>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 3 9 5 4
Top 2D : 03 19 24 34 43
Cadangan 2D : 54 63 79 85 93
TOP SHIO : Kuda Anjing Babi
COLOK BEBAS : 3 4 5
AS : 0 1 2
KOP : 6 7 8
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Genap
Kali ini admin akan memberikan
sebuah Cerita Dewasa Terbaru Cinta Ditolak Dukun Mesum Penakluk Gadis Cantik
Bertindak. Jangan kemana-mana sebelum membaca cerita ini biar anda bisa
melakukan coli klimaks.
Siang itu suasana kantor PT. Suka
Seks begitu sepi. Di sebuah ruangan, di lantai dua, sang manajer, Ir Basmir
namanya, tengah melamun. Sambil duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas
meja, ia terus saja berpikir.
Ya, ia memang sedang kasmaran
dengan seorang gadis. Gadis itu tak lain adalah Linda, bawahannya sendiri.
Linda memang cantik dan seksi. Di usianya yang baru mencapai 28 tahun, tubuhnya
memang sempurna dan menantang birahi setiap pria yang memandangnya. Terutama
dadanya yang terlihat amat membusung indah.
Linda ini sudah cukup lama
bekerja di kantor itu. Ia kini menjadi Kepala Bagian Pemasaran dan Distribusi
yang membawahi 70 orang karyawan. Berkali-kali Basmir mengajak Linda untuk
makan malam, tetapi selalu ditolaknya. Berbagai alasan diutarakannya.
Capailah, atau alasan lain,
mungkin dia sudah punya pacar. Inilah yang membuat Basmir berpikir keras sejak
tadi. “Hmm.. gimana caranya supaya ia bisa takluk di pelukanku..? Nah.. aku
tahu sekarang.. Aku akan menemui orang itu nanti malam..” tiba-tiba Basmir
teringat seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk mendapatkan
Linda. Dengan penuh semangat, ia mengemudikan mobilnya menuju sebuah hutan
terpencil sekitar 15 kilometer dari rumahnya.
Rupanya, orang yang ia tuju
adalah seorang tua yang tidak lain adalah dukun ilmu hitam. Namanya Mbah Za’in.
Orang ini terkenal di seantero kota itu sebagai dukun santet yang amat sakti.
Apapun keinginan orang yang datang padanya pasti tercapai. Ia belum pernah
gagal. Orang yang datang padanya tinggal memberinya upah, baik uang ataupun
barang yang lain. Tidak jarang mereka menghadiahkan wanita untuk ditiduri oleh
sang dukun. Tua-tua keladi, makin tua nafsunya makin jadi.
Saat Basmir sampai di rumah tua
itu, segera saja ia mengetuk pintu. “Siapa di situ?” terdengar suara Mbah Za’in
dari dalam. “Permisi, Mbah.. boleh saya masuk..?” teriak Basmir. “Ya,
silahkan..” jawab Mbah Za’in sambil membuka pintu kayu yang sudah agak reyot
itu. Setelah disuruh masuk, Basmir langsung duduk di ruangan tengah rumah tua
itu yang penuh dengan bau kemenyan. Bulu kuduknya terasa mulai berdiri.
Diperhatikannya seluruh isi
ruangan itu. Memang menyeramkan suasananya. Ada tengkorak, kepala macan,
kain-kain bergelantungan yang berwarna hitam dan merah darah, lalu seperti
tempat pedupaan yang berada persis di hadapannya. “Ada perlu apa, Nak Basmir
malam-malam kemari..?” tiba-tiba Sang Dukun bertanya. Basmir tentu saja kaget
tidak kepalang. Ia tidak menyangka Mbah Zain mengetahui namanya.
Benar-benar sakti. “Eh.. anu
Mbah.., saya butuh pertolongan.. saya suka dengan seorang gadis.. Linda
namanya, kebetulan bawahan saya sendiri di kantor.. tapi saya selalu ditolaknya
bila saya mengajaknya keluar makan malam.. Nah ini fotonya..” jawab Basmir
dengan terbata-bata sambil mengeluarkan dari kantong kemejanya selembar foto
close-up seorang gadis berambut panjang sebahu yang amat cantik. “Oh begitu..”
jawab Mbah Za’in sambil memegang foto itu dan kemudian mengelus-elus jenggot
putihnya yang panjang. “Bisa.. bisa.. tapi apa upahnya nanti kalo kau berhasil
mendapatkan dia, heh..?”
“Jangan kuatir, Mbah.. Saya
sediakan 100 juta rupiah buat Mbah.. dan kalo saya bisa mendapatkan dia malam
ini juga, setengahnya saya berikan dalam bentuk cek sekarang juga.. Gimana
Mbah..?” “Baiklah..” jawab si dukun, “Kalo begitu buka pakaianmu.. kau cukup
hanya mengenakan celana dalam saja, lalu duduklah dengan posisi bersila di
hadapanku..” Basmir pun menuruti semua perintah si dukun. Setelah itu, Mbah
Za’in kemudian membaca beberapa mantera dan menabur kemenyan di atas pedupaan
di depannya.
Tidak lama kemudian, terdengar
petir menggelegar dan lampu ruangan itu tiba-tiba padam lalu hidup lagi. Basmir
pun kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga, roh sukma Basmir seperti
terlepas dari tubuhnya dan seperti melayang pergi ke luar rumah itu. Roh sukma
Basmir yang setengah telanjang itu bergerak menuju rumah Linda yang berjarak
sekitar 18 kilometer dari sana. Di rumahnya, Linda tengah berusaha tidur. Ia
mengenakan daster putih yang amat transparan. Di baliknya, ia tidak mengenakan
apa-apa lagi.
Payudaranya yang berukuran 38
jelas terlihat, demikian juga dengan bulu-bulu kemaluannya yang menghitam.
Setiap malam, ia selalu tidur dengan cara begitu. Ia merasa gerah karena
panasnya udara yang terus saja menaungi ruangan kamarnya. Tiba-tiba saat ia
ingin terlelap, berhembuslah angin yang terasa menusuk sum-sum tubuh. Ia
terbangun. Jendela kamarnya tiba-tiba saja terbuka dan angin itu masuk. Dan
memang angin aneh itu adalah terpaan roh sukma Basmir kiriman sang dukun.
Roh sukma Basmir bisa melihat
posisi tubuh Linda tapi Linda tidak melihat apa-apa. Ia hanya merasakan terpaan
angin aneh itu. Sekonyong-konyong seperti ada dua tangan kekar merobek baju
daster Linda. Linda yang kaget menjadi ketakutan setengah mati. Ia berusaha
melawannya. Tapi ia kalah cepat. Daster itu lebih dulu robek. Ia kini
telanjang. Dan roh sukma Basmir dengan sengaja mendorong tubuhnya jatuh
telentang ke ranjang. Dengan cepat roh Basmir mencium bibir, wajah, leher dan
payudara Linda yang besar itu.
Linda berusaha melakukan
perlawanan. Tapi ia bingung, sebab ia merasakan ciuman-ciuman itu tapi sosok
yang menciumnya tidak terlihat. Beberapa menit kemudian, karena putus asa, ia
menyerah. Roh Basmir kemudian membuka celana dalamnya. Lalu penisnya yang sudah
membesar diarahkan ke mulut Linda. Karena sudah merasa terangsang oleh
ciuman-ciuman itu, Linda pun mulai mengulum penis besar tegak yang tidak
kelihatan tapi terasa wujudnya itu. Ia mengulum, menghisap-hisap, dan menjilat
penis itu.
Kalau ada orang yang melihat
Linda saat itu, pastilah orang itu akan mengira bahwa Linda sedang berpantomim
dengan memperagakan gerakan oral seks. Tapi Linda memang merasa ada penis besar
tegak sedang dihisap dan dijilat-jilatnya. Tanpa membuang waktu lagi, roh sukma
Basmir segera membuka kedua kaki Linda. Tampak sekarang liang kewanitaannya
yang sudah basah karena terangsang berat. Roh Basmir pun segera mengarahkan
penisnya ke liang kemaluan Linda.
Dengan sekali dorongan, “Bless..
jeb.. bless..” masuklah penis besar tegak itu ke lubang senggama Linda. Linda
terlihat merem-melek merasakan senjata aneh itu keluar masuk di liang ajaibnya.
Darah segar pun mengalir keluar dari vaginanya. Darah perawan, karena memang
selama ini Linda belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Karena merasa
keenakan, Linda pun mengimbanginya dengan menggerak-gerakkan tubuhnya ke atas,
ke bawah dan berputar-putar.
Kemudian roh sukma Basmir pun
mengangkat tubuh Linda dan menyuruhnya untuk menungging. Ia lantas menusukkan
penisnya dari belakang. Dan penis itu pun masuk tanpa halangan lagi. Linda
terlihat menikmati tusukan penis itu. Dan sejam kemudian, roh sukma Basmir pun
seperti akan mencapai puncak orgasmenya dan ia pun menumpahkan maninya ke
sekujur tubuh Linda yang saat itu telah tergolek tidak berdaya.
Setelah puas, roh itu seolah-olah
terbang kembali ke tempat asalnya. Linda yang kemudian tersadar, menjadi
bingung dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Tapi kemudian ia
sadar bahwa sesosok makhluk tanpa bentuk telah menodainya dan ia tidak tahu
siapa sebenarnya makhluk itu. Ia lantas menangis tersedu-sedu. Nasi sudah
menjadi bubur.
Ya, keperawanannya telah hilang.
Entah apa yang akan dikatakannya pada Robert, pacarnya bila akhirnya mereka
menikah suatu hari nanti. Sementara itu di rumah sang dukun, Basmir yang telah
berpakaian lengkap kembali, tersenyum puas. “Terima kasih Mbah.. Ini cek
senilai 50 juta yang tadi saya janjikan.. Saya akan memberikan sisanya bila
Mbah mampu membuat Linda menjadi tergila-gila pada saya..” ujarnya dengan
senyuman licik di wajahnya.
“Oh.. itu gampang.. telan saja
telur empedu rusa Kalamujeng ini.. dijamin besok pun gadis itu akan kau nikmati
lagi kesintalan tubuhnya..” jawab si dukun sambil mengambil sebuah benda mirip
telur hijau kecil dari kantong jubah lusuhnya. Tanpa pikir panjang lagi, Basmir
menelan telur itu. Keesokan harinya, apa yang dikatakan Mbah Za’in benar-benar
terjadi.
Saat suasana kantor pagi itu
belum terlalu ramai, pintu kantor Basmir diketuk seseorang. Ketika Basmir
menanyakan siapa yang mengetuk, suatu suara lembut berujar, “Maaf Pak.. saya
ingin berbicara sebentar dengan Bapak..” Mendengar suara itu, bukan main
girangnya hati Basmir. Ya, itu suara Linda. Inilah kesempatan yang ia
tunggu-tunggu.
Dengan bergegas ia membuka pintu itu,
dan ternyata benar. Linda tampak cantik berdiri di sana dengan mengenakan rok
mini. Sebuah senyuman genit tampak di wajahnya. Tanpa membuang waktu lagi,
Basmir menarik tangan Linda. Ia lalu membawanya ke sofa besar di pojokan ruang
kantornya itu. Dengan cepat ia mencium bibir Linda dan Linda pun membalasnya
dengan semangat. Tangan Basmir pun segera menggerayangi tubuh mulusnya.
Pertama-tama yang dituju adalah tentu saja buah dada besarnya.
Dibukanya kancing kemeja Linda,
lalu disingkapkannya BH-nya, dan segera saja payudara itu diremas-remasnya
tanpa ampun. Linda tentu saja menggelinjang hebat. Lalu ia dengan inisiatif
sendiri membuka semua pakaiannya. Melihat itu, Basmir tak mau kalah. Penisnya
sudah tegang seperti siap untuk berperang. Tanpa disuruh lagi, saat keduanya
sudah telanjang total, Linda jongkok dan meraih penis itu untuk dikulum,
dihisap-hisap lalu dijilatnya sambil membelai-belai kantong zakar Basmir.
Basmir merasakan kenikmatan surga
dunia yang tiada taranya. Kepala penisnya dijilat-jilat dengan penuh nafsu oleh
Linda. Setelah penis itu benar-benar tegak, kini giliran Basmir yang mencoba
membuat Linda terangsang. Diciuminya bulu-bulu kemaluan Linda, lalu lidahnya
dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Linda sambil berusaha menarik-narik
keluar klitorisnya.
“Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh
nikmatnya.. Terus Bas.. terus..” kata Linda dengan tangannya memegang kepala
Basmir yang kini sedang bergerilya di pangkal pahanya. “Masukin sekarang aja,
Bas.. kumohon, Sayangku..” Mendengar itu, Basmir segera mengajak Linda bermain
di atas meja kantornya yang cukup besar. Basmir rebahan di sana dan Linda
langsung naik ke atas pahanya.
Posisi mereka berhadapan. Dengan
penuh kelembutan, Linda membawa penis Basmir yang sudah tegak dan besar itu ke
liang kenikmatannya. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya Dan,
“Bless.. bless.. jeb.. plouh..” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke
lubang kemaluan Linda. Sementara Linda terus saja naik turun di atas pahanya,
Basmir segera dengan posisi duduk meraih payudara Linda dan mencium serta
menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya.
Setengah jam berlalu, tapi
permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Kemudian Basmir turun dari meja itu, lalu menyuruh Linda menungging dengan
tangan berpegangan pada pinggiran meja itu. Penisnya yang kini telah basah oleh
cairan vagina Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Linda.
Dengan sekali tancap, penis itu
masuk. “Bless.. bless.. clop.. plak.. plak..” terdengar bunyi daging paha
keduanya bergesekan dengan keras. Tiba-tiba saja, kedua mata Basmir terbeliak
yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi. “Di dalam atau di luar, Lin..?”
tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya. “Di dalam aja deh.. biar nikmat,
Bas..” jawab Linda seenaknya. Dan benar saja, “Crot.. crot.. crot.. crot..”
sebanyak sembilan kali semprot, mani Basmir keluar di dalam liang senggama
milik Linda. Sisa-sisa mani yang ada pada kepala penis Basmir, kemudian
dibersihkan oleh Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya
ada yang ditelan olehnya.
Keduanya kemudian saling
melemparkan senyum puas. Sejak itu, Basmir dan Linda menjadi sepasang kekasih.
Dimana pun mereka memiliki kesempatan, mereka selalu berhubungan seks. Sampai
saat itu, Linda tidak pernah tahu bahwa Basmir lah yang pertama memperawaninya
melalui roh sukmanya. Memang hebat ilmu hitam si Mbah Za’in..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar