>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 7 5 8 0
Top 2D : 07 15 28 30 47
Cadangan 2D : 57 68 75 80 95
TOP SHIO : Ayam Naga Ular
COLOK BEBAS : 0 5 8
AS : 1 2 3
KOP : 4 6 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Genap
Beberapa hari setelah saya
berkenalan (dan bercinta) dengan Ardi, pernikahan sepupuku telah semakin dekat,
tinggal sekitar dua minggu lagi. Kakiku terasa capai sekali, hari itu kami
pergi mengepas wedding dress & dress untukku sebagai pagar ayu.
Sekalian kami berdua mencoba
macam-macam anting, gelang, kalung, aksesoris yang melengkapi dress kami. Asyik
sekali rasanya berbelanja & mencoba berbagai macam barang2 di butik itu.
Ketika menyadari bahwa ukuran tubuh kami ternyata sama,
Saya sengaja mencoba memakai
wedding dress sepupuku. Berdiri di depan kaca, mengenakan gaun yang sangat
cantik & elegan, saya baru menyadari betapa putihnya dress, sepatu, bahkan
pakaian dalam untuk perkawinan itu.
Menurut tradisi, warna putih itu
menandakan kesucian calon pengantin dalam memasuki hidup pernikahan. Di lain
pihak, saya telah sangat jauh sekali dari kesucian yang ideal itu. Entah telah
berapa cowok yang telah mengenalku dengan sangat intim, entah berapa cowok yang
telah melihat tubuhku & berbagi kenikmatan seks denganku. Melihatku bengong
di depan kaca, Eva sepupuku berkomentar,
“Kau kelihatan cantik sekali
ness.. Kalau saya jadi cowok sih pasti udah saya perkosa kau sekarang juga
hahaa”.
Saya ikut tertawa sambil tersipu
mendengar pujian Eva.
Malam itu saya menceritakan
pengalaman hari itu di buku diaryku, membandingkan hidupku dengan hidup Eva
yang sepertinya tak pernah berbuat salah, sesuai dengan norma-norma hidup di
Indonesia. saya mencoba menghitung-hitung jumlah cowok yang pernah tidur
denganku, ketika tiba-tiba ponselku berdering.
“Halo”
“Hei non! ini Ardi. Udah lupa ama
saya yah ? kok engga nelepon-nelepon”
Saya tersenyum mendengar Ardi
yang nyerocos.
“Sori nih.. maklum sibuk
persiapan nikahan kan.. ”
“Ya udah.. saya ampunin. Malem
ini ada rencana ngapain engga ? ”
“Malem ini ? mo ngapain dulu..
ayoooo.. ”
“Rencana saya sih mau ngasih obat
perangsang ke kamu, terus kita maen sampe pagi…. atau mau saya telepon Eko
juga, terus kita maen bertiga sampe pagi ? hahaaaa”, Ardi tertawa.
“Lho.. kirain saya takut ? Udah
ah.. ngomong sembarangan. Saya datang ke rumah kamu deh”
“Oke non.. jangan lama-lama yah..
saya udah horni nih”
Sejam kemudian saya tiba di rumah
Ardi mengenakan kemeja hitam yang agak pas, & rok mini jeans, kira-kira
seperti foto yang di kanan. . Rambutku diponi ke belakang. Memang agak seksi,
toh kami agaknya tak akan mengenakan baju lagi begitu saya masuk ke rumah Ardi.
Ternyata tebakanku tepat, Ardi
menarik tanganku dengan tergesa-gesa menuju kamar tidur utama. Kami langsung
menelanjangi satu sama lain, saling berciuman dengan penuh nafsu. Entah mengapa
Ardi melarangku melepaskan rok mini itu.
Tubuh kami berhadapan, & saya
duduk di pangkuan Ardi. Lengan Ardi yang kokoh meremas pantatku di bawah kain
rok & memutar-mutar pinggulku. Kami berdua bersenggama dengan terburu-buru
demi menuntaskan nafsu.
Seperti berlomba-lomba saling
bersetubuh menuju orgasme. Hanya suara pinggulku beradu dengan paha Ardi
terdengar di ruangan itu.
Tiba-tiba Ardi dengan keras
memeluk tubuhku, terasa kemaluannya mengeras di dalam tubuhku & cairan
hangat mengalir ke dalam rahimku. Seksi sekali rasanya ada cowok yang berorgasme
di dalam tubuhku.
Kami berdua berbaring berpelukan
di ranjang Ardi sambil mengejar napas. Tanpa sengaja saya tertidur, saking
capainya berdiri seharian. Saat saya bangun, Ardi terdengar sedang berbicara di
telepon di ruang tamu.
Dengan cepat ia menyudahi
pembicaraan itu ketika saya berjalan ke luar sambil mengenakan bra &
kemejaku kembali. Ardi memeluk tubuhku & mencium bibirku,”Kok udah mau
pulang lagi non ?”
“Ya.. nanti dicariin mama lagi.
Kan engga enak mesti bohong terus”
“Engg.. bentar lagi deh.. duduk
dulu bentar. Mau minum?”
“boleh dong.. ”
Ardi berjalan ke dapur mengambil
segelas air es. saya duduk di sofa sambil menyalakan teve. Tak semenit
kemudian, dengan agak terburu-buru, Ardi telah kembali dengan air es-nya. Naluri-ku
merasakan ada sesuatu yang aneh..
Dengan haus saya meminum habis
segelas besar air es itu, saya masih belum terbiasa dengan cuaca panas Jakarta
yang membuatku capai setiap hari. Kami berdua duduk kembali di depan tv, lengan
Ardi merangkul pundak ku.
Tanpa terasa, tubuhku
perlahan-lahan mulai menghangat & makin terasa sensitif. saya merasa
gelisah sekali & semakin lama semakin terangsang. saya menoleh ke Ardi,
& menyadari bahwa ia memasukkan obat perangsang ke air es yang baru
kuminum.
Ardi hanya tersenyum,”Ronde kedua
ness ?”
Aku hanya bisa mengangguk, Ardi
dengan lengan-nya yang kuat mengangkat tubuhkuke ranjang. Dengan cepat Ardi
melucuti pakaianku, kecuali rok mini itu. Kami mulai berciuman sambil
meraba-raba tubuh satu sama lain, ketika tiba-tiba bel pintu berbunyi.
“sssh.. biarin aja di”
“engga bisa non.. ini kan
surprise buatmu”
Tanpa banyak bicara lagi Ardi
mengambil semua pakaian kami di lantai & pergi membuka pintu. Karena obat
terangsang itu, saya terus terang telah tak tahan, perlu memuaskan diriku
secepatnya. Kututup pintu kamar tidur itu, & saya mulai menggosok-gosok
kemaluanku sendiri.
Sedang asyik-asyiknya saya
bermasturbasi, tiba-tiba pintu kamar tidur terbuka. Ardi & Eko berjalan
masuk ke kamar tidur.
“Wah.. emang hot banget nih,
untung banget kau di, sempet-sempet pake ia beberapa kali”
“Makanya saya sekarang bagi-bagi
sama kau nih hahahaa”
Sialan Ardi.. kukira ia cowok
baik-baik.. ternyata malah mengumpankan tubuhku ke temannya.
Eko berdecak kagum,”Mmmm.. Ness,
saya pokoknya bakal ngentotin kau semaleman.. Kau cewek bispak yah..
dateng-dateng ke rumah cowok malem pake rok pendek kaya gitu”
Mukaku memerah karena malu..
Mereka berdua sedang melepaskan
celana panjang masing-masing ketika saya memutuskan saya tak akan membiarkan
diriku diperkosa seperti ini oleh kedua monyet itu.. Dengan cepat saya lari ke
ruang tamu sementara mereka berdua tak bisa mengejar terhalang celana panjang.
Saya mengambil tas kecilku &
segera lari keluar topless. Darahku berdesir-desir akibat obat perangsang,
selangkanganku serasa sensitif sekali. Untung kaca mobilku gelap sekali, tak
ada yang bisa melihatku setengah telanjang di mobil.
Di tengah memacu mobil pulang,
& obat perangsang sibuk bekerja di tubuhku, saya menyadari bahwa saya tak
bisa pulang dalam keadaan seperti ini. Pasti mama & papaku mengira saya
minum narkoba atau obat terlarang lain.
Dalam keadaan setengah teler,
sangat terangsang, ada beberapa kemungkinan yang terpikir :
pergi ke klub malam, mencari
cowok lain untuk menuntaskan nafsuku sampai efek obat ini hilang.. atau… saya
bisa menelepon Indra, yang pulang tahun lalu.. tokh ia telah sering tidur
denganku.
Dengan tangan yang gemetar, saya
menelepon Indra. Indra kaget sekali mendengar suaraku di telepon, apalagi
ketika saya meminta datang malam itu juga.
Aku tiba di apartemen Indra
sekitar jam 11-an. Indra hanya bisa mkamungo melihat tubuhku yang topless.
Dengan terburu-buru saya masuk & menutup pintu. Saking terangsangnya, saya
segera mkamuroti celana Indra tanpa ba-bi-bu.
“Dra, jangan banyak tanya, ntar
saya jelasin. Just fuck me now”
Indra hanya nyengir membiarkanku
naik ke atas tubuhnya yang terlentang di lantai ruang tamu. Enak sekali rasanya
menunggangi kemaluan pria seperti itu. Tubuh Indra masih berotot seperti tahun
lalu, terakhir kalinya saya bertemu.
Pantatku bergoyang-goyang,
seperti menggaruk rasa gatal di dalam kemaluanku dengan kontol Indra. Dengan
cepat orgasme datang menghantamku penuh kepuasan. Vagina-ku mencengkeram kemaluan
Indra dengan keras.
Dengan sabarnya Indra
membiarkanku menyelesaikan orgasme itu, lalu ia berdiri memangku tubuhku yang
masih ditancap dengan kemaluannya. Kami berdua masih ke kamar tidur &
bertiduran sebentar.
Ketika nafsuku bangkit kembali,
dengan cepat Indra memasukkan kembali kontolnya, berulang kali kami berdua
bersenggama malam itu, sampai sekitar jam 1, ketika akhirnya efek obat itu
telah tak terasa kemudian. Hanya kemaluanku yang terasa lecet-lecet &
bengkak.
Kami berdua berciuman lama sekali
di pintu rumah Indra. saya hanya mengenakan t-shirt pinjaman, & rok mini.
Udara Jakarta yang gerah membuatku berkeringat, t-shirt itu telah hampir
transparan ketika saya tiba kembali di rumah. Untung papa-mama telah tidur,
saya segera mandi & membersihkan sisa-sisa sperma Ardi & Indra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar