>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 8 2 6 4
TOP 2D : 08 12 26 34 48
CADANGAN 2D : 58 62 76 84 98
TOP SHIO : Naga Ular Babi
COLOK BEBAS : 0 2 3
AS : 3 4 5
KOP : 7 8 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Besar / Genap
Sebagai seorang kepala rumah
tangga yang memiliki seorang anak laki-laki yang telah memasuki ke ajang
pendidikan tentunya sangat membahagiakan. Ini terjadi denganku dikala anakku
yang bernama Jerry telah memasuki SD kelas 1. Setelah istriku meninggal karena
terkena penyakit kanker payudara, akulah satu-satunya yang harus mengurusi
anakku, Jerry. Secara jujur, kehidupanku sangat menyedihkan dibandingkan
sebelum istriku meninggal. Sekarang semuanya kulakukan sendiri seperti
mengajari anakku mengerjakan PR-nya, memasak yang tentunya bercampur dengan
kesibukanku di kantor sebagai salah satu orang terpenting di perusahaan Jepang
yang berdomisili di Jakarta.
Kadang-kadang aku menjadi bingung
sendiri karena bagaimanapun masakanku tidak sesempurna istriku dan untunglah
Jerry, anakku satu-satunya tidak pernah mengkritik hasil masakanku walaupun aku
tahu bahwa semua hasil masakanku tidak enak karena kadang-kadang terlalu asin
dan kadang-kadang gosong. Suatu hari Jerry memberitahuku bahwa aku mesti datang
ke sekolahnya karena gurunya ingin bertemu denganku.
Pada hari yang sudah ditentukan,
aku pergi ke sekolah anakku untuk bertemu Ibu Diana dan sewaktu aku bertemu
dengannya, aku menjadi cukup gugup dan untunglah perasaan itu dapat kukuasai
karena bagaimanapun aku pergi dengan anakku dan aku tidak ingin anakku membaca
kegugupanku itu. Akhirnya aku dipersilakan duduk oleh ibu guru yang ternyata
belum menikah itu karena aku tidak melihat cincin kawin di jarinya dan juga dia
mengaku sendiri bahwa dia masih single ketika kupanggil dia dengan sebutan Ibu
Diana.
Didalam percakapan itu, dia
menceritakan mengenai pelajaran Jerry yang agak tertinggal dengan murid-murid
lainnya. Ternyata baru ketahuan dari pengakuan Jerry, bahwa walaupun dia rajin
mengerjakan PR tetapi dia tidak pernah mengulang pelajarannya karena waktunya
dihabiskan untuk bermain Play Station yang kubelikan untuknya sehari setelah
kepergian istriku supaya dia tidak menangis lagi.
Akhirnya diperoleh kesepakatan
bahwa Ibu Diana akan memberikan anakku les privat dan setelah kami sama-sama
sepakat mengenai harga perjamnya, kami bersalaman dan meninggalkan sekolah itu.
Selama perjalanan ke rumah, aku selalu teringat dengan wajah imut guru muda
anakku itu.
Sore harinya setelah aku tidur
sore, aku teringat bahwa 1 jam mendatang guru anakku akan datang dan berarti
aku juga harus bersiap-siap untuk menyambutnya. Setelah guru Jerry datang dan
aku mengajaknya ngobrol untuk beberapa saat, dia kemudian minta izin untuk
memulai les privat untuk anakku. Aku hanya mengangguk dan meninggalkan mereka
berdua. Aku mulai membaca koran Kompas hari itu dan aku sekali-kali mencuri
pandang pada guru anakku yang sedang mengajari Jerry. Kulihat bahwa Ibu Diana
ini cukup pengertian dalam mengajari anakku yang kadang-kadang masih cukup
bingung akan materi yang dipelajarinya.
Dua jam berlalu sudah dan
kusadari bahwa jam privat les sudah usai dan ketika dia hendak pulang ke
rumahnya, aku menawarkan kepadanya untuk mengantarkannya berhubung hari sudah
malam dan aku tahu persis bahwa tidak ada lagi kendaraan umum pada jam-jam
begitu di sekitar rumahku. Akhirnya aku mengeluarkan mobil BMW kesayanganku dan
setelah aku bersiap-siap, aku menyuruh Jerry untuk mengulang pelajaran yang
tadi sementara aku akan mengantarkan gurunya pulang. Jerry menuruti ucapan
ayahnya dan tanpa basa basi, dia mulai membuka kembali bukunya dan mengulang
materi yang baru saja dipelajarinya.
Aku kemudian mulai menyuruh Ibu
Diana untuk masuk dan kemudian aku memulai mengendarai mobil itu setelah aku
menutup pintu gerbang tentunya karena aku tidak mempunyai pembantu rumah tangga
saat itu. Di tengah perjalanan, kami bercakap-cakap mengenai segala hal dan
mengenai perubahan yang dialami Jerry setelah ibunya meninggal dunia. Nampaknya
Ibu Diana serius sekali mendengarkan curahan hatiku yang kesepian setelah
ditinggal oleh istriku.
Tiba-tiba ketika kami sedang
asyik bercakap-cakap, aku melihat sekilas seorang anak kecil yang sedang lari
menyeberang sehingga dengan secepat kilat, aku langsung mengerem secara
mendadak dan disaat aku mengerem mendadak itu, karena Ibu Diana lupa tidak
memakai “Seatbelt”, dia langsung jatuh kedalam pelukanku. Dia nampaknya malu
sekali setelah kejadian itu tetapi setelah aku bilang tidak apa-apa, dia
kembali seperti sediakala dan sekarang kami nampaknya semakin akrab dan aku
menjadi sangat kaget dikala dia minta tolong untuk pergi ke motel terdekat
karena dia ingin buang air dengan alasan bahwa rumahnya masih sangat jauh.
Aku melihat ekspresi wajahnya
seperti orang yang menahan sesuatu sehingga akhirnya aku menyetujui untuk pergi
ke motel terdekat untuk menyelesaikan ‘bisnis’nya.
Akhirnya kami berada di dalam
sebuah motel murah yang tidak jauh dari tempat aku mengerem mendadak tadi.
Setelah berada di dalam kamar, aku langsung duduk di tepi ranjang sementara Ibu
Diana dengan kecepatan yang luar biasa langsung pergi ke arah toilet yang
berada di dalam kamar motel itu. Beberapa menit kemudian, aku dikagetkan oleh
Ibu Diana yang keluar dari dalam toilet dengan mendadak.
“Bu.. ada apa?” aku mendadak
gugup bercampur kepingin melihat tubuh Ibu Diana yang sangat indah itu.
Tapi tiba-tiba Diana menarikku
dan langsung mencium bibirku. Sepertinya aku mau meledak! Ibu Diana yang
tingginya 172 cm, rambut panjang dan tubuhnya sempurna sekali, padat, keras,
sedikit berotot perut, pokoknya seksi sekali. Diana menuntun tanganku ke
dadanya. Disuruhnya aku meremas-remas dadanya. Belakangan kuketahui ukuranya
34C. Kemudian dia sendiri melepas bajunya dengan senyumnya yang menggoda
sekali. Aku hanya diam terpaku melihat caranya melepas pakaian dengan
pelan-pelan dengan gaya yang menggairahkan sambil menggoyang pinggulnya.
Kemudian terlihatlah semua bagian
tubuhnya yang biasanya tersembunyi. Dadanya yang montok kencang
menggantung-gantung, bulu kemaluannya yang tipis rapi, tubuhnya yang putih
mulus sangat menggairahkan. Batang kejantananku juga sudah membesar mengeras
lebih dari biasanya. Lalu Diana kembali merapatkan tubuhnya ke arahku,
ditempelkannya mulutnya ke kupingku, menjilatinya dan berbisik kepadaku,
“Kamu akan merasakan seperti di
surga.” Tapi aku masih berusaha menghindar walaupun sebenarnya aku mau kalau
tidak pemalu.
“Nanti kalau teman-teman datang
bagaimana?”
“Tenang saja saya sudah bilang
mau tidur sebentar di sini dan jangan diganggu.”
Gile sudah direncanakan! Tanpa
kusadari kemejaku sudah lepas (ke mana-mana aku biasa memakai kemeja lengan
pendek) Diana menjilati perutku dan terus ke bawah. Aku masih diam ketakutan.
Sampai akhirnya dia membuka celana dalamku.
“Wah, ini akan hebat sekali.
Begitu besar, keras. Belum pernah aku melihat seperti ini di film porno.”
Diana mulai mengisap-isap batang
kemaluanku (baru-baru ini aku tahu namanya disepong karena almarhum istriku
tidak pernah melakukannya).
“Aaarghh.. argh..” aku baru
sekali senikmat itu.
“Kamu mulai bergairah kan,
Sayang?” Baru kali itu dia memanggilku sayang.
Aku benar-benar bergairah
sekarang. Kuangkat tubuhnya ke kasur kujilati liang kewanitaannya yang sudah
basah itu.
“Nnngghhh.. ngghhh.. aaahh… ahhh”
Diana mulai mengerang-ngerang.
Tapi itu membuatku makin
bergairah. Kuhisapi puting susunya yang berwarna pink. “Aahhh.. yeahh.. Tak
kusangka kamu agresif sekali.” Kumasukkan jariku ke liang senggamanya.
Kusodok-sodok makin lama makin cepat. Diana hanya bisa mengerang,
mendesah-desah.
“Ricky, cepat masukkan..
ahhnggh.. cepat, Diana udah nggak tahan.. ahhh.. Tapi pelan-pelan, Diana masih
perawan.”
Waktu itu aku tidak memikirkan
dia perawan atau tidak. Aku hanya memasukkan batang kemaluanku dengan
pelan-pelan, sempit sekali. Benar-benar masih perawan, kupikir. Liang
kewanitaannya begitu ketat menjepit batang kejantananku. Sampai akhirnya batang
kemaluanku yang panjangnya 20 cm dan diameternya 3,8 cm amblas semua.
“Aaakkhhh…” lagi-lagi teriakannya
membuatku bersemangat sekali. Kusodok sekuat-kuatnya, sekancang-kencangnya.
“Ngghhh.. Rickkk.. gede banget.. aanggghh.. indah sekali rasanya.”
Kemudian kami mengganti posisi
nungging. “Plok.. plok.. plok..” suara waktu aku sedang menggenjotnya dari
belakang. Dadanya berayun-ayun. Diana kadang meremasnya sendiri. “Aahhh..
lagi.. lebih cepat.. Aaahhh.. Diana udah keluar.. Kamu keluarin di luar, ya!”
Tidak lama kemudian akupun keluar juga.
Kusemprot maniku ke sekujur tubuh
Diana yang lemas tak berdaya. Dijilatinya lagi batang kenikmatanku sampai lama
sekali sampai-sampai keluar lagi. Dengan nafas masih memburu terengah-engah,
Diana memakai pakaiannya kembali. “Kamu hebat sekali Rick. Diana puas sekali.
Sebenarnya aku sudah jatuh hati kepadamu pada pandangan pertama.” Kemudian
sebelum keluar kamar Diana kembali mencium bibirku. Kali ini aku tidak malu
lagi, kucium dia sambil kupegang payudaranya.
Setelah kenikmatan bersama itu,
kami berpelukan untuk beberapa menit dan kami berciuman lagi untuk beberapa
lama. Sejujurnya aku sudah jatuh hati kepada guru anakku sejak pertama kali
bertemu dan sekarang baru kusadari bahwa dia juga telah jatuh hati kepadaku.
Setelah itu aku kemudian berkata kepadanya,
“Diana, aku ingin kamu menjadi
kekasihku yang bersedia mengajari Jerry..” Belum selesai aku menyelesaikan kata-kataku,
Diana langsung menciumku dan aku membalasnya dengan penuh kemesraan dan
tentunya berbeda dengan perlakuan kami yang baru saja terjadi. film semi klik
disini
Setelah kami berciuman untuk
beberapa menit, Diana langsung berkata kepadaku, “Ricky, aku juga ingin
memiliki kekasih dan ternyata aku sekarang menemukannya dan aku ingin menikah
denganmu dan kita bisa bersama-sama mendidik Jerry.” Setelah kejadian itu,
Diana sering pergi keluar bersamaku dan Jerry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar