>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 3 9 0 5
Top 2D : 02 13 29 30 45
Cadangan 2D : 53 69 70 85 92
TOP SHIO : Ayam Tikus Babi
COLOK BEBAS : 9 0 5
AS : 3 1 4
KOP : 9 6 2
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Hari itu sabtu, pas dalam minggu
dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang
Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget
soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan
kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh
belajar .
Dasar kakak cewekkku ini badung,
dia tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya pesta, kemana ya, aku juga
jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya, tapi dengan
kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena minimal aku bisa
memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah bahwa dikeluargaku juga ada
cewek kecenya yang tidak kalah kece dari semua teman paling kece di sekolahku).
Pas acara sudah mau berakhir,
yaitu acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat teman-temanku
ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget aku,
maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara kandung lain.
Dia sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU kelas 2.
“Jon.. selamat Ulang Tahun yah..
sorry aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan tangannya untuk
bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang saat
temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin kado deh,
habis salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan Kakakku tidak lupa memberikan
sesuatu yang membuatku kaget juga, yaitu ciuman di pipi kiri-kanan di depan
teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama kakak, tapi untuk ciuman baru
kali ini kuterima sejak beranjak dewasa. Di belakang sih terdengar suara tepuk
tangan dari teman-temanku. Mungkin bagi yang belum kenal dipikirnya pacarku
datang kali, tapi bagi yang sudah tahu yah entah apa pikirannya deh. Habis
biarpun kakakku tingginya 170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm
saat itu.
Kadang-kadang, aku memang suka
membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia kece sih. Terlebih sejak aku
mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah yang kuimpikan saja
kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong deh, putih cantik dan
benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat saat aku melihat dia cuma
berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma dalam mimpi. Sedangkan untuk
pacaran. Wah aku belum berani, soalnya cita-citaku ranking satu terus, dan
idolaku yah si Fifi yang sudah muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu.
Heran yah?
Waktu mau bubaran pestanya,
temanku yang jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat slow dance, dan aku
disuruh mengajak cewek pilihanku turun dan memperkenalkan pada seluruh tamu,
wah brengsek. Memang gosipnya ada beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah,
tapi aku cuek bebek, kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal
mereka-mereka itu kece dan cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di
sekolahku. Bukan apa-apa, kalau aku naksir yang satu kan yang lain bakalan
hilang, mundur teratur, nah mendingan aku tidak memilih satu orangpun? jadinya
bisa nempel sama semua cewek kece.
Nah teman brengsek ini menyuruhku
untuk mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah mengumumkan siapa cewek
pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat sekali, si Fifi
kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku . Fifi agak terkejut sedikit
waktu tahu dan sadar dia yang kuajak slow dance, tapi belum berkomentar
apa-apa. Begitu kami masuk ke tengah-tengah arena slow dance, di tengah
kerumunan pasangan lain baru Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya
sih?”
“Iya Fi.. aku belum punya cewek
sih..”
“Kan banyak teman elu yang
kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
“Yang kece sih banyak Fi.. tapi
yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
“Gelo loh.. cewek kece banyak
begitu disia-siakan..”
“Beneran Fi.. nggak ada yang
cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
Fifi tidak menjawab lagi, tapi
menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang tadi sore keramas
bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu merangsangnya.
Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin jelas
aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru
loh, suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma
berhubung bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau
campuran parfum dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.
Begitu Fifi sadar, aku membaui
sekitar belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi. Alamak.. Cukup
terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat Pokoknya
menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang merasakan nikmat si cewek kali
kalau bersentuhan dada begitu. Aku sebagai lelaki sih rasanya enak-enak saja.
Sepanjang lagu yang satu itu,
tanganku yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh menjelajahi punggungnya. Dari
dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi memakai gaun malam mini,
yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu sama atasan, eh
baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi pertengahan paha. Nah saat
aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak begitu merasakan adanya garis celana
dalamnya.
Timbul niat isengku pada kakak
sendiri, sekalian mau tahu juga.
“Fi.. kamu nggak pakai celana
dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
“Eh.. enak saja.. aku pakai
tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
“Kok nggak berasa dipegang Fi..
batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
“Coba elu rabanya turun lagi
dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.
Lalu kuraba mengikuti
petunjuknya, kali ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan merabanya
makin turun saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana
dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke bawah.
Ha! Gile apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke samping saja,
menelusuri pelan-pelan garis celana dalam Fifi yang memang sepertinya cuma
segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang, celana dalamnya model tali saja dan
dipakainya berbentuk V.
“Fi.. celana dalam elu modelnya
aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake celana,” kataku masih
berbisik.
“Makanya elu cari pacar dan
pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
“Kalo pacarku seperti kamu sih
boleh saja Fi..” balasku mesra.
Wah pembaca, jangan heran kami
bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.
Dalam kepalaku timbul juga
perasaan cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih yang sudah
pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti itu.
Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok, adiknya Fifi
jagoan taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.
Eh lagi enak-enak memeluk Fifi
sambil goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku mengganti jadi disco lagi.
Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih melihat-lihat teman
yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir pesta rumahan
adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh pestanya, masak anak SMU
pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih? nggak sopan dong
Persis jam 12 lewat 5 menit,
teman terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek banget rasanya
mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado besok saja
lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan langsung masuk ke
kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar mandi pribadi dan
bersih-bersih. Masih bugil aku balik ke ruangan ranjang. Ah biasanya tidur
pakai CD, kali ini mau nyobain bugil ah, sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah
badanku yang gede dan anuku juga cukup gede kok. Panjangnya sih cuma 15 cm
saja.
Karena AC kamarku cukup dingin,
aku biasa tidur memakai selimut Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur
bugil toh?
Masih berbaring, pikiranku
melamun pada peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak tercintaku. Saat dance
tadi aku sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku inget.
Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di selimutku
jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja sambil membayangkan
bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam keadaan bugil sepertiku,
apalagi sambil menari bareng. Wow.. asyik loh.
Aku berhayal.. Tubuh si Fifi
mulus tanpa cacat payudaranya yang lumayan mantap kalau dipegang, dengan puting
cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan rata karena
hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai montoknya, tadi saja
saat kupegang waktu slow dance mantap banget rasanya.
Eh lagi enak-enak berhayal
begitu, tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga kali dan
tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami, sebelum masuk
harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci pintu.
“Siapa?” tanyaku.
“Aku Jon..” jawab suara yang
tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
Wharakadah! gadis yang sedang
kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam bingung.
“Jon.. elu belum pulas kan?”
tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku. Wah gimana nih.. aku
sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
“Boleh masuk Jon?” tanya Fifi
lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum sempat.
“Iya, masuk saja Fi..” kataku
cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan entar dia tidak
jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.
Si Fifipun masuk juga, setelah
menutup pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya dinyalain yah?” tanya
Fifi. Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma sisa lampu
kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat
jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu bayangannya terlihat
saat memasuki kamarku.
“Iya deh..” jawabku, lalu sadar,
wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
“Eh…” belum sempat aku ngomong
lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.
Aku memperhatikan Fifi. Dia
memakai baju tidur favoritku, karena model baby doll, terusan cuma melewati
pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau dia
berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya.
Kali ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang dia masih
dekat pintu.
“Ada apa Fi?” tanyaku bingung
juga dan heran, ada apa malam-malam waktunya tidur begini dia datang yah? Kalau
masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal komputer atau soal
mobilnya.
“Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
“Kenapa?” langsung kupotong saja.
“Aku kan belum ngasih kado buat
elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi mencoba senyum
menghiburku kali. Wah bener juga.
Aku memang tidak sempat
memikirkan Fifi ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance denganku saja
rasanya aku happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak apa-apa
Fi.. nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah
merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan
menghampiri ranjang sambil melihat mataku terus. Wah untung tidak melihat ke
arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh cewek kece, seksi
sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang bugil. Dan sambil tersenyum
manis sekali pada kamu.
Sewaktu dia makin mendekatiku,
aku menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di tepi ranjang kalau
memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu kamar
dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali makin
jelas saja terlihat. Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah
pinggang dan juniorku yang ngaceng berat. Selimutku yang bergeser membuat si
junior mengangguk-angguk kegelian karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih
dalam selimut terpaksa harus memegangi si Junior nih. Fifi berlagak tidak
melihat dan tetap senyum manis sekali.
“Jon.. aku mau ngasih kado
spesial buat elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?”
Langsung saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan,
apakah Blow Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.
“Janji yah Jon..”
“Saya berjanji, Fifi kakakku
tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
“Jon, Fifi mau tahu.. kamu
beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan ama cewek?” tanya
dia.
“Bener Fi.. kan tiap malam
minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok surfing di
internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam
minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
“Jadi belum pernah pegang-pegang
tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
“Yah pegang sih belum cuma kalo
melihat sering?”
“Oh yah? dimana?” tanya Fifi
kaget sedikit.
“Di internet..” jawabku cepat,
memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin lama melihat Fifi
tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin senang dan
happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
“Jadi yang real dan asli belum
pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini bukan ledekan, tapi
ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.
“Fifi mau kasih hadiah khusus,
tapi kamu harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak disuruh. Mau nggak?”
tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.
“Eh janji dulu..”
“Iya deh Joni janji Fifi
sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
“Siap menerima hadiah?” tanyanya
lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk santai.
Aku mengangguk lalu berkata,
“Siap boss..”
Fifi kemudian menaiki ranjang,
sambil tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk bergeser sedikit. Ranjangku
sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur berduaan. Lalu Fifi
berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih dengan senyum
manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil ujung bawah baju
tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia turun ranjang dulu, menuju
ke lemariku yang ada componya, dia pilih buru-buru salah satu CD lalu
diputarnya. Nah muncul lagu romantis, dipasangnya cukup keras tapi tidak
mengganggu keluar ruangan. Mungkin sekedar supaya pembicaraan kami tidak
terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan mengunci pintu.
Aku merasa sedikit heran, mau
ngapain nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas ranjang sambil
melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang ujung
bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke
atas. Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah bajunya mulai
naik setinggi bawah selangkangannya, aku makin deg-degan! Cepat sekali naik
lagi perasaanku. Lalu muncul celana dalamnya yang transparan dan seperti tadi
waktu dansa berbentuk V dan sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada
merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah pusarnya, eh tuh merah bunga
kecil, cuma satu.
Gila friends.. bulu kemaluannya
terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam bungkusan CD halus itu yang
mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji tidak boleh
ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa
memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.
Makin tinggi Fifi menarik
bajunya, semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian bawah payudaranya
muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras. Ops.. sial ada
BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam transparan dan puting
susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan terlihat jelas, kali ini aku
tidak perlu menebak-nebak lagi, ternyata warnanya merah sedang, nggak pink sih,
lebih tua sedikit tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku
ingin sekali memegang payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si
Fifi kan tidak melihat.
Dan saat bajunya sudah lolos
melewati kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet kamarku. Tangannya
kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk semakin
menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih.. Kemudian Fifi
menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku. Wow.. sepertinya aku
semakin tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah tidak lagi memegang si Junior
lagi dan dengan posisi baru ini otomatis Fifi menindih perutku. Dia masih
bergerak meliuk dan menari. Mungkin tidak nyaman menari di atas selimut, dia
menggeser dulu lalu mendadak menyingkapkan selimut untuk membuangnya.
“Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu
elu kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi juniorku. Tapi mana
bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan kalimat
..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari dulu aku masuk
kamarnya kalau dia sedang tidur.
Karena aku diam saja tidak
berkata apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku menghadap wajahku
dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan pegangan yang menutupi si
Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah kalau berdiri,
kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang bergerak menari sambil
membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja susah membukanya?
“Fi.. boleh aku bantuin membuka
BH kamu?”
“Memang kupikir tadinya mau
nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata begitu dia
rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus nafasnya
dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut
dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku
mulai memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu
sengaja aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti
ini.
“Ayo Jon.. jangan nakal,
hadiahnya masih banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang berada di
atasku sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku.
Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan
semakin bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel
dan lidah Fifi menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga nafsu sekali mau
menciumku kali, habis wajahku tetap lurus, tapi wajahnya miring-miring kok. Nah
kan dia yang berusaha lebih keras buat menciumku toh?
“Blp.. buka mulutnya Jon.. aku
ajarin ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut, membiarkan lidah Fifi
masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku didorong-dorong
dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan lidahnya juga.
Wah seru juga loh, tukar-tukaran ludah.
Aku lupa bahwa tanganku sudah
melepas BH-nya apa belum yang jelas tanganku mengusap punggungnya dengan bebas
tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus punggungnya yang mulus dan hangat.
Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops.. baru aku bilang masih terpisah,
Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman begitu, otakku mikirin
bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama celana dalam mini si Fifi
nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?
“Fi.. boleh aku lepasin celana
dalam elu nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku melepaskan ciuman
sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.
“Eit.. jangan nakal dulu. Sudah
bisa ciuman yang kuajarin?”
“Iya boss..” jawabku.
“Elu diam saja yah..” kata Fifi.
Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di kakiku. Dia
persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia
bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil
mencium badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku.
Wow.. sampai kupegang kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu
hidungnya kena bulu kemaluanku, makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya
dan dikecup kepalanya, sepertinya sih kena mata tunggal di kepala si Junior
tuh.. geli banget sih.
Gila friends.. kali ini kuduga
bakal dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati rasanya di karaokein
kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala
kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi waktu
bibir itu masih dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm
senjataku. Wah rasanya mau ngecret saat itu. Gile bener.. untung juniorku tahan
juga.
Apalagi sensasi yang timbul saat
bibir Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras dan penuh
urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan apalagi saat itu juga helm di kepala
kemaluanku dijilati oleh lidah hangat Fifi. Wow.. mana tahan, beneran mau ngecret
rasanya.
Dan saat jepitan erat bibir Fifi,
kakak tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu kemaluanku yang mulai
memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga menyentuh daging
halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh.. gila man..
nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..” beberapa kali aku
ngecret. Kulirik ke sana, si Fifi melirikku juga, gile pandangannya itu.. wow..
sexy sekali.. Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku.
Dia suka lagi.. tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya. Wah
di Bohongin film tuh, paling yang sampai meleleh gitu yah karena si ceweknya
tidak mau menelan protein yang kita keluarkan, atau mungkin di film tuh sperma
meleleh karena memang asyik melihat dan menonton cairan yang meleleh.
“Fiii… aduh.. enak sekaliii…”
kataku merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku mendengar lagi.
Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.
“Jon.. hadiahnya belum selesai..
ini baru foreplay-nya buat elu…”
Hah..! Gile bener.. apalagi nih?
“Elu basahin memekku dengan
ciuman yang tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin burung elu tegang lagi.”
kata Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
Kemudian dia menungging mengambil
posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet yang kulihat kalau ada
pasangan yang saling mengisap.
Begitu Fifi dalam posisi
mengangkang dengan pahanya terbuka lebar, harum liang kewanitaannya langsung
tercium olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau khas liang
kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek yah?
Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang terlihat sudah
mulai basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan ujung lidah sampai badan
lidahku juga, gelambir bibir luar si Fifi yang warnanya kemerahan dikit itu
mulai membuka dan melebar. Nah habis itu jangan lupa pasti sasaran kita bibir
dalam mungil yang warnanya pink. Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus
dari batas liang kewanitaan luar paling bawah dekat perbatasan anus sampai arah
klitorisnya, tentu dengan jilatan panjang tanpa terputus, dijamin kegelian tuh
cewek yang kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa kan
sari buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini, kalau
terasa juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi dengan mengulum
seluruh bibir luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum dan menghisap lah,
terus sambil sedikit jilat dan sedot terus, sehingga sisa juice dari tubuhnya
dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja bisa kita nikmati terus. Biasanya
cewek kegelian dan memproduksi lagi juice alami ini dari dalam tubuhnya. Wow..
asyik pasti deh kalau normal sama-sama menikmati kita dapat bonus lagi banyak
juice.
“Aaahh.. enak Jon.. terus..
terus..” kata Fifi.
“Iya Fi.. blp.. aku juga
keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
“Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak
jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali hadiahnya berlanjut
terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar adil.
Saling jilat dan isep yang kami
lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru, gara-gara melihat
gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang yah?).
Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil tempat
keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget. Jelas
terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang
nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah
lidah dong. Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan
kakak sexy-ku ini, sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan
menjilat celah liang kewanitaan dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah
nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi kursus kilat cara ciuman dan
kulum-kuluman.
Sukar dilukiskan kenikmatan yang
kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy sedang mengkaraoke senjataku,
sambil liang kewanitaannya kujilati.
“Jon.. kayaknya elu sudah siap
menerima hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang buru-buru bangun dan ganti
posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia yang tidak
tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak cantikku ini. Yang
jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut tuh. Alasan si Fifi saja
untuk membuat liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami bersetubuhnya lebih
gampang, daripada alasan membuat juniorku ngaceng lagi
Dengan satu tangan memegang
juniorku dan satu tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk
melihat jelas-jelas supaya tidak meleset adegan persetubuhan kami yang pertama
ini. Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi.
Gila kelihatan banget bibir kemaluan Fifi yang membuka dan siap disusupi oleh
batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Fifi perlahan-lahan menurunkan
pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa menyentuh belahan hangat basah liang
kewanitaan Fifi. Makin si Fifi menurunkan pinggulnya, helm si Junior semakin
tidak terlihat dengan perasaanku yang semakin keenakan.
Si Fifi yang tidak sabar begitu
helm si Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah
amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun lenyap
dari pandangan.
“Aow… sakit Fi..” maunya aku sih
teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku tertarik oleh jepitan
erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu
loh.
“Sstt.. jangan berisik.. aku juga
sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut batang
kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan
tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi menggoyang-goyang
dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku
tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru
mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur
dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan
kakak tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah?
Jangan-jangan rahimnya kali!
“Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi
kakakku ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya
rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan wajahnya
dekat sekali di depan wajahku.
“Fi.. gue boleh mengusap-usap
badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu
mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot
karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia
mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.
Aku tersadar akan ujung si junior
yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
“Fi.. elu bisa hamil nggak nih?”
tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili kakak sendiri,
bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi
sampai hamil.
“Tenang Jon.. baru saja gue selesai
mens kok tadi pagi baru bersih..”
Hah? aku yang melongo.. pantesan
saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi walaupun sudah becek sejak
kujilati liang kewanitaannya.
“Fi.. elu nggak perawan sejak
kapan nih?” tanyaku.
“Eh.. nakal yah tanya-tanya..
nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..” kata si Fifi, yah
sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami
memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan
memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali
saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas
halusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah
jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku
mengusap-usap punggungnya yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang
dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan
bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu
itu nikmat sekali.
“Fifi kakakku sayang, ngapain
lagi nih sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari
menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow buah
dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja.
Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.
“Nikmati yah Jon, jangan
bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
“Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi
bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja
sehingga batang kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak keluar sedikitpun,
tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku bilang
enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala si Junior
terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam rongga
persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak
kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si
Junior mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener..
sensasi yang ditimbulkan luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan
yakin, lubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam
sana.
“Oohhh Jon..”
“Ya.. Fi..”
“Oohhh Jon.. Sayang..”
“Ya.. Fifi sayang..”
“Jon.. aaahh..”
“Ya Fifi kakakku tercinta..
eugh..”
“Oohhh Jon.. Sayang.. enak
sekali.. kamu enak Yang?”
“Ya Fifi sayang… wah nikmat
sekali aaah.. enak Fi..”
“Pegang dan remas-remas tetekku
dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
“Wah tetek kamu mantap banget
Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar deh.
“Oohhh Jon… terus Jon.. lebih
kuat remasnya..”
“Ya Fi.. lebih enak?”
“Ooohh Jon.. terus Jon..
putingnya juga..”
“Oohhh.. aahhh Joniii..”
“Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..”
kataku khawatir juga, habis makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara
Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.
Kali ini Fifi menunduk deh
jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma nafas doang tuh.
Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik turun.
Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Fifi
yang menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh.
Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu melewati
leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru. Terbukti dong semakin enak..
asyik loh.
Cukup lama juga Fifi melakukan
olahraga turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC
kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah telapaknya
waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi menggerakkan
pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang kejantananku,
makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan dia
roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah?
Kok aku kaga ngecret sih kata siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?
Aku iseng ah, walau tidak disuruh
kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi diam sih, padahal tadi
lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.
“Oohhh Joni.. sayang.. nakal
yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak Yang?”
“Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah
orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Fi..
enak sekali..”
“Iya Jon.. tadi aku mencapai
surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia tidak sadar
tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata
benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu
salah-salah aku jadi si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.
“Jon.. biar elu lebih menikmati
hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik.. doggy style boleh
aku praktikkan nih.
“Gaya nungging yah Fi?”
“Elu mau gaya begitu?”
“Iya Fi.. kayak di foto dalam
internet.”
“Hayo deh berhubung ini hadiah..”
Kamipun berganti gaya jadi doggy
style. Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi dari belakangnya,
dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang ramping dan
buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada yang
bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku
semakin ke dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia seperti tersendak
kesakitan.
“Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku
pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.
“Nggak pa-pa, terusin saja, yang
penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi
reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi.
Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang
sih?
“Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya
apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Joni?”
“Oh.. Joni sayang.. aku
bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri persetubuhan
kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium
olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang
dan mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.
Wah.. ini posisi surga bagiku.
Gile bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang kewanitaan
Fifi otomatis merekah bibir dalamnya yang berwarna pink dan tidak kalah
sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya yang berupa
lubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang kejantananku.
Aku dengan masih berlutut
bergerak mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit berlutut itulah
kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti
dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kucelupin
si junior dan batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang
kewanitaan kakakku ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.
“Aahhh..” si Fifi malah yang
bersuara.
“Enak Fi?”
“Iya gerakin keluar masuk dong
Jon..”
Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan
saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan
seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan
pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin
membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa
cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap.
Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam
sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini
selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme
dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani
langganan .
Memang tidak lama berlangsung, si
Fifi kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya
buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat
dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba saja aku
yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami terkaget
lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si Fifi
mungkin mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin merapat, menjaga
giginya kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena gigit.
“Oohhh Jon.. sayang.. enak
sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”
“Ya.. Fifi sayang.. aahhh..
nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
“Gila Jon.. elu belum mau keluar
lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
“Adik siapa dulu dong?” wah
sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku
dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh
pompa deh.
“Enak nggak Jon hadiahku?”
“Bukan enak lagi Fi.. indah dan
bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah seperti ini..” jawabku.
“Ah Joni.. Joni.. adikku sayang..
kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu Jon..”
“Loh memangnya sekarang kagak
bisa apa?”
Akhirnya sambil bercinta dengan
hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol sedikit.
Aku tidak menyinggung soal
keperawanan dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang kejantananku adalah
yang terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia baru mencoba
2 batang kejantanan selain punyaku.
“Fi.. gara-gara cerita ngesek dan
soal batang kejantananku yang super menurut elu, kayaknya aku mau keluar lagi
nih..”
“Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan
takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja keluarkan di dalam
rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil mengusap-usap
perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku melihat wajah
manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin cepat dikit
deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.
“Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh..
heh.. eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya gara-gara aku mempercepat
irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh Joniii…” Wah
tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga kali ini tidak bisa
kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah berusaha tetap tersenyum senang
dan tidak memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain
belum bersetubuh sampai ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek,
nah tampangnya cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya
nikmat melihat wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari
orgasme itu sendiri bagiku. Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya aku
orgasme duluan, tidak sedikit kok aku malah tidak orgasme saat bersatu dengan cewek.
Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten, tetapi ternyata sebagian cewek bilang
malah aku terlalu perkasa urusan ranjang dan senggama begitu, Well nggak tahu
deh, walaupun hobby bercinta, kupikir tidak perlu setiap bersenggama kita
mengeluarkan sperma dong?
“Cret.. cret.. cret..” entah
berapa kali saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku menembak bola
dodol dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu kenikmatannya
sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si Fifi
yang masih ngangkang terus.
“Oohhh Fifi sayang..”
“Yah.. Joni adikku sayang..”
“Hadiah kamu tak ternilai Fi..”
Malam itu kami tidur seranjang.
Bohong besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku kecapaian kok.
Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami sama-sama
capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.
Dalam ngobrol-ngobrol sebelum
pulas, sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu SMA kelas 2, saat
pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis menikmati dan
tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus mulai menjauhinya,
jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang sreg.
Dan sebelum pulas kami juga
berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap malam minggu pergi
barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung antar kamar
kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak pernah dibuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar