>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 1 5 3
Top 2D : 08 11 25 33 48
Cadangan 2D : 58 61 75 83 98
TOP SHIO : Babi Kelinci Ayam
COLOK BEBAS : 1 3 5
AS : 0 2 3
KOP : 5 7 9
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Suatu malam yang dingin… aku
sendiri… Bang Johnny dan Kak wenda sedang berlibur ke Batu bersama dengan Deasy
dan Santi, sedang Winny adik Kak Wenda sedang tidur di rumah temannya, hari itu
Sabtu malam Minggu, jam menunjukkan pukul 6.45 aku ke depan cari pak Pardi
tukang becak yang biasa mangkal di dekat warung rokok.
” Pak, tolong panggilin Bik Suti
tukang pijit donk… badan saya lagi pada pegel… ” kataku minta tolong.
Jam 7.20 kira-kira pintu depan
diketok orang dan bergegas aku keluar… ternyata yang dateng Pak Pardi dengan
cewec muda lumayan cakep bersih orangnya… bengong aku jadinya.
” Dik Joss… ini anaknya Bik Suti…
terpaksa saya bawa karena ibunya sedang pulang kampung beberapa hari… tapi dia
bisa mijit kok… walaupun ngga’ sepinter ibunya. ” kata pak Pardi cepat sebelum
aku tanya dan ngomel karena tidak sesuai dengan perintahku. ” Ya udah langsung
masuk aja ” kataku mempersilahkan. ” Saya balik dulu kepangkalan Dik ” pamit
pak Pardi.
Seperginya pak Pardi langsung
tanpa banyak bicara aku berjalan ke kamarku dan anak Bik Surti langsung
mengekor dari belakang. ” Siapa nama kamu ? ” tanyaku memecah keheningan. ”
Diah Mas ” sahutnya pendek.
Sampai di kamar aku langsung buka
kaos… dengan bertelanjang dada seperti biasa kalo dipijit sama Bik Suti… namun
biasanya aku buka sarung tinggal CD saja… kali ini aku biarkan sarung tetep
nempel pada posisinya karena tengsin aku sama cewec muda ini. ” Massage
creamnya ada di meja belajar ” kataku sambil langsung tiduran tengkurap.
Tangannya mulai memegang telapak
kakiku… terus kebetis… memijat sambil megurut… sama persis dengan apa yang
dilakukan ibunya padaku. Bik Surti emang sudah langganan sama keluarga Bang
Johnny… jadi aku juga sudah sering mijit sama dia. Tapi walaupun cara mijitnya
sama, namun serasa berbeda… tangan ini lebih halus dan hangat rasanya.
” Permisi Mas ” katanya
membuyarkan lamunanku yang baru mulai berkembang… sambil benyingkap sarungku
lebih tinggi, hingga ke pangkal pahaku. Pijitannya sudah sampai pada paha…
sesekali agak tinggi menyentuh pangkal pantatku… agak ke tengah… seerrrrr…
rasanya ada ngreng… akupun terus saja memejamkan mata sambil menikmati pijatan
danmembayangkan kalau terjadi hal-hal yang diinginkan.
” Aduh… ” aku setengah menahan
sakit , soalnya biasanya Bik Suti kalo aku kesakitan malah dicari yang sakit
dan dipijat lebih lama sehingga enakan… eh… betul juga dia melakukan hal yang
sama… tapi karena test tadi aku ucapkan pada saat dia memijit belakang lututku…
maka dia sekarang memijit lebih lama di sana. Wah bisa kalo gitu pikirku… lalu
aku merancang yang lebih dari pilot project ini.
” Jangan dipijit gitu… sakit
diurut saja pake cream ” kataku sambil tak lupa berpura-pura sakit.
Dia ambil cream dan mulai
mengurut serius di situ. Lama cukup dia mengurut di situ terus sekarang sudah
mulai menjalar lagi… paha… betis… sampe telapak kaki… pas kembali ke paha dan
kali ini agak terlalu dalem… aku langsung teriak tertahan… seakan kena bagian
sakit lagi…
” Mananya Mas ? ” tanyanya. ”
Agak daleman dikit ” kataku sambil memegang tangannya dan membimbing pada
posisi yang aku mau… letaknya persis di pangkal paha tengah pas jadi kalo
dipijit-pijit yang kena bijiku… sengaja aku mengarahkan ke depanan… biar makin
pas… lama dia di situ…
” Kasih cream donk… ” pintaku…
pada saat dia ambil cream… satu tanganku dengan cepat menyingkap CDku supaya
meramku keluar dari CD dan bebas… benar juga pada saat tangannya mengoleskan
crean sudah langsung ke bijiku… aku agak sedikit supaya bijiku mangkin leluasa
dan makin mudah dipijit…
” Ati-ati jangan kena celananya…
nanti kena cream semua… ” kataku pura-pura bingung kalo CDku kena cream padahal
mauku supaya dia membuka lebih lebar CDku… dengan tangannya… beberapa jenak
kemudian dia bilang ” Maaf Mas… CDnya dibuka aja… soalnya nanti kena cream…
saya sudah coba menghindari tapi susah… Masnya pake sarung aja… ” kata dia
mengagetkanku… kaget karena ngga’ nyangka dia bilang gitu.
Akupun berdiri dan melepas CDku…
kembali pada posisi semula aku tengkurap… lalu Diah menyingkap kembali
sarungku… hingga ke pantat… aku menahan pada posisi agak nunging supaya makin
luas bidang yang bisa dicapai tangan Diah.
Benar juga lama dia mengurut… meemas
bjiku… sampe aku sendiri sudah ngga’ karuan rasanya konak banget… ” Agak
bawahan dikit… ” pintaku… dia rogoh makin dalem sampe pangkal batangku kena
pegang… diurutnya dengan agak susah karena dari pangkal batang sampe setengah
diurut semua…
” Mas kalo bisa balik badan…
soalnya susah kalo gini ” pintanya… dengan senang hati aku turuti. Aku berbalik
badan dan meriamku masih tertutup kain sarung… dengan merogoh dia pegang lagi
posisi yang sama. Diurut-urut… sepertinya aku merasa gayanya seperti setengah
ngocok… tapi pikiran dia kayaknya lagi mijit… dengan matanya melihat sekeliling
kamar… ngelamun kali… aku goyangkan pinggul sedikit supaya tanganya terpeleset
ke atas… ternyata berhasil… dia lebih banyak ngurut meriamku… tiga empat menit
berlalu dia kaya’nya ngga’ sadar…
tapi lama-lama aku merasa dia
bukan mijit atau ngurut… melainkan benar-benar ngocok meriamku… walau tidak
digenggam… tapi cukup mantap… Aku sengaja bergerak sambil sedikit menarik ke
atas posisi sarungku… sehingga dapat terlihat sekarang tangannya yang sedang
ngocok meriamku… merasa tangannya tidak lagi tertutup sarung… dia lihat posisi
tangannya dan saat itu seakan baru sadar dia melihat apa yang selama beberapa
menit ini dipijitnya… tapi dia tidak berhenti… matanya mulai ngelirik ke aku.
Denan tanpa expresi… dia teruskan
mengocok… kali ini tangannya lebih mengenggam… jadi aku pastikan dia memang
sengaja… jadi dengan sedikit ragu… aku letakkan pada pundaknya… saat memijit
tadi… posisi dia berlutut di samping ranjang jadi kalo aku taruh tangan ke
samping langsung jatuh di pundaknya dan langsung aku geser turun ke dadanya dan
dia diam saja… aku remas dadanya…
jadi aksi remas dan kocok
berjalan terus beberapa menit… sampai tiba-tiba kepalanya ditundukkan rpanya
tanpa basa basi lagi dia cium Kabagku… terus dilanjutkan dengan mengulumnya.
Dia sadar bahwa dia dan aku telah sama-sama dikuasai nafsu…. maka tanpa perlu
meminta ijin lebih jauh… aku coba untuk membuka baju atasnya… malah dia
mambantunya… sehingga dia telah terbuka dadanya… BHnyapun telah dia lepas dan
dadanya yang besar disorongkan kearah mulutku… langsung aja aku hisap
putingnya…. wow… hangat….
kelapanya lalu direbahkan pada
pundakku… sehingga kami seperti setengah bergumul karena kakinya masih di
bawah… kamipun berciuman hangat… lalu aku bangkt dan mengangkat tubuhnya
menaiki ranjang…. ” Kamu mijitnya lebih enak dari ibu kamu ya ” kataku ngaco…
setelah tau dia seperti itu.
” Ngga’ tau Mas… terlanjur
kebawa…. ” dia tak melanjutkan kata-katanya. Aku asyik menciumi sekitar
belakang telinga… samping leher… kadang mendenguskan nafas hangat ke
telinganya. Dia sudah tampak merancu dengan desah dan erangannya yang makin
membuatku di awang… Aku bangit dan memiringkan tubuhnya… kaki kirinya aku
letakkan pada pundak kananku… denganposisi yang agak miring itu aku gesek
Kabagku pada gerbang DuFannya … beberapa saat aku gesek dia mulai mengerang
pelan… kemudian aku tata kepala meriamku pada gerbang DuFan… yang jelas sekali
sudah sangat lembab dan sedikit basar… aku coba tekan… wah… kok sempit… tapi
beberapa kali coba…
akirnya berhasil juga mencapai
setengah badan meriam amblas dalam lorong kegelapan… tampaknya di dalam agak
kering… maklum tumitnya kurus kecil… tandanya kalu barangnya cenderung kering…
Erangannya walau perlahan masih terus tanpa henti sedari tadi… menambah hangat
suasana dan seakan irama lautan teduh… terus aja aku goyang sampe cukup lama
sebelum aku akhirnya minta pindah posisi…
Sekarang kedua kakinya aku pangul
di kedua sisi pundakku… ayunan makin ganas karena posisi yang lebih leluasa…
dan lorong kegelapan makin licin… rupanya dia telah beberapa kali mengeluarkan
pelumas… walau bukan orgasme… ” Kamu sekarang nungging…
” perintahku. Saat Diah nungging…
aku tekan pundaknya ke kasur dan sisa pantatnya aja yang nungging… dengan
sedikit rubah gerak… aku masukkan lagi meriam jagurku… kali ini lebih
sensasional… aku pegangan pada pinggulnya yang cukup gede… dan ayunan makin
bebas terkendali… beberapa kali hampir terlepas… tapi karena besarnya si
Kabagku maka agak sulit juga terlepas secara keseluruhannya…
lelah dengan gaya *****… aku
rebahan dan aku suruh dia menaikiku… dia naik dengan membelakangi aku… pada
saat amblasnya batangku kali ini diiringi dengan nafas tertahannya… kali ini
mentok abis… Diah diam sesaat sambil merenungi nikmat yang terasa. Aku mulai
ambil inisiatif untuk menggoyang… lalu Diahpun ikut bergoyang…. kali ini
putarannya melingkar… enak sekali… yang aku rasakan… lobang yang sempit…
hangat… dan cenderung kering… tiap kali dia berputar pinggul aku merasa ada
sesuatu nabrak kepala meriamku… pasti mentok dan dia pasti ngga’ akan lama untu
mencapai titik orgasme demikian pikirku. Benar saja dugaanku…
Diah tampak kejang keras sambil
mengucapkan kata-kata yang tidak jelas apa maksudnya… cukup lama juga seperti
itu… ” Aaaa…duuuuuuu…….uuuuhhh Mas… lemes kakiku rasanya… aku ngga’ kuat lagi
gerak… ” demikian katanya. Aku coba untuk bangun dan menunggingkannya… lalu aku
hajar lobangnya dengan lebih keras… sampai panas rasanya meriamku… dan akhirnya
aku sudah hampir nga’ bisa lagi menahan…. lalu aku cabut dan bilang pada Diah ”
Diah… kamu menghadap ke sini… buka mulut kamu….
” dan rupanya Diah mengerti yang
aku mau… dengan lemas dia berbalik badan dan membuka mulutnya. Karena ketakutan
akan tidak keburu… maka aku segera saja memasukkan meriamku dalam mulutnya yang
mungil itu dan aku goyang maju mundur… beberapa kali dan keluarlah… creeetttt….
creeeee.tttt…. creettt….
Aku jatuh kecapaian… di
sampingnya… ” Diah… gimana barusan ? ” tanyaku memecah keheningan. ” Enak
sekali Mas… sampe lemes kaki saya… udah ngga’ tau berapa kali keluar… kayaknya
berendeng keluarnya ” jawab Diah sambil males-malesan dalam pelukanku. Dan
kamipun tiduran sejenak dalam penat nikmat yang tersisa. Sampai pada…
Aku terjaga saat merasakan paha
kananku ada sesuatu yang merayap… aku coba walau males… ‘tuk membuka mataku
dan… benar-benar terbelalak jadinya… saat tau apa yang menyentuh pahaku. Dia
Winny… adik ipar kakakku… Johnny… aku sangka dia ada di rumah temennya… dan
yang lebih mengagetkan adalah… dia lihat aku mendekap cewec dan dalam keadaan
bugil berdua.
” Joss… loe gila ya… beraninya
ngga’ ada orang masukin cewec… gue bilangin Bang John… ” katanya dengan mata
melotot. ” Hei… Win… denger dulu… ” kataku sambil mencoba bangkit dari tidurku…
saat itu pula Diah bangun karena dengar suara orang lain di kamar itu… dia
berusaha meraih kain seadanya untuk emutupi tubuh bugilnya sambil bertanya ”
Dia siapa Mas ? ”
” Dia ini Winny… adik ipar
kakakku ” jawabku pendek. ” Jangan gitu donk… masa loe ngga’ kompak ama gue ”
jawabku mohon pengertiannya.
” Iya boleh aja gue ngga’ bilang
Abang asal gue boleh lihat loe berdua main sekali lagi… gimana ? tanyanya. Ach
ni anak pikirku pasti gampang dech kalo udah gini… paling banter ntar dia pasti
ngga’ kuat nahan nafsunya sendiri…. demikian pikirku.
” Okey… Diah… yuk kita tunjukkan
pada Winny… apa yang kita baru kerjakan tadi… kita ulang lagi yuk ” ajakku… ”
Mas malu saya nggak bisa… ” aku rada bangun untuk mencium Diah…
” Udah kamu merem aja dan anggap
hanya kita berdua dalam kamar ini ” kataku menenangkan. Dan akupun mulai
merangsang Diah dengan ciuman lembut… sambil tanganku berusaha meraba
bagian-bagian sensitifnya… beberapa saat berlalu Diah mulai terbawa… dan mendesar
halus…. aku rasakan tangan Winny mencoba meraih batangku dan meremas-remasnya,
sesekali mengocoknya hingga siap tempur.
Setelah segalanya siap… akupun
mulai ambil ancang-ancang untuk memasuki Diah untuk sesi kedua… pada saat
batangku amblas… Diah dan Winnypun seakan menahan nafas… rupanya Winny telah
terlarut dalam pemandangan depan matanya. Permainanku dengan Diah berlangsung
beberapa gaya… dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9.47,
saat itu Winny telah telanjang di
samping tubuh Diah yang sedang aku tindih… lalu tangan kirikupun mulai
bergerilya ke dada Winny… wah enak sekali… aku pilin putingnya dan diapun
mengerang. Sambil terus menggenjot Diah… aku cium juga bibir Winny dan pendek
kata… pinggangku ke bawah menghabisi Diah sedang pinggangku ke atas menyerang
Winny…. keduanyapun mengerang seru malam itu…
makin keras erangan mereka berdua
bersahutan makin nafsu aku dibuatnya… terakhir sudah tidak kuat lagi menahan
gejolak… aku genjot makin keras si Diah dan diapun mengerang panjang sambil kejang
mendekapku. Saat itu kami orgasme bersamaan… sedang Winny masih belum mencapai
walau hampir… erangan kami berdua membakar nafsunya… segera saja Winny
memerintahku untuk menghisap memeknya sampai keluar..
. demikian perintahnya. Akupun
langsung memutar badanku untuk mencapai lobang Winny yang sudah sangat basah
tadi…. tapi meriamku tetap tertanam dalam Diah. Kumainkan lidahku pada gua
vertikalnya dan sesekali pada tombol di atas lobang tersebut sampe Winny
mengejang kejang dan…. lemas puas.
Lima sepuluh menit kami masih
rebahan tumpang tindih sampe aku bangkit dan mencuci peralatanku… lalu
kukenakan pakaianku dan kusulut sebatang rokok sambil ngeloyor kejalanan…
mencari pak Pardi. ” Pak… anaknya Bik Suti ngga’ usah ditunggu pulangnya… dan
tolong bilangin orang rumahnya kalo dia nngga’ pulang karena disuruh nemenin
Winny ” alasanku sengaja aku tidak sebut nama Diah supaya terkesan masih asing
buatku.
Setelah itu aku balik lagi ke
rumah dan cuci kaki lalu join bobok bertiga… ntar malem coba aku gerayangi Winny
ach… kali-kali aja dapet nyobain rasanya… pasti asyik dan berarti pula dalam
rumah ini ada beberapa stok lobang yang bisa dipake bergantian… khan asyik kalo
butuh ngga’ nunggu lama-lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar