>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 9 5 3 6
TOP 2D : 09 15 23 36 49
CADANGAN 2D : 59 65 73 86 99
TOP SHIO : Anjing Ayam Kerbau
COLOK BEBAS : 3 5 6
AS : 0 1 2
KOP : 4 5 7
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
trus ngobrol sebentar, kebetulan
Zaki lagi cari tempat kost yang baru dan bu Lily mengatakan dia punya tempat
kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal
di kost-an bu Lily.Bu Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah,
karena sampai saat ini Zaki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu
Lily masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi
justru Zaki yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya
Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lily.
Sampai satu hari waktu itu masih
sore jam 4. Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost
itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di
ketok tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack Zaki ada di dalem
gak?” Sontak Zaki bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie,
pikir Zaki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga
bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu
Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut sedikit
teriak,” lagi mandi bu.”
Sesaat tidak ada sahutan, tapi
kemudian suara bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di
sini ya” eh ternyata masuk ke kamar, Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah,
terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Zaki.
Sekitar lima belas menit Zaki di
kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan
trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya
masih menunggu. Akhirnya keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya handuk
yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet
ambil karena terburu-buru.
Bu Lily tersenyum manis melihat
Zaki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack” bu Lily membuka
pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya” gurau bu Lily sambil sejenak
melirik dada bidang Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya
bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat
tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja,
uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama
kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Lily. Zaki jadi
kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya
lagi seret nie…” jawab Zaki dengan sedikit memohon.
Bu Lily terlihat sedikit
berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai
untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu
ya…”dia terlihat kurang senang.
“ah nggak juga kok bu….. saya
emang lagi ada keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah bu Lily yang
kurang senang.
“huh…laki-laki sama aja, kalo
lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya,
hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lily dengan nada kesal.
Waduh nampaknya bu Lily lagi
marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki.
Dengan cepat Zaki menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”
“hhhhh….”bu Lily menghela
nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga
masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni
terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda
ya.”
sedikit penjelasan bahwa bu Lily
ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan
sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi
bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie
“wah kalo masalah keluarga sie
aku kurang paham bu…. “jawab Zaki kikuk
“gak apa-apa Zack, ibu hanya mau
curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?” suara bu Lily sendu. Agak lama terdiam,
terdengar tarikan nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh
lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Zaki.
“udah bu jangan terlalu
dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah
cantiknya sama bu Marni,”Zaki bermaksud menghibur.
“ah kamu Zack… emang ibu masih
cantik menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua butir air
mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak
Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie,
coba Zaki bisa berbuat sesuatu… busyet… Zaki memaki dalam hati… “kenapa otak
gwa jadi kotor gini.”
Dengan sedikit gugup Zaki
menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku
yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa
kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Zaki dalam hati. Zaki
jadi panik, jangan-jangan bu Lily marah dengan ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki
salah, karena bu Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih
dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja
tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona
wajah bu Lily berubah sedih lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak
menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Zaki
minta penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…?
Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget,
seperti masih 30an deh.”
Bu Lily tampaknya senang dengan
pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat
dari mananya bisa bilang begitu?”
Zaki jadi cengar cengir,” ….itu
penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.”
Bu Lily kembali duduk mendekat,
sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Zaki sambil berkata,” ah.. gak
perlu malu…. Bilang aja…”
Nafas Zaki terasa sesak, badan
nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya indah dengan bulu
mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu
Lily mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu
Lily memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali
dan diikat simpul di bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan
tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke
bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu
lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus
handuk cepat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho… kok
jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”
Zaki sedikit tergagap karena
merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm… eeemm.. ibu
benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…”
Tidak ada jawaban dari mulut bu
Lily, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa
saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan
bibir yang semakin merekah. Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando
lagi, Zaki menyambut bibir merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat
hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk
menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah
tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.
Dengan naluri yang alami, tangan
Zaki merambat naik ke bahu bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat
baju di bahu tersebut dan dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke
lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas
payudara yang masih terbungkus bra itu. “hhhhh…hhhh” nafas bu Lily mulai terasa
menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Lily tak
ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Zaki… melingkari pinggang Zaki, mencari
lipatan handuk, hendak membukanya…
Uupps…. Zaki tersentak dan
sadar….,”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Zaki tertunduk tak
berani menatap bu Lily sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan
sedikit takut melihat ke arah bu Lily.
Terlihat bu Lily pun agak
tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas
yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan.
“napa Zack… kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah
ibu yang lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…” tatapan bu Lily
terlihat semakin sendu…
“mmm… ibu gak marah..? gimana
nanti kalo ada yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar
bu…” jawab Zaki.
Tanpa menjawab bu Lily bangkit
berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang
dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Zaki terpana melihat tubuh indah itu,
sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk
tubuh bu Lily. Kemudian dengan tenang bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan
menguncinya. Saat berjalan membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong bu Lily
naik turun, dan perasaan Zaki semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak
tertahankan, demikian juga saat bu Lily berbalik dan melangkah kembali menuju
tempat tidur, Zaki tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Lily. Sampai bu Lily
berdiri dekat di depan Zaki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak
ada yang akan mengganggu….”
Zaki tidak langsung menjawab,
menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan
suara yang ada di ruangan. Bu Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan
membuka bra yang digunakannya. Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily…
hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Zaki langsung melahap
dengan mulut dan menjilatnya.
Bu Lily yang memulai gerakan
dengan melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik wajah dan langsung melumat
bibir Zaki dengan nafsu yang membara. Zaki membalas dengan tidak kalah sengit,
sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lily, tangan Zaki meremas payudara
montok milik bu Lily. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi
alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily mendorong lembut
badan Zaki, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu.
Zaki mendorong lembut tubuh bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap
menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu
seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki
melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara,
melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot dan memainkan
puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH….
AHHH….MMMH….”suara bu Lily mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang
semakin menggairahkan. Zaki melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah
payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily yang
menggelinjang kegelian.
Zaki menghentikan penjelajahan
lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan
membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas tempat tidur
dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang
tertata rapi. Zaki mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Lily
yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang
mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu cairan
senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir
vagina bu Lily dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu
Lily mengerang kenikmatan,”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang
memuncak dari bu Lily membuat Zaki semakin bersemangat dan sesekali lidah di
julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.
Setelah beberapa menit Zaki
mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Lily tidak sabar lagi
menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack…
hhhh…mmmmh.” Suara bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.
Dengan tenang Zaki menyudahi
penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik
lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan
bagian kepala yang merah mengkilap. Bu Lily semakin membuka lebar pahanya,
besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Zaki naik ke tempat tidur
dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan sigap
lansung meraih dan meremas batang kemaluan Zaki dan membantu mengarahkannya
tepat ke liang vaginanya.
Dengan sekali dorongan penis Zaki
amblas sampai setengahnya. Zaki menahan gerakan sebentar menikmati prosesi
masuknya penis yang disambut desahan bu Lily,” AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.”
kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah
dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Zaki memompa
menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang
terasa semakin menggebu dan hot.
Zaki bertumpu pada kedua siku
lengan sedangkan bu Lily mencengkam punggung Zaki, meresapi dorongan dan
tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan
bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur
tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Zaki
dan bu Lily. Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas
segar, bu Lily memeluk Zaki dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang
tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok,
bu Lily memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan.
Sesekali bu Lily memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Zaki
lebih dalam. Zaki tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung
bebas dan menarik-narik puting susu bu Lily. Suasana makin membara dengan peluh
yang bercucuran, sampai saat bu Lily seperti tak sanggup melanjutkan pompaan
karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Zaki
membalikkan posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo
dorongan Zaki meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK….
AHHH…AHH IBU SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu
Lily mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit
bergetar. Zaki merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti
menyedot zakarnya.Zaki menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan
memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat
menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Zaki kembali mendorong
batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan
melepaskan air maninya di atas perut bu Lily…. Yang dengan cepat meraih penis
Zaki dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu
Lily mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya
disamping bu Lily. Terdiam untuk beberapa saat.
Bu Lily bangkit duduk meraih kain
di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian
dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang… ini rahasia
kita berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki.
“mmm…baik bu…”belum sempat Zaki
menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi
berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap bu Lily manja.
“iya sayang….” Balas Zaki, senyum
manis merekah di bibir seksi bu Lily.
Setelah itu dengan cepat Zaki dan
bu Lily merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik
mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya…
berapa ronde pun dilakoni buat Zaki sayang.” Sambil berpelukan mesra, Zaki
menyanggupi ajakan bu Lily.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar