>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 8 5 1 6
TOP 2D : 08 15 21 36 48
CADANGAN 2D : 58 65 71 86 98
TOP SHIO : Anjing Ayam Kerbau
COLOK BEBAS : 1 5 6
AS : 0 1 2
KOP : 3 5 6
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Aku ingin memperkenalkan diriku
kepada para pembaca Rumah Seks tentang pengalamanku. Namaku Nadya. Aku adalah
gadis keturunan chinese yang berkulit kuning langsat. Badanku tidak terlalu
tinggi hanya sekitar 155 cm dan berat 45 cm. Payudaraku berukuran sedang,
sekitar 34B. Usiaku sekarang 22 tahun dan aku tinggal di pinggiran kota
Jakarta.
Aku sebenarnya bukanlah wanita
penggoda. Cuman aku sering mendengar dari teman-teman kuliahku bahwa aku
termasuk cewek yang berpenampilan sexy dan sering membuat para cowok turun naik
jakunnya. Terlebih aku suka memakai kaos longgar, sehingga jika aku menunduk
sering terlihat gundukan payudaraku yang terbungkus bra hitam kesukaanku.
Di rumahku sendiri, setiap habis
mandi, aku selalu hanya membungkus tubuhku menggunakan kimono mandi warna biru
muda berbahan handuk. Seringkali karena habis tersiram air yang dingin, membuat
puting susuku tercetak di balik kimono. Kamar mandiku sendiri terletak di ruang
tamu, dan sering pada saat aku mandi, pacar ciciku datang sedang ngapelin
ciciku. Walau aku tidak pernah berpikiran ngeres, tapi sering aku melihat pacar
ciciku menelan ludah jika melihat aku habis mandi hanya berbalut kimono itu.
Ayahku adalah seorang penyalur
TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri. Sering kali ada TKI baik pria
maupun wanita menginap di rumah sebelum diberangkatkan ke luar negeri. Hari
Minggu kemarin papa baru saja membawa pulang 3 orang TKI pria berusia sekitar
20 tahunan yang kuketahui bernama Maman, Yadi, dan Mulyo. Mereka bertiga orang
desa yang bertubuh kekar dan berkulit gelap. Mereka sedang menunggu akan
berangkat ke Malaysia.
Pagi itu hari Senin, aku
sendirian di rumah bersama ke 3 orang calon TKI itu. Mamaku sedang pergi ke
Jakarta bersama papaku ada keperluan mendadak. Sementara ciciku pergi bersama
pacarnya entah kemana.
Aku waktu itu habis beraerobik
ria di rumah, dan kemudian ingin mandi. Seperti biasa kubawa saja kimono biruku
ke kamar mandi. Dan setelah aku beberapa saat aku selesai mandi, maka kubalut
tubuh telanjangku itu dengan kimonoku tanpa apa-apa lagi di baliknya.
Kemudian aku berjalan ke halaman
belakang hendak menjemur pakaian dalam yang baru kupakai semalam untuk tidur.
Kulihat para TKI itu sedang menikmati sarapan pagi. Mereka menyapaku ramah.
Kulihat mereka memandangiku saat
aku memeras BH hitam dan celana dalam kuningku yang sexy itu. Sebenarnya aku
risih juga dilihatin begitu, tapi aku pikir tanggung, sebentar lagi aku akan
kekamar untuk ganti pakaian. Maka aku kemudian menjemur pakaian dalamku itu.
Pada saat aku berjinjit untuk menaruh pakaian dalamku di jemuran, tak terasa
kimonoku sedikit tertarik ke atas, padahal kimono itu hanya sepaha. Maka, tak
elak lagi, bulu bulu vaginaku yang tidak tertutup itu sedikit kelihatan membuat
mereka melotot.
Tapi aku tak menyadari hal itu,
kemudian aku berbalik dan masuk ke kamar. Kamarku sendiri ada jendela besar ke
halaman belakang. Aku ingat ada para TKI itu, maka korden aku tutup, namun
rupanya tidak tertutup rapat dan masih bisa kelihatan dari halaman belakang.
Aku melepas kimonoku, dan mulai
melotioni tubuh telanjangku ini. Aku tak sadar ada 3 pasang mata yang melotot
memandangi tubuh telanjangku ini. Beberapa saat kemudian aku baru sadar saat
melihat bayangan di cermin. Maka aku berteriak dan segera menutup payudara dan
kemaluanku dengan tangan.
Ketiga TKI itu segera lari dan
masuk ke kamarku yang memang tak pernah kukunci. Aku kaget melihat mereka
bertiga masuk ke kamarku.
“Non, kami sudah melihat tubuh
non yang mulus itu. Sebaiknya non tidak usah melawan karena di sini tidak ada
siapa-siapa lagi ” kata Mulyo cengengesan. Aku masih berusaha galak dan
menyuruh mereka keluar.
Namun Maman dan Yadi segera maju
dan memegangi tanganku. Kemudian aku mereka banting di ranjang. Aku kemudian
berpikir daripada aku melawan malah mendapat celaka, maka lebih baik aku pasrah
saja dan tidak melawan.
“Sabar-sabar, jangan pada main
kasar gitu donk. Saya kan belum pernah gituan.. pelan2 kek” tegurku.
Mereka kemudian tidak lagi
beringas, dan mendekatiku. Maman segera memelukku dan menciumi bibirku dengan
ganas. Mula-mula aku berusaha menolak bibirnya yang bau itu, namun saat Yadi
mulai menjilati payudaraku, dan Mulyo mulai mengelus-elus bibir vaginaku dengan
tangannya yang kasar itu, aku mulai terangsang dan bibirku mulai membuka untuk
membalas serbuan bibir Maman yang tangannya sibuk meremasi pantatku yang bulat
itu.
Tanganku mulai meraba-raba celana
mereka. Dan Yadi berinisiatif membuka celananya dan menyodorkan kontolnya yang
lumayan besar itu ke tanganku. Aku agak kaget melihat kontol pria sebesar itu.
Aku sudah sering melihat kontol milik pacar-pacarku namun tidak ada yang
sebesar itu. Apalagi Maman dan Mulyo menyusul bugil. Ternyata kontol mereka
begitu besar.
Aku sempat ketakutan, namun
dengan halus, Mulyo memegang tanganku dan menaruhnya di batang penisnya. Akupun
perlahan mulai mengelus penisnya. Maman melanjutkan menyusu di payudaraku yang
montok itu.
Aku yang sudah makin terangsang,
mulai bergantian menjilati batang penis Mulyo dan Yadi secara bergantian,
sementara Maman kini mulai menjilati klitorisku yang memerah.
Tiba-tiba aku merasa ingin pipis
dan akhirnya keluar cairan banyak dari vaginaku. Ketiga cowok itu segera saja
berebut menjilati vaginaku sampai aku kegelian.
Yadi kemudian menelentangkan aku
di ranjang. Aku merasa inilah saatnya aku akan kehilangan keperawananku. Saat
Yadi menempelkan kepala kontolnya yang besar itu di bibir vaginaku aku sempat
berusaha menolaknya. Namun dari belakang Mulyo mendorong Yadi sehingga
kontolnya langsung amblas ke memekku. Aku menjerit kesakitan.
Namun Mulyo segera berinisiatif
menjilati puting payudaraku sehingga aku kegelian. Yadi sendiri perlahan mulai
menarik majukan kontolnya sehingga aku merasakan kegelian yang amat sangat di
lubang vaginaku. Terasa kontolnya memenuhi lubang vaginaku.
Tiba-tiba sambil memelukku, Yadi
menggulingkan aku sehingga aku berada di atasnya. Mulutnya segera menyerbu ke
puting payudaraku yang menggantung bebas. Belum sempat aku berpikir tiba-tiba
dari belakang Mulyo menyodokkan kontolnya yang besar itu ke dalam lubang
anusku. Aku yang berteriak kesakitan, segera disumpal mulutku dengan kontol
Maman samai aku nyaris muntah.
Kini dalam keadaan menelungkup,
ketiga lubangku sudah dimasuki kontol yang berbeda. Namun aku merasakan sensasi
yang luar biasa. Seluruh tubuhku serasa dilolosi. Aku mengalami orgasme sampai
3 kali.
Akhirnya aku merasa ingin orgasme
lagi, dan bersamaan dengan orgasmeku, kurasakan Yadi menyemprotkan banyak
sekali spermanya di dalam memekku. Kemudian aku jatuh lunglai di pelukan Yadi.
Mulyo kemudian segera menarikku
duduk di pangkuannya sambil kontolnya masih menancap di lubang anusku. Dari
belakang ia meremas-remas payudaraku yang berguncang-guncang. Maman yang belum
klimaks, segera menyodokkan kontolnya ke dalam vaginaku yang nganggur itu.
Aku benar-benar sudah merasa
kepayahan, hingga akhirnya aku merasa ingin keluar lagi. Tak lama kemudian aku
benar-benar tak tahan lagi dan akhirnya aku menyemprotkan cairan orgasmeku yang
kelima. Maman tak lama kemudian menyusul menyemprotkan maninya di dalam
memekku.
Mulyo rupanya memang yang terkuat
di antara mereka. Dia belum keluar, sehingga dia kemudian menunggingkan aku dan
kontolnya pindah ke vaginaku. Dari belakang aku disodoknya sambil tangannya
memeras-meras payudaraku.
15 menit kemudian dia akhirnya
mencapai klimaks dan aku pun juga mencapai orgasmeku lagi. Kami berempat
akhirnya lunglai di atas ranjang.
Kulihat jam, ternyata sudah
hampir 2 jam kami melakukan pesta sex. Aku kemudian mengajak mereka untuk mandi
bersama karena aku khawatir sebentar lagi papa mamaku pulang. Kemudian kami
berempat mandi bersama. Di kamar mandi ketiga laki-laki itu selalu berebutan
untuk menjamah tubuhku yang mulus ini.
Sungguh pengalaman ini tak
terlupakan bagiku dan aku mulai mengerti nikmatnya sex sejak itu. Lain kali
akan kuceritakan pengalamanku bersama tetanggaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar