sambil menggosok badanku dengan lulur, wah..,
tangan Bu Eka ini termasuk lembut juga. Mungkin karena tiap hari ngelulurin,
jadi lembut kali. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Bu Eka memiliki
payudara yang besar. BH-nya berukuran kira-kira 38D. Sampai-sampai brung di
bawah pusarku bergetar, terangsang. Ingin rasanya memasukkannya ke dalam lubang
kemaluan Bu Eka. Tapi aku tidak mempunyai keberanian untik itu, takut ketahuan
istri, bisa gawat! Sambil nyoba-nyoba aku pancing-pancing Bu Eka.
“Bu.., pernah nggak ngelulur laki-laki?”, sambil bertanya
aku sibakkan celana dalam. Maksudnya supaya dia ngelulur juga selangkaanku.
“Sering Pak, Malah ada anak remaja, beberapa langganan saya
suaminya juga sering luluran”.
“Nggak malu Bu? Kalau sampe ada yang buka celana, trus ibu
pasti liat barang terlarang khan?”, Coba-coba kupancing dia. Nah..,
kelihatannya dia sudah mulai terbawa suasana hot.
Sambil ketawa dia bilang, “Ya.., nggak dong Pak, khan
ngeliat aja, nggak di apain, paling dipegang aja”. Nah.., feelingku mulai
merasa ini bisa dimainkan juga. Pikiran kotorku mulai beraksi.
“Kalau gitu, saya buka celana dalamnya ya.., bu? Biar bisa
di lulur di selangkangan, kan dakinya banyak di situ”. Tanpa banyak ba.., bi..,
bu.., celana dalam kulepas, kini aku bugil di depan Bu Eka, dengan penisku yang
mendongak ke atas. Berdiri tegak dengan jantannya. Kulihat ekspresi mukanya
sedikit, entah kaget atau takjub, melihat penisku yang besar dan panjang.
“Lho.., kog? Udah gede.., Pak, adik kecilnya” katanya, tapi
matanya tetap tidak berkedip memandang penisku. Mulai terbakar birahinya.
“Wah.., ini sih belum apa-apa Bu, kalo dipanasi bisa tambah
greng lho?, kataku sambil tangannya kupegang dan aku letakkan di atas penisku.
Tapi Bu Eka bukannya mengelak, malah tangannya mulai memain-mainkan penisku.
Gila.., acara lulurannya jadi berubah..! Tangan Bu Eka benar-benar lembut dan
halus. Di mainkannya kemaluanku dengan mesranya. Diremeess, diusap-usap,
sedikit kocokan.., membuat kepala penisku kian membesar. Kulihat juga Bu Eka
makin terangsang.
“Aah.., mhemm..”, Tidak kusia-siakan kesempatan ini, kulepas
tangannya dari penisku, langsung kumasukkan ke mulut Bu Eka. Bibir seksinya
mencium dan mulai mengulum penisku, “Whoom.., oopp.., whoomm.., whoop.., oopp!”
Bunyi mulutnya tatkala mengocok penisku.
“Besar sekali.. Pak, sampe nggak muat ke mulut saya”, Sambil
senyum Bu Eka kembali beraksi. Masuk.., keluar.., maju.., mundur.., penisku
masuk ke mulut Bu Eka.
“Uuhh.., oohh.., nikmat skali.., Bu.., trus.., Bu.., aduh..,
nggak tahan saya!”
Aku benar-benar merasakan kenikmatan. Aku tahan spermaku
yang mau keluar, aku ingin keluar di dalam lubang vaginan Bu Eka. Sambil aku
tahan, Bu Eka makin menjadi-jadi memainkan penisku di mulutnya. Mulai aku buka
bajunya, kupegang payudaranya yang besar, kuremas dengan lembut, Bu Eka tambah
terangsang. Dari rintihan kecilnya, aku tahu, dia sudah dibawah kendaliku. Aku
maki bernafsu.., dengan bangun pelan-pelan, kulepas bajunya sambil bibirnya dan
big boobnya kucium, aku dan Bu Eka seperti lepas kendali.., saling cium..,
peluk. Badanku yang masih berisi lulur menambah hangatnya pergumulan.
Payudaranya yang besar menempel di badanku. Bergetar nafsuku.
“aah..” Bu Eka sedikit mengerang, sewaktu payudaranya kucium
dan kugigit-gigit. Posisinya sekarang di bawah, telentang! Dari payudaranya
kutelusuri (aku jilati) perutnya “cup.., csrut..”, lidahku mulai bermain. Semua
detial payudaranya kucium, kujilati.., meluncur ke bawah, perutnya.., ke bawah
lagi.., waah.., luar biasa.., bau badan Bu Eka begitu harum. Tinggal selangkah
lagi lidahku bermain, hingga kutemukan bulu-bulu halusnya yang menyembul dari
celana dalamnya. Sedikit usaha terlepas sudah celana dalamnya. Kelihatan
bulu-bulu hitam menyembul makin lebat. Aku melongok ke bawahnya, bulu-bulu
hitamnya kusibakkan.., terlihat lubang kenikmatan yang berwarna merah muda
menantang. Aku tidak tahan! Kujilati semuanya.., bulu-bulunya.., clitorisnya..,
lubang vaginanya. Sisi-sisi vagina Bu Eka memang sedikit keluar, aku hisap,
“Sruup.., cuupp..” semuanya!
“Aahh.., Oooh.., aduh nggak tahan.., Pak..!” Erangannya
menambah nafsu liarku, tidak henti-hentinya kujilati vaginanya dan clitorisnya
aku kulum, kugigit-gigit kecil, sampai akhirnya, “aah.., aduh.., saya keluar..”,
sambil berusaha duduk menghadap ke arahku. Akupun langsung berdiri. Kuarahkan
penisku ke arah bibirnya, “Slup.., mhom..”, dikulumnya sekali lagi penisku.
“Oooh.., bagus Bu.., trus masukin semuanya.., hisaap..,
Bu..” kulumannya membuatku semakin mabuk kepayang. Dari ujung penis hingga ke
biji pelerku semua bersih.., dihisep.., dikulum.., masuk.., keluar, “oohh..”
Karena kita sudah makin memuncak, aku tarik penisku, kucium Bu Eka sambil
tiduran, kakinya menjulur ke bawah tempat tidur. Pahanya kubuka, lubang
kenikmatannya sedikit terbuka.
Pelan tapi pasti penisku mulai masuk, “Bleep..”, sedikit
basah.., Sreet.., bleep.., penisku maju mundur menembus lubang kenikmatan Bu
Eka. Semakin lama semakin dalam aku benamkan penisku, hingga menembus bagian
dalamnya.., cairan Bu Eka makin banyak keluar.
“Oohh.., saya keluar.., pak!”, Sambil badannya mengelinjang
orgasme. Aku benar-benar seperti kuda liar, lepas kendali. Aku suruh Bu Eka
nungging, lubang pantatnya kelihatan jelas, aku gosok-gosokan penisku di lubang
duburnya, sambil penisku turun ke bawah mencari lubang kenikmatan Bu Eka.
Kuintip lubang vaginanya, gila! Bagaikan sumur dalam yang tidak ada ujungnya.
“aahh.., aduh.., Pak..? Bu Eka menjerit kecil. “Sreet..,
bleep.., penisku masuk ke lubang vaginanya. Lalu kupompa Bu Eka.., “Bleepp..,
sreet..”, bunyi penisku dan vagina Bu Eka, bersatu padu.
“Aahh.., oohh.., keluar.., Bu..!” Bersamaan dengan air
maniku keluar, Bu Eka juga mengerang, “aahh..”. Croot.., crot! air maniku
keluar dari dalam lubang Bu Eka. Hangat.., penisku masih terbenam. Terasa disedot.
Bu Eka sengaja memainkan lubangnya, sambil berbalik memciumiku, kupeluk Bu Eka,
Mesra!
Jam 09.00 malam istriku sampai di rumah, diantar sopir
kantornya. Panjang lebar dia cerita tentang kegiatannya dengan ibu pemilik
perusahaan. Sambil muji badanku, “tambah putih dan bersih lho.., Pap..? Pinter
ya.., Bu eka ngelulur.” Aku hanya mengangguk saja, no comment! Padahal dalam
hati, pikiranku melayang membayangkan lubang Bu Eka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar