Rabu 02 Januari 2019
>>> HONGKONG <<<
ANGKA MAIN : 7 5 6 2
Top 2D : 04 17 25 36 42
Cadangan 2D : 57 65 76 82 93
TOP SHIO : Ayam Tikus Babi
COLOK BEBAS : 5 6 2
AS : 7 0 1
KOP : 5 3 8
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Genap
Pagi ini aku sedang membereskan
pakaianku untuk dimasukkan ke dalam koper, Ayahku memperhatikan dengan wajah
sedih karena aku satu-satunya anak lelakinya harus pergi demi meraih masa
depanku. Aku akan tinggal di Surabaya bersama Tante dan Oomku.
“Papa harap kamu bisa menjaga
diri dan berbuat baik, menurut pada Oom Benny dan TanteLenny..” kata papaku.
Aku hanya diam menoleh menatap
papaku yang nampak kurang bersemangat karena kepergianku, lalu kupeluk papaku.
“Saya tidak akan mengecewakan
Papa..” kataku sambil menuju ke pintu.
Aku naik angkot menuju ke
terminal bus. Ketika sudah di atas bus, aku membayangkan apa yang akan terjadi
selanjutnya sambil berharap semoga cita-citaku dapat tercapai. Sesampainya di
terminal, aku melanjutkan dengan naik angkot menuju perumahan mewah di daerah
Darmo.
“Apa ini rumahnya..?” kataku
dalam hati.
Nomornya sih bener. Maklum aku
belum pernah ke rumahnya.
“Gila.., ini rumah apa istana..?”
gumamku bicara pada diriku sendiri.
Aku segera menekan bel yang ada
pada pintu gerbang. Beberapa saat kemudian pintu gerbang dibuka. Seorang satpam
berbadan gemuk mengamatiku, lalu menegurku.
“Cari siapa ya..?” tanyanya.
“Apa betul ini rumah Oom
Benny..?” tanyaku balik.
“Ya betul.. sampean siapa?”
tanyanya lagi.
“Saya keponakan Oom Benny dari
Jember.”
“Kenapa nggak bilang dari tadi,
Sampean pasti Den Welly, kan..? Tuan sedang keluar kota, tapi Nyonya ada lagi
nungguin.”
Sekejap aku sudah berada di
ruangan dalam rumah mewah yang diisi perabotan yang serba lux. Tak lama
kemudian seorang wanita cantik berkulit putih bersih dan bertubuh seksi muncul
dari ruang dalam. Kalau kutebak usianya sekitar 35 tahunan, tapi bagikan seorang
gadis yang masih perawan.
Dia tersenyum begitu melihatku,
“Kok terlambat Well..? Tante pikir kamu nggak jadi datang..” ucap wanita seksi
itu sambil terus memandangiku.
“Iya Tante.. maaf..” jawabku
pendek.
“Ya sudah.., kamu datang saja
Tante sangat senang.. Pak Bowo.., antarkan Welly ke kamarnya..!” perintah Tante
Lenny pada Bowo.
Lalu aku mengikuti Pak Bowo
menuju sebuah kamar yang ada di bagian bawah tangga. Aku cukup senang menempati
kamar itu, karena aku langsung tertidur sampai sore hari. Ketika bangun aku
segera mandi, lalu berganti pakaian. Setelah itu aku keluar kamar hendak
jalan-jalan di halamanbelakang yang luas. Ketika sedang asik menghayal,
tiba-tiba suara lembut dan manja menegurku. Aku agak kaget dan menoleh ke
belakang. Ternyata tanteku yang sore itu mengenakan kimono dengan rokok di
tangannya, rupanya ia baru bangun tidur.
“Oh Tante..” sapaku kikuk.
Tante tersenyum, dan pandangan
yang nakal tertuju pada dadaku yang bidang dan berbulu lebat. Badanku memang
cukup atletis karena sering berenang, fitness, dan aku memang mempunyaiwajah
yang lumayan ganteng.
“Kamu sudah mandi ya, Wel..?
Tampan sekali kamu..” kata tanteku memuji.
Aku kaget bukan main ketika ia
mendekatiku, tangannya langsung mengelu-elus penisku, tentu saja aku jadi salah
tingkah.
“Saya mau ke kamar dulu Tante..”
kataku takut kalau nanti dilihat Oom Benny.
“Tunggu sebentar Wel, Tante ingin
minta tolong mijitin kaki Tante.., soalnya keseleo waktu turun tadi..” kata
Tante Lenny sambil merengek.
Lalu dia duduk seenaknya, hingga
kimono yang tidak dikancing seluruhnya tersingkap, dan bagian dalam tante
terlihat olehku. Gila.., ternyata ia tidak memakai CD, sempat juga kulihat
bulu-bulu tipis di sekitar kemaluannya seperti habis dicukur.
Aku menahan nafas dan mencoba
mengalihkan pandangan, tapi Tante Lenny yang tahu hal itu malah menarik
lenganku dan mengangkat kaki kanannya menunjukkan bagian yang sakit. Aku
terpaksa melihat betis dan paha tante yang mulus dan padat itu.
“Tolong diurut ya Wel.., tapi
pelan-pelan aja ya..” ucapnya lembut.
Terpaksa aku memijit betis
tanteku, meskipun hatiku cemas dan bingung. Apalagi ketika aku mencuri pandang
melihat paha dan selangkanganya, sehingga nampak sekilas bagian yang berwarna
merah muda itu. Tanteku melirik ke arahku sambil tersenyum genit, aku semakin
bingung dan malu.
Itu pengalamanku di hari pertama
di rumah Oom Benny. Sudah tiga Hari Oom Benny belum pulang juga, padahal aku
ingin bertemu dengannya, sedangkan tiap malam aku diminta oleh tante untuk
menemaninya ngobrol, bahkan tidak jarang disuruh menemani menonton VCD porno.
Benar-benar gila.Hingga pada suatu malam tanteku merintih kesakitan. Waktu itu
tante sedang nonton TV sendirian.
Tiba-tiba wanita itu memekik,
“Achh.., aduh.., tolong Wel..!” keluhnya sambil memegangi keningnya.
“Kenapa Tante..?” tanyaku kaget
dan khawatir.
“Kepala Tante agak pusing..,
aduh.. tolong bawa Tante ke kamar Wel..!” keluh tante sambilmemegangi
kepalanya.
Aku jadi kebingungan dan serba
salah.
“Saya panggil Pak Bowo dulu ya
Tante..?” usulku sambil ingin pergi.
Tapi dengan cepat tanteku
melarangnya, “Nggak usah, lagi pula Pak Bowo Tante suruh ke Pasuruan ngawal
barang.”
Aku jadi bertambah bingung.
Terpaksa kutuntun tanteku untuk naik ke ruang atas. Tante merebahkan kepalanya
pada pelukanku, aku jadi gemeteran sambil terus menaiki tangga.Sesampainya di
dalam kamar, tante merebahkan tubuhnya yang seksi itu dengan telentang. Aku
menarik napas lega dan bermaksud meninggalkan kamar. Baru saja kubalikkan
tubuh, suara lembut itu melarangku.
“Kamu mau kemana..? Jangan
tinggalkan Tante.., tolong pijitin Tante.. Wel..!”
Mendengar itu seluruh tubuhku
jadi teringat pesan papa agar menuruti perkataan Oom dan Tanteku.
Perlahan kubalikkan badan,
ternyata tanteku telah melepas kimononya. Dan kini hanya tinggal CD saja.
Tubuhnya yang masih padat membuat nafsuku naik, payudara yang masih montok dan
menantang itu membuat penisku mulai tegang, karena aku belum pernah melihat
keindahan tubuh wanita dalam keadaan telanjang seperti ini, apalagi tanteku
menggeliat perlahan. Desahan bibirnya yang tipis mengundang nafsu dan birahiku,
dan penisku semakin dibuatnya tegang. Kuberanikan diri melangkah menuju
ranjang.
Begitu sampai, tanteku yang
pura-pura pusing itu tiba-tiba bangkit, lalu memelukku dan mencium bibirku
dengan penuh nafsu. Wanita yang hipersex itu dengan cepat melucuti seluruh
pakaianku.
“Jangan Tante.., jangan, saya
takut..” pintaku sambil mau memakai pakaianku kembali.
“Kalo kamu menolak, Tante akan
teriak dan mengatakan pada semua orang bahwa kamu mau memperkosa Tante..” ancam
tanteku.
Aku hanya terdiam dan pasrah.
Wanita itu kembali mencumbuku, diciuminya dan dijilatinya tubuhku. Begitu
tangan halusnya mengenggam penisku, aku langsung membalas ciumannya dan mulai
menjilati payudaranya, lalu kukulum putingnya yang berwarna merah agak
kecoklatan itu. Tanteku mendesah perlahan.
Selanjutnya kami memainkan posisi
69, sehingga penisku dihisap dan dikemutnya. Nikmat sekali, kurenggangkan kedua
pahanya sambil kujilat-jilat kemaluannya yang mulai basah itu.
“Ahh.., aahh.., ayo terus jilat
Wel..! Jangan berhenti..!” erang tanteku keenakan.
Rupanya tanteku mengeluarkan
cairan dari dalam liang kewanitaannya. Cairan itu memuncrat di wajahku, lalu
kuhisap dan kutelan semua. Aku semakin terangsang, kujilati lagi kali ini lebih
dalam, bahkan sampai ke duburnya. Kemudian kami berganti posisi, kali ini aku
berdiri dan tante jongkok sambil mengulum penisku yang sudah sangat tegang.
Ternyata tanteku pandai sekali
menjilat penis, tidak sampai lima menit aku sudah keluar.
“Ahh.., ayo Tante.., terus jilat
sayang.., acchh..!” desahku sambil kudorong keluar masuk di mulutnya penisku
yang besar ini.
“Tante mau keluar nih.., achh..
yeahh..!” erangku sambil kumuncratkan maniku di mulutnya.
Tante menelan semua maniku,
bahkan masih mengocoknya berharap masih ada sisanya.
Setelah beberapa saat penisku
mulai bangun kembali. Setelah tegang dibimbingnya penisku masuk ke liang
kewanitaannya. Kali ini aku di atas dan tante di bawah. Agak susah sih, mungkin
sudah lama tidak service oleh Oom Benny. Setelah kepalanya masuk, kudorong
perlahan hingga masuk semuanya ke dalam.
“Ayo Wel..! Gerakin dong
Sayang..!” pinta tanteku sambil menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah
karena ia sekarang berada di bawah.
Akhirnya kudorong keluar masuk
penisku dengan gerakan yang cepat, sehingga semakin keras erangan tanteku.
Beberapa saat kemudian aku sudah
ingin keluar, “Aahh..! Tante.., Welly udah mau keluar.., ahh..!” kataku.
“Sabar Sayang.., Tante sebentar
lagi nih..! Yeahh.. ohh.. ahh.., fuck me Wel..! Kita barengan ya Sayang..? Oh..
yeah..!”
Rupanya tanteku juga hampir
orgasme. Rasanya seperti ada yang memijat-mijat penisku dan kakinya
dilingkarkan ke pantatku. Tante bergetar hebat dan memelukku sambil kemaluannya
mengeluarkan cairan yang menyemprot penisku. Tidak lama aku juga mengeluarkan
air mani dan spermaku di dalam vaginanya. Terasa begitu nikmatnya dunia ini.
Akhirnya kami berdua terkapar lemas.
“Hebat bener kamu Wel.., Tante
nggak nyangka baru kali ini Tante merasakan kenikmatan yang luar biasa..!”
tuturnya dengan nafas terengah-engah.
Aku diam tak menjawab, tapi dalam
hati aku merasa bersalah telah berhubungan dengan tanteku dan takut ketahuan
Oom Benny. Tante turun dari ranjang tanpa busana, lalu dia menyalakan sebatang
rokok.
“Bagaimana kalau Oom Benny sampai
tahu, Tante..? Saya takut.., saya merasa berdosa..” kataku lemah.
Tapi tanteku malah tersenyum dan
memelukku dengan mesra.
“Asal kamu tidak memberitahu
orang lain, perbuatan kita aman. Lagi pula Oommu itu udah nggak bisa melakukan
hubungan badan sejak lama. Dia itu impotent, Wel..!” tutur wanita tanpa busana
yang penuh daya tarik itu.
“Jadi semua ini Tante lakukan
karena Oom Benny tidak bisa menggauli Tante lagi, ya..?” tanyaku.
“Ya. Bukan sekali ini saja Tante
melakukan hal seperti ini.., sebelum sama kamu, Tante pernah melakukannya
dengan beberapa teman bisnis Oommu. Terus terang Tante nggak tahan kalau
seminggu tidak disentuh atau dipeluk laki-laki..” tutur Tante.
Aku jadi geleng kepala mendengar
penjelasan tanteku. Lalu aku bergerak mau pergi, tapi dengan cepat tante
menahanku dan mengusap-usap dadaku yang berbulu.
“Well.., kamu harus bersihkan
badanmu dulu.., mandilah supaya segar..!” ucapnya lembut.
Aku tak menjawab hanya menarik
nafas panjang, lalu melangkah ke kamar mandi. Tubuhku terasa letih namun puas
juga.
Begitulah pengalaman di Surabaya
yang kualami 6 tahun yang lalu. Dan sampai saat ini aku telah mempunyai istri
dan seorang anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar