>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 9 8 0 1
Top 2D : 09 18 20 31 49
Cadangan 2D : 59 68 70 81 99
TOP SHIO : Anjing Kerbau Tikus
COLOK BEBAS : 0 1 8
AS : 0 2 3
KOP : 4 5 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Tidak heran selama aku kuliah dulu di daerah
surakarta,banyak teman sekampusku yang coba endekati, namun hatiku terpaut pada
Mas Hendra saja. Bukan materi yang aku kejar pada dirinya, namun karena
sikapnya yang santun thdp aku. Teman2 bilang aku terlalu pilih2,namun semua itu
salah, dan kebetulan Mas Hendra datang kekostku slalu pake BMW kadang mercy
milik orang tuanya. Tapi aku lebih suka jika ia datang dan jemput pake sepeda
motor saja. Bukan apa2, di kampungku orangtuaku juga punya mobil seperti itu.
Kehidupan sexualku normal dan Mas Hendrapun tau ttg seleraku. Ia amat mengerti
kapan kami bisa berhubungan badan dan kapan tidak. Akupun tidak mau Mas Hendra
terlalu memporsir tenaganya untuk melakukan kewajibannya. Sebagai wanita jawa
aku dituntut untuk nrimo dan pasrah saja. Kami tinggal di surakarta dan
menempati rumah pemberian orang tua Mas Hendra. Di rumah yang luas dan asri
ini, kami tinggal dan ditemani dua orang pembantu suami istri. Kedua pembantu
itu telah lama ikut dengan orang tua Mas Hendra. Umur mereka kira2 65 tahun.
yang perempuan bernama mak imah dan pak bidin. Kami mempercayakan rumah kepada
mereka jika kami pergi kerja. Setiap hari aku kekantor kadang diantar Mas
Hendra dan kadang aku nyetir sendiri. Suatu saat aku pulang kantor dan mau
kerumah, aku tanpa sengaja menyerempet sebuah sepeda yang dikemudikan oleh
seorang pria paro baya. Pria itu jatuh dan aku karena takut dan kaget, maka aku
larikan saja mobilku kearah rumah.
Sesampai dirumah aku, masukkan mobil dan diam di kamar.
Masih terbayang olehku saat, pria itu jatuh dan memanggil manggil aku untuk
berhenti, namun aku tancap gas. Dirumah perasanku tak tenang dan itu aku
diamkan saja dari Mas Hendra. setelah kejadian itu besoknya aku minta diantar
kekantor dengan Mas Hendra. hampir tiap malam aku bermimpi bertemu dengan pria
yang ku tabrak itu. sampai2 Mas Hendra heran akan sikapku yang berubah dingin
dan gelisah. Lalu Mas Hendra menanyakan sebab perubahan sikapku itu. Akupun
berterus terang dan Mas Hendra memahaminya. Lalu ia sarankan aku untuk
menagmbil seorang sopir, untuk mengantarku. Akupun setuju, sebab aku memang
trauma sejak saat itu menyetir sendiri. Beberapa hari kemudian, datanglah sopir
yang dicari Mas Hendra itu. Alangkah kagetnya aku, soalnya itu adalah orang
yang aku tabrak tempo hari. Iapun kaget, namun aku berusaha menagatur sikapku,
aku yakin iapun masih ingat denganku saat ku tabrak. Supaya Mas Hendra tak
curiga pada orang yang ku tabrak itu, maka aku setuju saja jika ia jadi
sopirku. Aku pikir itung2 balas jasa ataskesalahanku saat itu. Namanya Pak
Rojak, umurnya kira2 66 tahun, namun masih kuat dan sehat. Sejak saat itu aku
slalu diantar Pak Rojak kemana aku pergi, baik kekantor atau belanja. Setiap
pagi ia telah ada di rumah, dan siap2 membersihkan mobilku. Sedang suamiku
telah akrab dgn Pak Rojak. Suatu hari saat mengantar aku kekantor sambil
bincang2 Pak Rojak, bilang padaku. Bu.. kalau ndak salah ibu dulu, nabrak saya
dengan mobil ini kan?.. tanyanya. Aku terdiam dan Pak Rojakpun berkata, ibu,,,
kejam dan tidak bertanggung jawab. Lalu ku jawab maaf pak.. waktu itu memang
saya salah,, saya tergesa gesa saat itu, jawabku. Alahhhh kalian orang kaya
memang begitu.. menganggap orang lain sampah, lanjutnya.. Lalu ku jawab..
janagn gitu pak? saya waktu itu benar2 khilaf kataku lagi. Lalu ia diam Aku pun
diam saja saat itu, hingga sampai di rumah. Sejak kejadian itu sikapnya
terhadapku jadi lain dan aku tidak ambil pusing.
Aneh memang kenapa sejak saat Pak Rojak bertanya kepadaku
saat itu, aku merasakan adanya sensasi tersendiri dalam hatiku saat menatap
matanya. Perasaanku kepada Pak Rojak serasa ingin terus bersama dengannya. Jika
ia pulang sore harinya,aku merasa ada yang hilang dalam hidupku. Dan pagi jika
ia datang untuk mengantarku rasa itu jadi senang dan seperti kasmaran.
Perasanku kepada Mas Hendra biasa saja. Jumat sore saat ia menjemputku, entah
kenapa aku minta Pak Rojak untuk mampir dulu untuk singgah di sebuah restoran.
Disitu aku mengambil tempat agak kesudut dan suasananya amat romantis. Pak
Rojak kuajak makan. kami duduk berhadap hadapan, ia pandangngi terus mataku.
Akupun demikian seperti aku memandang mas hedra. Tanpa ada kata2 ia genggam
jemariku saat itu, aku merasa tenang seperti gadis remaja dengan pasangannya.
Pak Rojak lalu meraih tanganku dan menciumnya. Baru kali ini, tanganku di
pegang orang selain suamiku dan ada rasa hangat yang mengalir di sekujur
tubuhku. Beberapa saat kami menikmati suasana yang tak aku hendaki itu terjadi.
Setelah itu kami keluar dari restoran itu dan menuju kemobil. Dalam mobiku itu,
aku terdiam dan bingung akan kejadian barusan, otakku tidak berjalan sebagai
mana mestinya, soalnya aku bermesraan dengan sopirku yang tidak sepadan
denganku dan ia dengan bebasnya meraih dan meremas tanganku. Dalam mobil
sebelum berjalan, Pak Rojak menoleh kearahku,dan kembali meraih jemariku dan
lalu ia rengkuh tubuhku lalu ia kecup bibirku. aku kembali seperti orang
linglung. Sesampai dirumah aku terus terbayang sensasi kejadian tadi sore itu.
Alangkah kurang ajarnya sopirku itu, bisik hatiku. Malam harinya, dengan separo
hati, aku layani suamiku dengan apa adanya. Tidak ada lagi rasa nikmat yang aku
rasakan saat Mas Hendra mencumbuku dan mensebadaniku. Hatiku slalu terbayang
wajah Pak Rojak. Kalau pikiranku sehat saat itu, aku berpikir apa istimewanya
Pak Rojak? gak ada rasanya. tapi aku slalu terbayang wajahnya, sampai2 saat
suamiku saat berada diatas tubuhku saat melakukan hubungan badan, aku kira Pak
Rojak yang diatas tubuhku, tapi untunglah aku masih bisa mengusai diri.
Besoknya aku seperti biasa diantar olehnya, dan ia tambah
berani dengan meraba paha dan dadaku, tangannya aku tepiskan, namaun ia hanya
senyum. Setiap hari, matanya tidak luput memandangku dari ujung rambut sampai
kaki. Entah kenapa setiap hari, ada2 saja yang ia pegang dari tubuhku, kadang
dadaku, paha, kadang ia cium bibirku. Namun aku tidak berontak. Suatu ketika
saat pulang kantor, mobil tidak ia arahkan kerumah tapi, kerumahnya di kawasan
kartosuro. Disana, suasananya sepi dan jarang ada rumah penduduk. Entah kenapa
akau, mau saja diajak turun dan amsuk kerumahnya, yang dikelilinggi pohon2
besar. Rumahnya terbuat dari kayu dan beratap genteng yang telah tua. Dalam
rumah itu hanya ada dipan beralaskan tikar dan sebuah bantal. Lalu Pak Rojak
menutup pintu rumah itu dan menyilahkan aku duduk di pinggiran dipan itu. Kalau
dilihat, gubuknya seperti rumah dukun dan didindingnya ada semacam tulang2 dan
bau menyan. Pak Rojak kebelakang dan tidak lama kemudian muncul dan duduk di
sampingku. Bu beginilah keadaan saya, katanya oooo.. ndak apa lah pak? jawabku.
Lalu tiba2 saja ia lingkarkan tangannya di bahuku. Aku merasa tidak enak.. buk
saya,,, ingin merasakan kehanagatan tubuh ibu,,, katanya. Dulunya istri saya
masih hidup jika tidak ibu tabrak saya saat itu, saya masih bisa menolongnya,
namun ibu, membuat saya terlambat.. dan istri saya mati, terangnya. sekarang
ibu,, lah yang menggantikannya.A lanjutnya lagi. Aku diam saja saat itu, aku
begitu karena pikiranku sudah kosong dan dalam diriku ada semacam gairah yang
menghentak untuk dituntaskan dan lepaskan. Setelah berkata begitu, satu persatu
pakainanku jatuh kelantai dan setiap inci tubuhku ia raih dan remah hingga aku
tidak berpenutup lagi.
Aku ia baringkan di dipan kayu itu, lalu ia buka pakaiannya
hingga, sama2 bugil denganku. saat itu aku sebelumnya hanya berpakaian kantor.
lalu ia raih inci demi inci setiap rongga di tubuhku. Dan akhirnya ia hujamkan
kejantanannya kekemaluanku berkali kali. ,hingga derit dipan itu terdengar. Aku
hanya mendengus dan merasa terus dijadikan kuda pacu. Tubuh mulusku dijamah Pak
Rojak berulang ulang, hingga akhirnya ia pancarkan cairan hangat itu didalam
kemaluanku, ada rasa hangat dan tegang saat ia sampai klimaks. Aku pun tanpa
kusadari dari tadi telah pula klimax. Tubuhku saat itu penuh dengan keringat
dan bercampur dengan keringat Pak Rojak. Aku mersakan perih dan nyilu pada
selangkanganku karena kejantanan Pak Rojak panjang dan besar juga. hampir
seluruh kulit tubuhku merah2 dan putingku serasa panas akibat gigitan Pak
Rojak. Beberapa saat kemudian aku di suruh berpakaian dan berbenah seperti
biasa lagi. Lalu aku pulang diantarkanya dengan mobilku. Dalam mobil aku merasa
sesal telah mengkhianati Mas Hendra, namun apa dayaku, sebab Pak Rojak amat
berkuasa terhadap tubuhku, hingga ia berhasil menelanjangngi dan menyetubuhi ku.
Sejak saat itu, bila ada waktu saat aku pulang kantor, Pak Rojak slalu
menytubuhiku dan kadang jika suamiku ke jakarta, ia dengan seenaknya tidur di
rumahku dan kamipun bersebadan dengan Pak Rojak di atas ranjang kami dengan Mas
Hendra. Setiap ia menggauliku aku slalu merasakan puas dan pegal2 pada
selangkangannku. Para pembantuku tidak curiga atas tindakan kami itu.
Pak Rojak pun tampaknya bisa menutup mulut kedua pembantuku.
Hampir selama 6 bulan aku menjadi bulan2an nafsu Pak Rojak, itu, akupun
merasakannya. Namun aku sedikit tenang, aku tidak bakalan hamil, karena aku
sudah memasang spiral. Dan itu aku sadari, karena hampir setiap berhubungan sex
dengan Pak Rojak, ia slalu mengeluarkan air maninya dalam rahimku. Dan memang
aku sempat mencium bau tidak enak saat ia berada diatas tubuhku. Bau
keringatnya amat busuk, namun aku slalu mengganti sprei ranjangku setiap ia
meniduriku, sebab bau keringatnya akan tinggal di kain sprei itu. kamarpun aku
semprot dengan wewangian dan acnya slalu menyala. Dan sekian lama barulah aku
mengetahui dari seorang teman bahwa Pak Rojak adalah seorang dukun dan aku
telah di guna- gunainya. Atas saran dan bantuan seorang orang pintar di tempat
rekan kerjaku itu, kini aku telah terbebas dari guna-guna Pak Rojak. Iapun
lalu, aku pecat dan ia sempat mengancamku, akan membongkar hubungan sexku
dengan ku kepada suamiku. Dengan minta duit sekitar 10 juta dari tabunganku
aku, minta dia keluar. Sejak saat itu ia tidak pernah muncul lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar