>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 2 5 3
Top 2D : 08 12 25 33 48
Cadangan 2D : 58 62 75 83 98
TOP SHIO : Monyet Tikus Babi
COLOK BEBAS : 2 3 5
AS : 1 4 5
KOP : 6 7 8
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi
sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya
lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya baru
saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di
Jakarta.
Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai
teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia adalah teman dekat saya
sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan
kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.
Hampir tiap minggu pasti saya bermain ke rumahnya, entah
untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan
kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula.
Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu
anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang sangat muda dengan Om Anwar.
Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun. Selain Jessy,
Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun
saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy sangat jauh, apakah mungkin
Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi ataukah..? Setiap hari Tante
Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah seorang karyawan
perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA
tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya putus, ketika
ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang
mendapat pekerjaan di Jerman.
Namun kira–kira setahun yang lalu saya mendapat berita
bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena
bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon
saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. Dan akhirnya
saya pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya sangat
kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante
Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira–kira
setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan bersama George untuk kembali ke
Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap tinggal di sana. George sekarang
sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.
Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya
yang lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak
berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira–kira 2 minggu berada di
Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk meneruskan
studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya
mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Jessy ketika dia berada di
Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante
Yossie.
“Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante.
“Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante,
ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa
tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,”
jawab saya.
Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya.
Setelah sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Yossie
memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku, karena
walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan
melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya
mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran
payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada
yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie
menempel di belakang saya. Mula–mula saya tidak menaruh curiga sama sekali
mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama–lama saya
merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang
montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang
keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.
“Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante
Yossie.
“Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama
sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang
pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu,
tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu
saja saya kaget setengah mati.
“Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si
Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar
dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang
highlight, saya benar–benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri
yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta”
dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang
ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku
sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..”
jawabnya.
Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah
memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya.
Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas–remas
payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tidak mau kalah, ia
langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini
tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar
ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah hampir selama
setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke
kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju
saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi
dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya sampailah pada
bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan
akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don,
gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante..
perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku. Dalam keadaan saya berdiri dan Tante
Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam
saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya.
Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral
seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai
memberanikan diri untuk bereaksi.
Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya
membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat
keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks saya
menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil
meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan main. Lalu
saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit putingnya yang
sudah mengeras.
“Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya
yah?” kataku.
Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong
Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang
berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya
sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai
menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar
sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural
tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak
terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang
dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia
orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau
seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru
pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut
Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya
yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks,
akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan
saya ke dalam lubang kemaluannya.
“Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak
tahan nih,” minta si Tante.
“Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu
tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.
Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan
akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh,
nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya
melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh..
dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah
sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai
mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya
saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya
asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie
mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan
kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini
adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya
ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa
dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan
tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
“Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah
mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan
mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
“Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya
sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya,
otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami
berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah
3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju
ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang,
mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran
saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya
langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas
payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun
membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan
memeluk saya dengan erat.
“Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil
tertawa kecil.
“Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya
kembali.
Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama
dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante
Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga
kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang
nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong
lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar
desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku
kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang
dapat saya jangkau.
“Don.. mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin
saya yah?” jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi.
Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian
saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai
terangsang kembali.
“Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
“Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan
nafas memburu.
“Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari
kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan
saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah
semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah
mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan
Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya
masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu
merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si
Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO”
kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie
kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani,
dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.
Setelah selesai mandi, Tante
Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan
untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian
seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami
masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di
apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga
Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar