>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 1 9 7 2
Top 2D : 01 19 27 32 41
Cadangan 2D : 59 67 72 81 99
TOP SHIO : Kelinci Naga Babi
COLOK BEBAS : 1 2 9
AS : 0 3 4
KOP : 5 6 8
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Genap
Pada waktu itu aku masih duduk di
SMP kelas II, pernah terjadi kejadian yang sangat mengasyikan dan lebih baik
ini jangan ditiru. Pada waktu di SMP, aku termasuk anak yang cukup nakal dan
sekolahku itu pun merupakan sekolah yang banyak menampung para anakanak nakal,
sehingga tanpa kusadari aku pun bisa dibilang lumayan lebih banyak nakalnya
dari pada baiknya.
Saat itu ada seorang teman
sekelasku yang bernama Ika. Ika memang cewek yang paling dekat dengan cowok dan
terkenal paling bandel juga nakal. Tidak jarang temanteman pun menyimpulkan
bahwa dia cewek binal, karena dia berpenampilan agak seronok dibandingkan
teman-temannya, yaitu dengan baju sekolah yang tidak dimasukkan ke dalam,
melainkan hanya diikat antar ujung kain dan menggunakan rok yang sangat minim
dan pendek, yaitu satu telapak tangan dari lutut. Ika seorang gadis yang cukup
manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu itu sekitar 160 cm, berat badan
45 kg dengan kulit putih serta bentuk wajah yang oval. Ika memiliki rambut
sebahu, hitam tebal, pokoknya oke punya tuh doi.
Setelah bel kelas berbunyi yang
tandanya masuk belajar, semua muridmurid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat
anak yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek itu masih mengobrol di luar kelas
yang tempatnya tidak jauh dari WC, dan sepertinya terjadi kesepatan diantara
mereka. Setelah pelajaran kedua selesai, temanteman cowok yang bertiga itu
meminta ijin keluar untuk ke WC kepada guruku yang mengajar di pelajaran
ketiga, sehingga membuatku curiga.
Di dalam hatiku aku bertanya,
“Apa yang akan mereka perbuat..?”
Tidak lama setelah temanteman
cowok meminta ijin ke WC tadi, malah Ika pun meminta ijin kepada guru yang
kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku
makin bertambah dan temantemanku juga ada yang bertanyatanya mengenai apa yang
akan mereka perbuat di WC. Karena aku tidak dapat menahan rasa penasaranku,
akhirnya aku pun meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. Sebelum
sampai di WC kulihat temanteman cowok kelasku yang bertiga itu kelihatannya
sedang menunggu seseorang. Tidak lama kemudian terlihat Ika menuju tempat
temanteman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk ke kamar WC secara
bersamaan.
Rasa penasaranku mulai bertambah,
sehingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar suara keributan
seperti perebutan makanan di ruangan tersebut. Akhirnya aku masuk ke kamar WC,
secara perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC
yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka dapat terdengar
dengan jelas olehku.
“Hai Tun, Sep, siapa yang akan
duluan..?” tanya Iwan kepada mereka.
Dijawab dengan serentak dari
mulut Ika seorang cewek, dia menjawab dengan nada menantang, “Ayo.., siapa saja
yang akan duluan. Aku sanggup kok kalaupun kalian langsung bertiga..!”
Aku bertanya-tanya, apa sih yang
mereka perundingkan, sampaisampai saling menunjuk dan menantang seperti itu.
Tapi aku tetap terdiam membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang akan
terjadi.
Setelah itu, tidak lama kemudian
Asep menjawab dengan nada ringan, “Yah udah, kalau begitu Kita bertiga
barengbareng ajah. Biar rame..!” katanya.
Langsung disambut ucapan Asep
tersebut oleh Ika, “Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah.”
Dan akhirnya Utun pun berucap,
“Ayo Kita mulai..!”
Setelah itu tidak terdengar suara
percakapan mereka lagi, tetapi terdengar suara reslueting yang sepertinya
dibuka dan juga suara orang membuka baju.
Tidak lama kemudian terdengar
suara riang mereka bertiga dengan ucapan menanyakan pada Ika, “Hey Ka.., Siapa
sih yang paling besar alat kelamin Kami bertiga ini..?”
Ika pun menjawab dengan nada
malumalu, “Kayanya sih Utun yang paling gede, hitam lagi.” dengan sedikit nada
menyindir dan langsung dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuh baju
Kamu, biar cepet asik si Joni, Kita nih enggak kuat lagi..!”
Setelah terdengar Ika membuka
bajunya, tidak lama kemudian terdengar suara temanteman cowok bertiga, Utun,
Asep, Iwan dengan nada ganas, “Wauw.., benarbenar body Kamu Ka, kaya putri
turun dari langit..!”
Tidak lama kemudian Asep bertanya
pada Ika, “Ka.., kalau Aku boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan
mangkuk mie ini Ka..?”
Ika pun menjawab dengan nada
enteng, “Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!”
Utun pun sepertinya tidak mau
kalah dengan Asep, dia pun bertanya, “Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat
kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?” sambil meraba-raba alat kelamin
Ika.
Ika pun menjawab dengan nada mendesak,
karena alat kelaminnya sepertinya sedang diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh..
boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!”
Dan terakhir terdengar suara Iwan
yang tak mau kalah juga, “Ka.., Aku boleh kan menciumimu mulai dari bibir
hingga lehermu Ka.., boleh kan..?”
Ika menjawab dengan nada seperti
kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, boleh deh semuanya..!”
Suarasuara tersebut terdengar
olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suarasuara tersebut
membuat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh..
owwoowww.. sedap..!”
Dan tidak lama kemudian terdengar
suara Ika, “Kalian jangan terlalu nafsu dong..!” kata Ika kepada temanteman
cowok tersebut, “Karena Aku kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak
sebanding dong..!”
Tetapi mereka bertiga tidak
menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya terdengar suara jeritan kesakitan
yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..!”
Ika kemudian melanjutkan dengan
ucapan, “Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!”
Dijawab dengan cepat oleh Utun,
“Gimana Ka..? Hebatkan Saya.”
Setelah itu Utun pun mendesah
seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan
mengeluarkan cairan penyubur.” kata-katanya ditujukan kepada temantemannya.
Tidak lama kemudian Iwan bertanya
kepada Ika, “Ka aku bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga
kaya Utun..!”
Iwan pun langsung bertukar
posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama seperti yang dilakukan Utun, yaitu
memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, sehingga
Ika tidak lama kemudian menjerit kedua kalinya.
“Aaawww.. Iiihh.. perih tahu
Wan..! Kamu sih salah jalur..!” rintih Ika menahan sakit.
Tetapi sepertinya Iwan tidak
menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan berusaha ingin seperti Utun,
sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati.
Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun
dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh..,
enaak Ka, makasih. Kamu hebat..!”
Asep yang setia hanya meraba-raba
payudara Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya
Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur
tersebut sambil berkata, “Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita
mainkan..”
Ika menjawab dengan nada lemas,
“Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!”
Akhirnya Asep kesal pada Ika dan
langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan
alat kelaminnya.
“Ka.., pokoknya Aku enggak mo
tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..!”
Ika menjawab dengan nada lemas,
“Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!”
Aku tetap terdiam di kamar WC
tersebut.
Ada sekitar 45 menit berlanjut,
dan aku pun berpikir apakah mungkin mereka berbuat oral seks karena masih duduk
di SMP. Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang
sebenarnya terjadi. Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar
WC di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan
atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Karena kesal akibat
Asep tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan
alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.
Asep berkata dengan nada
mengancam kepada Ika, “Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohi alat kelaminku hingga Aku
merasakan enaknya seperti mereka..!”
Setelah berusaha memanjat untuk
melihat adgean secara langsung, aku dapat melihat dengan jelas. Ika seorang
cewek langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh Asep, sedangkan temannya
yang berdua lagi, Utun dan Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak
bercampur sakit yang mereka rasakan tersebut.
Tidak berlangsung lama, Asep
berkata kepada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku akan
mengirimkan cairan penyuburku yang hebat ini..!”
Kulihat Ika langsung menyopotkan
alat kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan
sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah
hilang oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan
penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih
dahulu.
“Aaahh.., uuhh.., Awas cairan
penyuburku ini diterima yah..!” kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan
penisnya.
Kulihat Asep menyempotkan cairan
penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.
Setelah ada 15 menit sehabis Asep
mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah
mereka menyopotkan bajubaju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun.
Sebelum mereka keluar, aku langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut
secara perlahanlahan agar tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke
kelas yang telah memulai pelajarannya dari tadi. Hanya berselang beberapa
menit, mereka masuk ke kelas seorangseorang agar tidak ketahuan oleh guru kami.
Hari itu tidak terasa lama sampai
bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan,
Utun sedikit lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti
kehabisan tenaga.
Karena aku suka iseng ke temen,
aku langsung bertanya kepada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes
banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..?”
Langsung dijawab dengan enteng
oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, “Iya Bie, enak tahu kalo ngegali
sumur tersebut dengan ramerame..!”
“Ohh gitu yah..?” jawabku dengan
tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.
Tidak jauh dari tempatku berdiri,
kulihat Ika berjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari
tasnya selalu di atas pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing
olehnya.
Langsung saja aku memanggilnya,
“Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!”
Ika menjawab dengan nada lemas,
“Ada apa Bie..?”
Karena aku juga ingin iseng
padanya, kulangsung bertanya, “Ka.., kayanya Kamu kecapean. Habis tertembak
peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?”
Ika pun menjawab dengan nada
kesal, mungkin bahkan tersindir, “Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tapi burung
gagak yang nyasar menyerang sarang tawon dan goa Hiro, tahu..!”
Mendengar nadanya yang
tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.
“Ka.., maaf. Kok gitu aja
dianggap serius, maaf yah Ka..?” kataku menenangkannya sambil tersenyum
bersahabat.
Karena aku penasaran, aku
langsung menyerempetmenyerempet agar terpepet.
“Ka.., boleh enggak Ka, Aku coba
masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya sih asik.. bisa terbang kaya burung..!”
pintaku sambil tertawa pelan.
Karena Ika sudah kesal dan lelah,
Ika menjawab, “Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau goa Saya, nanti dong antri.., masih
banyak burung yang mau masuk ke goaku, tahu..!”
Dan akhirnya aku tertawa dengan
rasa senang.
Ini merupakan pengalaman hidup
saya yang dijamin asli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar