>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 6 0 5 8
Top 2D : 06 10 25 38 46
Cadangan 2D : 58 60 76 85 90
TOP SHIO : Kelinci Ayam Naga
COLOK BEBAS : 0 6 8
AS : 1 2 3
KOP : 4 7 9
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Cerita panas berhubungan intim
untuk menyembuhkan ejakulasi dini yang kualami dengan judul “ Berhubungan Intim
Dengan Dokter Cantik Sebagai Terapi Seks Yang Kujalani ” yang tidak kalah
serunya dan dijamin dapat meningkatkan libido seks, selamat menikmati.
Kata orang, akulah orang yang
paling bahagia di dunia. Bayangkan tinggal di Surabaya yang disebut-sebut
merupakan kota besar kedua di Indonesia dengan uang banyak, memiliki puluhan
perusahaan dan cabang- cabangnya di seluruh Indonesia, isteri cantik dan sexy,
dan semua orang mengenalku dengan baik.
Tapi dalam hati kecilku, aku
merasa ada sesuatu yang kurang. Setelah menikah kurang lebih 3 tahun, kami
belum dikaruniai anak. Memang kelemahannya ada pada diriku. Walaupun aku
ganteng dan berbadan tinggi besar dan tegap, aku selalu mengalami kegagalan
saat berhubungan intim dengan isteri. Ya, sekitar dua tahun sebelum kami menikah,
aku mengalami kecelakaan lalu lintas.
Motorku ditabrak dari belakang
oleh sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului
motor yang kukendarai. Saat itu ternyata ada mobil yang muncul dari arah
berlawanan, sehingga untuk menghindari “adu kambing” truk itu membanting
activity ke kiri dan menabrak motorku. Aku terjungkal dan terbanting ke aspal
di siang bolong. Untunglah aku tidak cedera.
Hanya kedua tanganku sedikit
tergores dan pantatku sakitnya bukan main. Rupanya aku jatuh terduduk di
pinggir jalan aspal dekat trotoar jalan. Seorang bapak yang ikut menyaksikan
kecelakaan itu segera memapahku berdiri dan membawaku ke rumah sakit terdekat.
Sejak itu, jika aku berhubungan
intim dengan Lilian, isteriku, aku selalu tidak dapat melaksanakan tugasku
dengan baik. Penisku tidak bisa berdiri. Kadang bisa berdiri tapi sebentar
belum juga masuk dengan pas.. eh.. sudah menyemprotkan cairan mani.
Beberapa dokter telah kudatangi.
Tapi kesembuhanku belum juga muncul. Tadinya muncul ide agar aku mencoba-coba
untuk “jajan” di lokalisasi. “Ah..” pikirku lagi, “Nanti malah kena AIDS atau
HIV. Lebih repot lagi kan?”
Nah, suatu hari aku mendengar
dari teman karibku, Hartono, bahwa di Jakarta katanya ada seorang dokter
spesialis yang bisa menyembuhkan kelainan-kelainan seks dengan biaya terjangkau
dan tanpa efek samping. Lalu dengan persetujuan isteriku, aku pun mengambil
cuti selama seminggu untuk berangkat ke sana.
Karena punya sanak famili yang
tinggal di bagian barat Jakarta, aku pun tanpa kesulitan menemukan dokter yang
kucari. Tempat prakteknya ternyata terletak di lantai 18 sebuah apartemen mewah
di pusat kota. Aku tadinya merasa deg-degan dan agak malu untuk naik ke sana.
Bagaimana kalau dokter itu
menyarankan yang tidak-tidak kepadaku? Lalu.. apakah hasilnya akan maksimal
seperti yang kuharapkan? Berbagai pertanyaan lain terus saja bergema dalam hati
kecilku.
Namun bila kuingat raut wajah
Lilian yang cemberut dan penuh kekecewaan bila penisku tidak bisa tegang atau
baru masuk ke permukaan vaginanya, aku sudah ejakulasi.. wah.. lebih baik aku
mencoba saja ke sana deh, siapa tahu ada mujizat yang terjadi. Benar kan?
Saat aku sampai di ruangan kantor
yang amat mewah itu, kulihat seorang gadis cantik yang masih berumur sekitar
22-23 tahun sedang menulis sesuatu dan kemudian memandangku dengan ramah. “Mau
ikut terapi, Pak?” ia bertanya dengan seulas senyum di bibirnya yang mungil.
“Ya, maaf.. Dokternya ada?”
tanyaku ragu-ragu. “Hari ini kebetulan Dokter Amy Yip sedang tidak ada
pasien..” ujarnya. “Dokter Amy Yip… Kok kayak nama bintang blur mandarin sih,
Mbak… apa ia berasal dari Hongkong?”
“Betul sekali… Memang namanya Yip
Chi Mei, ia seorang dokter spesialis terapi seksual asal Indonesia lulusan
Hongkong Medical College… dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Dokter Amy
Yip.” katanya memberi penjelasan.
Setelah mengisi formulir yang
berisi data-data pribadi, aku langsung diantar ke tempat prakter dokter itu.
Gadis yang belakangan kuketahui bernama Sally itu kemudian mengetuk pintu ruang
praktek Dokter Amy Yip. Pintu pun dibuka dari dalam. Benar saja dugaanku. Di
sana berdiri seorang wanita cantik mengenakan blazer hitam dan berumur sekitar
30 tahun. Ia berambut ikal sebahu. Oh ternyata ini dokternya!
“Maaf Dok… ini ada Bapak Kuntoro
dari Surabaya ingin ikut terapi… ini data-data lengkapnya.” ujar Sally sambil
memberikan formulir yang sudah kuisi dan mempersilakan aku masuk ke kantor itu.
Sally pun berjalan kembali ke meja kerjanya di depan ruangan itu. “Silakan
masuk, Pak…” ujar dokter cantik itu. “Baik, terima kasih.” jawabku singkat.
Setelah kami duduk di dalam ruang
praktek itu, Dokter Amy Yip kemudian mulai menanyakan beberapa hal yang amat
pribadi padaku. Karena kupikir ia seorang dokter yang harus tahu benar keadaan
dari kehidupan seks rumah tanggaku, termasuk bagaimana aku berhubungan intim,
aku pun membeberkan semuanya.
Salah satu pertanyaannya adalah,
“Kira-kira Bapak bisa tahan berapa absolutist dalam berhubungan intim dengan
isteri?” atau, “Gaya apa yang paling Bapak sukai bila berhubungan intim dengan
isteri?”
Mendengar semua jawabanku, ia pun
mengangguk-angguk tanda mengerti. Lalu dengan sorot mata tajam ia memandangku
serta berkata, “Pak Kuntoro, saya rasa sebaiknya kita bisa mengadakan terapi
seks sekarang juga.
Di sebelah sana ada ranjang yang
bisa Bapak gunakan untuk itu… Di sana saya akan menguji ketahanan Bapak untuk
tidak berejakulasi selama beberapa menit… kalo memungkinkan nanti kita bisa
berhubungan intim guna proses penyembuhan lebih lanjut. Gimana Pak.. apa Bapak
setuju?” “Wah… ini toh yang namanya terapi seks. Kalau begini sih pasti aku mau
sekali,” pikirku dalam hati.
Tanpa pikir panjang lagi aku
menyahut, “Baiklah… Terserah Dokter saja, gimana baiknya…” Dalam pikiranku
tiba-tiba muncul bayangan gimana kira-kira bentuk tubuh Dokter Amy Yip ini
nanti kalau ia telanjang. Pikiran seperti ini langsung saja membuat penisku
tiba-tiba menegang dan keras.
Kemudian kami berjalan menuju
ranjang terapi yang dimaksud. Setelah aku duduk dengan bersandarkan bantal,
dokter cantik itu duduk dengan santai di hadapanku. Ia kemudian dengan sengaja
membuka semua baju luarnya.
Akhirnya yang tertinggal hanya BH
dan celana dalamnya. “Pak Kuntoro, silakan Bapak meraba-raba saya… terserah
Bapak mau meraba bagian tubuh saya yang mana… nanti kita lihat berapa menit
waktu yang Bapak perlukan untuk ejakulasi…” perintahnya. Tentu saja aku mau
melakukannya dengan senang hati. Wong yang di depanku, tubuh dokter itu begitu
mulus dan putih.
Payudaranya saja begitu menonjol
ke depan. Mungkin ukuran 36B, seperti hendak meloncat keluar dari penutupnya.
Dengan pelan kuelus wajah dokter itu, lalu lehernya yang jenjang. Kemudian
tangan kananku turun ke bukit kembarnya. Kuraba pelan dan kuremas-remas. Lalu
tangan kiriku bergerak menuju CD-nya. Namun, sekonyong-konyong ada sesuatu yang
mau meledak dalam tubuhku. Aku buru-buru menghentikan rabaan-rabaanku.
Aku berusaha segera membuka
celana panjang yang kukenakan. Namun terlambat sudah. Penis andalanku sudah
menyemprot dengan derasnya. Aku hanya bisa mengepalkan tangan sambil menutup
mata. “Sialan!” ujarku. Celana panjangku terutama di bagian pangkal paha tentu
saja basah tidak karuan.
“Cuma dua menit kurang 25 detik…
saya rasa keadaan ini masih bisa disembuhkan, Pak… Sebelumnya ada pasien saya
yang lebih buruk keadaannya… asal Bapak mau telaten berobat tiap hari ke sini…”
Dokter Amy Yip menimpali setelah melihat arloji yang dikenakannya.
Hari itu terapi seks yang harus
kujalani selesai sudah. Setelah mengenakan pakaiannya kembali dan kami kembali
duduk di meja kerjanya, dokter itu lalu berkata, “Mohon diingat ya, Pak… apa
yang kita lakukan barusan hanyalah sebatas untuk terapi… bukan untuk dilakukan
di luar jam kerja saya…” Oh, aku mengerti maksudnya.
Ia tidak mau kuajak kencan di
luar praktek terapinya. Itu peraturannya. Ah tidak apa-apa bagiku. Toh aku
orangnya setia pada isteriku. Walau Lilian lebih galak dari dokter ini, namun
ia kan isteriku dan mantan pacarku. Iya kan?
Keesokan harinya, masih dengan
terapi yang sama. Cuma Dokter Amy kini tidak mengenakan BH. Benar adanya, kedua
bukit kembarnya itu begitu besar, kencang dan amat menantang. Putingnya
berwarna merah kecoklatan seperti tegak siap untuk disedot.
Ia berkata, “Silakan Bapak mau
meremas atau mengulum atau menjilat payudara saya… terserah… saya hanya ingin
tahu Bapak bisa tahan berapa absolutist untuk tidak ejakulasi.” Tanpa menunggu
perintah selanjutnya, aku langsung saja meraba dan meremas kedua bukit kembarnya.
Kemudian kuarahkan mulutku untuk merasakan nikmatnya payudara itu.
Aku menghisap, menjilat dan
mengulum putingnya. Ia tampak merem-melek menikmatinya. Ternyata dua menit
berlalu. Dan kembali aku mengalami ejakulasi. Spermaku tersemprot hebat.
Untunglah kali ini aku masih
sempat membuka reitsleting celanaku dan mengarahkan penisku yang sudah tegang
dan membesar itu ke ember khusus untuk hasil sperma terapi. “Dua menit lebih 5
detik… hari ini ada peningkatan, Pak…” jawabnya sambil menyunggingkan senyum setelah
semuanya selesai.
“Besok kita lanjutkan lagi.
Jangan kuatir, Pak… Perkiraan saya pada hari keempat nanti… waktu Bapak untuk
tahan tidak ejakulasi pasti lebih dari sepuluh menit. Saya jamin, Pak.” Lalu
hari itu kami pun berpisah. Aku pulang ke auberge tempatku menginap dengan
berbagai pikiran tentang harapan kesembuhan selanjutnya yang akan kualami serta
terapi apa yang akan dilakukannya besok terhadap diriku.
Hari ketiga… Kali ini kami berdua
benar-benar telanjang bulat. Dokter Amy kini yang mengambil inisiatif. Ia
sengaja yang membuka pakaian yang kukenakan sampai aku benar-benar bugil. Lalu
kemudian ia membuka pakaiannya sendiri.
Saat ia melakukannya, matanya tak
lepas dari memandang senjataku. Entah apa yang ada di benaknya. Yang pasti saat
itu senjataku belum tegang bahkan hingga ia membuka CD-nya. Ketegangan dalam
diriku mungkin sedikit banyak tidak membantu dalam merangsang penis yang
kumiliki.
Lalu ia duduk di pinggir ranjang.
Kali ini dengan sengaja ia meraih senjataku lalu dikocok-kocoknya dengan pelan
tapi pasti. Sementara tanganku diperbolehkan meraba apa saja yang ada di
tubuhnya.
etelah kocokannya mulai
menampakkan hasil, ia pun menunduk dan mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan
telaten ia menjilat, menghisap dan mengulum penis ajaibku. Wah… hampir saja aku
ingin ejakulasi. Tapi aku berusaha untuk menahannya sebab aku ingin mengetahui
rasanya bila ia terus mengobok-obok penisku.
Ia lalu menyuruhku untuk mengubah
posisi. Kini aku disuruhnya untuk menghisap klitorisnya, sedangkan ia dengan
penuh semangat terus menghisap dan menjilat-jilat penisku. Karena tidak tahan
menghadapi kuluman dan hisapan mulutnya, aku terpaksa harus melepaskan sesuatu
yang seperti akan meledak dalam diriku.
Dan benar.. “Crot.. crot.. crot..
crot..” Dengan derasnya maniku tertumpah di dalam mulut dokter itu. Entah
sengaja atau tidak, Dokter Amy Yip tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya.
Wah..! Setelah semprotan maniku habis, dan penisku dibersihkan dengan tisu di
tepi ranjang, kembali ia memberikan evaluasi terapi yang kujalani. “Lumayan…”
katanya sambil melirik jam tangan.
“Sepuluh menit lebih dua detik…
Bapak pasti akan sembuh… Saya rasa pada terapi kita yang terakhir akan benar-
benar terbukti bahwa kondisi ketahanan penis Bapak untuk tidak terlalu cepat berejakulasi
saat berhubungan intim adalah normal- accustomed saja. Bagaimana, Pak… apa
Bapak mau melanjutkan terapi yang terakhir besok?”
Tentu saja aku mau
melanjutkannya. Wong disuruh berhubungan intim dengan chargeless saat terapi,
siapa yang nggak mau? Aku pun kemudian mengiyakan sarannya itu. Seperti yang
kuduga ternyata keesokan harinya Dokter Amy Yip tidak lagi mengenakan apa-apa
di balik baju prakteknya.
Aku pun segera membuka semua
pakaianku. Lalu dengan ganas kuserbu tubuhnya yang sudah berbaring menantang di
atas ranjang. Pertama kucium keningnya, lalu turun ke bibir, pipi, leher hingga
payudaranya yang amat kenyal itu. Di sana kujilat dan kupelintir putingnya yang
merah kecoklatan. Ia pun merem-melek.
Kepalanya bergerak ke kanan dan
ke kiri. Kemudian kepalaku bergerak menuju pangkal pahanya. Di sana kembali
kujilati bibir vagina dan klitorisnya. Kujulurkan lidahku ke dalam vaginanya
sambil tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.
Setelah beberapa menit, ternyata
penisku sudah berdiri tegang dan mengeras. Tanpa menunggu diperintah lagi,
kuarahkan penisku ke liang kewanitaannya. Dengan sekali sentak, masuklah
penisku dengan mudahnya.
Rupanya ia sudah tidak perawan.
Tanpa susah payah aku terus menggenjot dan memompa penisku agar bisa benar-benar
memuaskan dirinya. Saat itu aku lupa segalanya, terapi, isteriku yang sedang
menunggu dengan harap cemas di Surabaya, pekerjaan di kantor yang menumpuk,
dll..
Pokoknya kesempatan ini tidak
bisa dilewatkan. Sementara itu Dokter Amy Yip terus saja menggoyang-goyangkan
pantatnya dengan lembut. Ia mencoba untuk mengimbangi serangan gencarku.
Sekitar lima belas menit berlalu.
Dan tiba-tiba saja perasaanku seperti melayang. Aku merasakan kenikmatan luar
biasa. “Aku ingin keluar, Dok… sebaiknya di dalam atau…” tanyaku di
tengah-tengah kenikmatan yang kurasakan.
“Di dalam saja Pak… biar nikmat…”
jawabnya seenaknya. Rupanya ia pun akan mengalami orgasme. Dan benar, beberapa
saat kemudian ia orgasme. Kemaluanku seperti disemprot dalam liang vaginanya.
Sementara itu spermaku pun dengan derasnya mengalir ke dalam liang vaginanya.
Aku pun akhirnya jatuh tertidur
di atas tubuhnya. Ternyata dokter itu masih ingat bahwa apa yang kami lakukan
adalah terapi. Ia segera melirik arlojinya dan segera membangunkanku.
“Lima belas menit sepuluh detik…
selamat Pak Kuntoro… kondisi Anda kembali normal… bahkan sangat normal..”
ujarnya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan menyalamiku. Aku yang baru
saja keletihan melayani nafsu seksnya dengan cara berhubungan intim tentu saja
tertegun. Lima belas menit? Wah hebat. Aku sembuh, Lilian! Aku sembuh! Hampir
saja aku meloncat-loncat.
Setelah membereskan semuanya, aku
pun segera pulang ke Surabaya malam itu juga. Betapa bahagianya aku sekarang.
Pasti Lilian akan gembira menyambut kesembuhanku. Dan benar dugaanku.
Saat ini sudah tiga bulan
kejadian itu berlalu. Lilian pun mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Menstruasinya sudah terlambat seminggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar