>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 5 3 0
Top 2D : 08 15 23 30 48
Cadangan 2D : 58 65 73 80 98
TOP SHIO : Ayam Naga Kelinci
COLOK BEBAS : 0 3 5
AS : 1 4 5
KOP : 6 7 8
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Pada akhirnya, saya menggunakan
malam itu berbaring dirumah sakit. Perasaanku jemu sekali. Walau sebenarnya
saya baru sebagian jam saja di situ. Namun untung saja, rekan sekamarku suka
sekali mengobrol. Jadi tidak merasa, tahu-tahu jam telah tunjukkan jam sebelas
malam. Di samping mata telah mengantuk, juga kami berdua ditegur oleh seseorang
suster serta dinasehati agar istirahat. Saya serta rekan baruku itu tidur.
Karena sangat nyenyaknya saya
tidur, saya terperanjat ketika dibangunkan oleh seseorang suster. Hilang
ingatan! Suster yang satu ini cantik sekali, meskipun badannya sedikit gempal
namun kencang. Saya tidak yakin bila yang di depanku itu suster. Saya segera
mengucek-ngucek mataku. Ih, benar! saya tidak punya mimpi! saya pernah membaca
name tag di dadanya yang sayangnya tidak demikian membusung, namanya Novia
(bukanlah nama sesungguhnya).
Mas, telah pagi. Telah saatnya
bangun, kata Suster Novia. Nggg dengan sedikit rasa enggan pada akhirnya saya
bangun juga meskipun mata masih tetap merasa berat. Saat ini telah tiba
waktunya mandi, Mas, kata Suster Novia sekali lagi. Oh ya. Suster, saya pinjam
handuknya deh. Saya ingin mandi di kamar mandi. Lho, kan Mas sesaat belum juga
bisa bangun dahulu dari tempat tidur sama dokter. Jadi? Jadi Mas saya yang
mandiin. Dimandiin? Wah, asik juga sepertinya sich. Paling akhir saya
dimandikan saat saya masih tetap kecil oleh mamaku.
Sesudah tutup gorden putih yang melingkari
tempat tidurku, Suster Novia mempersiapkan dua buah baskom plastik diisi air
hangat. Lalu ada sekali lagi gelas plastik diisi air hangat juga untuk gosok
gigi serta satu mangkuk plastik kecil jadi tempat pembuangannya. Pertama-tama
kali, suster yang cantik itu memohonku gosok gigi terlebih dulu. Oke, saat ini
Mas buka kaosnya serta berbaring deh, kata Suster Novia sekali lagi sembari
membantuku melepas kaos yang kupakai tanpa ada mengganggu selang infus yang
dikaitkan ke pergelangan tanganku. Lantas saya berbaring ditempat tidur. Suster
Novia mengadakan selembar handuk diatas pahaku.
Suster Cantik Yang Memandikanku
Dengan seperti sarung tangan yang terbuat berbahan handuk, Suster Vika mulai
menyabuni badanku dengan sabun yang kubawa dari tempat tinggal. Ah, merasa satu
perasaan aneh menjalari badanku waktu tangannya yang lembut tengah menyabuni
dadaku. Saat tangan Suster Vika mulai turun ke perutku, saya rasakan pergerakan
di selangkanganku. Astaga! Nyatanya batang kemaluanku menegang! Saya telah
takut saja bebrapa bila Suster Novia lihat hal semacam ini. Uh, untung saja,
nampaknya dia tidak ketahuinya. Rupanya saya mulai terangsang karna sapuan
tangan Suster Novia yang masih tetap menyabuni perutku. Lalu saya disuruhnya
berbalik tubuh, lantas Suster Novia mulai menyabuni punggungku, buat kemaluanku
makin mengeras. Pada akhirnya, siksaan (atau kesenangan) itu juga selesai
telah. Suster Novia mengeringkan badanku dengan handuk sebelumnya setelah
bersihkan sabun yang menyelimuti badanku itu dengan air hangat.
Nah, saat ini cobalah Mas buka
celananya. Saya ingin mandiin kaki Mas. Namun, Suster saya coba menyanggahnya.
Celaka, fikirku. Bila hingga celanaku di buka selalu Suster Novia lihat
tegangnya batang kemaluanku, ingin ditempatkan dimana wajahku ini. Tidak apa-apa
kok, Mas. Janganlah malu-malu. Saya telah umum mandiin pasien. Tidak lelaki,
tidak wanita, semua.
Suster Cantik Yang Memandikanku
Pada akhirnya dengan tertutupi cuma selembar handuk di selangkanganku, saya
melepas celana pendek serta celana dalamku. Ini buat batang kemaluanku terlihat
makin menonjol dibalik handuk itu. Kacau, saya lihat perubahan di muka Suster
Novia lihat benjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Suster Novia
nampaknya sesaat tertegun melihat kemelut batang kemaluanku yang makin lama
makin kronis. Saya jadi bertambah salah tingkah, hingga Suster Novia kembali
juga akan menyabuni badanku sisi bawah.
Suster Novia menelusupkan
tangannya yang menggunakan sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yang
menutupi selangkanganku. Awal mula ia menyabuni sisi bawah perutku serta
seputar kemaluanku. Mendadak tangannya dengan tidak berniat menyenggol batang
kemaluanku yang segera saja jadi bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong
tangan Suster Novia memegang kemaluanku cukup kencang. Kulihat senyum penuh
makna di berwajah.
Saya mulai menggerinjal-gerinjal
waktu Suster Novia mulai menggesek-gesekkan tangannya yang halus naik turun di
sekujur batang kejantananku. Semakin lama semakin cepat. Sesaat mataku
membelalak seperti kerasukan setan. Batang kemaluanku yang memanglah memiliki
ukuran cukup panjang serta cukup besar diameternya masih tetap dipermainkan
Suster Novia dengan tangannya.
Suster Cantik Yang Memandikanku
Karena nafsu yang mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada
Suster Novia. Seperti ketahui apa maksudku, Suster Novia mendekatkan dadanya ke
tanganku. Ouh, merasa enaknya tanganku meremas-remas payudara Suster Novia yang
lembut serta kenyal itu. Memanglah, payudaranya memiliki ukuran kecil, kutaksir
cuma 32. Namun memanglah yang namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya,
tetaplah menghidupkan nafsu birahi siapapun yang menjamahnya. Disamping itu
Suster Novia dengan badan yang sedikit bergetar karna remasan-remasan tanganku
pada payudaranya, masih tetap asik mengocok-ngocok kemaluanku. Hingga pada
akhirnya saya rasakan telah nyaris menjangkau klimaks. Air maniku, kurasakan
telah nyaris tersembur keluar dari dalam kemaluanku. Namun dengan berniat,
Suster Novia hentikan permainannya. Saya menarik nafas, sedikit kesal karena
klimaksku sebagai terlambat. Tetapi Suster Novia jadi tersenyum manis. Ini
sedikit menyingkirkan kedongkolanku itu.
Tahu-tahu, ditariknya handuk yang
menutupi selangkanganku, buat batang kemaluanku yang telah tinggi menjulang itu
terpampang dengan bebasnya tanpa ada tertutupi oleh selembar benang juga.
Selang beberapa saat, batang kemaluanku mulai dilahap oleh Suster Novia.
Mulutnya yang mungil itu seperti karet dapat mengulum nyaris semua batang
kemaluanku, membuatku seolah-olah terlempar ke langit ke-7 rasakan kesenangan
yang tidak ada taranya. Dengan ganasnya, mulut Suster Novia menyedoti
kemaluanku, seolah-olah menginginkan menelan habis semua isi kemaluanku itu.
Badanku terguncang-guncang dibuatnya. Serta suster nan rupawan itu masih tetap
menyedot serta mengisap alat vitalku itu.
suster-cantik-yang-memandikanku
Belum juga senang di situ, Suster Novia mulai menaik-turunkan kepalanya, buat
kemaluanku nyaris keluar setengahnya dari dalam mulutnya, namun lalu masuk
sekali lagi. Demikian selalu berkali-kali serta jadi bertambah cepat.
Gesekan-gesekan yang berlangsung pada permukaan kemaluanku dengan dinding mulut
Suster Novia membuatku nyaris menjangkau klimaks untuk ke-2 kalinya. Terlebih
ditambah dengan permainan mulut Suster Novia yang makin bertambah ganasnya.
Sekian kali saya mendesah-desah. Tetapi lagi, Suster Novia berhenti sekali lagi
sembari tersenyum. Saya cuma keheranan, menduga-duga, apa yang juga akan
dikerjakannya.
Saya terperanjat saat lihat
Suster Novia kelihatannya juga akan jalan menjauhi tempat tidurku. Namun
seperti tengah menggoda, ia melihat ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya
ke atas lantas melepas celana dalam krem yang dipakainya. Lihat ke-2 gumpalan
pantatnya yg tidak demikian besar tetapi membulat mulut serta kencang,
membuatku menelan air liur. Lalu ia membalikkan badannya menghadapku. Dibawah
perutnya yang kencang, tanpa ada lipatan-lipatan lemak sedikitpun, meskipun
badannya agak gempal, kulihat liang kemaluannya yang masih tetap sempit
dikelilingi bulu-bulu halus yang cukup lebat serta terlihat beri kesegaran.
Suster Cantik Yang Memandikanku
Tidak kusangka-sangka, mendadak Suster Novia naik ke atas tempat tidur serta
berjongkok mengangkangi selangkanganku. Lantas tangannya kembali memegang
batang kemaluanku serta menuntunnya ke arah liang kemaluannya. Sesudah terasa
cocok, ia turunkan pantatnya, hingga batang kemaluanku amblas hingga pangkal
kedalam liang kemaluannya. Awal mula sedikit tersendat-sendat karna demikian
sempitnya liang kesenangan Suster Novia. Namun bersamaan dengan cairan bening
yang makin banyak membasahi dinding lubang kemaluan itu, batang kemaluanku jadi
gampang masuk semuanya ke dalamnya.
Tanganku mulai buka kancing
pakaian Suster Novia. Sesudah kutanggalkan bra yang dipakainya, menyembullah
keluar payudaranya yang kecil namun membulat itu dengan puting susunya yang
cukup tinggi serta mengeras. Dengan sukanya, saya meremas-remas payudaranya
yang kenyal. Puting susunya juga tidak ketinggal kujamah. Suster Novia
menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar saat ibu jari serta jari telunjukku
memuntir-muntir dan mencubit-cubit puting susunya yang demikian mengundang
selera.
Disertai dengan pergerakan
memutar, Suster Novia menaik-turunkan pantatnya yang ramping itu diatas
selangkanganku. Batang kemaluanku masuk keluar dengan enaknya didalam lubang
kemaluannya yang berdenyut-denyut serta jadi bertambah basah itu. Batang
kemaluanku dijepit oleh dinding kemaluan Suster Novia yang selalu membiarkan
batang kemaluanku dengan tempo yang makin cepat menghujam ke dalamnya. Jadi
bertambah cepat jadi bertambah enaknya gesekan-gesekan yang berlangsung. Pada
akhirnya untuk ke-3 kalinya saya telah menuju klimaks sebentar sekali lagi.
Saya sedikit cemas bebrapa bila klimaksku itu terlambat sekali lagi.
Suster Cantik Yang Memandikanku
Walau demikian kesempatan ini, nampaknya Suster Novia tidak ingin membuatku
kecewa. Demikian rasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat
kilat ia melepas batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluannya serta geser
kedalam mulutnya. Klimaksku jadi bertambah cepat datangnya karna
kuluman-kuluman mulut sang suster cantik yang demikian buasnya. Serta Crot crot
crot sekian kali air maniku muncrat didalam mulut Suster Novia serta beberapa
melelehi buah zakarku. Seperti orang kehausan, Suster Novia menelan nyaris
semuanya cairan kenikmatanku, lantas menjilati bekasnya yang belepotan di
sekitaran kemaluanku hingga bersih.
Mendadak gorden tersibak. Saya serta
Suster Novia melihat kaget. Suster Mimi yang barusan memandikan rekan sekamarku
masuk kedalam. Ia sesaat melongo lihat apa yang kami kerjakan berdua. Tetapi
sebentar lalu nampaknya ia jadi maklum atas apa yang berlangsung serta jadi
hampiri tempat tidurku. Dengan raut muka memohon, ia memandangi Suster Novia.
Suster Vika memahami apa kemauan Suster Mimi. Ia segera meloncat turun dari
atas tempat tidur serta tutup gorden kembali.
Suster Mimi yang wajahnya manis,
walau tidak secantik Suster Novia, saat ini gantian menjilati semua permukaan
batang kemaluanku. Lalu, batang kemaluanku yang telah mulai tegang kembali
disergap mulutnya. Untuk ke-2 kalinya, batang kemaluanku yang terlihat
menantang tiap-tiap wanita yang memandangnya, jadi korban lumatan. Kesempatan
ini mulut Suster Mimi yang tidak kalah ganasnya dengan Suster Novia, mulai
menyedot-nyedot kemaluanku. Sesaat jari telunjuknya disodokkan satu ruas
kedalam lubang anusku. Sedikit sakit memanglah, namun aduhai enaknya.
Terasa senang dengan lahapannya
pada kemaluanku. Suster Mimi kembali berdiri. Tangannya membukai satu-persatu
kancing pakaian perawat yang dipakainya, hingga ia tinggal menggunakan bra
serta celana dalamnya. Saya tidak menganggap, Suster Jihan yang bertubuh
ramping itu mempunyai payudara yang jauh semakin besar dari pada punya Suster
Novia, sekitaran 36 ukurannya. Payudara yang demikian montoknya itu seolah-olah
ingin melompat keluar dari dalam bra-nya yang bermodel konvensional itu.
Meskipun bukanlah termasuk juga payudara paling besar yang sempat kulihat,
namun payudara Suster Jihan itu menurutku termasuk juga payudara yang paling
indah. Mengerti saya yang selalu melotot memandangi payudaranya, Suster Jihan
buka tali pengikat bra-nya. Benar, payudaranya yang besar menjuntai montok di
dadanya yang putih serta mulus. Perasaan menginginkan saya nikmati payudara
itu.
Namun nampaknya hasrat itu tidak
terkabul. Sesudah melepas celana dalamnya, seperti yang sudah dikerjakan oleh
Suster Novia, Suster Mimi, dengan telanjang bulat naik ke atas tempat tidurku
lantas mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya yang sedikit lebih
lebar dari Suster Novia tetapi mempunyai bulu-bulu yg tidak demikian lebat.
Pada akhirnya untuk ke-2 kalinya batang kemaluanku terbenam kedalam kemaluan
wanita. Memanglah, batang kemaluanku lebih leluasa masuk liang kemaluan Suster
Jihan dari pada kemaluan Suster Novia barusan. Seperti Suster Novia, Suster
Jihan juga mulai menaik-turunkan pantatnya serta buat kemaluanku pernah
mencemooht keluar dari dalam liang kemaluannya tetapi segera dimasukkannya
sekali lagi.
Tidak tahan menganggur, mulut
Suster Novia mulai merambah payudara rekanan kerjanya. Lidahnya yang
menjulur-julur seperti lidah ular menjilati ke-2 puting susu Suster Jihan yang meskipun
tinggi mengeras namun tidak setinggi puting susunya sendiri. Saya lihat, Suster
Jihan pejamkan matanya, nikmati senggama yang terasanya membawanya terbang ke
awang-awang. Ia tengah meresapi kesenangan yang datang dari dua arah. Dari
bawah, dari kemaluannya yang terus-menerus masih tetap dihujam batang
kemaluanku, serta dari sisi atas, dari payudaranya yang masih tetap asik
dilumat mulut rekannya.
suster-cantik-yang-memandikanku
Mendadak gorden tersibak sekali lagi. Tetapi ke-3 makhluk hidup yang tengah
terikut nafsu birahi yang sangat membulak-bulak tidak memedulikannya. Nyatanya
yang masuk yaitu rekan sekamarku dengan kondisi bugil. Karna ia terasa
terangsang juga, ia kelihatannya melupakan tanda tifus yang dideritanya.
Sesudah tutup gorden, ia hampiri Suster Novia dari belakang. Suster Novia
sedikit terhenyak ke depan pada saat kemaluannya yang dari barusan terbuka
lebar ditusuk batang kejantanan rekan sekamarku dari belakang, serta ia melepas
mulutnya dari payudara Suster Jihan. Lalu dengan entengnya, sembari selalu
menyetubuhi Suster Novia, rekan sekamarku itu mengangkat badan suster bahenol
itu ke luar gorden serta pergi ke tempat tidurnya sendiri. Mulai sejak waktu
itu saya tidak ketahui sekali lagi apa yang berlangsung pada dia dengan Suster
Novia. Yang kudengar hanya desahan-desahan serta nada nafas yang terengah-engah
dari dua insan berbeda type dari balik gorden, di sampingku sendiri masih tetap
terbenam dalam kesenangan permainan seks-ku dengan Suster Jihan.
Batang kemaluanku masih tetap
menelusuri dengan bebasnya didalam lubang kemaluan Suster Jihan yang makin
cepat memutar-mutar serta menggerak-gerakan pantatnya ke atas serta ke bawah.
Selang beberapa saat, kami berdua mengejang. Suster Saya ingin keluar kataku
terengah-engah. Ah Keluarin didalam saja Mas jawab Suster Jihan. Pada akhirnya
dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kesenangan Suster
Mimi didalam lubang kemaluannya. Karena sangat lelahnya, Suster Jihan jatuh
terduduk diatas selangkanganku dengan batang kemaluanku masih tetap menancap
didalam lubang kemaluannya. Kami keduanya sama tertawa senang.
Sesaat dari balik gorden masih
tetap terdengar nada kesenangan sepasang makhluk yang tengah sebagian asiknya
memadu kasih tanpa ada memedulikan seputarnya.
Pas satu minggu lalu, saya telah
dinyatakan pulih dari DBD yang kuderita serta diijinkan pulang. Ini membuatku
menyesal, terasa juga akan kehilangan dua orang suster yang sudah memberi
kesenangan tidak ada tandingannya kepadaku sekian kali.
Suster Cantik Yang Memandikanku.
Hari ini saya tengah sendirian dirumah serta tengah asik membaca majalah Gatra
yang baru saya beli di tukang majalah dekat tempat tinggal. Ting tong Bel pintu
rumahku dipencet orang. Saya buka pintu. Astaga! Nyatanya yang berada di balik
pintu yaitu dua orang gadis rupawan yang sampai kini saya idam-idamkan, Suster
Novia serta Suster Jihan. Ke-2 makhluk cantik ini keduanya sama kenakan kaos
oblong, buat lekuk-lekuk badan mereka berdua yang memanglah indah jadi bertambah
molek sekali lagi dengan payudara mereka yang walau lain ukurannya, tetapi
keduanya sama membulat serta kencang.
Sesaat Suster Novia dengan celana jeansnya yang ketat, buat
pantatnya yang montok makin menggairahkan, di samping Suster Jihan yang kenakan
rok mini sebagian sentimeter diatas lutut hingga menunjukkan pahanya yang putih
serta mulus tanpa ada noda. Kedua-duanya jadi panorama enak yang sudah pasti
jadi pelepas kerinduanku. Tanpa ada ingin menghabiskan waktu, kuajak mereka
berdua ke kamar tidurku. Serta seperti telah kuduga, tanpa ada basa basi mereka
ingin serta mengikutiku. Serta sudah pasti, beberapa pembaca semuanya tentu
sudah mengetahui, apa yang juga akan berlangsung lalu dengan kami bertiga. lalu
dengan kami bertiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar