>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 4 3 9
Top 2D : 08 14 23 39 48
Cadangan 2D : 58 64 73 89 98
TOP SHIO : Naga Ayam Kelinci
COLOK BEBAS : 3 4 8
AS : 1 4 5
KOP : 6 7 8
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Ganjil
Tante Erni ini tinggal dekat
rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku
meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya
banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka
ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede
(maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).
Biasanya Tante Erni kalau ke
rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku
ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang
TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante
Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau
duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi
deh hmm.
Apa keasyikan ngobrolnya apa
emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas
banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi
sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai
celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan
pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak
bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia
tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh
Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama
celana dalem tuh Tante.
Pernah juga Aku waktu jalan-jalan
bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah
kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih
pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar
deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang
hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem,
pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di
ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak
ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.
Lalu Tante Erni menarik tangan
Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa
sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah
Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.
“Lex temenin Tante yah tunggu di
sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante
Erni sambil mulai berjongkok.
Dia mulai menurunkan celana
pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif
rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah
gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing,
dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya
hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni.
“Heh kenapa kamu Lex kok diam
gitu awas nanti kesambet” kata Tante Erni.
“Ah enggak apa-apa Tante”,
jawabku.
“Pasti kamu lagi mikir yang
enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni.
“Enggak kok Tante, aku hanya
belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.
Tante Erni cebok dan bangun tanpa
menaikkan celana sama CDnya.
“Kamu mau liat Lex? Nih Tante
kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”,
kata Tante Erni.
Aku hanya mengangguk mengiyakan
saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai
panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek.
Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya.
“Sudah yah Lex nanti enggak enak
sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.
“Iyah Tante”, jawabku.
Lalu Tante Erni menaikan celana
dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.
Esoknya aku masih belum bisa
melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen
pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi
aku enggak ikut karena badanku enggak enak.
“Lex, kamu enggak ikut?” tanya
mamiku.
“Enggak yah Mam aku enggak enak
badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.
“Yah sudah istirahat yah jangan
main-main lagi” kata Mami.
“Erni, kamu mau kan tolong jagain
si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku
beliin” kata Mami pada Tante Erni.
“Iya deh Kak aku jagain si Alex
tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok”
kata Tante Erni.
Akhirnya mereka semua pergi,
hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga
sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi
waktu itu.
“Kamu sakit apa sih Lex? kok
lemes gitu?” tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tante kepalaku
juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.
Tante Erni begitu perhatian
padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai
seorang buah hati pun.
“Kepala yang mana Lex atas apa
yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku.
Aku pun bingung, “Memangya kepala
yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.
“Itu tuh yang itu yang kamu
sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Erni sambil memegang si
kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit
gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.
Selesai sarapan badanku dibasuh
air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang,
“Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung kok”
kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.
Dilapnya si kecilku dengan
hati-hati, aku hanya diam saja.
“Lex mau enggak pusingnya hilang?
Biar Tante obatin yah”
“Pakai apa Tan, aku enggak tahu
obatnya” kataku polos.
“Iyah kamu tenang saja yah” kata
Tante Erni.
Lalu di genggamnya batang penisku
dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya
pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali
merasakan yang seperti ini.
“Achh.. cchh..” aku hanya
mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang
masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja
sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit
kemudian aku merasakan mau kencing.
“Tante sudah dulu yah aku mau
kencing nih” kataku.
“Sudah, kencingnya di mulut Tante
saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni.
Aku bingung campur heran melihat
penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau
keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.
“Hhgg..achh.. Tante aku mau
kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan
berdenyut-denyut.
Tante Ernipun langsung menghisap
dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
“Croott.. ser.. err.. srett..”
muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot
sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni
berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak
basah.
“Enak kan Lex, pusingnya pasti
hilang kan?” kata Tante Erni.
“Tapi Tante aku minta maaf yah
aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya
kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
“Enggak Tante”
Tanpa kusadari tanganku masih
memegang vagina Tante Erni.
“Loh tangan kamu kenapa kok di
situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante
ngerti” katanya padaku.
“Tante boleh enggak Alex megang
itu Tante lagi” pintaku pada Tante Erni.
Tante Erni pun melepaskan celana
pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa.
“Tante kencing yah?” tanyaku.
“Enggak ini namanya Tante nafsu
Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah”.
Dilepaskannya pula celana dalam
Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di
sampingku
“Lex pegang nih enggak apa-apa
kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan
tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil.
“Lex, kenapa? Biasa saja donk kok
gemetar kaya gitu sih” kata Tante Erni.
Dia mulai memegang penisku lagi,
“Lex Tante mau itu nih”.
“Mau apa Tante?”
“Itu tuh”, aku bingung atas
permintaan Tante Erni.
“Hmm itu tuh, punya kamu di
masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
“Tapi Alex enggak bisa Tante
caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar Tante
yang ajarin kamu yah” kata Tante Erni padaku.
Mulailah tangannya mengelus
penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba
mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.
“Lex jilatin donk punya Tante
yah” katanya.
“Tante Alex enggak bisa, nanti
muntah lagi”
“Coba saja Lex”
Tante pun langsung mengambil
posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni
pun mulai mengulum penisku.
“Achh.. hgghhghh.. Tante”
Aku pun sebenarnya ada rasa geli
tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga
menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan
(asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni
sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan
BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.
Tante Erni pun masih asyik
mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan
berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan
menderu.
“Kamu tahu enggak mandi kucing
Lex” kata Tante Erni.
Aku hanya menggelengkan kepala
dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku
menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di
jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai
bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang
hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan
yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa
mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus
sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku
basah.
Kulihat payudara Tante Erni
mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya
sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni.
Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni
kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti
menjilati es krim.
“Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex
enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Erni sambil
menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.
Aku langsung menjilatinya dan
menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa
sengaja tertelan olehku.
“Lex masukin donk Tante enggak
tahan nih”
“Tante gimana caranya?”
Tante Erni pun menyuruhku tidur
dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya.
Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju
mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.
“Lex Tante mau keluar nih eghh..
huhh achh” erang Tante Erni
Akupun di suruhnya untuk menaik
turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari
dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan
vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante
Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut
penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.
“Lex nanti kalau mau kencing kaya
tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku.
Akupun langsung mengiyakan tanpa
mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan
vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.
“Achh .. Tante enak banget
achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi
lagi.
“Tante Alex kayanya mau kencing
niih”
Tante Erni pun langsung bangun
dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu
dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2
kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung
kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi
disertai kenikmatan yang alang kepalang.
Kami pun langsung mandi ke kamar
mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi
dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya
dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan
pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah
itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku,
tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada
pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni,
tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun
pulang pukul 6 sore.
“Lex kamu sudah baikan?” tanya
Mamiku.
“Sudah mam, aku sudah seger n fit
nih” kataku.
“Kamu kasih makan apa Ni, si Alex
sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Erni.“Hanya bubur ayam sama
makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante ErniEsoknya
kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang
semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam
mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.
Sampai sekarang pun aku masih
suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel
dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam
sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru
kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya
kini aku bingung akan status anak Tante Erni.
Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL
Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku.
Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti
Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat
awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar