>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 1 5 2 3
Top 2D : 01 15 22 33 41
Cadangan 2D : 51 65 72 83 91
TOP SHIO : Naga Babi Tikus
COLOK BEBAS : 1 2 3
AS : 1 4 5
KOP : 7 8 9
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Aku bekerja sebagai pembantu disebuah rumah tangga. Keluarga
itu terdiri dari sepasang suami istri yangsudah berumur. Karena anak2nya sudah
menikah dan tidak tinggal bersama mereka, pasangan manula itu
menerima kos2an. Yang kos disitu hanya seorang, lelaki,
umurnya 40 tahunan lah, Doni namanya. Aku
memanggilnya dengan sebutan om Doni, dan dia gak
berkeberatan.
Om Doni suka bawa cewek abg ke kamarnya. Memang kamarnya
terpisah dari bangunan utama dimana pasangan
manula itu tinggal. Dia keluar masuk tidak lewat pintu utama
tapi lewat pintu samping disebelah garasi.
Garasinya cukup besar sehingga muat 2 mobil berjajar, mobil
si bapak dan om Doni. Cewek yang dibawa
sering ganti-ganti, tapi semuanya cantik sexy. Toket dan
pantatnya besar. Kalo sudah dikamar, aku suka
nguping. Terdengar cekikikan, tapi gak lama kemudian
terdengar desahan si cewek, pasti sedang dientot.
Napsuku berkobar-kobar kalo sedang nguping dia ngentot.
Tanpa terasa aku sering meremas-remas toketku
sendiri yang gak kalah gedenya dengan toket abg nya. Saking
napsunya, tanganku kemudian merogoh kedalam
CD ku mengilik i tilku sendiri sehingga tanpa sadar aku
terengah2 sendiri didepan kamarnya.
Ketika membersihkan kamarnya, aku membuat posisi kordennya
sedemikian rupa sehingga aku bisa ngintip
kedalam kamar. Dia tidak mengetahui bahwa aku bisa ngintip
kedalam kamarnya, dan dari tempat aku
ngintip, aktivitas yang dilakukan di ranjang bisa aku lihat
dengan jelas. Suatu malem, aku lihat dia
bawa abg lagi ke kamarnya. Setelah mereka masuk kamar,
segera aku ngintip mereka berdua. Dia sedang
menelanjangi ceweknya, lalu ditelentangkan di ranjangnya.
buah dadanya besar, putingnya juga besar,
berdiri tegak. Jembutnya lebat. Gak lama kemudian dia
bergabung dengan ceweknya diranjang, bertelanjang
bulat. Aku terkejut melihat penisnya yang besar dan panjang,
sudah berdiri tegak dengan kerasnya.
Dibandingkan dengan penis suamiku di kampung, suamiku punya
gak ada apa-apanya.
Aku memang sudah menikah, seperti kebiasaan orang kampung,
anak cewek masih belasan tahun sudah
dinikahkan. Suamiku tetep tinggal didesa mengerjakan sawah
milik bapakku. Dengan alasan mencari
tambahan, aku bekerja sebagai pembantu di kota. Aku pulang
kampung gak menentu, tergantung uang yang aku
kumpulkan sudah cukup banyak atau belum. Karena tinggal
misah makanya aku belum hamil, aku juga belum
mau hamil karena aku merasa masih abg juga.
Melanjutkan intipanku, dia sudah menancapkan kon tol gedenya
di no nok ceweknya, si cewek sudah mulai
mengerang keenakan karena enjotan kon tol om Doni di no
noknya. Aku tidak dapat menahan napsuku, segera
aku kembali kekamar. Seluruh pakaian aku buka dan aku mulai
meremas toketku dan mengilik i tilku
sendiri, makin lama napsuku makin memuncak sampai akhirnya
dengan erangan panjang aku nyampe juga.
Pengen rasanya aku ngerasain kon tolnya keluar masuk di no
nokku. Selanjutnya setiap dia membawa abg ke
kamar, aku selalu ngintip aktivitasnya dan berakhir dengan
terkaparnya aku diranjangku setelah nyampe
akibat ngilik i til sendiri.
Aku mulai pasang aksi untuk memikat dia. Suatu malem minggu,
dia tidak kemana2. Aku mengenakan baju
terusan dari bahan kaus yang ngepas di badan. Agak mini
sehingga pahaku terlihat dengan jelas. Bagian
dadanya agak terbuka, aku tidak mengenakan bra sehingga
toketku yang montok bergerak2 kalo aku berjalan.
Kalo aku membungkuk, toketku seakan mau loncat keluar dari
belahan bajuku di dada. Aku make CD yang
mini, karena memang semua CDku yang tidak banyak itu mini
modelnya, malah ada yang minim sekali.
“Om, kok ngajak ceweknya”, tanyaku sambil menyiapkan makan
malem.
Untuk yang punya rumah, meja makannya terpisah di ruang
utama. Mereka sedang dan pergi menginap dirumah
salah satu anaknya.
“Enggak”, jawabnya sambil menyuap makanan yang kuhidangkan.
Sengaja aku membungkukkan badanku ketika meletakkan lauknya
di meja makan. Dia melirik ke arah toketku
yang montok.
“Emangnya om gak pengen”, pancingku lagi.
“Pengen apa”, tanyanya.
“Kan biasanya sama ceweknya, asik2an”, godaku lagi.
“Kamu suka nguping ya”, katanya sambil tersenyum.
“Gak usah nguping juga kedengaran kok om, ceweknya
keenakan”, jawabku lagi.
Dia diam saja dan meneruskan makannya. Aku menambah air
minumnya, ketika menambah air posisiku agak
membungkuk. Kulihat matanya segera menerobos belahan dadaku
dan ‘menjilat’ toketku.
“Kamu montok ya Nes”, katanya, kelihatannya usahaku untuk
memancing perhatiannya mulai ada follow upnya.
“Besar gitu, sering diremes ya Nes”, katanya lagi.
“Siapa yang ngeremes om, paling Ines remes sendiri”, jawabku
terus terang.
“Kok diremes sendiri”, tanyanya.
“Abis gak ada yang ngeremesin sih”, kataku sambil tersenyum
menggoda.
“Aku remesin mau enggak”, katanya lagi to the point.
“Ntar ceweknya marah”, kataku.
“Aku gak punya cewek kok”, jawabnya.
“Yang suka om bawa itu siapa”, tanyaku.
“Cuma temen, dia pengen aku juga pengen, jadilah”, jawabnya.
“Temennya banyak ya om, ceweknya ganti2 terus”, kataku lagi.
“Bosen dong kalo sama yang itu2 terus, kan perlu variasi”,
jawabnya lagi.
“Mau gak aku remes”.
“Kok om mau ngeremes Ines sih, kan Ines cuma pembantu”,
kataku.
“Biar kamu pembantu tapi kamu gak kalah cantik dan sexi sama
abg, lagian kamu masih abg juga kan”,
jawabnya.
Aku tau dia sudah terangsang dengan omongan barusan. Aku
diam saja, membereskan peralatan makan dan
kubawa ke dapur. Demikian juga dengan makanan yang tidak
habis dimakan, aku bawa dan simpan di lemari
dapur. Aku mencuci peralatan makan.
Dia berdiri dibelakangku, memelukku dan tangannya langsung
meremes toketku.
“Nes, toket kamu kenceng ya, besar lagi”, katanya sambil
terus meremes toketku.
Napsuku sudah berkobar, aku berhenti memncuci peralatan
makan dan bersandar didadanya menikmati remasan
tangannya di toketku. Tangan satunya segera mengelus pahaku,
sedikit demi sedikit tangannya naik dan
terasa bajuku tertarik sampai atas. Kemudian tangannya ke
selangkangan dan jarinya menggesek-gesek
bagian sensitif ku dari atas CD.
“Nes, sudah basah sekali”, katanya.
“Kamu sudah napsu ya”. Mendengar itu aku tambah terangsang
dan aku semakin merenggangkan kaki.
Kemudian aku merasakan jarinya menyelinap ke balik cd dan
terus masuk ke no nok ku.
“Jembut kamu lebat ya Nes, panter napsu kamu besar”,
katanya.
Gerakan jarinya enak sekali, dia pintar memainkan jarinya,
apalagi setelah dia menambah jarinya untuk
masuk ke no nok ku. aku sendiri sudah tidak ingat lagi
apakah waktu itu aku sempat mengeluarkan suara
atau tidak. tangan yang satu tetep meremas-remas toket ku.
Beberapa saat aku biarkan dia begitu karena
aku juga merasa enak sekali. Kemudian aku membalikkan diri
dan berhadap-hadapan dengan dia. Tangannya
seperti tergesa-gesa merauk baju di kedua pundak ku dan
ditarik ke bawah hingga terbuka dada ku.
Kemudian dia menjilat dan mengisap-isap pentil ku. aku benar
benar terangsang dan sudah tidak bisa
mengatur diri lagi. aku juga mulai gemes dan menggenggam kon
tolnya dari atas celananya, terasa sudah
menegang dan terasa ukurannya besar sekali. Begitu penasaran
hingga aku menarik kepalanya yang sedang
berada di dada ku dan aku cium bertubi-tubi. Dia aku dorong
sedikit-sedikit ke belakang sampai menubruk
kursi di belakang nya.
Kemudian aku paksa duduk dia. Resleting celananya aku buka
dan segera bersama dengan cdnya aku turunkan.
Dia hanya diam melihat apa yang aku lakukan. kon tolnya
besar dan panjang dan tidak sabar lagi aku untuk
menciumnya, menjilat sekitar ujungnya. Baru sebentar saja
sudah terasa cairannya keluar sedikit dari
ujungnya. Selanjutnya mulai kuemut. Terasa kon tolnya penuh
di mulut. Tapi baru sebentar dia sudah minta
segera dilepas karena gak mau keluar di mulutku.
Setelah aku lepas kon tolnya dari mulut, aku segera naik
keatasnya yang sedang duduk di kursi itu. aku
juga sudah tidak sabar lagi, kapan cd dilepas juga aku tidak
ingat lagi. kon tolnya aku genggam dan
sedikit-sedikit aku masukkan ke no nokku, terasa kon tol
yang besar masuk. Dia sedikit menarik nafas
ketika kon tolnya masuk.
“Om, enak banget deh kon tolnya…”, kataku. “Kamu dah napsu
banget ya Nes”, jawabnya.
Ketika aku mulai gerak, dia berkali-kali mendesah dan
memanggil-manggil namaku. aku juga tidak bisa
menahan perasaan yang enak itu dan berkali kali
menyebut-nyebut namanya. Akhirnya dia tidak tahan juga
berdiam diri, segera dia memeluk aku dan membenamkan mukanya
ke dadaku. aku hanya dapat mengelus-elus
rambutnya yang ikal itu. Berkali-kali kon tolnya aku jepit
dan setiap di jepit, aku juga merasakan enak
di dalam no nokku. Tapi dia tidak bisa lama-lama, dia bilang
sudah tidak tahan lagi, tapi aku tidak
ingin selesai sekarang, aku sedang benar-benar menikmati kon
tol besarnya. Dia takut pejunya keluar di
dalam aku, tapi aku sudah bilang biar keluar di dalam. Belum
sempat aku puas dia akhirnya ngecret juga
terasa berkali-kali pejunya keluar dari kon tolnya. aku diam
sampai dia tenang.
“Nes, nikmat banget deh no nokmu. Lebih nikmat dari semua
abg yang pernah aku en tot. no nokmu kerasa
banget empotannya. Kamu udah pengalaman ngempot ya Nes”,
katanya terengah.
“Enggak kok om, cuma diajari suami di kampung aja”, jawabku.
“O kamu dah kawin toh, panter napsunya besar banget, dah
lama gak ngerasain kon tol masuk no nok kamu
ya”. katanya sambil tersenyum.
Aku bangkit dari pangkuannya. Terasa pejunya mengalir keluar
dari no nokku. Dia segera menarik aku
kekamarnya.
“Terusin di kamarku ya Nes”, katanya.
Terasa dia mulai menciumi rambut ku dari belakang dan terasa
bibirnya menyentuh kuduk dan berkali kali
mengecupnya, aku menjadi terangsang ketika itu dan terus dia
menciumi punggung ku. Terus dia memegang
kedua lengan ku dan membalikkan badan ku sehingga
berhadapan. Dia memandang muka ku dari dekat dan salah
satu tangannya memegang dan meremas remas toket aku.
Kemudian dia mencium aku dengan nafsunya dan aku pun
menerimanya dengan saling menghisap lidah. aku
begitu terangsang hingga terasa no nokku semakin basah.
kemudian aku duduk di tempat tidurnya dan terus
merebahkan diri. kedua kaki aku dia pegang dan
perlahan-lahan dia buka hingga selangkangan aku terlihat
lebar-lebar, kemudian kaki kutekuk. Sambil menciumi paha ku,
sedikit demi sedikit kepalanya terus naik
ke atas. Ciumannya begitu membuat aku terangsang dan aku
sudah sedikit mendesah, apalagi ketika bibirnya
sudah dekat benar dengan selangkangan. Kemudian dia berkata
“Nes, sudah basah sekali…keluar banyak sekali. Kamu dah
napsu lagi ya”. Mendengar itu aku jadi bertambah
terangsang, “Om…jilat…dong…”, desahku.Cerita Sex Terbaru
Mukanya segera dibenamkannya di selangkangan ku, dan tidak
tahan lagi, kepalanya aku pegang dengan agak
kuat dan aku tekan ke mulut no nokku. Terasa dia mulai
menjilat dan menciumi sekitar i tilku, dan terasa
sekali lidahnya bergerak kesana kemari, benar-benar nikmat,
beberapa kali i tilku dikulumnya. Tapi dia
tidak sampai memasukkan lidahnya ke dalam no nokku. Ini
nikmat sekali, tidak seperti kon tol, lidahnya
terasa seperti benda hidup yg bergerak berak di dalam no
nokku, dia begitu pintar memainkan lidahnya.
Dia naik ke tempat tidur. kemudian aku minta merubah posisi
agar aku dapat mendekat ke kon tolnya.
segera aku pegang kon tolnya sambil mengelus-elus pangkal
kon tolnya. Kepala kontol beberapa kali aku
kecup dan di jilat, terutama ujungnya yang ada belahan
tempat cairannya keluar itu. Dengan ujung lidah
sedikit ditekan, belahan ujung kon tolnya aku jilat, terasa
asin…sedikit-sedikit terlihat cairan yg agak
lengket itu keluar dari ujung kon tolnya. Terdengar suaranya
menahan karena napsu. Kemudian kepala kon
tolnya aku kulum dan aku mainkan dengan lidah berkali kali
didalam mulut, ujungnya aku hisap seperti
menyedot minuman, kon tolnya berdenyut dan keluar sedikit
cairan dari ujungnya. Sementara itu dia terus
menjilati no nokku dengan posisi 69. aku tetap terlentang
dan dia berada di atas.
Tapi terus dia memberi kesempatan ke aku dengan merubah
posisi menjadi terbalik, aku berada di atas dia.
aku jadi lebih bebas mengemut kon tolnya yg berukuran besar
itu, terus aku masukkan kemulut sampai se
maksimal mungkin. air liur sengaja aku keluarkan banyak agar
terasa licin dan mudah mengeluarkan dan
memasukkan kon tolnya kemulut.
Karena sudah ngecret, dia bisa bertahan lebih lama selama
kuemut. Jilatannyaa di seputar i til juga enak
sekali terasa, beberapa kali terasa jarinya juga masuk ke no
nok, entah berapa jari, tapi yg jelas bukan
satu jari. Karena begitu asyiknya, tidak terasa udara kamar
semakin panas karena jendela tidak dibuka.
aku merasa keringat dari sekitar leher mengalir ke bawah
melewati belahan toketku.
Setelah agak lama dalam posisi 69 kemudian dia mulai
bergerak merubah posisi. Dia mundur ke bawah dan
badannya keluar melewati selangkangan kaki. Terus dia
berlutut di tempat tidur dan tetap minta aku untuk
nungging, dia mulai mendekati mulut no nok dari arah
belakang. pelan-pelan kon tol yg besar itu masuk ke
dalam no nokku, terasa agak susah masuknya, padahal aku
sudah sangat basah dan licin. Ketika dia mulai
bergerak memainkan kon tolnya keluar masuk kedalam no nok,
dia berkata
“Nes….enak sekali ….kecang banget rasanya no nok kamu
ngeremes kon tolku….”, berkali kali aku jepit kon
tolnya dan setiap di jepit, tangannya menggenggam pinggul ku
lebih kencang lagi, sampai akhirnya dia
menyudahi sendiri posisi ini.
Terus dia merubah posisi, duduk berhadap-hadapan dan aku
seperti di pangkunya. Terasa kon tolnya lebih
masuk kedalam aku dan terasa ujungnya menyentuh bagian yg
paling dalam. Dia dan aku dengan irama teratur
menggerak-gerakkan pinggul masing masing sehingga terasa
benar benar nikmat sekali. aku mendesah2
keenakan dengan keras. Badan ku dan om Doni sudah basah
dengan keringat.
Kemudian dia mendorong aku sehingga aku terlentang di tempat
tidur yang sudah mulai acak-acakan itu.
Posisi sudah berubah menjadi posisi normal dan dia terus
semakin cepat gerakkannya, dan aku bilang ke
dia untuk nyampe sama-sama. Beberapa saat kemudian dia
ngecret, terasa cairan panas seperti menyembur ke
dalam no nokku berkali kali, dan aku pun menyusul nyampe,
berkali-kali. aku jepit kon tol nya sampai
terasa badan begitu lemas dan tidak bergerak, hanya nafas
yang terputus putus seperti habis lari pagi
saja. Kemudian dia menciumi bibir aku, dan sambil berbisik
“terima kasih Nes, nikmat banget. kapan2 kita ngen tot lagi
ya”. Dia rebahan di samping ku dan memandang
ke langit langit, kemudian aku merubah posisi miring
kesamping menghadap dia,
“Kalo om sama Ines, terus cewek2 om mo dikemanain”. “Udah
ada kamu, ngapain cari lagi yang lain”,
jawabnya.Cerita Sex Terbaru
Seminggu ini dia menepati janjinya, gak bawa abg ke
kamarnya. Malam minggu berikutnya, om Doni
mengulangi lagi memberi aku kenikmatan. Tentunya aku tidak
menolak ajakannya. Di kamarnya, dia
mendekatkan wajahnya perlahan, napas hangatnya menerpa
wajahku. Aku memejamkan matanya dan perlahan
bibirnya mendarat lembut di bibirku. Aku tak menolak kecupan
tersebut, kembali bibirnya mendarat di
permukaan bibirku. Dikecupnya lagi perlahan, dan mulai
melumati bibirku. Aku terpejam membalas
lumatannya. Kecupan dan lumatan nya bergerak menjauhi
bibirku menjalar sepanjang rahangku, bergeser
turun menjelajahi leherku.
Mengecup dan menjilati dengan lidahnya yang kasap terus
keatas menuju wilayah belakang telinga dan
mengulum cuping telingaku dengan lembut. Aku memegang erat
pergelangan tangannya,
”Om….” desah ku.
Kedua tanganku meraih keatas dan merangkul bahu dan
lehernya. Ciuman dan lumatan bibirnya makin
bergelora.
”Hmhhhh”, desahku perlahan.
Dia meraih tubuhku dan merebahkannya di tempat tidurnya.
Kembali lidahnya menjalar dari bibir ranum
bergerak menyusuri rahang terus mengecup leher dengan
bergairah. Terus keatas ke balik cuping telinga,
menjilati dan melumati nya.
”Om….” ,rintihku perlahan.
Tangan nya tak tinggal diam mulai menjalar meraba -elus
permukaan toketku yang masih di balut pakaian
itu. Terus turun ke bawah menemukan tepian kaos dan
menyelusup kedalam. Meraba- mengelus permukaan kulit
ku dengan jemarinya.
”Mmmhhhh……oohhhh” ,kembali aku mengerang. pakaianku mulai
tersingkap dan dengan cekatan pula jarinya
melepas kait braku dan melepas pakaianku lewat kepala.
Dia mengecup pangkal leherku, terus kebawah, menjilati
permukaan kedua toket montokku bergantian.
Hingga…
”Ahhhh…..om….”,erangku seraya menggeliatkan tubuhku saat
kedua bibirnya mencucupi pentilku.
Bergantian pentil yang kiri dan kanan sehingga membuatnya
mengkilap karena basah. Kulumannya pada
pentilku yang telah mengeras itu terasa sangat nikmat. Kedua
tanganku mengerumasi rambutnya dan
terkadang menyelusup ke balik kaosnya. Sembari mencucupi
kedua pentilku tangannya bergerak turun
mengelus kedua pahaku yang ditumbuhi bulu halus. Dia bangkit
dan melepas kaosnya dan celananya. Kita
kini dalam keadaan hampir telanjang hanya ditutupi CD.
”Om…..ahhhh……..”, erangku tatkala mulutnya mencucupi no
nokku yang masih terbalut CD tipis itu.
Kedua tangannya tak tinggal diam mengelus dan merabai kedua
toketku. Jarinya juga turun dan mengelus
permukaan paha, menyelinap ke balik karet cdku dan mengurut
perlahan.
”Oghhhh.” ,aku tersentak saat jemarinya menyelusup ke dalam
no nokku yang telah lembab itu.
Mataku membeliak dan menggelinjang dengan napasnya seperti
tersedak. Seluruh permukaan bagian dalam no
nokku telah basah dan berdenyut-denyut. Gerakan jarinya
mengelitik seluruh pemukaan peka didalamnya. Dia
kembali menarik jarinya yang telah basah dan mencucupi
jarinya sendiri membersihkan cairan yang menempel
pada jarinya. Tangannya kembali bergerak meraih karet CDku,
menariknya hingga terlepas. Begitu juga
CDnya juga telah terlepas. Dia meraih kedua kaki ku,
mengecupi betisku dengan lembut, menjilati dengan
lidahnya yang kasap, turun terus ke bawah menjilati paha
bagian dalam kedua kaki ktu bergantian.
”Om……..”, kembali aku mendesahi saat bibirnya mendarat pada
bukit no nokku yang diliputi jembut yang
lebat.
”Nikmati aja” , ujarnya.
Lidahnya menjilati permukaan no nokku dan mendesak masuk
lebih dalam. ”Aahhhhh …ohhhhhhh” ,erangku lagi.
Menemukan i tilku disana langsung dijilat dengan hisapan
bertubi-tubi. Pinggulku bergerak-gerak gelisah
mengimbangi serbuan lidahnya. Kedua tanganku menggerumasi
rambut nya dan menekankan kepalanya.
”Om………..uhhhhhhhh” ,aku melenguh kembali.
Seluruh permukaan bagian dalam no nokku itu telah basah
dengan aroma khas yang makin membangkitkan
napsunya. Jilatan dan hisapan yang dilakukannya membuat aku
menggerinjal hebat, menggeliat-geliat di
bawah tekanan kedua tangannya pada pinggulku. Gelombang demi
gelombang nikmat makin bergelora menyeret
dirikua hingga tak tertahankan lagi.
”Om .ooohhhhhh” ,jeritku saat aku nyampe.
Tubuhku melenting, kedua tanganku mencengkeram bahunya
dengan kuat. Beberapa menit situasi itu
berlangsung. Dia membiarkan aku menikmatinya.
Dia merangkak naik perlahan, merebahkan tubuhnya diatas
tubuhku. Bergoyang ke kanan dan kekiri
menyibakkan kedua paha ku yang secara naluriah membuka
memberikan ruang pada pinggulnya untuk merapat.
Aku membuka mataku, napasku masih memburu dengan keringat pada
kening dan toketku.
”Om, nikmat banget deh, padahal belum dien tot”, kataku
lirih. ”Nikmati saja Nes…” ujarnya.
Sambil tersenyum aku menarik kepalanya kearahku, kulumat
dengan ganas bibirnya. Dia kembali bergerak
menggosok kon tolnya menelusuri permukaan no nokku. Maju –
mundur.
”Ohhh……om…………ya disana…” ,Kembali aku melenguh karena
gerakannya.Cerita Sex Terbaru
Kedua tanganku yang tadi memeluk lehernya turun ke bawah dan
mencengkeram pinggulnya. Kutekan inggulnya
kebawah lebih kuat dan kedua kakiku mengunci di belakang
pinggangnya .Dia terus bergerak maju mundur
menggesekkan kon tolnya ke no nokku. Naluriah aku bergerak
seirama gerakannya. Sesekali kepala kon
tolnya menusuk…
”Ohh…..” desis ku karenanya.
Dia mengangkat tubuhnya hingga duduk berselonjor. Menarik
pinggulku menumpu paha kedua kakinya. Kedua
kakiku menekuk di sisi tubuhnya dalam posisi masih
berbaring. no nokku semakin terkuak. Seraya
menggenggam pinggulku, dengan tangan kirinya dia mengarahkan
kon tolnya tepat pada no nokku. Dengan
memegang batang kon tolnya dia mendorong kedepan…..
”Om..”, desahku lirih. Dia mendorong kembali, tak terlalu
dalam, hanya kepalanya yang menyeruak no
nokku. Aku memegang lengannya menahankan dorongan yang
terlalu jauh. Dia bergerak… Dengan jarinya yang
menggenggam kon tolnya untuk membatasi, hanya ujungnya saja
yang masuk, dia menggerakkan kon tolnya
keluar masuk no nokku.
”Ooooohhhh……..,ohhhh….!!” , desahku keras.
Pinggulku ikut menggerinjal mengimbangi gerakan kepala kon
tolnya. Dia mengelus lututku dengan perlahan.
”Oooohhh……om…”, aku merintih berulang kali.
Aku enggerakkan pinggulku, bergoyang dan berputar- putar.
Gerakan itu menyebabkan no nokku yang telah
basah itu serasa di aduk – aduk oleh kepala kon tolnya.
”Om…”,panggilku lirih.
”Hmm…”, dia cuma menggumam,
“Kenapa?”.
“Rasanya makin nikmat om”, erangku lagi.
“om..”, jeritku kecil seraya memutar pinggulku perlahan.
Tubuhku bergetar, pahaku mengejang. Perlahan kon tolnya
tenggelam mili demi mili di telan no nokku. aku
mencoba duduk, memeluk ketat lehernya, menggigit kecil
pundaknya dan mendesakkan tubuhku turun, hingga
seluruh kon tolnya terbenam utuh.
”Aah”, jeritku.
Langsung aku merebah ambruk menyeret tubuhnya. kedua kakiku
langsung kursilangkan di belakang mengunci
pantatnya. Dengan napas tersengal – sengal kami berbaring
melekat erat. Dia mengangkat wajahnya menatap
wajahku yang berpeluh. Aku mengecup keningnya,
“om, tuntaskan dong”, pintaku lirih. no nokku terasa
mencengkeram erat kon tolnya.
Dia bergerak naik hingga kon tolnya terlepas kembali dari
cekalan no nokku.
”Mmmhhh…uhf”, dia mendesis.
Kedua tangannya bergerak turun menemukan kedua pahaku,
ditariknya kedua kakiku keatas melewati
lengannya, mengunci kedua lututku dengan lengan dan sikunya.
Sehingga pinggulku mengangkat menguakkan no
nokku.
“Om, .lagi…lagi………terusskan sekarang……!”,pintaku parau.
”Bener ini…? ”, tanyanya kurang yakin.
”Sekaraaanng……..om, ssekaraaang, Ines ga…tahann..ayoo..!”
,rengekku lagi seraya menekan pantatnya kearah
tubuhku lebih erat.
”Ayo….om”, rintihku tatkala dia menempelkan kepala kon
tolnya ke permukaan no nokku dan bersiap
mendorong……. Ujung kon tolnya yang tegak dari tadi mendesak
masuk.
Aku mencoba membantu mempermudah dengan menggerakkan
pinggulku. Dia dengan sabar menunggu, menekan
pelan, sangat pelan.
”Ohh……….om…….”, aku kembali mengerang.
Dia menghentikan tekanan. Diiringi jeritanku dan tancapan
kukuku ke punggungnya, kepala kon tolnya
kembali membelah no nokku. Kedua bola mataku membeliak.
tubuhku menggigil dan cengkeraman kedua tanganku
semakin kuat pada pantatnya.
”Ahhhhhh………………!!!” ,rintihku.
Tubuhku mengejang, kepalaku mendongak tatkala dia bergerak
mendorong perlahan. Matakuu membeliak
menikmati mili demi mili masuknya kon tolnya ke no nokku.
Dia kembali mendorong pinggulnya dengan
perlahan membenamkan seluruh kon tol besarnya ke dalam no
nokku. Dia mulai bergerak perlahan naik turun,
merasakan jepitan dan denyutan no nokku mengurut dan memijat
kon tolnya.
”Om…”, erangku semakin keras tak beraturan lagi.
Tubuhku yang telah berkeringat di sana sini
mengelinjang-gelinjang dengan hebat ditingkahi gerakan naik
turun tubuhnya diatasku. Kaki kananku terlepas dari siku
Dino dan mengunci ke belakang pinggangnya.
Terkadang dia berhenti sejenak, tetapi dengan mengedan
mendenyut-denyutkan kon tolnya di dalam no nokku
menimbulkan variasi tekanan yang berbeda – beda pada
permukaan no nokku. Peluh telah bercucuran
membasahi tubuh kami.
”Ohhh,…….ahhhhhh,………….”,jerit ku setiap denyut-denyut kon
tolnya dalam tubuhku menyentuh pusat birahiku.
”Lagiii…..teruss……..ahh…..”. Dia terus bergerak naik turun
diatas tubuhku, aku merasakan nikmat yang
luar biasa setiap kali kon tolnya menghunjam.
Tubuhku mulai menggigil dan dia tahu aku hampir nyampe.
Diapun memacu gerakan memompanya, kon tolnya
menghunjam keluar no nokku semakin cepat.
”Ya om…………ohhh..Ines ’ga tahan…lagiii…”, jeritku parau
”Ahhhhhhhh……………………….Om………..Ines nyampe om…ohh” ,jeritku.
Aku melengkungkan punggungku, kedua pahaku mengejang serta
menjepit dengan kencang, seluruhan badanku
berkelojotan dan nafasku tersengal-sengal. Aku merasa lemas
seakan-akan seluruh tulangku copot. Aku
kelojotan di bawah dengan kedua tanganku memeluk ketat dan
kakiku terkangkang lebar dengan kon tolnya
masih terjepit didalam no nokku. no nokku berdenyut – denyut
dengan cepat, berkontraksi mengurut kon
tolnya. Mataku membeliak, tubuhku melenting dan kucengkeram
pantatnya, menekannya dengan kuat kearah
tubuhku. Dia bergerak makin cepat walaupun makin sulit,
karena kuncian tanganku. Makin cepat menghunjam
dan akhirnya tak tertahankan lagi dengan suatu sentakan
menekan keras kon tolnya menyentuh dasar no
nokku,
“Oughhh………..” ,seraya menggeram dia ngecret, beberapa kali
menyemburkan peju kentalnya dalam no nokku.
Berkali-kali semburan itu terulang hingga daya semburnya
melemah dan mereda, lalu tubuhnya ambruk diatas
tubuhku. Setelah mereda dia menggeliat menjatuhkan tubuhnya
ke sisiku. Berdua kami terdiam sesaat. Aku
bergerak mengecup ringan pipinya.
”Makasih om…………, gile beneerrr…..” pujiku.
”Apanya yang terimakasih” ujarnya sambil merapihkan rambut
yang jatuh di wajahku.
”Terus terang om, nikmatnya lebih dari ketika kita ngen tot
minggu yang lalu. Wuihhh….bukan main
rasanya”,imbuhku lagi.
”Kapan-kapan lagi ya om?.”pintaku memohon. Dia tak menjawab
dan hanya menjatuhkan kecupan pada kedua mataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar