>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 9 7 8 5
Top 2D : 09 17 28 35 49
Cadangan 2D : 59 67 78 85 99
TOP SHIO : Tikus Ayam Kerbau
COLOK BEBAS : 5 7 9
AS : 0 1 2
KOP : 4 5 6
KEPALA : Besar / Ganjil
KOR : Besar / Ganjil
Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku
sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun lalu aku
memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, aku ingin memperbaiki
rumah tanggaku yang berantakan karena selama 5 tahun ini aku dan suami tidak
pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing- masing memiliki kegiatan
di luar rumah sendiri-sendiri.
Anak kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan untuk
berkomunikasi makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai lagi
hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan,
suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar dari karirku selama 3 bulan.
Aku tak dapat menyalahkannya karena akupun tidak begitu antusias lagi
setelah mengetahui dia mempunyai wanita simpanan, dan itu juga bukan salahnya
maupun salahku. Kupikir itu adalah takdir yang harus kujalani.Sekarang usiaku
sudah 39 tahun dan aku tidak pernah bermimpi untuk menikah lagi, sehari-hari
aku lebih banyak berjalan-jalan dengan teman, kadang-kadamg kami traveling
untuk membunuh waktu belaka.
Sejak 3 bulan yang lalu aku membiarkan salah seorang keponakanku
untuk tinggal di rumahku, aku tergerak menolong orang tuanya yang mempunyai
ekonomi pas-pasan sehingga untuk kost tentu memerlukan biaya yang mahal,
sedangkan untuk bayar kuliah saja mereka sudah bekerja mati-matian.
Keponakanku bernama Ajie, usianya sekitar 22 tahun, kubiarkan ia
tinggal di salah satu kamar di lantai 2. Ajie sangat sopan dan tahu diri, jadi
kupikir sangat menguntungkan ada seseorang yang dapat menjaga rumahku sewaktu
aku dan teman- teman traveling. Tapi ternyata Ajie membawa berkah yang lain.
Pagi itu aku segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin malam aku kembali
dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu,
sehingga aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembatu
libur pada hari minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak peduli asal jangan
menganggu tidurku. Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat dari sutera
tipis berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal, kupikir aku harus
mulai senam lagi.
Kulihat jam menunjukkan angka 10. Ah biarlah aku ingin tidur lagi,
jadi aku mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah
kaki di depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja, mungkin salah
seorang pembantu ingin mengacau tidurku. “Tante…, Tante…”, ooh ternyata suara
Ajie.
Mau apa dia? Aku masih diam tak menjawab, kubalikkan badanku
sehingga aku tidur telentang, kupejamkan mataku, kedua tangan kumasukkan ke
bawah bantal. Ketukan di pintu berulang lagi disertai panggilan. “Persetan!”,
pikirku sambil terus memejamkan mata. Tak lama kemudian aku kaget sendiri
mendengar pegangan pintu diputar,
kulirik sedikit melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak
membuka pelan, lalu muncul kepala Ajie memandang ke arahku, aku pura-pura
tidur, aku tak mau diganggu. “Tante…?”, Suaranya berbisik, aku diam saja.
Kupejamkan mataku makin erat. Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi
tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui
sudut mata, astaga ternyata Ajie sudah berdiri di samping ranjangku,
dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang
bagian bawah gaun tidurku, aku lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis
apalagi dengan tidur telentang pula. Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat Ajie
menelan ludah, pelan-pelan tangannya menyingkap gaunku, hatiku makin berdebar
tak karuan. Mau apa dia? Tapi aku terus pura- pura tidur. “Tante…”, Suara Ajie
terdengar keras, kupikir ia sedang ingin memastikan apakah tidurku betul- betul
nyenyak atau tidak. Kuputuskan untuk terus pura-pura tidur. Kemudian kurasakan
gaun tidurku tersingkap semua sampai leher, lalu kurasakan tangan Ajie mengelus
bibirku, jantungku seperti melompat,
aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi
tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tangan kumasukkan bawah bantal jadi
otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi…, buseet wajah pemuda itu dekat sekali
dengan wajahku, tapi aku yakin dia masih belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur
napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu
kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan,
aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya terhadap tubuhku. Tak
lama kemudian kurasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH,
mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya,
lalu kurasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada yg
sedang bergolak di dalam tubuhku, sudah lama aku tidak merasakan sentuhan
laki-laki. Sekarang aku sangat merindukan kekasaran seorang pria, aku
memutuskan terus diam sampai saatnya tiba.
Sekarang tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari
depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin
puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut,
jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar ketika
memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan wajahnya kearah
buah dadaku,
lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat
merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang
berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk
tidak karuan, nikmat sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai
dengan gigitan- gigitan kecil, tangan kanan Ajie mulai menelusuri
selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD,
aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas
jari-jari Ajie menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan
tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali,
kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Ajie sedang berusaha memasuki
lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat
sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi,
kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Ajie!!! Ngapain
kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Ajie menekan pundakku dengan
keras. Tiba-tiba Ajie mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak,
kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Ajie makin keras menekan pundakku,
malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas
ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku,
lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak. “Tante…, maafkan saya.
Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ajie melepaskan
ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan bisa dengan teman- teman kamu yang masih muda. Tante kan
sudah tua” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante…, saya
akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ajie. “Ah kamu…, ya sudahlah
terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku
sudah tak tahan ingin dijamah olehnya. Kemudian Ajie melepaskan gaun tidurku,
sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ajie melepaskan pakaiannya,
sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali,
penis itu sudah menegang keras. Ajie mendekat ke arahku. “Tante
diam saja ya”, Kata Ajie. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Ajie
mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian
leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut.
Tak lama kemudian Ajie merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke
selangkanganku.
vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku
menggeliat- geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa. Lalu Ajie menarik CD-ku
sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat,
sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu
mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa
yang akan dilakukannya.
Kemudian Ajie mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur
menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih
keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap- hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur
masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku
terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal
kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.
“Enak Ajie? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap
lubangku. “Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ajie, aku makin
terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Ajie makin dalam memasukkan
lidahnya ke dalam vaginaku.
“Ajiee…, aa…, enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika
mencapai orgasme, Ajie terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku.
Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Ajie. Kemudian kulihat Ajie mulai
menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Ajie tidak peduli, ia berusaha
membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga
kulihat lidah Ajie berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai
merasakan kenikmatan bercampur geli.
“Terus Jie…, aduh nikmat banget, geli…, teruss…, hh…”, Aku
mengerang-erang, Ajie terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku,
kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat
sambil memandangku. “Enak? Jorok kan?”. “Enak tante…, nikmat kok”, Jawab Ajie,
tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah
membanjir. Kucoba meraih penis Ajie, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet
ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku
mencoba menahannya.
“Aduh sorry Jie…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun
tapi kulihat Ajie langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning.
Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke
dalam vaginaku. “aa…, jangan Ajie…, jangan dijilat, itu kan pipis Tante”, Aku
bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku. “Tante pipis dulu,
Ajie jangan ikut ah…, malu”,
Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ajie menahan dan
ikut masuk. “Saya ingin lihat Tante”. “Terserah deh”. “Saya ingin merasakan air
pipis tante”, Aku tersentak. “Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum habis
ucapanku, Ajie sudah telentang di atas lantai kamar mandiku. “Please tante…”,
Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana mengencingi
orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi. Akhirnya
kuputuskan untuk mencoba. “Terserah deh…” Jawabku, lalu aku berdiri diantara
kepalanya, kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan
vaginaku menyentuh hidungnya.
Ajie menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam
vaginaku, aku tak peduli, kugosok- gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar
biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi,
sementara aku sudah tidak tahan. “Awas…, mau keluar” Ajie memejamkan matanya.
Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku
supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Ajie menjulurkan lidahnya
menjilati bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras,
semuanya masuk ke dalam mulut Ajie, sebagian besar keluar lagi.
Tiba-tiba Ajie menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku
tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku
tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya. Kira-kira 1
menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat,
sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah
Ajie. Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis,
yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk
ke dalam mulut pemuda itu, dan Ajie menjilat serta menghisap habis. Aku juga
tak tahan, kucium mulut Ajie dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin,
kuraih penis Ajie,
kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu. Kusuruh
Ajie nungging diatas wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali
oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya. Ajie
mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku
adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Ajie sedang mencelucupi vaginaku
sambil mengocok lubang pantatku.
Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Ajie yang sedikit
berbulu dan berwarna kehitam- hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat
lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali
masuk ke mulutku. Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ajie menegang lalu ia
menjerit keras.
penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali di dalam
mulutku. Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu,
sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Ajie seperti meregang nyawa,
tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama,
akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap. “Tante mau coba pipis Ajie
nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.
“Ya deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian Ajie berlutut di atas
wajahku, lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat
mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir. Tak
lama kemudian air pipis Ajie menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan
asin, sedikit pahit.
Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ajie terus
menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum. Ajie memukul-mukulkan penisnya
ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot penisnya
sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Ajie mulai tegang kembali, keras
seperti kayu.
Ajie lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu
masuk ke dalam vaginaku. Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke
dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu
dicabut lalu ditusuk lagi. Kadang Ajie mencabut penisnya lalu memasukkannya ke
dalam mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam
lubang pantatku. “Pelan-pelan…, sakit” Kataku,
kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang
pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba
menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme,
sedangkan Ajie masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku. Tubuh kami
sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang
tadinya kering, sekarang basah semua. “aakkhh…, tante,
tante…, aa” Ajie merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di
dalam lubang pantatku. Dengan sigap aku bangun lalu secepat kilat kumasukkan
penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah
cairan kenikmatan dari penis Ajie disertai jeritan panjang, untung tidak ada
orang dirumah.
Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian
lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda
itu. Kemudian Ajie menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami berpelukan
erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang kudapat hari itu
benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Ajie. Ada saja sensasi dan
cara baru setiap kali kami bercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar