>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 5 2 4 0
Top 2D : 05 12 24 30 45
Cadangan 2D : 55 62 74 80 95
TOP SHIO : Naga Kerbau Anjing
COLOK BEBAS : 0 2 4
AS : 0 2 3
KOP : 4 5 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia
berniat mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur Dan mendapati
Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran
tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus pulang
lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam. Begitulah
keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore lalu tutup dan buka
kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang karena ia harus
bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti.
Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya
sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya
tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat.
Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Shanti mempunyai
rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya
gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan
besar namun Shanti memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk
tubuhnya. Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu
dikagumi setiap pemuda dikampungnya.
Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang
janda ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya
karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti
bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup
manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap
laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena
ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam
atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur.
Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu
gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena
sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam
mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan
dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang
yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih
dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya.
Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal
itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta..
Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya.
“Shan, kamu sudah punya pacar belum?” Tiba Tuti berjongkok
didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor.
Shanti terkikik dan menggeleng.
“Belum tuh”
“Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir” kata
Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi.
“Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu” Jawab Shanti.
“Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya
langsung ingin ngewe” kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar.
“Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah” timpal Shanti.
“Kan nggak ada yang dengar ini” Jawab Tuti. Mereka terdiam
lama.
“Mbak.. ” suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci.
“Mmm?” Jawab wanita itu.
“Ngg..”
“Ngomong aja susah banget sih” Tuti mulai hilang sabar.
Shanti menunduk.
“Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?” Akhirnya keluar
juga. Tuti memandang gadis itu.
“Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita
pinter” jawab Tuti seenaknya.
“Maksud Mbak?” Shanti penasaran.
“Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya tongkol yang
keras!” kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis
itu makin penasaran.
“Bisa macam-macam apa sih, Mbak?” tanya Shanti.
Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis
kecil ini harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti
tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu
mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda.
“Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan
ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh..” jawab Tuti.
Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya
dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus.
“Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?” Shanti sekarang
melotot tak percaya.
“Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw Shan. Ngemut tongkol
juga enak banget kok” jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti.
“Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?” Shanti merasa aneh
dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya.
Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang.
“Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo
ehm.. Ehmm.. “
“Kalo apa Mbak?” Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat
bagian memiaw Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi
Tuti tidak yakin.
“Yaa.. Malu ahh..!” Tuti sengaja membuat Shanti penasaran.
“Ayo doong Mbak” rengek Shanti.
Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah
sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat
terangsang melihat pemandangan itu.
“Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan
asin, lengket tapi enak banget!” bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti
terkejut.
“Apa itu pejuh?” tanyanya. Tuti merasa tidak tahan.
“Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memiaw kita
basah lho” Jawab Tuti. Ia melihat bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis
ini banjir, pikir Tuti.
“Idiihh amit-amit, jorok banget sih”
“Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan
kita, apalagi kalo memiaw kita harum, tidak bau terasi”
“Idiihh Mbak saru ah!”
“Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi, soalnya kita kan
minum jamu terus”
“Udah ah, lama-lama jadi saru nih” kata Shanti. Tuti
tertawa.
“Kamu udah banjir yaa?” goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru
ia merapatkan kedua kakinya.
“Ahh.. Mbaakk!!” Tuti tersenyum melihat Shanti melotot.
“Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih” Kata Tuti.
Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana
dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu
kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali,
pikirnya.
“Ihh.. Mbak jorok nih” desis Shanti. Tuti terkekeh.
“Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?” bisik Tuti.
Shanti berdebar.
“Ngaco ah!”
“Aku mau emutin punya kamu, Shan?” Tuti mendekat. Shanti
buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa.
“Kamu akan bisa pingsan merasakannya” bisik Tuti lagi.
“Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh” Shanti
mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju.
“Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut?”
“Masak Mbak yang ngemut?”
“Iya.. Supaya kamu tahu rasanya”
“Malu ahh..”
“Nggak apa-apaa..” Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai
akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi.
Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya
terangkat ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan
mendekatkan wajahnya ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium
bau memiaw Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memiaw Shanti. Dulu ia
sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4
pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya.
Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang,
gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai
menciumi memiaw Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan
celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik
memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti
menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin
yang enak sekali. memiaw Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir
kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut.
Tuti mencium dan mulai melumat memiaw Shanti. Gadis itu
mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang
memiawnya. Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya,
ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang
kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memiawnya,
Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya.
“Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji..
Jijikhh.. Aahh”
Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti.
Lidahnya bergumul dan menembus liang memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu
Shanti masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya
hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan
asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas
memiaw Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan
jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya
liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang
geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya
sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang
selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun!
“Enak Shan?” desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir
Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia
tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan.
Tuti merasakan liang memiawnya berdenyut dan ia meraba serta menusuk-nusukkan
jarinya sendiri keliang memiawnya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya.
Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Shanti, lidahnya kini
menjulur dan membelai liang dubur Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak
kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya.
Shanti merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali
terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih
banyak merasakan kenikmatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar