>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 2 8 7 4
Top 2D : 02 18 27 34 42
Cadangan 2D : 52 68 77 84 92
TOP SHIO : Anjing Naga Kelinci
COLOK BEBAS : 2 4 7
AS : 0 1 2
KOP : 4 5 6
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Besar / Genap
Tiba-tiba Tante Wulan berdiri dan
menyambar piyama tidurnya dan keluar kamar begitu saja. Haaa saya hanya melongo
dibuatnya kali ini apa yang akan dibuatnya? Terdengar suara agak gaduh di luar,
sepertinya ia sedang mencari sesuatu. Kemudian saya bangun dan mengintip dari
balik pintu, rupanya ia mengambil sesuatu dari kulkas dan menyembunyikan di
balik badannya, dan melangkah ke arah saya. Ssstt ayo masuk, bisiknya dan ia
menunjukkan sesuatu tepat depan wajah saya. Haa, Tante untuk apa ketimun itu,
tanyaku heran. Aahhh aku tauu! Dasar! lalu dia memelukku dan menjatuhkan diri
bersama-sama ke atas tempat tidur setelah ia membuka kembali piyamanya. Nih,
pegang..! teryata ketimun ini sudah diberi baby oil, licin dan basah. Sekedar
informasi, ketimun itu adalah ketimun import Cucumber Pickling Berwarna hijau
tua berukuran seperti alat vital orang dewasa.
Beberapa saat kita
berguling-guling di atas kasur sampai akhirnya ia berada di bawah saya dan
membimbing tangan saya untuk memasukkan ke dalam liang senggamanya.
Aaauuugghh.. teeruuss yang dalam.. uuhzz.. yeeaaah pompa terus Roy.. ya
begitu.. terus.. aahhhggh.. nikmat Roy.. puter.. puter.. yaa sodok.. sodok lagi
aauuhh.. niikmaatt.. agak ke atass.. ya begitu.. ocehan Tante Wulan makin
menjadi sambil ia mengocok senjata pusakaku. Tante Wulan membalikkan badan saya
dan menduduki tugu kenikmatan yang sudah mengeras dan membimbingnya masuk.
Srruup.. amblas, tapi hanya setengahnya saja dan Tante Wulan mulai
menaikturunkan pantatnya dengan perlahan sambil berpegangan pada lututnya.
Uuuhh batangmu hangat sekali.. lebih enak punyamu sesekali ia membenarkan letak
rambutnya.
Kraak.. kraakk kraakk suara
ranjangku seakan berteriak karena menahan beban tubuhku dan tubuh Tante Wulan.
Malam itu menjadi malam yang sangat istimewa dan gaduh, suara rintihan,
erangan, kenikmatan berbaur menjadi satu seperti hendak sengaja mempertontonkan
adegan yang mencengangkan. Astaga pintu kamarku belum ditutup, tetapi Tante
Wulan sedang asyik bermain di atas tubuhku, aku pun tak ketinggalan, menjamah,
meremas buah dadanya sehingga membuat Tante Wulan semakin liar saja. Samar-samar
ada empat mata yang memandang dari kegelapan, apakah itu cuma khayalanku yang
timbul karena rasa takut? Ah masa bodoh, selama mata itu tak menggangu acaraku.
Lalu saya bangun tapi hanya
sebatas duduk, Tante Wulan masih berada di atas pangkuanku. Bibir kami saling
bertemu dan berpagutan, saling menjilat dan saling memompa, berpelukan.
Kemudian saya bangun dan berdiri sambil menggendong Tante Wulan agar batang
kejantananku tetap menancap di liang senggamanya, dan kunaikturunkan dengan
kedua tanganku. Enaaak.. Roy.. Tante Wulan semakin memelukku dengan erat. Lalu
tak kusadari kakiku melangkah keluar sambil tetap pada posisi tadi, sampailah
di ruang tengah dan kuletakkan tubuh Tante Wulan di atas meja, tanpa kucabut
batang kemaluanku yang bersarang indah di liang sorganya.
Aku mulai memompanya lagi,
Aauugghhh lebih cepat Roy ya teruss.. begitu, desah Tante Wulan sambil
melingkarkan kedua kakinya di pantatku. Aku mengayun dengan sekuat tenaga, meja
bergetar dan pot bunga, gelas berjatuhan akibat getaran kenikmatan yang
kukeluarkan. Roy lebih cepatt.. mau keeluarr nih.. Aku pun semakin mempercepat
dorongan dan pompaanku, Aaahhh teriakku sambil mengumpulkan tenaga yang
tersisa, mulai terasa olehku ada suatu cairan hangat yang memenuhi liang
senggama Tante Wulan dan menyelimuti seluruh batanganku, membuat seakan
berkumpul kembali tenagaku, bersamaan itu Tante Wulan bangun dan memelukku erat
sambil melumat bibirku dan tak lama kemudian aku pun tiba-tiba merasa
tergoncang hebat sambil memacu dengan gencarnya, Croot croot.. croott crooot
empat kali tembakanku, lalu lunglailah tubuh kami. Nafasku tersengal-sengal,
Tante Wulan memandangku dengan penuh rasa bangga dan puas, lalu ia menarik
dirinya dari pelukanku sambil memberikan kecupan lembut di bibirku, dan ia melangkah
menuju kamar mandi.
Keesokan harinya, pukul 11.00 aku
bangun dan aku melihat mata kedua kakakku merah dan bengkak seperti orang habis
begadang, karena memang pertempuran semalam selesai ketika matahari mulai
nampak. Hatiku bertanya-tanya, Apakah mereka menontonku? tapi dari sikap mereka
terlihat biasa saja. Roy kenapa kamu bangunnya siang begini tak seperti
biasanya? tanya Risma curiga. Ehhh karena.. kecapean kali.. Aku pun bingung,
tetapi aku jadi malu jika menatap wajah tanteku itu, ada perasaan bersalah tapi
ia tenang dan mengusap-usap bahuku dan kepalaku dan seperti biasanya kami
melakukan aktifitas kami masing-masing, Riska kuliah dan Risma sekolah di
sebuah SMA Negeri di Jakarta, dan aku sendiri sekolah tak jauh dari rumah.
Pukul 17.00 aku tiba di rumah,
aku menengok ke kanan dan ke kiri, sepi sekali di dalam rumah, pintu tidak
dikunci terlihat olehku pintu kamar Riska agak terbuka, dengan berjingkat aku
masuk dan mengintip. Ahhh.. baju.. rok dan celana dalam kakakku bertebaran di
lantai, lalu mataku mulai menjelajah ke setiap sudut ruangan. Astagaaa,
jantungku berdetak keras melihat Riska tanpa busana membelakangiku sambil
tangan kanannya berpegangan pada lemari dan tangan kirinya maju mundur seperti
sedang memasukkan sesuatu ke dalam kemaluannya, hal ini membuat darah mudaku
mendesir. Dia mengerang, meringis. Kepalanya menengadah ke atas langit-langit,
lalu ia merebahkan diri ke atas kasur, sambil terus memompa sesuatu di liang
kemaluannya.
Perlahan setelah kulepas
sepatuku, aku masuk dan menutup pintu, aku tak tahan dan kukeluarkan
kejantananku, tetapi sayang ia membalikkan badannya ke arahku, terpaksa aku
masuk ke dalam kolong ranjang. Ahhh sial kataku. Aaaa jeritan Riska menyudahi
kenikmatannya, entah sudah berapa lama ia melakukan itu , tapi tak terdengar
apa-apa, semuanya menjadi sunyi, aku tak berani keluar dari kolong dan setelah
2 jam aku mulai keluar dan memperhatikan sekelilingku. Oh, rupanya ia telah
tidur dengan mengenakan selimut.
Perlahan-lahan kutarik selimut
itu. Mataku terbelalak melihat pemandangan yang satu ini, tubuh molek kakakku
yang dihiasi dengan keringat semakin indah kelihatannya, ia teryata lebih seksi
dari Tante Wulan, payudaranya lebih kencang, tubuhnya padat berisi. Uhh, pokoknya
diatas segala-galanya jika dibandingkan dengan Tante Wulan. Lalu kutangalkan
semua pakaianku dan kukunci pintu.
Perlahan kuhampiri tubuh kakakku
yang sedang tertidur, lalu aku menyentuh bulu-bulu tipis yang tumbuh di sekitar
kemaluannya dan kusisir dengan lidahku perlahan-lahan, sambil tanganku
menggapai-gapai buah dada milik Riska dan kuambil kembali ketimun itu dan
kumasukkan perlahan. Ehm, pantatnya agak terangkat sedikit dan kupompa
perlahan, masih tertinggal bekas cairan memeknya di ketimun yang ia gunakan
tadi. Aromanya lebih tajam dari milik Tante Wulan. Riska tampak
menggeliat-geliat sambil bergumam, Ohhh.. oohhh tangannya tak bisa diam
menjambaki rambutnya dam meremas-remas payudaranya, kupercepat pompaanku tapi
aku tidak tega dan kutarik kembali ketimun itu dan kugantikan dengan punyaku
sendiri.
Ssleeephh Ooohhh Riska merintih
panjang dan astaga membuka matanya dan kaget melihatku yang ada di atas
tubuhnya dan mendorongku, tapi tanganku lebih kuat. Rooy jangannn tolong Roy
jangan, katanya, tapi kusumpal dengan mulutku. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan,
menghindari ciumanku dan kutahan kepalanya, kupaksa ia untuk menerima ciumanku.
Aaaihh teryata bibir Riska lebih manis dari Tante Wulan. Aku semakin bernafsu
saja. Ia terus berontak, berontak. Semakin ia berontak, aku semakin kencang
mengayun batanganku. Auuu.. uughh.. Riska menggigit bibirnya, tak kusadari
bahwa setiap hentakanku turut dibantunya dengan menggoyangkan pantatnya,
membuat semakin nikmat walau punya kakakku lebih sempit dari milik Tante Wulan,
ini tak menjadi penghalang bagiku, kali ini sepertinya ia sudah kehabisan
tenaga dan pasrah.
Roy jangan kau tumpahkan manimu
di dalam ya, katanya memelas, aku hanya menganggukkan kepala saja dan kuciumi
bibirnya, ia tidak menolak bahkan lidahnya masuk ke dalam mulutku dan ikut
menikmatinya, karena takut ketahuan yang lain aku memacunya lebih cepat dan
kulihat senyuman dari bibir kakakku. Ia melingkarkan kakinya di pantatku agar
tak terlalu kencang getaran yang ditimbulkannya. Aaaa kita berteriak
bersamaaan, dan tiba-tiba ia memelukku dan menciumi bibirku sambil menekan
pantatnya hingga terasa olehku menyentuh dinding kemaluannya bahkan
klitorisnya, dan Crooott crrooot.. untung saja aku cepat mengeluarkan dan
tertumpah mengenai wajah Riska, dan saat itu juga ia meraih dan mengulum
batanganku dan menyedot habis mani yang tersisa di sekitar topi kepala bajaku.
Terlihat juga ada lava putih mengalir dari dalam liang senggamanya yang
disertai aroma yang merangsang. Sebetulnya aku masih ingin bercinta dengannya
tapi sudah agak petang dan karena itu aku tadi mempercepat genjotanku, dan aku
mengambil bajuku dan keluar menuju kamar mandi, beruntung ketika aku mandi,
Tante Wulan dan Risma pulang sehingga mereka tidak mengetahui apa yang
sebenarnya telah terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar