>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 6 7 4 0
TOP 2D : 06 17 24 30 46
CADANGAN 2D : 56 67 74 80 96
TOP SHIO : Kelinci Kerbau Kambing
COLOK BEBAS : 0 4 6
AS : 0 1 2
KOP : 4 5 6
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Cerita ini adalah sebuah
pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu, Ini adalah pengalaman
yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie.
Umur saya sekarang adalah 23
tahun, saya baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan
swasta yang terkenal di Jakarta.
Dulu ketika saya masih duduk di
bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy.
Dia adalah teman dekat saya sejak
perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami
sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.
Hampir tiap minggu pasti saya
bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di
rumahnya saja.
Karena hubungan kami yang dekat,
maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula.
Apalagi dengan Tante Yossie, yang
tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah
di umur yang sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika
masih berumur 18 tahun.
Selain Jessy, Tante Yossie juga
mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun saat itu.
Memang perbedaan umurnya dengan
Jessy sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi
ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya
adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses.
Pada akhirnya ketika baru
menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya
putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti
Om Anwar yang mendapat pekerjaan di Jerman.
Namun kira–kira setahun yang
lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta.
Tentu saja saya senang sekali
karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy
menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan
Kuningan.
Dan akhirnya saya pun datang
bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena
ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta.
Tante Yossie ternyata tidak
terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman
dia memutuskan bersama George untuk kembali ke Jakarta.
Sedangkan Om Anwar dan Jessy
tetap tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta
terkenal di kawasan Lippo Karawaci.
Ketika bertemu dengan Jessy
maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena
sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua.
Namun setelah kira–kira 2 minggu
berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk
meneruskan studinya.
Namun setelah 1 minggu Jessy
balik ke Jerman, tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa
dipakai Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat
nomor tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.
“Don.. Tante nih, kamu lagi
dimana?” tanya si Tante.
“Saya baru saja habis makan siang
tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini.. ada yang aneh sama TV di
rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah.. bisa deh Tante, cuman
kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.
Akhirnya saya datang juga ke
apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah
kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi.
Yah, memang badannya cukup seksi bagiku,
karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya
dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya
mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran
payudaranya kira–kira 36B.
Ketika saya mengecek TV-nya
ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya
tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya.
Mula–mula saya tidak menaruh
curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun
lama–lama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu
payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua
akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara
tentang kabar saya.
“Don, kamu masih seperti yang
dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
“Agh.. Tante bisa aja deh, emang
nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh.. masih seperti yang
dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
Lalu belum saya menjawab
pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang
tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
“Don.. mau kan tolongin Tante?”
tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih
Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante
kesepian nih..” jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya
mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut
sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak membayangkan
kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu.
Memang tidak pernah ada keinginan
untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya menganggap dia
sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah.. saya harus memuaskan Tante
dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendiri dong,
kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.
Lalu akhirnya saya terbawa nafsu
setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai
berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan
tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu.
Tante Yossie juga tidak mau
kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena
selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata
sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman.
Akhirnya setelah hampir selama
setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke
kamar tidurnya.
Sesampainya di kamar tidurnya dia
langsung melucuti semua baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya
kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante,
pikirku.
Dan akhirnya sampailah pada
bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya.
Dan akhirnya dia dapat melihat
betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..”
kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa saja
deh,” jawabku.
Dalam keadaan saya berdiri dan
Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana
dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam
mulutnya.
Aghh, nikmat sekali rasanya.
Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas
melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri
untuk bereaksi.
Sekarang gantian saya yang ingin
memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana
panjangnya.
Setelah melihat keadaan si Tante
dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks saya menjadi semakin
besar.
Saya langsung menciumi
payudaranya sambil meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya
bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit
putingnya yang sudah mengeras.
“Oghh.. saya merindukan suasana
seperti ini Don..” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan
loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
Karena saya sudah bernafsu
sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya
membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah
memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya.
Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan.
“Ogh.. Don, pintar sekali yah
kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante,
padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku.
Tak terasa, tahu–tahu rambutku
dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan
yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh
sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak
menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi
menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya
benar–benar luar biasa.
Mulut Tante menjilati kemaluan
saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang
kemaluannya.
Setelah kami puas melakukan oral
seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang
kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
“Don.. ayoo dong, sekarang
masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
“Wah.. saya takut kalo Tante
hamil gimana..” tanyaku.
“Nggak usah takut deh, Tante
minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha
meyakinkanku.
Benar–benar nafsu setan sudah
mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam
lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah
akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih
terasa sakit.
“Ahh.. dorong terus dong Don..”
minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya
saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat
walaupun rasa sakit juga terasa.
Akhirnya saya mulai terbiasa dan
mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas
payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali.
Astaga, ternyata dia orgasme yang
kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas
saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama.
Dan ternyata posisi pilihan saya
ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa
dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan
tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali
Donniie..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau
keluar nih..” kata saya.
“Sabar yah Don.. tunggu sebentar
lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan
lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu
juga dengan si Tante.
“Arghh..!” teriak si Tante
Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk
badannya dengan erat sekali.
Sungguh luar biasa rasanya,
otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku.
Setelah itu kami berdua letih dan
langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur,
saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur.
Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia
sudah biasa seperti itu.
Entah kenapa, tiba–tiba sekarang
giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata,
saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas
payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya.
Tante pun membalasnya dengan
penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan
erat.
“Ih.. kamu ternyata nafsuan juga
yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh Tante bisa aja deh,” jawabku
sambil menciumi bibirnya kembali.
Saking nafsunya, saya mengajak
untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja.
Tanpa ada perintah dari Tante
Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga
kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya.
Karena keadaan tempat kurang
nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong
lebih keras lagi dong Don..” desahnya.
Semakin nafsu saja aku mendengar
desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku
kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang
dapat saya jangkau.
“Don.. mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah
tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang
telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie
di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai
basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
“Hm.. nikmat sekali jilatanmu
Don.. agghh..” desahnya.
“Don.. kamu sering–sering ke
sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
“Tante, kalo tahu ada service
begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
Setelah puas menjilatinya, saya
memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie.
Kali ini, dorongan saya sudah
semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah
mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan
Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali
dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Kali ini saya sudah mulai tidak
terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa.
Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya
saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya.
Tante Yossie kemudian menjilati
kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai
bersih. Setelah itu kami mandi bersama.
Setelah selesai mandi, Tante
Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan
untuk balik ke rumah.
Setelah kajadian itu saya baru
tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang.
Sampai sekarang kami masih sering
bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di
kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking
hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar