>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 8 2 3 0
TOP 2D : 08 12 23 30 48
CADANGAN 2D : 58 62 73 80 98
TOP SHIO : Naga Babi Ular
COLOK BEBAS : 0 2 3
AS : 3 4 5
KOP : 7 8 9
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Satu weekend, aku lagi browsing
parfum disalah satu mal besar. aku memang ditugaskan kantor buat nyari parfum
yang akan dihadiahkan buat para istri customer besar perusahaan, jadi belinya
gak sedikit. Budget untuk beli parfum dah di approve, list alternatif merek
parfum juga sudah ditangan, jadi tinggal nyari parfumnya dan tentu saja spgnya.
Wah spgnya cantik dan sexy semuanya, sampe aku binun milihnya, akhirnya lis
alternatif merek parfum a kantongin, aku milih spgnya yang paling ok aja dan mo
ngasi aku bonus ekstra mengingat aku ordenya gede banget.
Karena cape juga muterin konter
parfum tapi belum nemu spg yang sesuai selera, aku numpang duduk di konter
salah satu kosmetik. Spg kosmetik tu tipe ibu2 banget, jadi aku gak selera,
biar disana ada juga dijual parfum yang semerk dengan kosmetiknya. Si embak spg
si diem aja ketika aku bilang mo numpang duduk. Tiba2 dari belakangku ada
seorang yang nyodorin kertas kecil beraroma parfum, aku menoleh, wah kaget juga
aku. Spgnya cantik, aku suka banget liat wajahnya, bodinya maknyus banget.
pakeannya seksi banget deh, tank top ketat sepinggang dan celana ketat juga,
sehingga aku bisa melihat lekuk liku bodynya yang proporsional dan mengundang
selera lelaki yang melihatnya, termasuk aku. “Wah kamu seksi sekali, sampai
pusernya kelihatan, mangnya gak pake seragam ya”. Karena tank topnya
sepinggang, maka kalau dia bergerak pinggangnya tersingkap dan nampaklah
pusernya. Dia hanya tersenyum saja : “Kita gak disuru pake seragam kok om,
cobain om parfumnya”, sambil menyodorkan kertas kecil yang beraoma parfum yang
ditawarkan. “Buat dicium2”. “Kalo mo nyium yang nawarin bole gak”. “Ih si om
belon blanja dah genit”. “Kalo dah blanja bole genit?” “Tergantung blanjanya
om, kita ke kounterku yuk, gak enak nawarin dikonter orang”. Di konternya aku
memberikan daftar alternatif merek parfum yang harus kubeli. “Wah banyak banget
om, beli merk aku aja ya om, ntr aku kasi bonus deh”. “Bonusnya apaan?” “Kan
tadi om pengen nyium”. “Cuma nyium doangan”. “Itu permulaannya kan om, masak
langsung to the point apartment. aku baru off jam 5an om, ntar jemput aku ya”.
Wah dah pro ni spg urusan bonus rupanya. “Nama kamu sapa”. “Ampe lupa, aku Ana
om”. “Ya udah, nanti jam 5an aku jemput na disini ya”. Sorenya aku jemput dia,
Ana dah nunggu ditempat yang kita sepakati yaitu di warung kopi yang ada di mal
itu. “An, teknisnya gimana aku beli parfumnya”. “Gini om, kan ini jumlahnya
gede, besok Ana ksi daftar om ke kantor, biar kantor yang kasi penawaran ke
kantor, langsung ke nam om aja ya”. “Ok, terus?” “Ya om tinggal kasi SPK nya
aja ke Ana, diambil di kantor juga bole om. Kalo dah ada spknya barang tinggal
dianter, kasi faktur pembelian dan om bayar deh, gampang kan, dan yang penting
Ana dapet komisi gede kalo gol”.
“Makanya ana kan dapet komisi
gede, terus bonus buat aku apa”. “Om mo bawa Ana kemana aja, Ana ikut deh om”.
“Dah magrib ni, mo makan dulu ya, biar gak usah nyari makan lagi nantinya”.
“Mangnya mo all night ya om”. Aku cuma tersenyum dan menggandeng dia keluar
wrung kopi menuju ke food court. “An, kamu yang pesenin ya”. “Om sukanya
makanan apa”. “apa aja deh sesuka kamu, ni duitnya”. “Ntar juga ditagih ma yang
nganter om”. Ana pun keliling memesan makanan dan minuman buat aku dan dia
sendiri. Ketika pesanan dateng, aku mebayar semua bonnya. “Suka gak om pilihan
Ana”. “Suka banget An, yang pilihin juga aku suka banget kok”. “Ih si om, dah
gak sabar ya”. “Ya nih An, dah pengen banget”. “Dah ngaceng ya om”, ana
berbisik. “Dari tadi, pertama ngeliat kamu juga udah, abis seragamnya seksi
gitu”. “Sengaja kali om, kantor ngebebasin kita berpakean, gak kaya kounter
laennya kudu pake seragam. Kan jadi daya tarik sendiri ya om, buktinya ana
dapet paus ari ini. Target Ana sebulan langsung gol om kalo order om masuk,
pasti jadi kan om”. “Ya pasti lah, kan Ana dah mo ngasi bonusnya duluan”. “Gak
apa lah om, kalo spk dah ditangan, Ana mau kok ngasi bonus ulangan ma om”.
“Sampe segitunya An”. “Daripada pausnya jatuh ketangan yang laen”. “Yang laen
gak ada yang sesuai seleraku kok An”. Dia tersenyum mendengarnya. “Kamu selalu
ngasi bonus kaya gini ke cistomer lelaki ya An”. “Ya tergantung besar order dan
orangnya Ana suka pa enggak. Ada yang minta mentahnya juga kok om”. “Apanya
yang mentah?” Duit dari diskonnya”. “Ooo”. “O tu taun ini dah gak bulet lagi lo
om, kotak2” katanya sembari tertawa berderai. “Bisa aja kamu. Jadi kamu suka
toh ma aku”. Ana hanya tersenyum. ana memang menyenangkan untuk diajak ngobrol,
mudahan juga menyenangkan diranjang, mana orangnya cantik dan seksi lagi.
Selesai makan, kami beranjak k gedung parkir. Dimobil dia bertanya, “Om, Ana mo
dibawa ke aman?” “Ke apartmen ya An’.
“Wah asik dong”. “Mangnya
biasanya kalo ngasi bonus ke customer dibawa kemana An”.
“Ke hotel lah om, maennya ya
paling diranjang, disofa atawa di kamar mandi. Kalo diapartmen kan bisa dimana
ya om”.
LIar juga fantasi ni anak. Mobil
meluncur menuju ke apartmen yang letaknya gak jauh dari mal tadi. Sesampai di
aprtmen mobil langung masuk ke basement dan parkir di tempat yang menjadi hak
ku. Aku menggandeng Ana ke lift, di dalam lift aku memeluknya. “om sering ya ke
apartment ini, suka bawa abg ya”, tanyanya sambil tersenyum. “Sekarang lagi
bawa abg”, jawabku. “Kamu kan masih tergolong abg juga kan”.
Di apartment, kami duduk di sofa,
aku mengambilkan minuman dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena
perhatian tertuju ke tv. Akhirnya aku pindah duduk di sampingnya, menghadapkan
tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kananku di atas perutnya sambil
memasukkan telunjuk ke pusernya yang tersingkap. lehernya kucium, terus
menyusur ke pipi. Tubuhku bergeser merapat, bibirnya kulumatnya dengan lembut.
Dia juga mengulum bibirku lebih kuat.
Sedang menikmati bibirnya dengan
mulutku, tangan kususupkan kedalam tank topnya dan meremas lembut toketnya yang
masih terbungkus bra. Dia terengah jadinya, rupanya tindakanku sudah menaikkan
suhu napsunya. Bibirku mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank
topnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit lembut. sambil terus
meremas-remas toketnya. Kemudian tanganku menjalar ke punggungnya dan kulepas
kaitan bra nya sehingga toketnya bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di
permukaan kulitnya. Dan mulai pentil kirinya kusentuh dengan lidah dan kuhisap.
Terus pindah ke pentil kanan. Dan tanganku satunya mulai turun dan memainkan
pusernya, dia makin terengah, rupanya napsunya makin berkobar karena elusan
tanganku.
Kemudian tanganku turun lagi dan
menjamah selangkangannya. Lama hal itu kulakukan sampai akhirnya kubuka
ristsluiting celananya dan kutarik celananya ke bawah, Tinggalah CD mininya
yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya
muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
Jembutnya lebih terlihat jelas
karena CDnya sudah basah karena cairan no noknya yang sudah banjir. Kubelai
celah no noknya dengan perlahan. Sesekali kusentuh i tilnya, ketika kuelus
pahanya otomatis mengangkang sehingga aku bisa mengakses daerah no noknya
dengan leluasa. Tubuhnya terasa bergetar, kemudian CDnya yang sudah basah itu
kulepaskan. Diamengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus tubuhnya
yang terakhir. Jariku mulai sengaja memainkan i tilnya. Kemudian masuk ke no
noknya. Aku terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali
kuhisap, dan terus jilatanku menjalar ke perutnya, akhirnya sampailah ke no noknya.
Kali ini kucium jembutnya yang
lebat dan kubuka bibir no noknya dengan dua jari. Kadang bibir no noknya
kuhisap, kadang i tilnya, namun yang membuat dia tak tahan adalah saat lidahku
masuk di antara kedua bibir no noknya sambil menghisap itilnya. Hanya dalam
beberapa menit dia benar-benar tak tahan. Dan.. dia mengejang dan dengan
sekuatnya dia berteriak sambil mengangkat pantatnya sehingga i tilnya merapat
dengan mulutku. Dia meremas-remas rambutku, rupanya dia merasakan nikmatnya
nyampe, hanya dengan bibir dan lidahku.
Aku terus mencumbu no noknya,
hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat. “om, Ana sudah pengen dien tot.”
katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit, mengangkat
badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Di kamar, dia kubaringkan di
tempat tidur ukuran besar dan aku mulai membuka bajuku, kemudian celanaku. Dia
nampak terkejut melihat kon tolku yang besar dan panjang nongol dari bagian
atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku. Sementara itu dia terbaring menunggu.
kon tolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir
menempel ke perut. Dan saat aku pelan-pelan menindihnya, dia membuka pahanya
makin lebar dan memejamkan matanya. Aku mulai mendekapnya sambil terus mencium
bibirnya, kurasakan kon tolku mulai menyentuh bibir no noknya. Sebentar
kuusap-usapkan dan pelan sekali bibir no noknya kudesak menyamping dengan kon
tol besarku. Mili per mili. Pelan sekali kon tolku terus masuk . Dia mendesah
tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya kon
tolku menyentuh bagian dalam no noknya, maka secara refleks dia merapatkan
pahanya. Aku terus menciumi bibir dan lehernya. Dan tanganku tak henti-henti
meremas-remas toketnya. kon tol besarku mulai kuenjot halus dan pelan.
Nafasnya cepat sekali memburu,
terengah-engah. Dia rupanya merasakan nikmat luar biasa karena gerakan kon
tolku. Aku tahu bahwa dia semakin hanyut. Maka makin gencar kulumat bibirnya,
lehernya dan toketnya kuremas makin kuat. Dengan tusukan kon tolku yang agak
kuat, kupepet i tilnya dengan menggoyang goyangnya, dia menggelepar, tubuhnya
mengejang, tangannya mencengkeram kuat-kuat sekenanya. no noknya terasa
menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat. Rupanya dia benar-benar
mencapai puncak kenikmatan yang belum pernah dialaminya. “om, Ana nyampe om”,
teriaknya dengan kuat. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas.
Sudah dua kali dia nyampe dalam waktu relatif singkat. Aku membelai rambutku
yang basah keringat. Dia membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut
sekali, tak henti hentinya toketnya kuremas-remas pelan.
cerita sex,cerita dewasa,cerita
mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep
Tiba tiba, dengan serangan cepat
bibirnya kulumat dengan kuat dan diteruskan ke leher serta toketnya
kuremas-remas lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat kembali aku
memainkan kon tolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi dia nyampe, yang hanya
selang beberapa menit, dan kembali dia berteriak lebih keras lagi. Aku terus
memainkan kon tolku dan kali ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah.
Satu tanganku mencengkeram
lengannya dan satunya menekan toketnya. Dia makin meronta-ronta tak karuan.
Puncak kenikmatan diikuti ngecretnya pejuku dengan kuat di dalam no noknya,
menyembur berulang kali. Terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur
dan memenuhi no noknya, peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang
memancar kuat.
Setelah selesai, aku memiringkan
tubuhku sambil tetap meremas lembut toketnya sambil mencium wajahnya. “An, kamu
luar biasa, no nokmu peret dan nikmat sekali” pujiku sambil membelai toketnya.
“om juga hebat. Bisa membuat Ana nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ana
bisa nyampe dan merasakan kon tol raksasa. Hihi..”. “Oo gitu ya An, jadi kamu
suka dengan kon tolku?” godaku sambil membelai belai wajahnya. “Ya om, kon tol
om nikmat, besar, panjang dan keras banget”, jawabnya. Aku tidak langsung
mencabut kon tolku, tapi mengajak mengobrol sembari kon tolku makin mengecil.
Dan tak henti-hentinya aku
menciumi nya, membelai rambutnya dan toketnya. Peju yang bercampur dengan
cairan no noknya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai,
pelan-pelan kon tol yang telah menghantarkan dia ke awang awang itu kucabut
sambil kucium lembut sekali. Tak lama kemudian tertidurlah dia dalam pelukanku.
Dia tidur nyenyak sekali. Ketika
dia terbangun, dah sekitar tengah malam. Kubelai rambutnya, kurang lebih
setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya mandi karena
badan kami basah dan lengket karena keringat abis bertempur tadi. . Kubimbing
dia ke kamar mandi, saat berjalan masih ada sisa peju yang mengalir di pahanya,
mungkin saking banyaknya aku ngecret didalam nonoknya. Dalam bathtub yang
berisi air hangat, dia duduk di atas pahaku. Aku mengusap-usap punggungnya. Aku
memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan toketnya. Sesekali aku
menggeliatkan badanku sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi
busa sabun. Pentilnya mulai mengeras.
Pangkal pahanya yang terendam air
hangat tersenggol2 kon tolku. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar
kembali. Dia kutarik sehingga menempel lebih erat ke tubuhku. Aku menyabuni
punggungnya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tanganku terus menyusur hingga
tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-usap pantatnya dan kuremas. kon tolku pun
mulai tegang ketika menyentuh no noknya. Terasa bibir luar no noknya bergesekan
dengan kon tolku.
Dengan usapan lembut, tanganku
terus menyusuri pantatnya. Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku
menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan no noknya. “om nakal!”
desahnya sambil menggeliat mengangkat pinggulnya. Dia menggeliatkan pinggulnya.
Aku mengecup lehernya berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir no
noknya. Tak lama kemudian, aku semakin jauh menyusur hingga akhirnya lipatan
bibir luar no noknya kuusap-usap. Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali
kujilat, sesekali menggigit dengan gemas. “Aarrgghh..Sstt.. Sstt..” rintihnya
berulang kali. Lalu dia bangkit dari pangkuanku. Tapi ketika berdiri, kedua
lututnya goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera membalikkan
tubuhnya. Aku tak ingin dia terjatuh. Aku menyangga punggungnya dengan dadaku.
Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke perutnya. Keatas, meremas dengan lembut
toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk.
Pentil kiri dan kanan kuremas
bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan berhenti di lehernya. “om,
lama amat menyabuninya” rintihnya sambil menggeliatkan pinggulnya. kon tolku
semakin keras dan besar, makin dalam terselip dipantatnya.
Dia meremas bijiku dengan gemas.
Aku menggerakkan telapak kananku ke arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap
usap jembut lebatnya, lalu mengusap no noknya berulang kali. Jari tengahku
terselip di antara kedua bibir luar no noknya. Aku mengusap berulang kali. i
tilnya pun menjadi sasaran usapanku. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan
kon tolku makin kuat menekan pantatnya. Dia jongkok merendam nonoknya ke dalam
air. Dibersihkannya celah diantara bibir no noknya dengan mengusapkan 2
jarinya.
Ketika dia menengadah kon tolku
telah berada persis didepannya. kon tolku telah ngaceng berat. “om, kuat banget
sih om, baru aja ngecret di no nok Ana sekarang sudah ngaceng lagi”, katanya
sambil meremas kon tolku, lalu diarahkan ke mulutnya.
Dikecupnya ujung kepala kon
tolku. Tubuhku bergetar menahan nikmat ketika dia menjilati kepala kon tolku.
Aku meraih bahunya karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah berdiri, kaki
kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub. Dia kubuat menungging
sambil memegang dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala kon tolku ke
celah di antara bibir no noknya. “Argh, aarrgghh..,!” rintihnya.
Aku menarik kon tolku
perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar
no noknya ikut terdorong bersama kon tolku. Perlahan-lahan kutarik kembali kon
tolku, aku bertanya “Enak An?”. “Enaak banget om”,jawabnya.
Aku mengenjotkan kon tolku dengan
cepat sambil meremas bongkah pantat nya dan juga toketnya. “Aarrgghh..!”
rintihnya ketika kon tolku kembali menghunjam no noknya. Dia terpaksa berjinjit
karena merasa kon tolku seolah membelah no noknya karena besarnya. Terasa no
noknya sesek kemasukan kon tolku yang besar dan panjang itu. Kupegang
pinggulnya dengan erat dan kon tol kukeluar masukkan dengan cepat dan keras.
Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahaku berbenturan dengan
pantatnya. “Aarrgghh.., om.., Ana nyampe..!” Dia lemas ketika nyampe lagi untuk
kesekian kalinya. Aku juga tidak dapat menahan pejuku lebih lama lagi.
“Aarrgghh.., An”, kataku sambil menghunjamkan kon tolku sedalam-dalamnya.
“om.., sstt, sstt..” katanya
karena berulangkali merasa tembakan pejuku dino noknya. “Aarrgghh.., An,
enaknya!” bisikku ditelinganya. “om.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dien
tot om”, jawabnya. Aku masih mencengkeram pantatnya sementara kon tolku masih
nancep dino noknya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang
masih menancap di no noknya. Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan
air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.
Setelah selesai aku keluar
duluan, sedang dia masih menikmati shower. Selesai mandi, dengan rambut yang
masih basah dan masih bertelanjang bulat, dia keluar dari kamar mandi. Aku
sudah mengambilkan soft drink dingin dari lemari es. Ditenggaknya sekali abis.
“Haus ya An, laper lagi gak?” “Mangnya ada makanan om?” “Ada si piza tapi sisa.
Gak apa kan”. “Gak apa om, gak basi kan”. “Ya enggaklah say, aku angetin dulu
di micro wave ya, masih banyak kok, cukuplah buat kamu. aku mah gak laper, aus
iya”. Aku menyiapkan pizanya. Dia duduk di mejadekat sofa. Dia kupersilakan
minum dan makan sambil mengobrol, diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku
memintanya duduk di pangkuanku. Dia menurut saja.
Sambil mengobrol, dia kumanja
dengan belaianku. Akhirnya setelah selesai makan, kuraih dagunya, dan kucium
bibirnya dengan hangatnya, dia mengimbangi ciumanku. Dan selanjutnya aku mulai
meremas-remas lembut toketnya, kemudian menelusuri antara dada dan pahanya. Dia
sadar bahwa sesuatu yang didudukinya terasa mulai agak mengeras. Ohh, dia
langsung bangkit. Dia bersimpuh di depanku dan ternyata kon tolku sudah mulai
ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.
Kepala kon tolku sudah mulai
sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu diraihnya, dibelai dan kulupnya
ditutupkan lagi. Dia suka melihatnya dan sebelum penuh tegangnya langsung
dikulumnya kon tolku. Dia memainkan kulup batang yang tebal dengan lidahnya.
Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala kon tolku tertutup kulupnya dan
segera dikulum, dimainkannya kulupku dengan lidahnya, dan diselipkannya
lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya berputar masuk di antara kulup dan
kepala kon tolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya
kon tolku makin membengkak dan aku mulai menggeliat dan berdesis menahan
kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin penuh.
“om, hebat ya sudah ngaceng lagi,
kita lanjut yuk om”, katanya, yang juga sudah terangsang.
Aku makin tak tahan menerima
rangsangan lidahnya. Maka dia kutarik ke tempat tidur. Kakinya kubuka sambil
tersenyum dan aku langsung menelungkup di antara pahanya. “Aku suka melihat no
nok kamu An” ujarku sambil membelai jembutnya yang lebat. “Mengapa?” “Sebab
jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dien tot
jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”. Aku terus membelai jembut dan
bibir no noknya. Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-tarik seperti mainan.
Bibir no noknya kubuka, dia makin terangsang dan makin banyak keluar cairan
dari no noknya. Aku terus memainkan no noknya seolah tak puas-puas, kadang
kadang kusentuh sedikit i tilnya. Pinggulnya mulai menggeliat, kemudian
diangkatnya pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku.
Kuhisap lubang no noknya yang
sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk
no noknya, dan saat kuhisapnya i tilnya dengan ujung lidah, dia berteriak..
“Aauuhh!! Ayo dong om, Ana pingin dien tot lagi” ujarnya sambil menarik bantal.
Aku langsung menempatkan tubuhku makin ke atas dan mengarahkan kon tol gedeku
ke arah no noknya.
Kupegang kon tolku dan kuselipkan
di antara bibir no noknya. Pegangan kulepas saat kepala kon tolku mulai
menyelinap di antara bibir no noknya dan menyelusup ke lubang no noknya.
Pelan-pelan kutekan dan kucium bibirnya lembut. Dia merapatkan pahanya supaya
kon tolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya
hingga terasa sekali kon tolku menekan dinding no noknya. kon tolku semakin
masuk.
Belum semuanya masuk, kutarik
kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegah agar
tidak lepas. Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya dia berteriak-teriak
sendiri. Setelah puas menggodanya, dengan hentakan agak keras, kupercepat
gerakan memainkan kon tolku. dengan hentakan keras kon tol kugoyang goyangkan,
sambil meremas toketnya, kuciumi lehernya. Akhirnya dia mengelepar-gelepar. Dan
sampailah dia kepuncak. Dia berteriak. Aku menyerangnya terus dengan
dahsyatnya, sehingga tak habis-habisnya dia melewati puncak kenikmatan.
Lama sekali. Dia memohon, tak
kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenaganya dengan orgasme
berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatku. Dia
terkulai lemas sekali, keringatnya bercucuran. Tubuhnya kutindih serta lehernya
kembali kucumbu. Kupeluk tubuhnya dan kembali kuremas toketnya. Pelan-pelan kon
tol mulai kuenjotkan.
Aku terus menelusuri permukaan
tubuhnya. Dadaku merangsang toketnya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya.
Dan kon tol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku
menjelajah leher dan bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang semula lemas, mulai
terbakar lagi. Dia berusaha menggeliat, tapi tubuhnya kupeluk cukup kuat,
tangannya mulai menggapai apa saja yang bisa didapat. Aku makin meningkatkan
cumbuanku dan memompakan kon tolku makin cepat. Gesekan di dinding no noknya
makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Leherku kugigit agak kuat dan
kumasukkan seluruh batang kon tolku serta kugoyang-goyang untuk meningkatkan
rangsangan di i tilnya. Maka jebol lah bendungannya, dia mencapai puncak
kembali. Kembali dia berteriak sekuatnya menikmati ledakan orgasme yang lebih
kuat, dia meronta2. Dia menggigit pundakku.
Sesaat aku menurunkan gerakanku,
tapi saat itu kubalik tubuhnya hingga dia yang di atas. Dia terkulai di atas
tubuhku. Dengan sisa tenaganya dia mengeluarkan kon tolku dari no noknya.
Diraihnya kon tolku. Tanpa pikir panjang, kon tol yang masih berlumuran cairan
no noknya sendiri dikulum dan dikocoknya. Pinggulnya kuraih hingga dia
telungkup di atasnu dengan posisi terbalik. Kembali no noknya yang berlumuran
cairan jadi mainanku, dia makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kon
tolku. Kupeluk pinggulnya hingga sekali lagi dia orgasme. Kuhisap i tilnya
sambil ujung lidahku menari cepat sekali. Tubuhnya mengejang dan menjepit
kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir no noknya
merapat ke bibirku. Dia tidak bisa berteriak tapi karena mulutnya penuh, dan
tanpa sadar dia menggigit agak kuat kon tolku dan dicengkeramnya dengan kuat
saat dia masih menikmati orgasme. “An, aku mau ngecret An, di dalam no nokmu
ya”, kataku sambil menelentangkan dia. “Ya, om”, jawabnya. Dia kunaiki dan
dengan satu hentakan keras, kon tolku yang besar sudah kembali menyesaki no
noknya. Aku langsung memain kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras.
Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang.
Pantatnya dihentakkannya ke atas
dengan kuat sehingga kon tolku nancap semuanya ke dalam no noknya dan akhirnya
crot .. crot ..crot, pejuku muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Aku
menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. “An, nikmat sekali ngen tot sama
kamu, no nok kamu kuat sekali cengkeramannya ke kon tolku”, bisikku. “Ya om,
Ana juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman no nok Ana terasa kuat karena
kon tol om kan gede banget. Rasanya sesek deh no nok Ana kalau om neken kon tol
om masuk semua. Kalau ada kesempatan, Ana dien tot lagi ya om”, jawabnya.
“Pasti”, lalu bibirnya kucium dengan mesra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar