>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 0 1 9 4
TOP 2D : 01 10 29 34 41
CADANGAN 2D : 51 60 79 84 91
TOP SHIO : Tikus Kelinci Monyet
COLOK BEBAS : 0 1 4
AS : 2 4 5
KOP : 6 8 9
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Sebuah perampokan di bank membawa
pengalaman baru bagi istri seorang pengusaha, Suaminya menganggap itu kejadian
musibah biasa tapi sang istri menyimpan itu sebagai suatu rahasia. Diikat
menjadi satu dengan Satpam bank akhirnya membawa sensasi luar biasa.
Perampokan bersenjata di bank
siang itu membawa pengalaman traumatik bagi Aris Hendrawan (35), seorang
pengusaha mutiara. Siang itu ia bersama istrinya Kristin (30) berada dalam bank
tersebut untuk sebuah transaksi keuangan perusahaan mereka.
Suasana bank cukup ramai, bersama
para nasabah lainnya Aris dan Kristin mengantri menunggu layanan kasir. Tiga
kasir bank sibuk melayani nasabah, satu persatu.
Lima orang lelaki perbusana serba
hitam ditutup jaket kulit hitam tiba-tiba masuk ke ruang tunggu dan langsung
mengeluarkan senjata api jenis pistol dan sebuah laras panjang.
Jangan
ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala
kalian akan pecah, teriak seorang lelaki yang
memimpin.
Ini perampokan, pikir Aris.
Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Aris
mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua.
Kawanan rampok itu kemudian
menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk
mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke
lantai dua.
Aris dan enam nasabah dilantai
dua tak berkutik ditodong senjata, mulit mereka ditempel lakban, sementara para
nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.
Kawanan rampok mengikat para
nasabah. Ada yang tiga menjadi satu, ada yang dua menjadi satu, dan semua mulut
mereka ditempel lakban.
Dari balkon dalam lantai dua,
bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak
melihat Kristin istrinya.
Seorang perampok menjaga di
pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya
tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.
Dua kawanan rampok naik ke lantai
dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong
pistol.
Aris mencoba bergeser ke ujung
balkon, ia mencari Kritin.Aris lega, ternyata Kristin berada di sebuah lorong
sempit menuju toilet. Aris meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki
tegap, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos
dalam.
Tubuh Kristin dan satpam itu
terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada.
Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong
menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban.
Dalam suasana tegang itu, Aris
melihat satpam dan Kristin terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara
bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.
Perampokan berjalan hampir satu
jam, sampai akhirnya kawanan rampok berhasil kabur membawa jarahannya. Aris
bersyukur, Kristin dan satpam bank akhirnya terlepas dari ikatan. Si satpam
kemudian membantu nasabah lainnya sementara Kristin membuak ikatan Aris.
Untung
kita nggak diapa-apakan ya ma.., kata Aris
merangkul istrinya. Mereka kemudian pulang.
Bagi Kristin, perampokan di bank
itu menimbulkan trauma sesaat tetapi berakhir dengan sensasi seks yang selama
ini tak pernah ia bayangkan.
Terikat di lorong sempit dengan
tubuh berdempetan berhadapan dengan lelaki lain membuat Kristin risih bukan
kepalang, apalagi si lelaki hanya mengenakan kaos dalam dan celana kolor. Tapi
perasaan itu terkubur lantaran takut yang dirasakannya melihat kawanan rampok
bersenjata itu.
Sekitar tiga menit berbaring
berhadapan seperti itu, Kristin melihat lelaki di depannya berhasil membuka
lakban di mulutnya setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.
Tenang
bu.. saya Partodi satpam di bank ini. Maaf pakaian saya tadi dilucuti rampok.
Sepertinya sekarang mereka sedang membongkar brangkas dan tak mungkin kembali
ke mari, ayo kita berusaha lepaskan ikatan ini bersama ya.., kata satpam Partodi. Kristin mengangguk saja dan berharap
upaya mereka berhasil.
Partodi kemudian melepaskan
lakban di mulut Kristin dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya.
Kristin sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi
kemudian berusaha tenang.
Terus
bagaimana caranya, tanya Kristin menanyakan cara
mereka melepaskan ikatan lakban di tubuh. Sepertinya sulit karena masing-masing
tangan mereka terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya
melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan.
Partodi lalu menjelaskan pada
Kristin bahwa sifat karet pada lakban dapat digunakan sebagai kesempatan mereka
lolos dari ikatan. Caranya dengan terus bergerak agar lakban menjadi molor dan
longar elastis.
Kita
masih punya kaki yang bebas bu. Saya akan membalik badan dan ibu harus berusaha
berposisi di atas saya. Setelah itu kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke
arah atas tubuh saya
mungkin akan berhasil, kata Partodi. Ia segera mengubah posisi mereka dari yang
sebelumnya berbaring miring berhadapan, menjadi saling tindih, Kristin berada
di atas. Ini dilakukan Partodi agar Kristis tidak merasa berat jika Partodi
yang berada di atas, sebab bobot Partodi yang tinggi besar tentu akan menyesah
Kristin bila tertindih.
Posisi Kristin sudah di atas
tubuh Partodi. Ia menuruti perintah Partodi dan mulai menggerakan badannya ke
arah atas tubuh Partodi dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang
dikenakannya menghalangi usaha Kristin menjejakkan kaki secara maksimal
mekantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki
Partodi di bawah kakinya.
Kristin terus berupaya dan
akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka,
rok Kristin naik sampai bongkahan pantatnya terlihat. Tapi tak apa, pikir
Kristin, demi usahanya menjejak kaki ke lantai. Lagi pula Partodi tak mungkin
melihat pantatnya karena ia berada di bawah Kristin.
Terus
goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya,
Partodi berbisik pada Kristin. Entah mengapa kata-kata goyang yang dibisikan Partodi membuat Kristin risih. Ia baru sadar
gerakannya berusaha melepas ikatan terkesan menjadi gerakan yang erotis.
Ia juga baru sadar kalau sejak
tadi payudara 36Dnya terus menggerus dada Partodi, dan gerakan demi gerakan
yang menimbulkan gesekan di tubuh keduanya mulai mempengaruhi libido Kristin.
Astaga..,
bang Partodi. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong bang, abang nggak boleh
terangsang.. ini dalam perampokan.., Kristin
berbisik balik ke Partodi saat merasakan sesuatu benda mengeras hangat terasa
di bawah pusar Kristin. Penis Partodi rupanya ereksi setelah beberapa lama
merasakan gesekan tubuh Kristin.
Oh..
ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi
gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini
alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas
ikatan ini bu.. sebelum perampok itu kembali ke mari,
Partodi agak gugup dan malu menyadari Kristin mengetahui penisnya mulai bangun.
Ya
sudah.. nggak apa-apa, asal bang Partodi jangan macam-macam ya.., kata Kristin. Ia sadar tak bisa menyalahkan Partodi. Dan lagi
benar apa Partodi bahwa itu sangat alami dan Kristin juga merasakan hal yang
sama, ada kenikmatan menjalari tubuhnya setiap kali gerakan bergesek ia
lakukan.
Pikirnya, perampokan bank yang
menyebabkan mereka berdua berada dalam posisi terikat seperti itu, dan mereka
harus bersama kompak melepaskan ikatan tersebut.
Kristin kembali memusatkan
pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya
menggesek tubuh Partodi dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas,
agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah
bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis.
Bagian perut Kristin sudah bisa
menjangkau perut Partodi bagian atas, Kristin berusaha terus menjejak lantai
agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.
Ehmm
bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar
lakbannya.., suara Partodi semakin parau.
Tubuh Kristin yang terdorong ke atas membuat penis Partodi kehilangan sentuhan,
sebab selangkangan Kristin kini sudah diatas melewati ujung penisnya.
Kristin setuju dengan Partodi,
mungkin gerakan harus kembali ke bawah lalu kembali lagi ke atas sehingga
ikatan lakban makin molor elastis.
Tapi gerakan ke bawah yang
dilakukan Kristin justru membuat keadaan mereka berdua berubah. Pikiran
masing-masing milau terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya
melepas lakban.
Enghhh.., Kristin melenguh kecil. Ia merasakan ujung penis Partodi
menyentuh CD yang dipakainya. Panis Partodi yang sudah sangat tegang terdoring
keluar dari balik celana kolornya, lantaran gesekan membuat kolornya melorot.
Kini, setiap gerakan Krsitin membuat koneksi ujung penis Partodi kian terasa
mendorong-dorong CD Kristin. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering
di bibir vagina Kristin yang terhalang CD.
Kristin terus berupaya memecah
pikirannya agar tetap konssntrasi beregerak demi melepas ikatan lakban, tapi
semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuah gairah seksualnya
terdongkrak naik. Lama-lama ia merasakan Cdnya membasah oleh cairan vaginannya
sendiri. Apalagi, dari bawah Partodi juga terus bergerak berusaha melepaskan
ikatan lakban ditanganya yang tertindih ke belakang. Hal ini membuat erotisme
tersendiri dirasakan Kristin.
Enghh.. ahhss.., Kristin mendesah dan menghentikan gerakannya. Ia menyadari
kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis
Partodi mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Kristin merasakan
kepala penis Partodi sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah
dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.
Hmm..
bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih.., Partodi terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya.
Tapi ia juga merasakan penisnya sudah menyentuh kulit vagina Kristin secara
langsung, karena sisi CD kristin yang membasah tergeser ke samping.
Kristin berusaha mengembalikan
konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan
vaginanya menjauh dari penis Partodi. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban
justru mengancing posisi itu, Kristin tak mungkin naik, hanya bisa turun ke
bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali.
Kristin mulai putus asa. Ia harus
bisa lebih cepat melepaskan ikatan lakban itu sebelum penis Partodi mengakses
lebih jauh vaginanya. Pikiran sadarnya masih berjalan dan menyadari sesaat lagi
ia akan disetubuhi Partodi, dalam keadaan terpaksa begitu.
Konsentrasi Kristin gagal.
Gerakan Partodi dari bawah membuat kepala penisnya mulai masuk membelah bibir
vagina Kristin.
Ough.., Partodi tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala
penisnya menguak bibir vagina Kristin. Ia terus bergerak berusaha melepas
ikatan ditangannya yang tertindih tubuh, tapi setiap gerakannya membuat kepala
penisnya mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Kristin.
Hal itu memberi sensasi
kenikmatan pada Kristin, ia masih berusaha diam diatas tubuh Partodi sampai ada
kesempatan menjejak kaki agar vaginanya menjauh dari penis Partodi. Kristin
akhirnya berspekulasi. Sekali gerakan ke bawah, lalu sekuat tenaga menjejak
kaki ke lantai tentu akan membantunya menjauhkan vaginanya dari penis Partodi.
Enghhsshh..
ahh.., bang jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi bang, saya wanita
bersuami dan abang pasti sudah beristri kan?.
kata Kristin, wajahnya bersemu merah. Tubuh dan wajah Kristin serta kulitnya
yang putih mirip dengan artis Mona Ratuliu.
Iya
bu.. saya juga pikir begitu. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah
selama ikatan ini.., jawab Partodi, ia juga menjadi
serba salah dengan posisi itu.
Oke
bang.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan
terjadi.. anu abang bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya
akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi
untuk melepas lakban sialan ini.., kata
Kristin dengan nafas berat.
Iya..
iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan dilaporkan ke atasan saya apalagi
polisi bu. Kalau kontol saya masuk ke pepek ibu.. nanti saya dibilang
memperkosa, Partodi polos ketakutan.
Hnnggaak
bang.. ini kan karena perampokan sialan itu, jadi bukan salah saya atau abang..
kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang abang diam ya..
saya akan berusaha. Ehmm
enghhmmmpp
ahssstt banngghh
ahhhkksss, Kristin mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah. Gerakan itu
membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis Partodi menelan
setengah penis itu.
Partodi agak hitam kulitnya, tapi
wajahnya manis seperti artis Anjasmara, dan badannya kekar. Penis Partodi
dirasakan Kristin lebih besar dan padat dari penis Aris suaminya. Kristin
merasakan sensasi nikmat saat kepala penis Partodi terbenam di vaginanya.
Ayo
bu.. dorong lagi ke atas biar lepas, Partodi
khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Kristin.
Iya
bang.. hmmmpphh aahhss
banghhsss.. emmpphh.. ahssss, Kristin berusaha menjejak kaki ke lantai agar tuuhnya
terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah,
ikatan lakban mengancing bagian pinggang mereka membuat Kristin tak mungkin menaikkan
tubuhnya.
Akhhss..
bangghh.. gimana inihh.. ahsss.., Kristin
kembali diam tak bergerak, separuh penis Partodi yang dirasanya mebuat nafasnya
semakin berat.
Oke..
sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk kontol saya. Saya akan berusaha
melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh,
Partodi mengangkat pinggulnya dan pantatnya menjauh dari lantai agar tangannya
bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban.
Peluh sudah membasahi tubuh keduanya.
Partodi melakukan itu beberapa
kali. Pinggul dan pantatnya yang terangkat menjauh dari lantai membuat akses
penisnya masuk lebih dalam ke vagina Kristin. Kristin sudah pecah konsentrasi,
kini pikirannya hanya merasakan kenikmatan separuh penis Partodi yang keluar
masuk perlahan ke vaginanya mengikuti gerakan pinggul Partodi.
Akhhss
bangghhss ouhh.. akhhh.. ahkkk
enghhhmm, Kristin semakin mendesah, kini pinggul Kristin melayani
gerakan Partodi, ia malah berusaha agar penis Partodi terasa lebih dalam di
vaginanya.
Tangan Partodi sudah terlepas
dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido yang sudah tinggi membuat Partodi
bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuak
kancing-kancing baju Kristin dan meremasi payudara Kristin.
Emmphhh
banghhsss emmphhhhsss,
Kristin semakin hilang kendali diperlakukan seperti itu, kini bibirnya
menyambut bibir Partodi, mereka berkecupan sangat dalam dan cukup lama.
Partodi meloloskan susu Kristin
dari Bra-nya dan mulai menghisapi payudara Kristin, lalu kedua tangannya mengarah
ke bawah dan mengamit sisi CD Kristin agar penisnya mengakses jauh vagina
Kristin. Saat itu penisnya sudah bisa masuk utuh ke vagina Kristin, tangannya
menekan dan meremasi pantan Kristin membuat Kristin semakin mendesis.
Ouhgg..
ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau
bagaimana? ouhgg, Partodi bertanya sambil menahan
kenikmatan digenjot Kristin. Ya pinggul Kristin sudah cukup lama menggenjot
Partodi membuat penis Partodi bebas keluar masuk ke vagina Kristin.
Akhh
banghh
sshh.. terserah abanghhh sekaranghhh..
ouhss.., Kristin sudah sangat melayang merasakan
kenikmatan penis Partodi, apalagi rangsangan Partodi secara liar di payudaranya
membuatnya semakin hilang kendali.
Baik
buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss.., Partodi kemudian melepaskan ikatan tangan Kristin tapi
membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.
Iyaahh
banghh.. terusinnn duluhh
akhhsss.. ouhh
, tangan Kristin yang sudah bebas
langsung merangkul leher Partodi dan keduanya kembali saling berpagutan,
sementara gerakan pinggul Kristin semakin liar.
Masih disatukan dengan ikatan di
pinggang, Partodi membalik tubuh Kristin sehingga kini Kristin ditindihnya. Ia
lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Kristin secara utuh.
Cairan vagina Kristin menimbulkan bunyi kecilpakan setiap kali berbenturan
dengan pangkal penis Partodi.
Kristin merasakan gerakan Partodi
makin keras dan makin cepat mengakses vaginanya, kenimatan mulai memuncak di
klitorisnya seolah mengumpul panas hingga bongkahan pantatnya. Ia mengimbangi
gerakan Partodi dengan menggoyang pinggulnya.
Oughh..
banghhhss
akhhsss.. sayaahhh banhgg
akhhhsss say..ah.. sampaaiiihhh bangghhsss
ouhhhggg
, Kristin merasakan klimaksnya memuncak, pertahanannya bobol
dihantam penis Partodi yang terus menerus menghujam. Tubuhnya menegang
merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan
puncak.
Aghh
ahhh
yehh
buhhh
akhhsss uhhh
mmmpphhh.., Partodi membenamkan seluruh penisnya ke vagina Kristin dan
melepas spermanya menyembur dinding rahim Kristin sambil bibirnya langsung
melumat bibir Kristin. Tubuh keduanya seakan menegang bersamaan mencapi klimaks
seksual.
Beberapa saat setelah itu,
Partodi lalu melapas iakatan lakban yang menyatukan pingang mereka. Mereka
berdua lalu merapihkan busana masing-masing. Perampokan baru saja usai, dan
kawanan perampok sudah meninggalkan bank dengan barang jarahannya.
Emm..
bu.. maafkan atas yang bausn terjadi bu. Saya hilaf
engg..,
Sudah..
sudah bang. Lupakan saja ya.. saya juga hilaf..,
Kristin memotong pembicaraan Partodi. Keduanya lalu berkenalan lebih jauh dan
berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara mereka berdua.
Keduanya lalu berpisah, Partodi
menolong membebaskan nasabah bank di ruang tunggu, sementara Kristin mencari
Aris suaminya yang terikat di lantai dua. Kristin menjaga rahasia bahwa apa
yang dilihat Aris dari lantai dua tak seperti yang sesungguhnya terjadi dan
dinikmati olehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar