>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 4 6 0
Top 2D : 08 14 26 30 48
Cadangan 2D : 58 64 76 80 98
TOP SHIO : Monyet Kelinci Ayam
COLOK BEBAS : 0 4 6
AS : 0 1 2
KOP : 4 5 6
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Ini terjadi gara-gara istriku
yang pulang kampung. Sementara birahi sex ku yang memuncak dan tak
bisa
terbendung lagi. Yah akhirnya terjadilah cerita sex tetangga ini. Maklumlah di
usia setengah baya ini emang gelora seks ku ga pernah ada hentinya minta jatah
ngentot sama istriku.
Daripada ga ada yang dientot ya
mending ngentot sama gadis tetanggaku yang masih perawan dan memeknya masih
sempit trus legit. Oke ga usah panjang lebar langsung aja aku ceritakan
pengalaman seks ku pada kalian semua ya . Selamat menyimak.Minggu sore hampir
pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak
kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya,
rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua
hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya.Anak
tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu
berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah
sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah gawat gawat nih. Nggak
ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”, gumamku. Aku
bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu
menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda.Tetapi ketika ada video
klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut.Nah,
belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat
kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang
belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku
terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik
kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus
nancap.“Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku
duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang
belum tersentuh.Tiba-tiba pintu
pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara.
Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang
kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong
ada keperluan apa”, kataku ramah.ABG berusia sekitar lima belas tahun itu
menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan
Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang
mulai mekar itu.“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku.
Mataku tak lepas dari dadanya yang
tampak mulai menonjol. Wah, sudah
sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang
terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih
sendiri”.Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu
mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah televisi
itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan
televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil.
Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk
ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju
kaosnya.Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati
tubuh yang mulai berkembang itu.“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya
menyentak lamunan nakalku. “Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di
sana” Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke
rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari
anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti
Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik di
telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi
dia masih kecil dananak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang
penting birahimu terlampiaskan”.Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam
kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup
dan kukunci pelan-pelan.“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.“Belum Om”, jawabnya tanpa
menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk
di sini.”Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku
memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.“Film apa sih Om?” “Lihat
saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap
tenang-tenang tak menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi
potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
“Bagus kan?” “Ini kan film porno
Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur
berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.Memasuki adegan kedua
aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.“Kamu ingin begituan
nggak?”, bisikku di telinganya.“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai
tanganku yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya. Dia
menggelinjang. “Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak
lo..”“Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari
belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya.
Dia melenguh dan hendak
memberontak.“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”Tangan
kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai
bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang.Tampak birahinya sudah terangsang.
Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai.
Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut
celana warna
hitam.“Ohh.. ahh.. jangan Om”,
erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah
celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat
pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di
tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.Tak
menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan
lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus
menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya
menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras
lagi.Oke Non.Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang
mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan
mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik.
Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32.
Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti
mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.“Ahh..”
keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara
yang mungkin baru sekarang dia rasakan. “Enak kan beginian?” tanyaku sambil
menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak lagi?”Tanpa
menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat
ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi
mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga
harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya.
Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke
bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin
terangsang.Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu.
Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh
waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat
sebentar karena dia tampak menahan nyeri.“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil
mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol
perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah
ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit
tertahan. Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima
penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu
seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya..“Ouuu..”, dia
menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani
dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.Aku meremas-remas payudaranya
dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai
menggenjot anak itu.“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku
mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun
makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu.
Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke
pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.“Nggak sakit lagi kan?
Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin
mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi
kupikir untuk kali pertama tak
perlu macam-macam dulu. Terpenting
dia mulai bisa menikmati. Lain
kali kan itu masih bisa dilakukan.Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya
habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa
nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana?
Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai
setelah sama-sama mencapai klimaks. “Tapi takut Om..”“Nggak usah takut. Takut
apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om
nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin
hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi
wajahnya. Aku tersenyum puas bisa
meredakan adik kecilku.“Kalau
pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat
kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging.
Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi
erangan, lenguhan, dan jeritannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar