>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 6 4 1 2
Top 2D : 06 14 21 32 46
Cadangan 2D : 51 64 72 86 91
TOP SHIO : Anjing Tikus Babi
COLOK BEBAS : 1 4 6
AS : 0 3 5
KOP : 7 8 9
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Kecil / Genap
Beberapa thn kebelakang, rumahku memang tergolong bebas untuk
siapa saja. Mereka bebas datang kapanpun dan dgn siapapun. Khususnya para
abg-abg yg broken home. Mau cewek atau cowok. Kadang aku berfikir, kenapa
orangtuku mengijinkan ya? Apa mereka ga takut barang-barang ada yg hilang?
Terbukti salah 1 hp dari mereka pernah hilang digondol teman-teman
mereka-mereka jg. Tp lama kelamaan aku makin terbiasa dgn kehadiran mereka. Kata
ortuku, kasian mereka yg jauh dari orang tuanya.
Aku jarang sekali keluar kamar, meski mereka datang, aku
selalu diam didalam kamar. Untuk apa keluar? Di kamar sudah ada tv, dan kamar
mandi. Mau makan cukup kedapur yg posisinya dekat dgn kamarku. Segala yg aku
perlukan tinggal aku minta belikan pada mereka siapa saja yg ada dirumah.
Suatu hari, tiba-tiba aku mendengar suara laki-laki yg
menyanyi-nyanyi diluar kamarku. Aku merasa baru dengar suara itu. Penasaran,
aku keluar menuju dapur yg bedekatan dgn ruang tengah yg biasa dipakai kumpul
oleh mereka. Diam didekat pintu dapur sambil lirik sana sini, basa-basi menyapa
mereka, mungkin hari itu sekitar kurang lebih 15 orang yg sedang berada
dirumahku. Bisa lebih dari 20 orang kalau dimalam minggu. Mereka biasa
ketawa-ketawa, beemain gitar, minum-minum alkohol, kalau au sedang mood, aku
suka ikut sebentar hanya untuk minum.
Saat itu, tatapanku akhirnya berakhir pada seorang laki-laki
berperawakan tinggi, dgn tubuh tegap dan kulit putih. Sial! Cowok ini langsung
bikin aku tertarik. Gumamku dalam hati. Lalu dgn terlihat dingin, laki-laki
itupun menatapku balik. Dgn acuh nya akupun memalingkan muka dan kembali ke
dalam kamar. Didalam kamar aku langsung terduduk diatas kasur. Bayangan sosok laki-laki
yg sedang berada didepan kamarku terus saja ada dikepalaku. Aku harus
mendapatkannya.
Hari terus berlalu, laki-laki itu belum kembali kerumahku.
Aku fikir dia bukan seperti anak-anak yg lainnya. Yg tidur dirumahku. Emm,
mungkin dia bukan anak broken home jg. Paling iseng-iseng maen. Tp, aku ga
boleh nyerah buat dapetin dia.
Siang itu, aku melihat ada Adit, salah 1 anak paling lama yg
suka tinggal dirumahku sedang menaiki tangga sambil membawa ember jemuran
pakaiannya. Aku lalu mengikutinya untuk ketempat jemuran. Sembari menjemur,
Adit masih tdk sadar kalau ada aku disampingnya. Hahaha, dasar cowok, pandangan
mata nya hanya bisa melihat lurus kedepan. Tdk sperti wanita yg bisa melihat
samping kanan kiri walau dia sedang menatap lurus kedepan.
Kucolek pinggangnya.
“Wadaw teteh, kirain siapa!” Kata Adit, terlihat dia sangat
kaget.
“Hahahahhaa, serius amat sih ngejemurnya.” Kataku sambil
tertawa terbahak-bahak. Lalu aku duduk disalah 1 bangku yg memang disediakan di
atas untuk nongkrong anak-anak.
Adit melanjutkan menjemur pakaiannya.
“Dit, kemaren-kemaren ada cwo yg pake jaket coklat siapa?”
Tanyaku.
“Yg mana teh?” Tanya nya balik.
“Itu yg rambutnya cepak pinggir-pinggirnya.” Jawabku.
Adit terlihat berfikir dan mengingat-ingat. Dia menjemur
pakaian terakhirnya.
“Oohhh itu. Itu si Budi. Deket kok rumahnya teh. Tp dia
tinggal sendiri, ortunya jadi TKW.” Kata Adit sambil menghampiriku dan duduk
disampingku.
“Kenapa? Tumben sih teteh tanya-tanya orang yg datang
kerumah, biasanya jg cuex.” Lanjutnya sambil cengengesan.
“Ya pingin aja atuh, namanya jg penasaran.” Jawabku.
“Cieeee penasaran, pasti ada maunya.” Goda Adit. Dia melihat
Hp nya yg tiba-tiba berdering. Aku cuma mesem-mesem digoda sperti itu.
“Tp teh, dia jg nanyain teteh lho. Aku bilang aja jangan macem-macem
ke teteh, karna teteh yg punya ini rumah. Dia nanya ke aku, katanya kok teteh
pake pakaiannya sexy. Aku bilang aja, kalo emang kelakuan teteh tuh ga ada
malunya, aurat diliat-liat. Hahahahahaaa.” Adit tertawa terbahak-bahak.
Aku gak memperdulikan ucapan Adit soal pakaianku, yg ku fikir
hanya bagaimana bisa dekat dgn Budi.
“Kapan Budi kesini lagi?” Tanyaku.
“Lah kayanya dia ada dibawah deh sekarang. Tadi kan yg sms
dia. Katanya dah ada dirumah ini.” Jawaban Adit membuat aku kaget dan senang.
“Serius Dit? Yuk ah ke bawah” kataku sambil berdiri dan
berjalan cepat menuju tangga untuk kebawah tanpa memperdulikan jawaban Adit.
Dibawah, diteras rumah, aku melihat Budi sedang duduk didepan
jendela kamarku. Menunggu Adit mungkin. Kepalanya yg tadi menunduk melihat hp
nya, sekarang menengadah melihatku. Dgn tanpa basa-basi aku mendekatinya lalu
tersenyum.
“Hey, Budi ya? Boleh minta no hp nya?” Kataku.
Aku memang wanita yg malas berbasa-basi, kalau ada maunya,
langsung bicara saja. Itu lebih enak menurutku.
“Eh teteh, boleh.” Jawab nya terlihat sedikit kaget mendengar
todonganku, lalu dia mengotak atik hp nya lalu menyerahkan padaku.
Disana kulihat sebaris nomber hp. Kucatat di hp ku.
“Makasih ya.” Kataku sambil berlalu dan masuk kerumah lalu ke
kamarku.
Gilak, aku seneng banget dapet no hp nya. Pelan-pelan tp
pasti, aku kudu ngerasain ngentod ama dia. Akhirnya setiap hari, kami sms an.
Bahkan saat dia ada dirumahkupun aku masih sms dia. Aku tetap malas keluar
kamar. Hingga suatu hari, pembicaraan kami mengarah pada selangkangan. Dia dgn
polosnya bilang, kalau belum pernah ML. WTF, berarti dapet perjaka lagi nih,
fikirku. Aku terus saja memancingnya sampai dia tertarik ingin melakukannya.
Dan pancinganku gak sia-sia. Umpan nya dimakan ikan. Dia pun mau.
Saat dia sedang berada dirumahku, aku bilang, nanti malam dia
kudu tidur dirumah ku bersama yg lainnya. Tengah malam dia keluar kamar dan
tungguin aku didapur. Semuanya berjalan sesuai rencana. Tengah malam itu kami
sudah berdua didapur yg remang-remang. Aku duduk diatas meja dapur, dia berdiri
didepanku. Dgn lahapnya dia mencium bibirku dan tangannya meremas-remas
toketku. Dia lalu memintaku mengikutinya kekamar mandi tamu yg memang dekat dgn
dapur.
Tanpa basa basi lagi, dia dgn agak kasar menyuruhku
menungging dgn bertumpuan tangan dan lututku diatas toilet duduk. Aku
menurutinya. Aku yg hanya memakai baju tidur dgn model tengtop longgar dan
terusan rok pendek, tanpa beha dan tanpa celana dalam akan memudahkan kami
untuk ngentod. Dgn keadaan kamar mandi gelap, dia sepertinya kewalahan, susah
mencari mana lubang yg benar.
Akhirnya aku tuntun penisnya menuju lubang meqiku. Dan
Blesssss, penisnya masuk kedalam meqiku. Aku mendesah kecil, takut terdengar
orang serumah. Dia mengocok penisnya dgn cepat. Desahannya terdengar agak
memburu. Dan creeettt, creeettt.. Ada rasa cairan hangat menyirami meqiku,
mungkin cuma 2menit goyangannya dan dia sudah mengeluarkan spermanya didalam
meqiku. Aghhhh, padahal aku belum apa-apa. Tp aku maklumi sih. Namanya perjaka.
Kebanyakan belum bisa mengatur nafsunya.
“Aghhh teteh maaf.” Katanya sambil membalikan tubuhku. Dia
jongkok dihadapanku yg terduduk di atas toilet. Aku tersenyum dan mengelus
wajahnya.
“Gak papa Bud, kan nanti bisa lagi.” Kataku.
“Oh jadi boleh lagi? Sekarang yuk, di meja dapur.” Katanya
sambil menarikku keluar kamar mandi menuju dapur kembali.
Dgn masih terburu-buru, dia menciumi wajahku, bibirku dan
memainkan bibirnya didaerah toketku. Ughhh rasanya ingin mendesah, tp ga bisa
karna takut membangunkan ortuku atau orang yg ada dirumah.
Masih dgn tdk sabarnya, dia membuat pahaku mengangkang, dan
dia menusukkan 1 jaringa kedalam lubang meqiku. Ughhhh aku mendesah pelan. Budi
mencium bibirku, agar tdk keluar desahan yg lebih hebat saat dia mengocok
keluar masuk jari nya didalam meqiku. Aku terhentak agak keras dgn tangan
bertumpu kebelakang saat Budi menusukkan dalam-dalam jarinya kedalam meqiku,
lalu dia menggoyang-goyangkannya didalam tanpa dia maju mundurkan.
Siaaallll, itu tepat banget didaerah g-spotku. Ingin rasanya
aku teriak menikmati kenikmatan itu. Tp sayangnya gak bisa. Dgn sedikit kasar,
Budi menarik tubuhku agar bisa mencium bibirku. Mungkin dia khawatir aku
beneran teriak. Aku melepaskan ciumannya dan memohon untuk dia memasukkan
penisnya kedalam meqiku.
“Masukin dong sayang, udah gak kuat.” Kataku dgn mata sayu
menatapnya.
Cahaya remang-remang yg masuk ke dapur dari ruang keluarga,
membantu ku melihat penisnya yg lumayan besar dan putih. Aku pegang penisnya
dan dgn perlahan mengarahkan ke meqiku dengam posisi aku mengangkang lebar
diatas meja dapur. Dan sekali lagi, blesssss… Penis yg nikmat itu masuk kedalam
meqiku.
Aghhh, shiitttt nikmatnyaaa… Budi membiarkan beberapa detik
penisnya didalam meqiku. Lalu dgn ritme perlahan, dia menarik dan memasukkan
kembali penisnya kedalam meqiku. Dgn tubuh menyender ke tembok dan kaki
mengangkang lebar, aku bisa melihat penisnya yg keluar masuk didalam meqiku.
Aghh, rasanya benar-benar nikmat. Sialnya aku gak bisa mendesah dan teriak. Dgn
terus mengocok, Budi menciumi leherku, aku benar-benar nyerah kalau sudah
diciumi bagian kuping dan leher.
Tanpa lama-lama lagi, aku memeluknya erat dan sedikit
menggigit pundaknya agar tdk teriak. Ya, saat itu aku orgasme. Orgasme yg
sangat nikmat. Nafasku memburu. Terdengar pula nafas Budi ikut menjadi cepat.
Dan genjotannya pun sangat menghentak-hentakkan tubuhku. Dan tiba-tiba tubuhnya
mengejang didalam dekapanku. Ternyata dia orgasme lagi. Lama-lama tubuhnya
melemah dan aku melepaskan pelukanku. “Kenapa?” Tanyaku. Budi tersenyum dan
mencium keningku.
“Enak, makasih ya teh.” Katanya. Aku ikut tersenyum. Kami
berciuman sebentar.
Dan tanpa banyak bicara lagi, aku membereskan bajuku.
Terburu-buru masuk ke kamar tidurku dan langsung menuju kamar mandi untuk
membersihkan meqiku drei sisa-sisa spermanya. Sepertinya, Budi jg menuju kamar
mandi tamu. Dia ga berani ke kamar mandi kamar yg dia tempati. Ahhahaaa mungkin
takut membangunkan anak-anak yg sedang lelap tertidur.
Setelah malam itu, kami jadi semakin dekat dan sering
ngentod. Dirumahku atau pun lebih bebas dirumahnya yg memang dia tempati
sendirian. Bahkan kami pernah melakukan disiang bolong, ditempat umum. Ya
tempat olah raga yg disana terdapat panggung kecil. Disisi panggung itulah aku
menungging merasakan genjotan penis nya yg benar-benar bikin aku ketagihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar