>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 8 0 2 5
Top 2D : 08 12 25 30 48
Cadangan 2D : 52 65 78 80 92
TOP SHIO : Kuda Kelinci Naga
COLOK BEBAS : 0 2 5
AS : 1 3 4
KOP : 6 7 9
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Ganjil
Umurku kini 39 tahun sementara
Sari berusia 34 tahun. Memang kami akhirnya berhenti berhubungan karena ia
harus pindah ke luar kota sementara saya tetap di Jakarta. Namun kisahku dengan
dia selalu menjadi kenangan, bahkan sering merangsangku. Sari adalah seorang
ibu dari dua anak dan bersuamikan pria yang baik, memiliki pekerjaan lumayan di
sebuah perusahaan milik pemerintah.
Aku sendiri di perusahaan swasta,
se kantor dengan Sari. Badanku biasa-biasa saja dengan tinggi hampir 170 cm,
sementara Sari sekitar 165 cm. Badannya cukup langsing dengan pantat yang agak
menonjol. Inilah yang sangat menggairahkan saya. Sementara dia bilang sangat
menyukai bersenggama dengan saya karena ukuran penis saya yang lebih gemuk dari
punya suaminya, walaupun panjangnya kira-kira sama.
Hubungan kami bermula dari
kedekatan tempat duduk yang membuat kami sering ngobrol di kala senggang. Aku
suka memuji pakaiannya dengan kalimat-kalimat yang mengarah keurusan nafsu.
Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya” .
Luar biasanya, jawaban Sari lebih
mengarahkan lagi, “seksi gimana, hayo, jelasin dong..” Aku biasanya langsung
ngejelasin bahwa lekuk tubuhnya jadi terlihat dan enak dipandang. Dia senang
aku memujinya. Hal-hal begini terjadi dan makin lama makin brani, namun tanpa
pernah ia tersinggung atau marah.
Nampaknya dia santai-santai aja
dan menikmati percakapan, sejauh apapun. Pada suatu waktu, kamu keterusan
ngobrol tentang hubungannya dengan sang suami. Kebetulan paginya, katanya, ia
baru bersenggama dengan suaminya, namun nggak mencapai orgasme. Sementara
suaminya selalu orgasme. Saya langsung memancing,” jadi lagi nanggung dong
skarang, ya”.
Eh, nggak nyangka dia
menjawab,”napa, mo bantu nerusin nih.. emang mampu?”. Wah, bagi saya kesempatan
nih. Aku langsung mengarahkan pembicaraan ke makan siang bareng di luar kantor.
Dia mau banget. “Gimana kalo makannya di tempat yang berdua aja”, aku membuka
obrolan di mobil ketika kami berangkat mencari tempat makan. Sari menjawab
dengan pertanyaan sambil melihat ke arahku yang sedang nyetir,” di mana?”.
Pikiranku tidak lain ke motel jam-jaman tentunya. Di situ bisa nonton tv,
ngobrol, pesen makanan, dianterin ke kamar, bayar, tanpa harus ketemu muka
dengan pengantar makanan.
Aku jelasin semua itu, dia malah
nyambung,”masa cuman nonton tv, ngobrol, makan..”. Ini jawaban yang ngeresin
banget. Aku merasakan desakan dari dalam celanaku, ereksi yang dahsyat.
Akhirnya kami tiba di motel. Ngobrol-ngobrol lebih jauh, ternyata dia memang
telah sering ke motel dengan suaminya ketika pacaran dulu.
Saya jadi sangat maklum, pantes
Sari nggak kelihatan risi atau kaku sama sekali. Selesai membayar kamar dan
pesen makanan, kamipun duduk di tempat sambil nonton tv. Ternyata ada channel
video dengan film seks. Aku nggak pindahin lagi channelnya dan Sari nampaknya
senang. Baru 2-3 menit, ia sudah merapatkan badannya ke tubuhku sambil
berkata,” puasin aku ya..”.
Aku langsung merapatkan bibirku
ke bibirnya. Kamu berciuman sangat bernafsu. Lidahnya duluan masuk ke mulutku
ambil meraba-raba setiap sudut dalam mulut. Aku sangat terangsang, apalagi
melihat tangannya memegang daerah vaginanya yang masih tertutup rok. Wanita ini
nampaknya sangat dingin dan cuek, pikirku. Inilah kebiasaan wanita yang sangat
ku sukai dan sangat merangsangku. Aku membuka kancing bajunya dan langsung
menyusupkan tanganku ke buah dada kirinya.
Dia dengan cepat membuka tali bh
sehingga menyembul dua bukit yang cukup besar. Aku langsung mengulum putting
salah satunya. Kepalanya bergerak ke belakang menahan isapanku. Aku suka
ekspresinya ketika terangsang.
Ia makin terangsang, aku juga.
Tanganku telah masuk ke dalam
celana dalamnya dari samping. Agak basah. Jari tengahku mengusap-usap
klitorisnya. Ini membuat ia tak tahan. Tanpa komando apa-apa, posisi kami
berubah menjadi posisi 69.
Kami saling mengisap sambil, ”
aaaah.. eeeeh..haaaaaaahhh. .” Ketika bibirku mengulum klitorisnya, ia melenguh
panjang keenakan,” aaaauu.. enak, Di”. Aku lakukan ini sekitar 5 menit sampai
Sari mendorongku kemudian mengangkang di sampingku.
“Ayo Di, nggak tahan nih. Masukin
cepet..” Aku berputar menaikinya, mengarahkan kontolku ke liang senggamanya
yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan ku dorong masuk.. enak sekali. Sari
melenguh,” aaaaah.. ya teruuuss Di.”. Perlahan-lahan ku pompa liang senggamanya
sementara dia memaju-mundurkannya dengan badan yang sangat kaku.
Rupanya ia mengejar orgasmenya
yang pertama. “Terus Diiii, aku suka banget. “. Semenit kemudian badannya
mengeras total sambil berteriak,” aaaaaaaaah. udah Di aku dapet. aaaaah”. Aku
mendiamkan sedikit agar ia bisa tenang dulu.
“Enak banget, sayang”, katanya
setelah agak tenang Aku kaget dia memanggilku dengan sebutan sayang. “Kamu
sayang aku ya?”, aku bertanya sambil memulai memompa liang senggamanya lagi.
“Iya dong, aku sayang kamu yang telah memuaskanku, selain menyayangi suamiku
yang baik itu lho”, Sari menjawab.
Kami bertempur lagi dan nampaknya
Sari telah terangsang lagi. Kadang-kadang aku memutarmutar pantatku dengan arah
yang berlawanan dengan putaran pantat Sari. Kami benar-benar menikmati hubungan
seks kami yang pertama. Akhirnya aku hampir mencapai puncak,” Sari, aku mo
nyampe nih.aaaahhh” . “Yaaaah, aku juga”.
Semenit kemudian aku mencapai
orgasme yang luar biasa sambil berteriak,” aaaaaahhh.”. Sari juga ternyata
mencapai orgasmenya yang kedua sambil melenguh keras sekali,” aaaaauuuu.. Enak
Di. enaaaak”. Kami terdiam sejenak. Cerita sex selingkuh
Setelah reda, kami berciuman lagi
secara lembut sekali. Kemudian kami mandi bersama. Di bawah shower, kontolku
tegang lagi. Sari juga terangsang karena ku gesek-gesek ke vaginanya ketika
kami mandi sambil berpelukan. Akhirnya kami bersenggama lagi, kali ini sambil
berdiri.
Karena sulit melakukannya sambil
berdiri, kami kembali ketempat tidur untuk menyelesaikan satu putaran
kenikmatan. Lagi-lagi aku mengalami hubungan seks yang sangat ekspresif. Karena
Sari sangat ekspresif, nggak malu-malu, aku jadi sangat terangsang.
Akhirnya kami mencapai kepuasan
bersama, setelah aku harus menahan orgasme sebentar karena Sari belum akan
orgasme. Akhirnya kami meledakkannya bersama-sama, ” aaahhhhhh… aaaahhh.”.
Sampai pertengahan 2003 kami rutin berhubungan 2 atau 3 kali seminggu.
Kami melakukannya tanpa saling
menuntut, kecuali menuntut kepuasan. Saya tidak pernah bermaksud
memperistrinya, dia juga tidak pernah berangan-angan hendak bercerai dan
menikah dengan saya. Cocok benar kemauan saya dengan kemauan dia. Saya kami
hari berpisah. Skarang saya harus agak sering melakukannya sendiri, sambil
berkhayal tentang hubungan seksku dengan Sari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar