>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 6 0 4 3
Top 2D : 06 10 24 33 46
Cadangan 2D : 56 60 74 83 96
TOP SHIO : Naga Anjing Kerbau
COLOK BEBAS : 0 3 4
AS : 1 4 5
KOP : 5 6 8
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia
40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup
cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang
masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi
dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak
padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti
Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku
bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar
dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja
perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi
instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah
aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan
seorang wanita setia pada suami.
Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati
dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi,
aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik
dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku. Tetapi begitulah, beberapa bulan
terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia
pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14
tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang
memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan.
Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri)
ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku.
Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas
sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan
atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau
perasaan tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan
cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.
Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai
mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami
berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur
dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah
tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna
Indra sangat pandai memancing. Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI
dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan,
Indra datang menghampiriku. ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan. ”
Ya ada apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa
dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang
paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku
memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta
penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ” Bu, saya mo
ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba. ”
Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau. ” Saya juga punya
syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau
gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ”
Kataku sambil memejamkan mata. ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan
aba-aba..! ” Kata Indra lagi.
Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan
diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku
merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda
itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah
menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan
wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku
tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku.
Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks
aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku
dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak
boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang
menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya
saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu
Atika ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku. Seketika itu aku merasa sangat
menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti
masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia
selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada
orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku
tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.
Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini
dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu
saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra,
pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi,
aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan
Indra. Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan.
Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab
perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek,
Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari
minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.
Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar
suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan
untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama
pacarnya.
Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar
akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik
kawan Indra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang
cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar
tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Setelah
lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya
mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu
kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum
keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu,
jadi aku maklum saja. Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku
sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku. ”
Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed- nya ada
dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra.
Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati. Kami mengobrol tertawa
cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan
Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami.
Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip
suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang
ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka
lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.
Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan
Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia
langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga
membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga
beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus
Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik
hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti
berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul
kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku.
” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata.
Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar
dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih
terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama
suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan.
Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.
Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat
keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti
nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai
mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar
telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun
belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Indra sendiri tampaknya juga
mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara
aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk
menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba
tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku
yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih
coba berontak. ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil
meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu,
percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas
memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas
bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun
tidak berguna sama sekali.
Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan
sangat erat. Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai
kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi
dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Indra
mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir
Indra melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga
langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia
menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa
berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang
mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa
geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting
susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak
ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang
kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya,
ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya
mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga,
Dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan.
Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat
yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku
yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra.
Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali
dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan
perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku
seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak
ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas
tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup.
” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur
terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih
dengan terbata- bata dan wajah yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena
aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra
kembali menggarap tubuhku.
Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku,
semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku.
Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku
juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas
semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang
bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu
kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang
memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia
lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan
sedag-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda
diselangkangan Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu
berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak
kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku,
sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya,
laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.
Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran.
Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika
merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang
melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali
ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur
tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang
semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan
rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk
dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya
kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga
aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku.
Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku
memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ” Ndra, jangan
sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi
Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di
selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar
hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa
sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di
selangkanganku.
Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika
kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra
melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang
penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari
tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..!
” Kata Indra denagn manja. ” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ”
Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon
sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan
malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar
dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku
sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu
dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku. ” Besaran
mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra. Aku tidak menjawab walau dalam hati
aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik
suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu
gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra. ” Oke, biar
gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut. Dengan
dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada
sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar
tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan
kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih
jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya
ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya. Napasnya
mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga
terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya
dikuasai rasa nikmat.
Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt
berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap
selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya
menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus
mengocok batang zakar Indra dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan,
sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Indra beranjak dan dengan
cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat
tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika
tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan
kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh
lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku. Indra
kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu
lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut
Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih
erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.
Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi
masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra.
Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas
perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang
mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar
itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha
memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak. ” Ndra..
jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak
tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya
aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu
masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan,
kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas yang
terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah
vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis
itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran
super besar, Indra sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku.
Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu
kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya
ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat
hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun
mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara.
Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan
dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul
membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa
nikmatnya.
Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas
dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut
kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna
raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa..
teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba
kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless,
perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang
kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat-
sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ”
Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku
secara perlahan. Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu
amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan
kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra,
sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang
berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga
kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar
menggesek-gesek dinding vaginaku.
Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan
menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur
busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan
Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat.
Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang
terus memompa selangkanganku. ” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..!
” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang
pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang
kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam
gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi
memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama
kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku
mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak
sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat- erat. ” Nndraa..
aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak
kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang
menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu tubuhku
semakin meronta- ronta dibawah dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama
kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme..
ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah indra. ”
ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks
tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya
erat-erat.
Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra
dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku
melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum
keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil
mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika
dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini
semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia
mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya
memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.
Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang
vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa
perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih
tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat
vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis
sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya
tiada terkira. Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya.
Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku.
Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.
Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku
yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra,
semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih
perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra.
” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama.
Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra
dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra. Dengan
posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan,
untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan
masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang
telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ”
Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra
sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Hanya selang lima
menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku.
Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku
yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman
Indra. ” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku
terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra
langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang
terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa
selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.
Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke
selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak
menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra.
Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ” Teruss.. ,
teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus
menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh Indra. Belum reda kenikmatan klimaks
yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya
mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku
tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin
cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. ,
keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Indra yang hampir
keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya.
Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang
vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang
kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku
merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur
dari kemaluan si Indra. Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga
seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya,
sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur
gelora kenikmatan itu mulai menurun.
Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami
pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung
menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap
dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah
pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku Bu Tika. Aku
telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih.
Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran
masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar
dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan
Indra disertai ketoak pada pintu. Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera
beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra
mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika
sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-apa kok,
kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma
tersenyum.
Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku.
Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering
berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan
Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua
tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat
tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Maka sejak itu aku
sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali
aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu
saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar