>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 1 7 6 3
Top 2D : 01 17 23 36 41
Cadangan 2D : 57 63 71 86 93
TOP SHIO : Kelinci Babi Ular
COLOK BEBAS : 1 3 6
AS : 0 2 4
KOP : 5 8 9
KEPALA : Besar / Genap
EKOR : Kecil / Ganjil
Saya
mempunyai teman lama namanya Reza ia sama saya seumuran lagi pula rumah kami
berdekatan, berhadapan, kalau sore hari melihat dia di teras rumah dengan anak
pertamanya yang masih kecil sambil menyuapinya, kadang kami ngobrol soal sex ,
dari pembicaraan Reza kalau mau sex dia sering melakukan foreplay dulu.
Beda dengan
ku, suamiku langsung main tancap tanpa pemanasan dulu kadang pula tak ada
variasi dalam bercinta, kalau sudah klimaks ya sudah tak mau menghiraukan
diriku yang masih ingin di sentuhnya , jadi saya jarang sekali mencapai
kepuasan dengan suamiku.
Sebaliknya
Reza bercerita jika ia sangat “happy” dengan kehidupan seksnya. Datuk hampir
selalu bisa memberikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi cerita
& kadang sangat mendetail malah. Sering Saya secara terbuka menyatakan iri
pada Reza & hanya ditanggapi dengan tawa terkekeh2 oleh Reza.
Jum’at
petang itu kebetulan Saya sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu sambil
memanggil2 nama suamiku. saya membukakan pintu.
“Eh .. Mas.
Masuk Mas,” sapaku ramah. Saya baru selesai mandi sehingga tanpa make up dengan
rambut yang masih basah tergerai sebahu. Saya mengenakan daster batik mini
warna hijau tua dengan belahan dada rendah, tanpa lengan yang memeperlihatkan
pundak & lengan yang putih & sangat mulus.
“… suamimu
mana Fella?”
“Wah ke luar
kota Mas.”
“Tumben
Fella ia tugas luar kota. Kapan pulang?”
“Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi ia
harus ikut, sampai Minggu baru pulang. Mas Datuk ada perlu ama suamiku?”
“Enggak kok,
cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Reza ama Aria nginep dirumah
ibunya.”
“Wah kalo
cuman main catur ama Fella aja Mas.”
“Emang Fella
bisa catur?”
“Eit jangan
menghina Mas, biar Fella wanita belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku sambil
tersenyum.
“Ya
bolehlah, Saya pengin menjajal Fella,” katanya dengan nada agak nakal.Aku hanya
tersenyum menjawab godaan itu. Saya membuka pintu lebih lebar &
mempersilahkan ia duduk di kursi tamu.
“Sebentar ya
Mas, Fella ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”
Saya
melenggang ke ruang tengah. Pas Saya melangkah sambil membawa baki yang berisi
2 cangkir teh & sepiring kacang goreng kegemarannya & suamiku jika lagi
main catur, ia sedang menyusun biji2 catur dipapannya.
Saya
membungkuk meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan dada dasterku terbuka
& menyingkap dua bukit payudaraku yang putih & sangat padat. Saya tak
memakai bra. Kemudian Saya duduk di kursi sofa di seberang meja.
Fella kan
putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. Beberapa ketika kami mulai asik
menggerakkan buah catur. Saya membuktikan bahwa Saya cukup menguasai permaian
ini. Beberapa kali langkah ku membuat ia harus berpikir keras. Tetapi Saya pun
kerepotan dengan langkahnya. Beberapa kali Saya harus memutar otak.
Kadang2 Saya
membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di
pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka lebar
& kedua payudaraku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya.
Satu dua
kali dalam posisi seperti itu Saya mengerling kepadanya & memergoki ia
sedang menikmati payudaraku. Saya membiarkan matanya menjelajahi payudaraku
sehingga Saya sama sekali tak mencoba menutup daster dengan tanganku.
“Cckk cckk
cckk Fella memang hebat, Saya ngaku kalah deh.”
“Ah dasar
Mas aja yang ngalah nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku
sambil tersenyum menggoda.
“Ayo main
lagi, Fella belum puas nih.” kataku rada genit.
Kami main
lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu ketika ketika sedang
berpikir, tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang sudah “mati” ke
lantai. Dengan mata masih menatap papan catur Saya mencoba mengambil biji catur
tsb dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya ia juga melakukan hal yang sama,
sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai.
Entah siapa
yang memulainya, tetapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja
sambil masih duduk di kursi masing2. Saya melihat ke arah nya. ia masih dalam
posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan
kananku. ia menjulurkan kepalaku & mencium dahi ku dengan sangat mesra.
Saya sedikit
terperanjat dengan langkahnya, tetapi hanya sepersekian detik saja. Saya
melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. ia mengkulum
lembut bibir ku sambil tangan kanannya melingkar di belakang leherku. Saya
menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan
posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja.
Kuluman
bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, &
lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Saya pun menyambutnya dengan permainan
lidahku.
Merasa tak
nyaman dalam posisi ini, ia lepaskan ciumannya. ia bangkit berdiri, berjalan
mengitari meja & duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik ia duduk Saya sudah
memeluknya & bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus
menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yang bisa ia lakukan.
Saya pun tak
mau kalah bereaksi. Harus Saya akui bahwa Saya belum pernah berciuman begini
hot, bahkan dengan suamiku sekalipun. ia menciumi sisi kiri leher ku yang putih
jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku & bau sabun yang harum
semakin memompa semangatnya.
Ciumannyabergeser
ke belakang telinga ku, sambil sesekali menggigit lembut cupingnya. Saya
semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan.
“Aaahhhh …
aaaahhhhh,” Saya merintih pelan. ia merangkul leherku dengan lengan kanannya.
Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku & merayap pelan menuju
puncak payudara ku yang sebelah kanan. Payudaraku memang sangat padat.
Bentuknya
sempurna, ukurannya cukup besar karena tangannya tak mampu mengangkup
seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang sudah tegak
menantang. Dengan ibu jari & telunjuknya ia memelintir lembut pentilku yang
mungil itu.
Saya kembali
menggelinjang kegelian. Saya menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih
terpejam. ia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya sambil
tangannya terus bergerilya di payudara kananku.
Ciumannya
semakin ganas & sesekali menggigit lembut bibirku.
Tangan
kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan
tangan diarahkannya semakin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya
mulai menyentuh cd ku di sekitar memekku , ia menghentikan gerakanku.
Tangan kirinya
kembali diturunkan, ia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan
ini diulang beberapa kali sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan
ku & mulut kami masih saling berpagutan.
Ciumannya
semakin mengganas. ia pun mulai meraba memekku yang masih terbalut cd itu.
memekku berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, ia menekan pelan
tepat di tengah memekku . Denyutan itu semakin terasa.
“Aaahh …
Mas… aahhh .. iya .. iya,” Saya melenguh sambil sedikit meronta & kedua
tanganku menyingkap daster miniku serta menurunkan cdku sampai ke lutut. Serta
merta matanya bisa menatap leluasa memekku .
Bukitnya
menyembul indah, rambut kemaluanku cukup lebat. Di antara kedua gundukan
memekku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah
kecoklatan. Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang terasa
sangat lembut itu. Saya bereaksi terhadap belaiannya dengan menciumi leher
& telinga kanannya. Saya semakin erat memeluknya.
Tangan
kanannya dari tadi tak berhenti meremas2 payudara ku yang sangat berisi itu.
Jari2nya mulai mengusap lembut memekku yang sangat halus itu. Perlahan ia
menyisipkan jari tengah kirinya di celah memekku .
Saya rasakan
sedikit lembab & agak berlendir. ia menyusup lebih dalam lagi sampai ia
menemukan it ilku yang sangat mungil . Dengan gerakan memutar lembut ia
mengusap it ilku.
“Ahhhh … iya
… Mas .. ahhhh .. ahhhh.” Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku,
sambil digosokkan naik turun. Saya meresponsnya dengan membuka lebar kedua
pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututku.
Sejenak ia
menghentikan gosokan jarinya, ia menggunakan tangan kirinya untuk menurunkan
cdku. Saya membantu dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas &
hanya menggantung di lutut kanan ku.
Gerakan ku
sudah tak terhalang lagi. Dengan leluasa Saya membuka lebar kedua pahaku.
Jarinya sekarang leluasa menjelajah seluruh memekku yang sudah sangat licin
berlendir itu. ia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat sambil sesekali
mengusap ujung memekku & digesek keatas kearah it ilku. Saya menggelinjang
semakin hebat.
“Aaaaaahhhhh
…. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus … ahhhhh,” pintaku sambil merintih.
Intensitas gosokannya semakin ia tingkatkan. ia mulai mengorek bagian luar
lubang memekku . “Iya … ahhh … iya .. Mas …”
Aku hanya
tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang,
mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan
erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tak lagi memeluknya.
Tangan
kanannya pun sudah berhenti bekerja karena merangkul Saya dengan erat agar Saya
tak melorot ke bawah. Daster ku sudah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit
yang sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku.
Pahaku
mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di seluruh bagian luar memekku
. ia sengaja belum menyentuh bagian dalam memekku . Saya sekarang menggeleng2
kepala ke kiri kanan dengan liar. Rambut basahku yang sudah mulai kering
tergerai acak2an.
“Mas … Mas
…. ahhhhh …. enak …. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh.” Saya sudah hampir mencapai
puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut ia mulai menusukkan jari tengahnya ke
dalam memekku yang sudah sangat basah itu. ia menyorongkan sampai seluruh
jarinya tertelan memekku yang cukup sempit itu.
Dia tarik
perlahan sambil sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek
lembut dinding atas memekku . Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk
lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu seterusnya.
Tak sampai
10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat
pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar.
Gerakannya dipercepat & ditekan lebih dalam lagi.
“Aaaaaahhhhhhhhhh.”
Saya melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil.
Saya bisa merasakan jari tangannya makin terjepit kontraksi otot memekku ,
& bersamaan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. Saya telah
nyampe. ia tak menghentikan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi
kecepatannya.
Tubuh ku
masih menggigil & menegang. Mulutku terbuka tetapi tak ada suara yang
keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat & pendek2 yang keluar lewat
mulutku. Kondisi demikian berlangsung selama beberapa saat. Kemudian tubuh ku
berangsur melemas, ia pun memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan
sangat perlahan ia cabut dari memekku .
Mata ku
masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut &
pelan ia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. ia mencium mesra bibirku yang
sensual itu. Akupun menyambut dengan tak kalah mesranya. Kami berciuman bak
sepasang kekasih yang saling jatuh cinta.
Agak berbeda
dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat Fella?” dengan lembut
ia berbisik di telinga ku.
“Mas … ah …
Fella belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas sangat
pinter … Makasih Mas … Reza sungguh beruntung punya suami Mas.”
“Aku yang
beruntung Fella, bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik & semulus kamu.”
“Ah Mas bisa aja … Fella jadi malu.”
Akhirnya
Saya sadar akan kondisiku ketika itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka
lebar, & cdku tersangkut di lututku. Saya segera duduk tegak, menurunkan
dasterku sehingga menutup pangkal pahaku. Akhirnya Saya bangkit berdiri.
“Fella mau
cuci dulu Mas.”
“Aku ikut
dong Fella, ntar Saya cuciin,” ia menggodaku.
“Ihhh Mas
genit.” Sambil berkata demikian Saya menggamit tangannya & menariknya ke
kamarku. Sampai di kamarku ia berkata:
“Aku copot
pakaianku dulu ya Fella, biar nggak basah.” Saya tak berkata apa2 tetetapi
mendekatinya & membantu melepas kancing celananya semantara ia melepaskan
kaosnya. ia kemudian melepaskan juga celananya & hanya memakai cd saja.
Saya melirik ke arah cdnya. Tampaknya penisnya yang besar & panjang
(dibandingkan dengan penis suamiku yang kecil) sudah menegang.
Dia maju
selangkah & mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas & Saya
mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya mudah terlepas. ia tampak mengagumi
tubuhku. Payudara yang dari tadi hanya diraba sekarang terpampang dengan jelas
di hadapannya.
Bentuknya
bundar kencang, cukup besar, tetapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku
yang sexy itu. Pentilku sangat kecil bila dibanding ukuran bukit payudaraku.
Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang
begitu putih.
Perut ku
sungguh kecil & rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak disana.
Pinggulku sungguh indah & pantatku sangat sexy, padat & sangat mulus.
Pahaku sangat mulus & padat, betisku tak terlampau besar & pergelangan
kakiku sangat kecil.
“Mas curang
… Fella udah telanjang tetapi Mas belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya,
Saya maju selangkah, agak membungkuk & memelorotkan cdnya. ia membantu
dengan melangkah keluar dari cdnya. penisnya yang sedari tadi sudah berdiri
tegak langsung menyentak. Besar & panjang, mengangguk2 saking kerasnya.
Kami berdua
berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi. Tak tahan
melihat tubuh molek ku, ia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku
langsung bersentuhan dengan kulit tubuh nya tanpa sehelai benangpun yang
menghalangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar