ANGKA MAIN : 9 6 2 8
Top 2D : 09 16 28 32 46
Cadangan 2D : 52 68 76 89 92
TOP SHIO : Kuda Babi Kambing
COLOK BEBAS : 6 8 9
AS : 0 1 3
KOP : 4 5 7
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Genap
Aku ingin berbagi cerita dengan
sesama penggemar CeritaSeks17. Cerita ini terjadi beberapa waktu yang lalu.
Semuanya bermula ketika penerimaan mahasiswa baru di kampusku. O iya, aku
adalah salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi ternama di kotaku.
Saat itu, maklumlah namanya juga senior, maka semua mahasiswa baru baik itu
mahasiswa baru cowok maupun cewek tunduk atas semua perintahku.
Pada hari kedua orientasi
pengenalan kampus, aku berkenalan dengan seorang mahasiswa baru yang bernama
Reny dan berasal dari luar pulau. Anaknya imut-imut, manis dan lucu, membuatku
sangat tertarik kepadanya. Berbagai cara pun kucoba untuk melakukan pendekatan,
sehingga berhasil menjadikannya pacar.
Singkat cerita, setelah dua bulan
pacaran aku mengajak dia jalan-jalan ke rumahku yang kebetulan lagi kosong.
Setelah sampai di rumah, kami bercerita sebentar, mulai dari hal-hal yang
berbau kampus hingga menyentuh masalah seks. Ternyata ia melayaniku dengan
semangat, sampai pikiranku pun melayang ke hal-hal yang tidak-tidak. Aku berusaha
memancingnya terus dengan menambah bumbu-bumbu cerita, dan dia pun terangsang.
Perlahan-lahan kudekatkan tubuhku padanya dengan hati-hati, takut siapa tahu
dia menolak. Diluar dugaan, dia tidak menghindar, maka kucoba lebih jauh lagi
dengan cara menciumnya. Ternyata dia membalas kecupanku dengan penuh nafsu. Aku
menjadi lebih berani lagi.
Aku berusaha untuk membuka baju
dan celana panjang yang ia pakai. Ohh betapa indahnya bentuk tubuhnya ketika
kulihat hanya menggunakan penutup buah dada dan celana dalam putihnya. Aku pun
tidak tahan lagi, sambil mengulum bibirnya yang basah, aku pun membuka seluruh
pakaianku. Dia terkejut dan takjub ketika melihat batang kemaluanku yang besar
telah tegang.
Dia membuka penutup dada dan
celana dalamnya dan memegang batang kemaluanku sambil berkata, “Kak, besar
sekali punyamu, aku kok ingin mencobanya..!”
Sambil menahan nafsu, aku
membaringkan Reny ke lantai.
Awalnya kami hanya bergelut
dengan saling berpelukan saja, tetapi keinginan untuk melakukan yang lebih dari
itu pun tidak dapat kami bendung lagi. Hingga pikiran sehat dan rasa ingin
memeperlakukan Reny selayaknya wanita yang baik pun sirna saat itu. Kami saat
itu sudah dilingkupi oleh keinginan birahi yang sangat tinggi.
“Ren.., aku ingin mencium
milikmu, boleh kan..?” tanyaku merayunya.
“Oh.., Kak.. Lakukan saja, aku
sudah tidak tahan lagi..!” jawabnya sambil tangannya mencoba memegang batang
kemaluanku yang sudah berdiri tegak itu.
Kami saling melakukan oral seks
dengan posisi 69. Kegiatan kami yang satu itu berlangsung hingga 10 menit, dan
kami pun terhenti bersamaan karena rupanya sama-sama menginginkan hal yang
lebih lagi.
Setelah itu aku mulai memasukkan
batang kemaluanku ke dalam liang keperawanannya secara perlahan-lahan. Dia
meringis menahan sakit yang teramat sangat, tapi tidak berusaha untuk
menolakku. Aku pun bertambah semangat untuk mengocok liang keperawanannya
dengan cepat sambil menggoyangkan pinggulku.
Setelah 15 menit kami bermain
cinta, aku mengajaknya terbang ke alam nikmat.
Aku mendengarnya mendesis,
“Ssshh.. ahh.. Kak.., nikmat sekali.., teruuss.. Kaak.. sepertinya ada yang mau
keluaarr..”
Aku berpikir bahwa dia sudah
mencapai orgasme yang pertama, terus saja aku mengocoknya dan tiba-tiba,
“Kakk.. aku keluar..!” dan memuncratlah cairan kental berwarna putih
kemerah-merahan, tanda bahwa keperawanannya telah kutembus.
Sampai empat kali dia mengalami
orgasme. Dia kulihat mengalami lemas lunglai, sedangkan aku sendiri belum.
Lama-kelamaan daya tahanku mulai berkurang juga. Sambil menahan rintihan
kenikamatan, aku merasa spermaku sudah saatnya dikeluarkan. Aku pun
mengeluarkan batang kemaluanku dari dalam liang kewanitaannya sambil mengerang.
“Aaahh.. Reny.. kamu betul-betul
hebat sayang..!” dan cairan putih kental dari dalam batang kemaluanku tertumpah
di wajahnya.
Dia kemudian menjilati batang
kemaluanku yang besar itu sambil tersenyum puas.
Setelah bersih dari cairan sperma
dan cairan kewanitaannya, aku pun mengecup bibirnya dengan hangat. Kami kembali
melakukan percintaan sambil berpelukan di bawah lantai. Tidak terasa kami pun
tertidur pulas.
Setelah terbangun, aku melihat
Reny masih tertidur pulas di lantai. Aku duduk sebentar di sofa. Tiba-tiba aku
teringat pengalaman masa lalu saat aku berumur 15 tahun. Aku mempunyai seorang
tante yang bernama persis dengan nama pacarku ini. Ya, nama tanteku juga Reny.
Waktu itu aku dan tante tinggal serumah, karena ayah dan ibuku lagi keluar kota
untuk mengurus pernikahanpamanku.
Karena takut tidur sendiri, maka
tanteku minta tolong agar aku menemaninya di kamarnya, kebetulan di kamar
tanteku ada dua buah tempat tidur yang letaknya bersampingan. Malam itu entah
karena kelelahan, aku dan tanteku lupa memasang anti nyamuk elektrik, dan bisa
ditebak seluruh badanku diserbu nyamuk yang memang tidak tahu diri.
Tengah malam aku terbangun karena
tidak tahan akan serangan nyamuk yang tidak tahu diri itu. Aku berbalik ke arah
tanteku dan melihat dia tertidur pulas sekali. Karena kamar itu hanya diterangi
lampu pijar 10 watt, maka samar-samar aku dapat melihat tubuh molek tanteku
yang terbaring merangsang. O ya, walaupun sudah berumur 26 tahun, tanteku
mempunyai wajah yang masih sangat muda dan cantik. Entah karena nafsu, aku
memberanikan diri menghampiri tanteku. Kulihat daster yang dipakainya tersibak
di bagian selangkangannya.
Aku mencoba mengintip dan melihat
gundukan kecil dari balik celana dalamnya. Ah, betapa aku ingin melihat yang
ada di balik celana dalam itu.
Tiba-tiba tanteku terbangun,
“Hei.., apa yang kamu lakukan..?”
Karena terkejut, aku pun menjawab
asal-asalan, “Tadi aku melihat tikus tante..”
Tante Reny menjerit sambil
memelukku, “Ahh.., dimana tikusnya..?”
Sambil terbata-bata karena gugup,
aku menjawab bahwa tikusnya sudah lari. Aku pun kembali ke tempat tidur dan
akhirnya tertidur pulas hingga pagi hari.
Keesokan harinya, saat sarapan
aku lihat tanteku tersenyum-senyum sendiri, tapi aku takut untukmenanyakannya.
Aku merasa, kalau tanteku itu sepertinya mengetahui kelakuanku tadi malam, tapi
karena memang aku masih merasa tidak enak dengan tanteku, maka aku pun diam
saja.
Malam harinya aku sengaja tidak
tidur agar bisa mengambil kesempatan seperti malam sebelumnya. Dan saat itu pun
tiba. Tepat tengah malam, saat kulihat tanteku tertidur pulas, aku mengendap ke
tempat tidurnya dan mencoba mengintip. Astaga, yang kulihat bukan lagi celana
dalam putih yang biasa dipakainya, melainkan gundukan kecil yang ditumbuhi
bulu-bulu halus. Sambil membayangkan yang tidak-tidak, aku tidak menyadari
bahwa celanaku sudah merosot turun. Ya, tanteku ternyata tidak tidur.
“Masih belum tidur, De..?”
tanyanya.
Aku pun sadar karena tenyata
tante Reny memegang batang kemaluanku dan berkata, “Wah.., sudah besar yaa..?”
“Ihh.., geli tante..!” jawabku
mencoba menghindari pegangan tangannya di kemaluanku.
Tidak hanya itu saja, karena kemudian
tanteku bagun dari tempat tidurnya dan langsung mengulum kemaluanku yang sudah
jelas berdiri dengan tegaknya. Dia mengulum, hingga aku meringis menahan rasa
nikmat dan sedikit kesakitan, karena memang tanteku terlalu bernafsu mengulum
kemaluaku, hingga sempat giginya menyentuh batang rudalku. Tante Reny kemudian
membuka seluruh pakaiannya dan menyuruhku untuk naik ke atas. Dia membimbingku
untuk menindihnya.
“De.., ayo naik..! Tante tahu kok
kamu juga ingin kan..?” katanya manis mencoba membujukku.
Aku pun naik dan tanteku
membimbing batang kemaluanku yang saat itu masih belum terlalu besar masuk ke
dalam liang kewanitaannya sambil mengerang.
“Ayo.. De.., kamu pasti bisa.
Jangan diam begitu dong..! Gerakkan maju mundur. Ayoo, yahh.. begitu.., ahh enak
De..!” katanya kesetanan.
Benar-benar aku mencoba
mengerahkan segala kekuatan dan keahlian yang kudapat dari beberapa kali
menonton film porno untuk menerapkannya pada perbuatan kami itu.
“Terus De.., terus.., tante
merasa enak..!” katanya memuji goyangan tubuhku dan rudalku yang mencoba
memuaskan gairah kenikmatan tanteku.
Aku pun merasa keenakan dan
akhirnya, “Crutt.. crutt.. crutt..!” air maniku pun keluar.
“Wah.., belum apa-apa sudah
keluar. Tapi tidak apa-apa.., wajar kok bagi pemula..”
“O ya.. tante.., normalnya berapa
lama baru air mani keluar..?” tanyaku tanpa malu-malu lagi.
“Satu jam..” katanya sambil
tersenyum simpul.
Kami terus saja melakukan hal itu
dalam berbagai macam gaya. Aku tentu saja menikmatinya, karena itu merupakan
pengalaman seks pertamaku.
Setelah malam itu, kami beberapa
kali melakukan hubungan seks sampai daya tahanku betul-betul teruji. Kami
melakukan diantaranya di kamar mandi, sofa dan tentu saja kamar tanteku. Memang
saat-saat bersama tanteku dulu, merupakan kenangan yang indah untuk kehidupan
seksku.
Aku terus saja melamun sampai
kudengar suara Reny menegurku, ” Kak.., antarkan aku pulang..!” katanya sambil
merangkul diriku.
“Eh, Reny.., kamu sudah
bangun..?” tanyaku terbata-bata karena kaget.
“Kak.., lain kali kita bikin lagi
yaa..?” pintanya manja.
“Iyalah.., nanti. Enakkan..?”
tanyaku lagi.
“Iya.. Kakak hebat mainnya, Reny
sampai ketagihan..!” katanya sambil merangkul tubuhku dengan erat dan kemudian
mencium pipi kananku.
“Iya dong.., siapa dulu..!”
balasku juga sambil mencim keningnya.
Hanya sebentar setelah percumbuan
kami yang indah itu, kami berpakaian kembali dan membersihkan ruangan itu yang
sempat agak berantakan. Kemudian aku pun mengantar Reny pulang dan tersenyum puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar