>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 3 5 7 1
TOP 2D : 03 15 27 31 43
CADANGAN 2D : 53 65 77 81 93
TOP SHIO : Naga Babi Ular
COLOK BEBAS : 1 3 5
AS : 3 4 5
KOP : 6 8 9
KEPALA : Besar / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Siang itu aku berada di kantor
sedang membaca suratsurat dan dokumen yang barusan dibawa sekretarisku LIA,
untuk aku tanda tangani. Kulihat di layar handphone ku tampak sebuah nomor
telepon yang sudah kukenal.
Hello.. Dita.. Apa kabar sapaku.
Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Dita. Iya habis sibuk sih
jawabku sambil terus menandatangani suratsurat di mejaku. Ini Pak Robert.. Ada
barang bagus nih.. terdengar suara Dita di seberang sana.
Dita ini memang kadangkadang aku
hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku.
Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu.
Terkadang lebih ampuh dari pada memberikan uang di bawah meja.
Bagusnya gimana Dit? tanyaku
penasaran.
Masih anakanak Pak.. Baru 15
tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan, benerbener gadis virgin Mendengar hal itu
langsung senjataku berontak di sarangnya.
Memang sering aku kencan dengan
wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarangjarang aku mendapatkan yang
masih perawan seperti ini. Cantik nggak? tanyaku
Cantik dong Pak.. Tampangnya
innocent banget. Bapak pasti suka deh.. rayu Mami Dita ini. Setelah itu aku
tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Tari, anak keluarga
ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya.
Orang tuanya tidak mampu
menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Dita, dia mau
melakukan hal ini.
Minta berapa Dit? tanyaku
Murah kok Pak.. cuma lima juta
Wah.. Pikirku.
Murah sekali.. Aku pernah dengar
ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun
setuju dengan tawaran Dita.
Aku berjanji untuk menelponnya lagi
setelah aku sampai di lokasi nanti. Lia.. Ke sini sebentar kutelpon
sekretarisku yang sexy itu.
Tak lama Lia pun masuk ke
ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku. Ada apa
Pak Robert? tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih.
Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak
tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin
menikmati perawan yang ditawarkan Dita.
Toh masih ada hari esok untuk
Lia, pikirku.
Saya perlu uang lima juta untuk
entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya kataku.
Baik Pak jawabnya. Ada lagi yang
bisa saya bantu Pak Robert..? Lia berkata genit sambil menatapku menggoda
Nggak.. Mungkin lain kali Lia..
Saya sibuk banget nih kataku purapura. Aku tak ingin staminaku habis sebelum
bertempur dengan Tari, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka
kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda
terima untuk aku tandatangani.
Nanti kalau perlu lagi, panggil
Lia ya Pak katanya masih mengharap.
Baik Lia.. Saya pergi dulu
sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya jawabku sambil mengemasi
laptopku. Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel
di kawasan Semanggi.
Akupun cek in di hotel yang
berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan
kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu. Setiba di kamar,
kutelpon Dita untuk memberitahukan lokasiku.
Dia berjanji untuk datang sekitar
satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang
tamu kamarku. Sedang asyikasyiknya melihat berita perang di Irak tibatiba HPku
berbunyi.
Sialan Lia. Aku khan sudah bilang
jangan telepon. pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller IDnya.
Halo. Pak Robert.. Ini Santi kata
suara di seberang sana.
Santi ini adalah istri dari Pak
Arief, manajer keuangan di kantorku.
Oh Santi.. Aku pikir
sekretarisku. Ada apa San?
Nggak Pak Robert.. Cuma kangen
aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu
itu.
Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?
Wah.. Kalau hari ini nggak bisa
San.. Aku sedang di tempat klien nih jawabku mengelak.
Khan minggu depan suamimu sudah
pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian lanjutku.
Habis Santi udah kangen banget
Pak.. rengeknya.
Sabar ya sayang.. Tinggal
beberapa hari lagi kok hiburku. OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak katanya
menyudahi pembicaraan.
Wah, ternyata dia sudah tak sabar
kepengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan lakilaki
jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk
menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa
semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi.
Setelah satu jam setengah aku
menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Dita
bersama seorang gadis belia, Tari.
Maaf Pak Robert. Tadi Tari baru
pulang dari latihan pramuka di sekolahnya alasan Dita. Mungkin tampak di
wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.
OK nggak apa.. Ayo masuk kataku
sambil memperhatikan Tari.
Hari itu dia mengenakan tanktop
yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang
dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak
seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh.
Yang membuat aku kagum adalah
wajahnya yang cantik dan terkesan innocent. Tari.. Ini Oom Robert kata Dita
memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata
lirih, Tari.. Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Tari duduk disamping
sedangkan Dita berhadapan denganku.
Kurengkuh pundak Tari dengan
tangan kiriku, sambil kuelus elus sayang. Gimana Pak.. OK khan Dita bertanya
OK.. Kamu jemput lagi aja nanti jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Tari
yang mulus itu gemas.
Setelah itu Dita pamitan, tentu
saja setelah menerima pembayarannya. Kamu lapar nggak Tari? Kita pesan makanan
dulu yuk saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah
waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena
perutku yang lapar.
Apalagi ternyata gadis yang
dibawa Dita ini cantik sekali. Pesan apa? tanyaku sambil memberikan room
service menu padanya.
Nasi goreng aja Oom Minumnya?
Minta susu boleh Oom? jawabnya. Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir
untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Tari. Sambil menunggu pesanan datang,
kamipun menonton TV.
Channelnya Tari ganti ya Oom
katanya sambil mengambil remote.
Oh ya.. Oom juga bosen lihat
perang terus jawabku sambil mengagumi keindahan Tari. Setelah dia duduk,
kueluselus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu.
Tari kemudian mengubah channel TV
ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih
anakanak, pikirku.
Kamu sudah punya pacar? tanyaku
setelah kami terdiam beberapa saat.
Belum Oom.. Kenapa? tanyaku lagi
Tari khan masih kecil.. katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV.
Aku pun makin bernafsu mendengar
jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya
he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kueluselus pahanya. Tari nampak tak terbiasa
dan bergerak agak menghindar.
Pahanya yang putih mulus makin
tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya
yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak
sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini.
Tanganku sudah ingin melucuti
tanktopnya ketika tibatiba bel kamarku berbunyi. Room Service terdengar suara
di depan kamarku. Akupun berdiri meninggalkan Tari untuk membuka pintu. Tampak
ada perasaan lega di raut wajah Tari ketika aku beranjak pergi.
Ada pesanan lagi Pak? tanya
petugas room service setelah meletakkan makanan di meja. Nggak jawabku Mungkin
buat anaknya? tanyanya lagi Mungkin nanti menyusul kataku sambil menandatangani
bill yang diserahkannya.
Cerita Sex Aku geli juga
mendengar si petugas menyangka Tari adalah anakku. Memang pantas sih dilihat
dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Tari menikmati
nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.
Mau buah Tari? kataku sambil
mengambil buahbuahan dari minibar. Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja
boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah katanya. Hm.. Benarbenar manis ini anak,
pikirku.
Dalam hati aku kasihan juga pada
dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda
itu.
Aku makan satu buah apel dan
kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buahbuahan itu dan kemudian dimasukkan
dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan
kumatikan TVnya.
Ayo sayang kita mulai ya.. kataku
sambil menciumi pundaknya yang terbuka. Aku kemudian beralih menciumi bibirnya
sambil tanganku meremas remas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika
tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.
Kok diam saja sih!! Bentakku.
Oom.. Tari nggak pernah Oom.. Belum ngerti jawabnya lirih ketakutan. Ya sudah
sini kamu.. kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada.
Tari mengikutiku dari belakang.
Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku. Ayo sini duduk
Oom pangku kataku. Taripun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan
persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum
kemaluan orang berkulit hitam.
Mata Tari tampak takjub melihat
adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aku menciumi
dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah
masuk ke dalam tanktopnya dan meremasremas buah dadanya yang masih tertutup BH
itu.
Kutarik ke atas cup BHnya
sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai
tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.
Oom.. Jangan Oom.. Tari malu
katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang
mengerangerang nikmat disetubuhi dari belakang. Nggak usah malu sayang jawabku
sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya.
Kulumat buah dada yang baru
tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda
itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana
dalamnya.
Pelanpelan Oom.. Sakit desahnya
ketika tanganku mengusapusap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak.
Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini.
Kamu cantik sekali Tari.. Ohh
yeah.. kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya. Tanganku
mengeluselus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah
kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan
sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang.
Kuturunkan Tari dari pangkuanku,
dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku
meremasremas rambutnya.
Emmhh.. Emmhh.. hanya itu yang
terdengar dari mulut Tari. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya.
Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat
membengkak.
Tetapi lagilagi dia hanya diam
saja. Memang dasar anakanak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak
kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak
akan bangun lagi.
Ayo.. Berlutut!! kataku sambil
menarik rambutnya. Tampak air mata Tari berlinang di sudut matanya. Dengan
cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan
gagah di depannya.
Ayo isap!! perintahku pada Tari
yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu.
Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.
Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar
sekali.. Nggak muat Oom katanya mengibaiba. Terasa tangannya bergetar memegang
kemaluanku.
Ayo!! bentakku sambil menarik
rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu.
Tampak Tari sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil
berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.
Aahh.. Yes.. Make Daddy happy..
desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun
mengeluselus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Tari
mulai menghisapi kemaluanku.
Ayo jilati batangnya.. Sayang
kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilati
batang kemaluanku dengan perlahan.
Ayo isap lagi instruksiku lagi
sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya. Taripun
mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke
dalam mulutnya.
Kutekan kemaluanku ke dalam
mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak
ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk
mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.
Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom Tari
memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya Oom belum puas. Ayo lagi!!
bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.
Taripun terisak menangis, tetapi
kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar
hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang lakilaki dewasa dengan tubuh
tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur
dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.
Mungkin sekitar 15 sampai 20
menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada
lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan
ejakulasinya.
Buka mulutmu!! perintahku pada
Tari sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya. Kemudian kukocokkocok
kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya
dan sebagian mengenai wajahnya.
Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat
Tari.. erangku saat orgasme.
Ayo telan!! perintahku lagi
ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar. Tampak dia berusaha
menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh
keluar dari mulutnya.
Diambilnya tisu dan dibersihkannya
wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian
mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk
buang air kecil.
Sekembalinya aku dari toilet,
tampak Tari sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan
berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan
duduk disampingnya. Kembali kueluselus pundak dan tangannya.
Omm.. Tari pengin pulang Oom..
Tari capek.. katanya. Yach kamu istirahat dulu aja sayang jawabku sambil
mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih
menayangkan acara kartun kesukaannya itu.
Kuusapusap tubuhnya yang duduk di
sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit
kembali. Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur
semenjak tadi.
Di layar sekarang seorang pria
bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga,
sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. Memang
film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku.
Melihat adegan demi adegan di
layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Tari
berada. Tari tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya. Aku ingin menikmati
memekmu sayang kataku sambil menyibakkan rok mininya.
Kuciumi pahanya dan kujilati
sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga
vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.
Jangan Oom.. Tolong Oom kata Tari
ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan
isap vaginanya. Lidahku menarinari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang
perawan itu.
Uhh.. Ampun Oom.. erangnya ketika
aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas
meremas buah dadanya. Kupilinpilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara
vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.
Ayo kita lanjutkan di ranjang,
manis.. kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya
sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan
tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku.
Tampak kemaluanku sudah kembali
membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Tari tampak memandangku
dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran
kemaluanku.
Langsung kuterkam tubuhnya di
ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan
kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa
pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras.
Lalu kubuka rok mininya, sehingga
Taripun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari
merambah vaginanya dan mengusapusap klitorisnya.
Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom..
Jangan Oom.. Tari masih perawan Oom. rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan
menatapnya Memangnya Bu Dita bilang apa? tanyaku Katanya Tari nggak akan
diperawani.
Cuma dipegang dan diciumi aja
jawabnya terisak.
Mendengar itu timbul perasaan iba
karena ternyata dia telah dibohongi oleh Dita.
Ya sudah.. Kataku. Kamu hisap
lagi aja kontol Oom seperti tadi perintahku.
Akupun lalu tidur telentang dan
Taripun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri
tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Taripun kembali memberikan kenikmatan
mulutnya pada kemaluanku.
Tampak dari tatapanku, kepalanya
naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengeluselus rambutnya penuh rasa
sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya.
Ya terus.. Sayang erangku menahan
nikmat yang tiada tara. Setelah beberapa menit, kutarik tubuhnya sehingga
wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku
meremasremas pantatnya.
Kemudian kubalikkan badannya,
sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah
dadanya dan kugigitgigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan
pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.
Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan..
Ampun.. rengek Tari ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya.
Aku tambah bernafsu saja
mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang
vagina perawannya.
Terasa sesuatu menghalangi
kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya Ahh.. Sakiitt.. jeritnya menahan
tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.
Kutahan sebentar menikmati saat
aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur
menyetubuhinya.
Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu
enak Tari. racauku Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun.. Tari merintih
kesakitan sambil menangis.
Yes.. You naughty girl.. Daddy
must punish you.. Yeah.. aku kembali meracau kenikmatan. Kugenjot terus
kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Tari yang sangat sempit
itu. Tampak air mata Tari meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku
tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.
Kemudian kutarik pahanya sehingga
melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya.
Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya. Bosan dengan posisi itu, kubalikkan
badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya doggy style. Sudah tak terdengar lagi
rengekan Tari, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan
itu.
Ahh.. Sakit Oom ampun.. rengeknya
kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sambil
kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari
belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.
Setelah kurang lebih satu jam aku
setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan
cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesekgesekkan kemaluanku di
dadanya. Kadang kugesekgesekkan juga ke seluruh wajahnya.
Ahh.. Memang enak perawan kamu
Tari.. erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya. Akupun kemudian bergegas
menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa
sperma bercampur darah perawan Tari.
Sekembalinya aku dari toilet,
kulihat Tari masih terbaring di ranjang sambil menangis terisakisak. Kubiarkan
saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda
setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.
Kuminum sisa birku, dan kutelepon
Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang. Gimana Pak Robert?
tanyanya tersenyum.
Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget
kataku tertawa kecil. Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang
bagus kok Pak katanya lagi.
Percaya deh sama Dita. Tuh
anaknya masih di kamar Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di
sofa. Lagilagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis
di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya.
Setelah kurang lebih setengah
jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.
Saya permisi dulu Pak Robert
pamit Dita.
Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus
lagi telepon ya. Untuk obat awet muda. jawabku sambil mengedipkan mataku.
Beres Pak jawabnya sambil
menggandeng Tari keluar. Ini tasnya ketinggalan kataku sambil menyerahkan tas
Tari yang berisi buahbuahan untuk adiknya itu.
Kuperhatikan mata Tari masih
sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku. Tak
lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku
mampir di panti pijat langgananku.
Tubuhku agak pegal sehabis
menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa
sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik
kesayanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar