>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 1 8 6 2
Top 2D : 01 18 26 32 46
Cadangan 2D : 56 62 78 81 98
TOP SHIO : Tikus Babi Anjing
COLOK BEBAS : 1 2 6
AS : 0 3 4
KOP : 5 7 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Genap
Peristiwa itu bermula ketika aku
berkeinginan untuk mencari tempat kos-kosan di Surabaya. Pada saat itu,
pencarian tempat kost-kostan ternyata membuahkan hasil. Setelah aku menetap di
tempat kost-kostan yang baru, aku berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja
namanya Anggun.
Usia Anggun saat itu baru
menginjak 30 tahun dengan status janda beranak satu. Perkenalanku semakin
berlanjut. Pada saat itu, aku baru saja habis mandi sore. Aku melihat Anggun
sedang duduk-duduk di kamarnya sambil nonton TV. Kebetulan, kamarku dan
kamarnya bersebelahan. Sehingga memudahkanku untuk mengetahui apa yang
diperbuatnya di kamarnya.
Dengan hanya mengenakan handuk,
aku mencoba menggoda Anggun. Dengan terkejut ia lalu meladeni olok-olokanku.
Aku semakin berani mengolok-oloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku pura-pura
berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku. Eh.. ternyata dia tidak
menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku.
“Awas kau.. entar kuperkosa baru
tahu..” gertaknya.
“Coba kalau berani..” tantangku
penuh harap.
Aku menatap matanya, kulihat, ada
kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan lelaki. Kemudian, tanpa
dikomando ia menutup kamarku. Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak
membuang-buang kesempatan itu. Aku meraih tangannya, Anggun tidak menolak.
Kemudian kami sama-sama
berpagutan bibir. Ternyata, janda montok ini sangat agresif. Belum lagi aku
mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan. Ia
terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri. Tanpa basa-basi,
ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya.
“Oh.. ennaakk.. terussh..”
desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh. Tiba-tiba ia
berjongkok, serta melumat kepala kontolku.
“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..”
Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.
Dengan semangat, ia terus
mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan.
Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. aduhh..” teriakku
kenikmatan.
Akhirnya hampir 10 menit aku
merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku.
“Oh.. tahann.. sshh. Uh.. aku mau
kkeluaar.. Oh..”
Dengan seketika muncratlah air
maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku,
Anggun berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Aku merasakan
nikmat yang luar biasa. Anggun tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman
kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum
dan menghisap lidahnya.
Perlahan-lahan kejantananku
bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Anggun melepaskan seluruh pakaiannya
termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna
putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat.
Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.
“Ohh.. Teruss Ted.. Teruss..”
desahnya.
Sementara tangan kiriku
menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di
celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin
melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah
pusar.
Aku membaringkan tubuhnya ke kasur.
Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda
dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi
memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.
“Oh.. teruss.. Ted.. Aduhh..
Nikmat..”
Aku terus mempermainkan
klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir,
bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus
berputar-putar di kelentitnya seperti ular cobra.
“Ted.. oh.. teruss sayangg.. Oh..
Hhh.”
Desis kenikmatan yang keluar dari
mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa
menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.
“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat..
Teruss.. Teruss..” teriakannya semakin merintih.
Tiba-tiba ia menekankan kepalaku
ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir
yang keluar dari memeknya semakin banyak.
“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh..
Oh.. Croot.. Croot.”
Ternyata Anggun mengalami orgasme
yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan
hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya. Aku menelan semua cairan yang
kelyuar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Anggun masih menikmati
orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang
basah. Bless..
“Oh.. enakk..”
Tanpa mengalami hambatan,
kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Anggun.
“Oh.. Angguna.. sayang.. enakk.”
Batang kontolku sepeti
dipilin-pilin. Anggun yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan
pinggulnya.
“Oh.. Ted.. Terus.. Sayang..
Mmhhss..”
Kontolku kuhujamkan lagi lebih
dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Anggun.. Lalu ia meminta agar aku berada di
bawah.
“Kamu di bawah ya, sayang..”
bisiknya penuh nikmat.
Aku hanya pasra. Tanpa melepaskan
hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi. Dengan semangat
menggelora, kontolku terus digoyangnya. Anggun dengan hentakan pinggulnya yang
maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.
“Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg.
Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..” erangan kenikmatan terus memancar dari
mulutnya.
“Oh.. Anggun.. terus goyang
sayang..” teriakku memancing nafsunya.
Benar saja. Kira-kira 15 menit
kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang,
tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan
pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.
“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr,
sayang.. Oh..”
Ternyata Anggun telah mencapai
orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena
sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan
sperma. Kemudian aku membalikkan tubuh Anggun, sehingga posisinya di bawah. Aku
menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti
irama goyang dangdut.
“Oh.. Anggun.. Nikmatnya.. Aku
keluuarr..”
Crott.. Crott.. Tttcrott.
Aku tidak kuat lagi
mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Anggun.
“Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.”
Telah lama aku menantikan hal
ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan
kenikmatan karena, Anggun memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas
kontolku. Kemudian, tanpa kukomando, Anggun berusaha mencabut kontolku yang
tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya.
Dengan posisi 69, kemudian ia
meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai
layu. Aku memandangi lobang memeknya. Anggun terus mengulum dan memainkan
lidahnya di leher dan kepala kontolku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok
batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa
nikmat dan geli.
“Ohh.. Anggun.. Geli..” desahku
lirih.
Namun Anggun tidak peduli. Ia
terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam,
cairan rangsangan yang keluar dari vagina anggun membuatku bergairah kembali.
Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di
sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan
bibirku dikelentit itu.
“Oh.. Ted.. nikmat.. ya.. Oh..”
desisnya.
Anggun menghentikan sejenak
aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.
“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya
sembari kepalanya berdiri tegak.
Kini mememeknya memenuhi mulutku.
Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.
“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh..
Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya.
“Ted.. Akukk ohh.. Keluuaarra..
Ssshhss..”
Ia menghentikan gerakannya, tapi
aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar
masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi
sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Anggun
merupakan janda montok yang sangat pintar membahagiakan laki-laki.
Anggun terus menghisap dan
menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada
tara.
“Oh.. Anggun.. Teruss.. Teruss..”
rintihku menahan sejuta kenikmatan. Anggun terus mempercepat gerakan kepalanya.
“Au.. Anggun.. Aku.. Keluuarr..
Oh..”
Croott.. Croott.. Croot..
Maniku tumpah ke dalam mulutnya.
Sementara anggun seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.
“Terimakasih sayang..” ucapku..
Aku merasa puas.. Ia mengecup
bibirku.
“Ted.. mungkinkah selamanya kita
bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan
ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang
menerima kepuasan ini.” Aku hanya terdiam.
Sejak saat itu, aku sering
meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga
tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, kami
tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup
aroma segar kemaluannya, Sedangkan Anggun mengulum penisku.
Di kala pagi, penisku selalu
ereksi, diemut-emutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya
tetap tidur sambil menikmati oral si janda montok ini, terkadang aku jilat
kemaluannya karena gemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar