>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 0 9 1
Top 2D : 08 10 29 31 48
Cadangan 2D : 58 60 79 81 98
TOP SHIO : Kelinci Kerbau Naga
COLOK BEBAS : 0 1 8
AS : 0 2 3
KOP : 4 5 8
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Sebuah kisah seks cerita dewasa cukup gila, seorang pria
bersetubuh dengan neneknya dan juga tantenya sendiri. Aku Andy. Beberapa waktu
lalu aku pernah bercerita tentang nenek Elsa yang cantik Setelah membuat affair dengan nenekku, aku
juga merasakan kenikmatan adik dan sepupu nenek. Salah satunya dengan Tante
Wine, usianya 38 tahun. Sekarang aku mau berbagi cerita nyata tentang affairku
dengan Tante Wine ini.
Sejak tinggal dirumah nenek, aku bener-bener dimanja soal
sex, juga soal duit. Sampai suatu ketika rumah nenek kedatangan tamu dari
Manado, namanya Tante Wine. Menurut nenek Tante Wine ini tinggalnya di desa
jadi agak kolot gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah desa
dari Tante Wine. Raut muka yang cantik dengan postur yang semampai lagipula
putih bersih membuat orang tidak mengira kalau Tante Wine adalah wanita desa.
Satu-satunya yang bisa meyakinkan kalau Tante Wine orang desa adalah logat
bahasanya yang bener-bener medok.
Akupun langsung akrab dengan Tante Wine karena orangnya lucu
dan suka humor. Bahkan aku sering ngeledek karena dialeknya yang ngampung itu.
Wajahnya keliatan agak Indo dengan tinggi kutaksir 162 cm. Pinggangnya
langsing, lebih langsing dari nenek Elsa, dan yang bikin pikiran kacau adalah
buah dadanya yang lumayan gede. Aku nggak tau persis ukurannya tapi cukup besar
untuk menyembul dari balik daster.
Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah
Tante Wine haus sex seperti kakaknya? Kalau kakaknya mau kenapa adiknya nggak
dicoba? Akan merupakan sebuah pengalaman sex yang seru kalo aku bisa
menidurinya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi
dengan bisanya aku tidur dengan nenekku, rasanya semua wanita yang umurnya diatas 35
kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan.
Dirumah, nenek Elsa sudah beberapa kali wanti-wanti padaku
jangan sampe aku perlakukan Tante Wine sama sepertinya, rupanya Elsa cemburu
karena ngeliat kemingkinan itu ada. Sampai suatu ketika nenek sedang pergi
dengan kakek ke Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum berangkat aku sempat
melampiaskan nafsuku bersama Elsa di sebuah motel deket rumah, biar aman.
Disana sekali lagi nenek Elsa wanti-wanti. Aku mengiyakan, aku bersusaha
meyakinkan.
Setelah nenek dan kakek berangkat aku mulai menyusun
rencana. Dirumah tinggal aku, Tante Wine dan seorang pembantu. Hari pertama
niatku belom berhasil. Bebeapa kali aku menggoda Tante Wine dengan
cerita-cerita menjuurus porno tapi Tante nggak bergeming. Saking nggak tahan
nafsu ingin menyetubuhi Tante Wine, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi.
Dibelakang kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang
ventilasi.
Hari mulai malam ketika Tante Wine masuk kamar mandi, aku
memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam
kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Wine menanggalkan daster merah jambunya dan
menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Wine tidak memakai apa-apa
lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam0idamkan kini terhampar jelas
dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Wine membasuk wajahnya. Sejenak dia
bengong dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan
itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku gemetaran
melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Wine menjeljah setiap
jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Wine
bergetar dan dengan mata mengatup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya
kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena Mr. Happy-ku juga sudah
menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata
masih memandang ke dalam. Nggak sadar aku juga mengerang dan spermaku terbang
jauh melayang.
Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi
kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Wine sedang mendongak
menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari dalam
kamar mandi Tante Wine memanggilku lirih.
“Andy, nggak baik mengintip,” kata tante Wine.
“Ma ma maafin,” jawabku gagap.
“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata Tante
Wine lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.
Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa
hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan
sekejab aku sudah stand by di depan pintu kamar mandi. Smataku sedikit melongok
sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka
dan aku bergegas masuk. Kulihat Tante Wine melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi
karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat
menggairahkan.
“Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Wine.
“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku
di tampar, hahaha,” balasku.
Tante Wine memandangku tajam dan dia kemudian menerkam
mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak
lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo
Tante Wine tuh orang desa. Ternyata keahlian nge-sex itu tak memandang desa
atau kota ya.
Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah
yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat menempel
ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Wine membungkuk dan
melahap Mr. happy yang sudah tegak kembali. Lama aku dihisapnya, nikat sekali
rasanya. Tante Wine lebih rakus dari nenek Elsa. Atau mungkin disinilah letak ‘kampungan’nya,
liar dan buas. Bebrapa detik kemudian setelah puas mengisapku, tante Wine
mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera
kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora
menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Wine menggelepar.
Erangan demi erangan keluar dari mulut Tante Wine.
“Andi kamu hebat, pantesan si Elsa puas selalu,” cerocos
Tante Wine.
“Emangnya Tante Wine tau?” jawabku disela aktifitas
menjilat.
“Ya nenekmu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia
wanti-wanti jangan menggodaku, dia cemburu tuh,” balas Tante Wine.
Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku,
lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wine.
“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan
saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal
sih aku belum keluar tadi, heheh kamu tertipu ya, tapi Ndy, sekarang masukin
yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata Tante Wine lagi.
Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.
Masih dalam posisi jongkok di bibir bak mandi, kuarahkan Mr.
happy ke vaginanya. Tante Wine mengerang dan merem melek setiap kuenjot dengan
batang kemaluanku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam
posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Setelah puas dengan
sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri,
kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping
kuarahkan Mr. Happy ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan
vaginanya ketiga kuenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara
Mr. Happy masih tetep aktif keluar masuk.
Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini
doggie style. Sambil membungkuk, tante Wine menopangkan tangan di bak mandi dan
dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Mr.
Happy seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang
mulus dan berisi. Tante Wine mendesis-desis seperti kepedesan. Lama kami
mengeksplorasi gaya ini.
Dalam beberapa menit kemudian Tante Wine memintaku untuk
tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi
aku tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara
kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki
mengangkangi tubuhku. Dan perlahan tangan kanannya memegang Mr. Happy, sedikit
dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah membengkak. Sedetik kemudian dia
sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Wine sangat menikmati posisi
ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat.
Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium
bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak
tiba-tiba raut mukanya berubah rona. Dia meringis, mengerang dan berteriak.
“Ndy, aku mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya. Tangannya
meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas
sekali. “Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.
Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan
tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar
mandi tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan perlahan mulai kuenjot lagi.
Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Wine memang dahsyat,
baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa
mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu,
kini giliranku mau sampai. “Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak,
bergetar suaraku. “Sama-sama ya Ndy, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok,
ahh”. Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian
kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih
atau nggak, emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika
sadar aku segera mengangkat tubuh Tante Wine dan kamipun mandi bersama.
Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar
mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan Tante Wine yang keluar duluan, setelah aman
aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, Tante Wine
langsung menysul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih telanjang
di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak
berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada
sekitar 7 kali kami keluar bersama. Aku sendiri heran kenapa aku bisa orgasme
sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar
lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi.
Selama 2 hari nenek Elsa di Surabaya, aku habiskan segala
kemampuan sexualku dengan Tante Wine. Sejak kejadian itu masih ada sebulan
tante Wine tinggal dirumah nenek Elsa. Selama itu pula aku kucing-kucingan bermain
cinta. Aku harus melayani nenek Elsa dan juga bermain cinta dengan Tante Wine.
Semua pengalaman itu nyata kualami. Aku nggak merasa capek harus melayani dua
wanita STW yang dua-duanya punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar