>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 9 8 4 2
Top 2D : 09 18 24 32 49
Cadangan 2D : 59 68 74 82 99
TOP SHIO : Babi Tikus Kerbau
COLOK BEBAS : 2 4 8
AS : 0 1 2
KOP : 4 5 6
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Genap
Dengan teman kantor ku saat jauh
dari Istri , Saya adalah seorang laki laki biasa yang baru saja ditinggalkan
oleh istri saya.karena memiliki masalah rumah tangga dan kami pun memang
memiliki sifat yang keras untuk tidak mau saling mengalah
Di tempat kerja, sayapun sudah
tidak banyak bercanda seperti biasanya. Dan itu yang membuat salah satu wanita
teman kerja saya merasa simpati pada saya. Sehingga setelah selesai jam kerja,
kami pulang bareng. Selama di dalam tram saya banyak menjawab pertanyaannya
tentang kepergian istri saya. Sehingga kami tidak banyak menaruh perhatian pada
macetnya kota Melbourne pada jam-jam selesai kerja seperti ini.
Tanpa terasa kami sudah berada di
dalam tempat tinggal saya, setelah saya persilakan dia untuk mengambil apa yang
dia mau di kulkas, saya langsung ke kamar mandi untuk menumpahkan air pipis
yang sejak dari tadi sudah di ujung kemaluanku.
Sekembalinya saya keruang tamu,
teman saya sudah duduk sambil baca baca majalah dengan satu kaleng Coca-Cola.
Sayapun duduk di sampingnya. Tapi tidak terlalu rapat. Saya hidupkan TV
kebetulan acara berita nasional negara ini.
Kamipun bercerita panjang lebar
tentang teman saya itu, seperti sudah berapa lama dia telah meninggalkan
Hongkong tempat asalnya. Tapi setiap kali dia menjawab pertanyaanku dia selalu
tersenyum sambil matanya memandang ke arah selangkanganku. Aku langsung melirik
selangkanganku, rupanya aku lupa men-zip-nya. Langsung kutarik zip-nya, sambil
bercanda padanya.
“Maklumlah Nov, soalnya udah lama
sarangnya pergi!”, Kataku pada Novi.
“Memangnya sudah berapa lama
burungmu tidak masuk kandang?”, Novi membalas candaku sambil meneguk Coca Cola
dengan sedikit senyum di bibirnya.
“Kira kira 5 minggulah, emangnya
kenapa nanya nanya?”, Aku meneruskan sambil mencoba membetulkan posisi dudukku.
“Akh, aku nggak percaya. Mana ada
sich laki laki yang sudah pernah begituan akan tahan selama itu untuk tidak
melakukannya?”, Bantahnya sambil senyum.
“Memang sich, aku nggak tahan.
Jadi selama ini aku pakai tangan aja”, Jawabku.
Sambil tertawa lebar, Novi
menghampiriku. Dan Novi duduk di sebelahku, rapat sekali.”Perlu dibantu?”,
Tanyanya sambil tangan kanannya meraba-raba penisku.
Novi memang gadis Hongkong yang
menawan, diusianya yang dua puluhan dia sangat menarik setiap mata laki-laki
yang memandangnya. Karena dengan buah dada dan bongkahan pantatnya yang lebih
besar dari ukuran rata-rata orang tempat asalnya. Aku jadi berani, kurangkul
pundaknya sambil kulumat bibir yang berlipstick merah muda menawan itu.
Novipun membalas dengan nafasnya
yang semakin membuatku untuk mempererat rangkulanku. Aku merasa sedikit sakit
pada penisku yang sudah sangat keras karena rabaan Novi. Dengan tak sabar
kulepas rangkulanku dari pundak Novi dan dengan kedua tanganku kubuka celanaku
sambil tetap duduk. Agak susah memang. Tapi berhasil juga.
Kudengar Novi mendesah bersamaan
dengan tangannya yang menggenggam langsung penisku yang hanya pas-pasan dengan
lingkaran tangannya itu. Kamipun kembali berpagutan, hanya kali ini tangan
kiriku telah meremas-remas buah dadanya yang kenyal dan semakin kenyal itu.
Sedangkan tangan kananku membelai-belai tengkuknya. Novi semakin
memperdengarkan desahnya.
“Ed, kita ke kamarmu saja.., ayo
Ed, aku sudah tak tahan nich?”, Novi memohon mesra. Aku pun berdiri, tapi
ketika aku ingin membuka pakaianku, aku tersentak kaget karena Novi sudah
menarik penisku sambil menanyakan di mana kamarku. “Pelan pelan Nov, sakit
nich!”, protesku atas tangan Novi yang menggenggam penisku dengan sangat ketat
itu.
Aku berjalan sambil membuka
bajuku ke arah kamarku yang telah kutunjukan pada Novi. Sebenarnya aku tak mau
menggunakan kamar dimana aku dan istriku tidur sebelum istriku itu pergi. Tapi
bagaimana lagi. Sudah nafsu sekali saat itu.
Sesampai di kamar Novi dengan
tergesa membuka seluruh pakaiannya. BH-nya, CD-nya. Semua dibuka dengan
tergesa. Lalu Novi langsung menghampiriku yang sudah lebih dulu berbaring
telentang di atas kasur sambil mengocok perlahan penisku agar semakin tegang,
sambil melihat Novi membuka pakaiannya.
Novi berbaring miring di
sebelahku, bibirnya mencari bibirku sedangkan tangan kanannya menggantikan
tanganku untuk mengocok-ngocok penisku. Aku mendesah. Novipun semakin beringas
menciumi seluruh wajahku. Telingakupun tak lepas dari sapuan lidahnya. Aku merasakan
nikmat bercampur geli yang tak terkira.
Jilatan Novi semakin turun ke
arah leherku, dadaku dan kedua puting payudaraku juga dililitnya dengan lidah.
Sambil tangannya semakin cepat mengocok penisku yang sedikit terasa sakit
karena genggamannya terlalu keras.
Jilatan Novi telah berada di atas
pusarku, lidahnya dicoba untuk masuk dalam lubang pusarku, dapat kudengar
desahnya. Walau desahku lebih besar darinya. Kini lidah Novi menyisir bulu-bulu
penisku. Aku semakin tak tahan. Tapi aku menunggu, karena aku tahu kemana
tujuan sebenarnya jilatan lidah Novi itu.
Ternyata aku salah, kukira Novi
akan melahap penisku. Ternyata Novi malah menjilat jilat kedua bijiku
bergantian. Tangannya tak lepas mengocok penisku. Sambil sesekali jari
jempolnya menyapu ujung penisku yang telah basah karena air nikmatku telah
membasahi bibir ujung kemaluanku. Geli dan nikmat sekali waktu Novi melakukan
itu. Aku tersentak karena nya.
Karena waktu Novi melakukan itu
badannya agak nungging di sampingku, maka kucoba meraih bongkahan pantatnya.
Kuusap-usap, Novi mendesah nikmat rupanya. Jariku tak mau berhenti sampai
disitu, jariku mencari-cari lubang kemaluannya. Setelah jariku menemukannya
ternyata sudah basah sekali. Semua itu membuat jariku semakin mudah untuk
mencari lubangnya.
Kusapu lubangnya dengan jariku
sambil sekali-kali kumasukan jari telunjukku ke dalam lubangnya. Novi mendesah
hebat sambil melepas jilatan lidahnya dari kedua bijiku. Kuraih pantat Novi
agar tepat berada di atas wajahku. Kini kedua tanganku beraksi atas bagian
belakang tubuh Novi.
Jari telunjuk tanganku yang kanan
kumasukan ke dalam lubang vagina Novi sambil memaju mundurkan. Sedangkan jari
telunjuk tangan kiriku menggosok gosok clitorisnya. Dapat kulihat dari bawah
selangkangannya, Novi membuka mulutnya lebar tanpa bersuara merasakan nikmat.
Ketika niatku hendak menggunakan
lidahku untuk menjilat vaginanya, aku merasakan nikmat dan sedikit ngilu yang
tak terkira. Rupanya Novi telah melahap bagian kepala penisku. Lidahnya
melilit-lilit di atas permukaan kepala penisku.
Akupun ingin menandinginya dengan
mejilat-jilat permukaan lubang vagina Novi. Sambil sekali-kali kucoba untuk
memasukan lidahku kedalam vaginanya. Agak asin memang, tapi yang lebih terasa
adalah nikmatnya. Semakin nikmat lagi saat kudengar Novi mengeluh karena
jilatan lidahku.
Novi telah memasukan penisku
setengahnya dalam mulutnya sebentar sebentar dinaikan kepalanya, kemudian
diturunkan lagi. Yang membuat aku merasa nikmat adalah saat Novi menurunkan
wajahnya untuk melahap penisku, karena Novi telah mengecilkan lingkaran mulutnya.
Sehingga hanya pas sedikit ketat
ketika bibirnya menelusuri penisku dari atas ke bawah. Oh nikmat sekali. Aku
hampir saja muncrat kalau aku tidak segera minta Novi membalikan badannya
hingga wajahnya berhadapan denganku. Aku membalas senyumnya yang kelelahan
menahan nikmat yang baru saja kami alami.
Kucium lagi mulutnya yang sangat
becek oleh air liurnya. Lalu kubalikan Novi agar berada dibawahku. Kulebarkan
selangkangannya kugenggam penisku dengan tangan kananku, lalu kugosok-gosok
kepala penisku pada permukaan kemaluannya.
“Oh.., Ed.., terus Ed.., aahh..,
nikmat sekali.., sshh”, erang Novi. Akupun mempercepat gesekannya, Novi
menggeleng gelengkan kepalanya.
Lalu dengan tiba tiba kutancapkan
penisku ke dalam vaginanya yang sudah banjir itu dengan satu hentakan keras,
masuklah 3/4 nya penisku dengan leluasa. Bersamaan dengan itu Novi berteriak
sambil badannya sebatas bahu terangkat seperti hendak berdiri matanya
membelalak menghadapi tikamanku yang tiba-tiba itu.
“oohh Edwiinn.., enaak..,
terus.., Ed.., terus.., lebih cepat Ed.., ayo Ed.., terus.., aahh”, erang Novi
sambil menghempaskan kembali bahunya ke kasur.
Kedua tangan Novi membelai
wajahku sambil menggigit bibirnya yang bawah matanyapun menunjukan bahwa saat
ini Novi sedang merasakan nikmat persetubuhan yang tiada tara. Akupun semakin
cepat memaju-mundurkan penisku. Nikmat yang kurasakan tiada bandingnya. Vagina
Novi masih boleh dibilang sempit.
“Enak Nov?”, tanyaku padanya
sambil memaju-mundurkan penisku. Novi tidak menjawab, hanya desahannya saja
yang semakin jelas terdengar.
“Enak nggak Nov?”, tanyaku lagi.
Novi menjawab dengan anggukan kecil sambil menggigit kembali bibir bawahnya.
“Jawab dong Nov, nikmat nggak?”,
paksaku walaupun ini adalah pertanyaan bodoh.
“Luar biasa Ed.., sshh.., aku
hampir keluar nich oohh”, katanya terputus putus.
“Aku masukin semuanya yach Nov?”,
tanyaku padanya yang sedang melayang.
“sshh.., em.., emangnya belum
semuanya dimasukin?”, Novi balik bertanya heran sambil menatapku dengan sayu.
“Belum!”, Jawabku singkat sambil
terus maju mundur.
Tangannyapun bergerak ke bawah
untuk memastikan belum semua penisku masuk ke dalam lubang vaginanya. Ketika
tangannya berhasil menyentuh sisa penisku yang masih di luar, aku merasa tambah
nikmat.
“Oohh.., Ed masukin Ed.., masukin
semuanya Ed.., aahh”, pintanya sambil menarik pinggangku dengan kedua tangannya
dan matanyapun terpejam menantikan.
Kucoba menahan tarikan tangan
Novi pada pinggangku, agar masuknya sisa penisku tidak terlalu cepat. Aku ingin
memberikan kenikmatan persetubuhan tak terlupakan padanya. Benar saja, ketika
sedikit demi sedikit sisa penisku masuk, Novi mendesis seperti ular yang
berhadapan dengan musuhnya. “Sshh.. sshh”, sambil matanya terpejam ketat sekali
menahan nikmat telusuran penisku ke dalam vaginanya.
Kedua tangannyapun
menjambak-jambak rambutnya sendiri. Tanpa diduga kucabut penisku, hanya tinggal
kepalanya saja yang masih tenggelam. Novi seperti ingin protes, tapi terlambat.
Karena aku telah menekannya lagi dengan sekali tancap masuklah semua penisku.
“Edwiinn!”, teriak Novi keras
sekali sambil tangannya memukul-mukul tempat tidur.
Aku semakin percepat gerakanku,
walaupun aku sudah merasa sedikit lelah dengan pinggangku yang sejak tadi maju
mundur terus.
“Terus Ed.., oohh.., terus..,
teruss.., oohh.., oohh.., aahh”.
Novi mengerang bersamaan dengan
tercapainya Novi pada puncaknya, sambil tangannya meremas-remas sprei tempat
tidur di kanan dan kirinya, badannya tersentak-sentak hanya putih yang kulihat
di matanya. Tapi aku masih terus memacu untuk menyusulnya, makin cepat, makin
cepat lagi nafasku memburu. Bunyi nikmat terdengar dari dalam vagina Novi
karena air nikmatnya itu.
“Oh Nov.., oohh.., aahh..”, cepat
kucabut penisku agar tak muncrat di dalam, kugenggam penisku, kuarahkan penisku
ke perut Novi, di sanalah air nikmatku mendarat.
Novi cepat bangkit dan
mendorongku agar telentang, kemudian Novi melahap separuh penisku ke dalam
mulutnya. Lidahnya menjilat-jilat mulut kecil di ujung penisku. Aku merasa
ngilu sekali dan tangan Novi yang mengocok-ngocok penisku seperti hendak
memastikan agar keluar semua air nikmatku.
“Sudah Nov.., sudah.., ngilu
nich.., uuhh.., sudah”, pintaku padanya. Tapi Novi masih saja memaju-mundurkan
mulutnya terhadap penisku yang semakin ngilu sekali. Setelah yakin tidak ada
lagi air nikmat yang akan keluar dari penisku Novipun merebahkan kepalanya di
atas perutku sambil memandangku dengan penuh kepuasan.
Kemudian keadaan membisu, hanya
detak jam dinding yang mengingatkan akan kenikmatan persetubuhan yang baru saja
kami alami. Kami memang mencoba untuk mengingat kembali persetubuhan yang
sempat membawa kami ke awang-awang.
“Nov, sudah jam 8 nich. Kamu
nggak pulang?”, tanyaku memecahkan kesunyian. Novi seakan tak mendengar
ucapanku. Kemudian dengan lembut kuangkat kepalanya dan keletakan di atas
kasur. Akupun coba bangkit, tapi sebelum aku turun dari tempat tidur kurasakan
tangan Novi memegang perutku.
“Mau kemana Ed?”, tanyanya sambil
melepas nafar panjang.
“Mau mandi dulu nich, lengket
semua rasanya badanku”, Jawabku sambil menoleh ke arahnya.
“Tunggu dikit lagi, kita mandi
sama-sama” Novi memohon sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.novi
sungguh nikmat
Lalu kamipun pergi ke kamar mandi
dan mandi berdua serta mengulanginya permainan seks yang sempat terputus tadi
di kamar. Setelah merasa puas melakukan persetubuhan, kamipun istirahat sambil
berpelukan hingga esok pagi. Sejak kejadian itui saya dan Novi semakin akrab
dan selalu mengulangi persetubuhan yang telah kami lakukan. Sampai akhirnya
istrikupun pulang kembali ke apartemenku, tapi itu tidak membuatku lupa akan
persetubuhan dengan Novi.
Kami sering melakukan
persetubuhan di apartemenku tatkala istriku tidak ada atau di kantor, hotel
serta apartemen Novi bila istriku sedang di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar