>>>SINGAPOREPOOLS<<<
ANGKA MAIN : 7 4 0 1
TOP 2D : 07 10 24 31 47
CADANGAN 2D : 57 60 74 81 97
TOP SHIO : Kerbau Kambing Kelinci
COLOK BEBAS : 0 1 4
AS : 0 1 2
KOP : 3 5 6
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Kecil / Ganjil
Membayangkan keduanya lagi
bercinta membuat saya terangsang sendiri sehingga saya coba mempercepat
pekerjaan saya yang masih setumpuk. Namun baru jam setengah tujuh malam saya
bisa merampungkannya. Secepat kilat saya pacu mobil saya menuju rumah. Dibenak
saya hanya ada keinginan untuk melakukan threesome dengan istri saya dan Rido.
Hari sudah mulai gelap saat saya sampai.
Teras rumah saya sudah terang
benderang oleh temaramnya lampu yang dinyalakan. Hana keluar menyambut saya. Ia
menyapa saya dengan senyuman yang sangat manis dan manja. Kami berciuman
sejenak sebelum saya tarik masuk tubuhnya. Saat itu ia hanya mengenakan gaun
tidur model kimono dari bahan satin yang dihiasi renda renda dibagian dadanya.
Putting susunya tampak menyembul dan tercetak jelas pada gaun itu sehingga dengan
mudah saya tebak kalau ia tidak mengenakan pakaian dalam. Masih tersisa peluh
didahinya sebagaimana seseorang yang habis berolah raga atau bekerja keras.
“Habis kerjaaa keras nih!”
sindirku.
“Ah, kamu bisa aja” sahutnya
dengan pipi yang tersipu.
“Rido dimana, Na?”
“Kayaknya lagi mandi”
Saya tarik tangannya menuju sofa
yang ada diruangan tengah. Mengajaknya berciuman sebentar sebelum saya
lanjutkan bertanya,
“Lelaki itu hebat, Na?”.
Ia tidak menjawab hanya
membeliakkan mata kearah saya.
“Berapa kali kamu klimaks? Enam?
delapan?” sambungku yang juga tidak dijawabnya.
Kembali saya lumat bibirnya dan
mulai menggerayangi bagian dadanya. Hana menolak dengan halus karena ia ingin
saya mandi terlebih dahulu sementara ia akan menyiapkan makan malam. Saya
setuju.
Selesai mandi saya keluar menuju
ruang tengah dengan mengenakan kimono mandi dan celana dalam saja. Rido dan
istri saya sudah ada di meja makan menunggu saya. Kemudian kami bersantap malam
sambil berbincang-bincang mengenai banyak topic. Setelah selesai Hana memunguti
piring-piring kotor untuk dibawanya kedapur sementara saya dan Rido melangkah
ke ruang tengah. Saya duduk di sofa panjang sedang ia duduk disofa single
diseberang saya.
“Gimana istriku, Do?” tanya saya
dengan nada sengaja saya pelankan agar tidak terdengar oleh Hana yang masih
sibuk mencuci piring.
“Luar biasa, Roy! Elu bener-bener
suami yang sangat beruntung punya bini secantik dia.“
“Berapa kali kalian
ngelakuinnya?”
“Mungkin lima atau enam kali,
engga ingat… soalnya “V” bini elu sungguh sangat nikmat kenyal dan pulen. Belum
lagi servisnya yang benar-benar luar biasa. Aku jadi ketagihan berat padanya!”
“Sialan kalian! Lagi ngomongin
gue yaaa!” omel Hana yang mendadak telah beridiri di samping saya. Ia lalu saya
tarik duduk disebelah saya.
“Rido bilang aku suami yang
beruntung punya bini sesempurna kamu, Say…” Ujarku.
“Biasa lelaki kalau ada maunya
pasti ngumbar rayuan maut”
“Bukan gitu Na, tapi emang kamu
istri yang sangat sempurna” lanjutku seraya menempelkan bibir kebibirnya.
Istri saya kembali menolak saya
dengan halus karena ia mengusulkan untuk lebih dulu menonton dvd porno yang
saya beli tempo hari. Saya kembali setuju. Dan dengan santai kami nikmati
adegan-adegan penggugah nafsu itu bertiga. Belum sampai selesai film yang kami
tonton ketika saya lihat Hana mulai tidak tenang duduknya. Berkali-kali ia
geser-geser dan ubah-ubah posisi kakinya, sepertinya ada sesuatu yang aneh
dipangkal pahanya.
Saya ciumi lehernya sambil
merabakan tangan pada tonjolan buah dadanya yang masih terbalut kimono
satinnya. Kali ini istri saya tidak menolak. Bahkan ia sangat menikmati ciuman
dan remasan saya. Putingnya menjadi semakin mengeras dan semakin menyembul.
Dengan sangat gampang saya tarik lepas tali pengikat kimononya kemudian menyibakkan
ujung-ujungnya kekanan kekiri. Saya tatap dengan penuh kekaguman kedua
payudaranya yang montok dan ranum sebelum saya jilat-jilat serta saya hisapi.
Ketika saya selipkan tangan pada pangkal pahanya saya temukan sebuah celah yang
sudah sangat becek penuh lendir birahi.
“Uuuhhhh…” Desahnya perlahan
namun terdengar sangat nikmat.
Hana meraih kepala saya lalu
mengiringnya kearah selakangannya. Saya pun menurut. Sembari bergerak saya
ciumi setiap bagian tubuhnya yang saya lewati. Perutnya, pusarnya, bulu-bulu
kemaluannya yang lebat, dan bongkahan vaginanya yang membulat sempurna bak cangkang
penyu. Saya telusuri bibir liang yang telah terkuak lebar itu kemudian saya
julurkan lidah menggelitik kelentitnya yang telah sangat menonjol. Istri saya
menggerinjal serta melenguh sangat nikmat setiap saya melakukannya.
Rido bangkit mendekati kami
dengan tubuh yang sudah bertelanjang bulat. Batang kemaluannya yang hitam
panjang dan kekar itu terlihat sudah sangat tegang. Mendongak minta jatah. Ia
mengajak istri saya berciuman. Tanganya mulai meremas remas buah dada istri
saya sementara tangan istri saya telah menggenggam batang kemaluannya. Saya
julurkan lidah dan saya benamkan berulang kali pada liang yang tanpa ujung itu.
Saya tusuk-tusukkan sambil menikmati setiap aliran lendir asmaranya. Desah
mulut Hana menjadi semakin keras terdengar.
Rido bangkit menyodorkan
kemaluannya kemulut Hana. Batang sepanjang dua puluhan centi itu disambut istri
saya dengan lidah yang terjulur. Lalu dengan sangat lahap istri saya mulai
mengulumnya. Saya sibakkan kimono mandi saya dan memelorotkan celana dalam saya.
Saya genggam dan saya urut-urut otot sepanjang lima belas centi yang meyembul
diantara paha saya sambil menyaksikan istri saya sedang melumat penis hitam
Rido yang panjang itu penuh nafsu. Saya menjadi semakin terangsang dan ingin
segera menyetubuhi istri saya. Saya angkat kedua kakinya kemudian saya dorong
batang kemaluan saya kedepan membenamkannya dengan penuh perasaan kedalam liang
syahwatnya.
Sambil menikmati setiap gesekan
lembut dengan dinding-dinding dalam vaginanya. Inci demi inci. Sekonyong-konyong
saya disergap berjuta-juta gelombang kenikmatan selama proses pemasukan itu.
Bermula dari ujung penis saya lalu menjalar kebatangnya, lalu menyebar
keseluruh bagian tubuh saya. Selanjutnya saya coba mengeksplorasi kenikmatan
yang lebih besar dengan tak henti-hentinya menggali, menggali, dan menggali
liang itu lebih dalam lagi. Sementara itu istri saya masih asyik mengulum black
banana yang ada dalam genggaman tangannya.
Hana terus menerus mengerang
nikmat saat tubuhnya bergoyang maju mundur diombang ambingkan gelombang birahi
yang saya ciptakan. Kemudian ia mengejan. Seluruh otot ditubuhnya berkontraksi
hebat saat dirinya dilanda puncak ketegangan. Ia menjerit panjang pada saat
badai orgasme tiba-tiba meledak dan menyambar dirinya!. Cairan kenikmatannya
memancar dan melumasi seluruh batang kemaluan saya yang masih terbenam disana.
Kami berganti posisi. Saya duduk
disofa sedangkan Hana menyodorkan mukanya keselangkangan saya, ia menghisapi
dengan lahap batang kemaluan saya yang masih basah kuyub oleh lendir
orgasmenya. Giliran Rido yang menyetubuhi istri saya dari belakang. Benda
sepanjang sembilan inci itu digerakkan keluar masuk dengan sangat cepat.
Terdengar suara “plok! plok! plok!” setiap kali zakar Rido menepuk nepuk pantat
istri saya.
“Ooouughttt… ooochh…” desah istri
saya tanpa melepaskan batang kemaluan saya dari mulutnya.
Dan setiap kali istri saya
mendesah lebih keras Rido melesakkan batang kemaluannya lebih dalam lagi. Rido
tidak membiarkan dirinya segera mencapai puncak. Ia menarik diri lalu
menelentangkan tubuh istri saya diatas sofa. Ia buka kedua kaki istri saya lalu
menaikkannya keatas bahunya sambil membenamkan kembali batang kemaluannya.
Keduanya bergerak dalam irama yang selaras melaju dengan pasti menuju ke puncak
tertinggi. Istri saya tampak begitu menikmati setiap hujaman kemaluan Rido. Ia
menyambut dengan goyangan pinggulnya yang menghentak-hentak. Denyutan nikmat
yang diciptakan Hana membuat Rido tambah bersemangat. Ia percepat gerakan
keluar masuknya seperti sedang memacu seekor kuda balap. Terdengar napas
keduanya terengah engah saling mengerang dan melenguh penuh nikmat.
Beberapa menit kemudian istri
saya kembali memekik penuh kepuasan sambil mendekap erat tubuh Rido. Sementara
itu Rido masih memompa dengan sangat cepat berusaha secepatnya mencapai
klimaks. Beberapa detik sebelum terjadinya pancaran klimaks, Rido mencabut
penisnya kemudian menghampiri wajah istri saya. Ia merancap dengan sangat cepat
sampai terdengar lenguhannya yang keras ketika ujung batang kemaluannya menyemburkan
cairan kental berwarna putih pekat yang sengaja diarahkan kebibir Hana. Setelah
mereda, istri saya kembali menjilati ujung kemaluan Rido sampai bersih.
Saya sejak tadi hanya bisa
berdiri menyaksikan pergulatan keduanya sambil mengurut-urut batang kemaluan
saya sendiri. Melihat celah vagina Hana yang menganga dan mengkilap karena
lendir birahinya membuat saya sangat terangsang dan ingin memasukinya.
Selanjutnya saya tancapkan dengan sangat bernafsu. Meskipun liang senggama itu
kini terasa sedikit longgar namun tetap saja mampu memberi rasa nikmat yang
luar biasa. Saya lumat liang itu dengan sangat bergairah.
Hana kembali menggoyang
pinggulnya membuat liang vaginanya bertambah nikmat ribuan kali. Saya semakin
kesetanan saat menyetubuhinya. Apa yang saya lakukan rupanya menyebabkan
menyalanya kembali gairah istri saya. Sehingga kini kami berdua saling menuntut
kepuasan puncak dengan saling menggesek dan meraba. Sekian menit kemudian saya
percepat gerakan pinggul saya saat terasa desakan sangat kuat diujung penis
saya. Istri saya memekik dengan keras ketika ia lebih dahulu sampai di puncak.
Nyaris bersamaan saya rasakan ujung penis saya bergetar hebat. Sehingga saya
coba menekan pinggul lebih dalam lagi. Akhirnya batang kemaluan saya
menggelepar-gelepar sembari memuntahkan cairan kenikmatan dalam jumlah yang
sangat banyak diantara himpitan liang vagina Hana. Saking banyaknya hingga
meluber keluar dan meleleh diatas sofa.
Setelah membersihkan diri, kami
melanjutkan permainan didalam kamar. Secara bergantian saya dan Rido menggarap
vagina Hana. Malam itu belasan kali istri saya mencapai klimaks disertai
jeritan panjang penuh kepuasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar