www.dewalotto.com

www.dewalotto.com
Bandar Online Terbesar Terbonafit Terpercaya dengan Permainan Terlengkap All You Can Play in Dewalotto

Rabu, 30 Agustus 2017

Prediksi Togel Rabu 30 Agustus 2017

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 2 7 1 5
Top 2D : 02 17 25 32 41
Cadangan 2D : 52 61 75 87 92
TOP SHIO : Kuda Anjing Naga
COLOK BEBAS : 1 2 7   
AS : 0 3 4 
         KOP : 6 8 9           
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Ganjil


Kejadian ini terjadi saat aku masih duduk di bangku smu di Bali, tp sekarang aku pindah ke jakarta untuk meruskan kuliah, sungguh aku sudah lama ingin menikmati tubuh tanteku ini, kira-kira sejak masih duduk di bangku SMP memendam rasa seperti itu. Secara singkat tanteku ini orangnya cantik tinggi badan 169cm bentuk dadanya indah yg berukuran sekitar 34an.

Saat itu sekitar pukul 12 siang, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motor yg ku kendarai endut-enduttan. Wah!! benar-benar reseh dah. Tp akhirnya aku sampai di tempat kost, langsung aja aku ganti baju, terus ambil minum,, huaaaaahhhh, segerrrrrr tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan tubuhku untuk istirahat hp ku berdering, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,

“Halo Tante, ada apa??”

“Kamu cepet kerumah ya!” ucap tanteku.

“Sekarang Tan?” tanyaku lagi.

“La iyalah, masa tahun depan, cepet yah!” ujar tanteku.

Lalu akupun bergegas datang ke rumah tanteku itu.

Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tdk seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam.

“Langsung masuk aja Rik!” teriak tanteku.

Oh ya, namaku Riko. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,

“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.

“Lagi di kamar mandi, bentar ya Rik!” sahut tanteku.

Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yg ada di bawah TV, dan menonton film yg ada di situ. Tdk lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV.

Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tp tdk transparan sih, tp cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tp perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.

“Sorry ya Rik, Tante lama.”

“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yg mulai naik.

“Oom kemana Tante?” tanyaku.

“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.

“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Riko sibuk sih,” jawabku.

“Eh Rik, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Rik?” tanya tanteku sedikit merayu.

Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tdk biasanya, pikirku.

“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.

“Males Rik,” jawab tanteku enteng.

“Ooo, ya udah, terus Riko tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.

“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.

Oh god! what a miracle it this. Gila aku tdk menygka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.

“Oke deh!” sahutku dengan girang.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

“Rik…! Rikooooo…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.

“Bentar Tan!” jawabku.

Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang.

Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan memek tanteku,

“Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tp kok tdk bisa-bisa.

Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yg mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yg masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi penisku, wah gawat!

“Sibuk ya Rik?” tanya tanteku sambil senyum manja.

“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.

Tp sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang penisku pada tanteku. Panjang batang penisku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.

“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yg pengen Tante omongin.”

“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.

Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tdk sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,

“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.

“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.

“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.

Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan memeknya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tp dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yg bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.

“Maksud Tante?” tanyaku lagi.

“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.

“Ooo…” ucapku pura-pura tdk mengerti.

“Mmm… Rik, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.

“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.

“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

Gila! Ternyata benar juga yg aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tp jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.

“Tp Riko takut Tante, nanti ada yg ngeliat gimana?” ucapku polos.

“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.

“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke penisku yg sebenarnya sudah menegang dari tadi.

“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Rik!” ujar tanteku mesra.

Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang penisku yg sudah over size itu. Sambil mengocok batang penisku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang toketnya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yg merangsang.

“Empp… ehm… mmm… gede banget penismu Rik!” ujar tanteku.

Aku tdk terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan penisku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang penisku itu.

“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu.

Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang penisku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang memeknya di atas mukaku tanpa melepaskan penisku dari mulutnya.

Dengan sigap aku langsung menjilat liang memek tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.

“Aaah… Rik… nikmat… terus Rik… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras.

Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yg menggebu jilatan ke memeknya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yg dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya.

“Oh Riko… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang memeknya berwarna pink merekah.

Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting toketnya, dan penisku yg telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.

Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir memeknya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.

“Ooohh… Riiiik… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di memeknya.

“Rik, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Rik, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang penisku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang memek tanteku, akhirnya tanteku yg membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang memeknya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang penisku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.

“Egghmm… terus Rik… pelan tp terus Rik… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tdk senang dengan permainan yg perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang penisku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan.

“Aaahh… Rik.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tdk percuma, batang penisku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang penisku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu.

“Ah… uh… terus Rik… nikmat sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih nikmat dari Oom-mu itu… terus Riiikkkk…” erang tanteku keenakan.

Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yg dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang penisku mulai berdenyut,

“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”

“Di dalam aja Riiikkk… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”

Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

Setelah itu kucabut batang penisku dari liang memek tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yg masih ada di kepala penisku hingga bersih.

Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan.


Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

Senin, 28 Agustus 2017

Prediksi Togel Senin 28 Agustus 2017....

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 8 0 1 6
Top 2D : 01 18 26 31 40
Cadangan 2D : 51 60 76 81 98
TOP SHIO : Tikus Ayam Monyet
COLOK BEBAS : 0 1 6  
AS : 2 3 4 
          KOP : 5 7 9          
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap


Aq yg masih duduk dibangku SMP melihat keluargaku yg sekarang sedih tapi mau gimana lagi aq juga nggak bisa protes, dimana saat kejadian itu papaku menikah lagi dengan tante yg usianya dibawahnya 4 thn, namanya tante Iin, orangnya cantik setdknya diumurku sekarang ini sudah bisa berfantasi dan merasakan ketegangan dlam celanaku.

Tante Iin orangnya tinggi, kulit putih mulus, pantatnya padat dan toketnya montok. Saat menikah dengan papaku, tante Iin juga seorang janda tapi belum punya anak. Sejak nikah, Papa jadi semangat hidup berimbas pada kerjanya yg super semangat. Sebagai pengusaha, papaku sering sekali keluar kota. Tinggalah aq dan mama tiriku dirumah.

Lama lama aq jadi deket sama tante Iin yg sejak bersama papa aq panggil mama Iin. Aq jadi akrab sama mama Iin karena kalau kemana-mana mama minta tolong aq temenin. Dirumahpun kalau papa nggak ada aq yg nemenin nonton TV atau nonton dvd. Aq senang sekali dimanja sama mama tiriku ini.

1 thn sudah papa nikah sama mama Iin tapi belum ada tanda-tanda kalau aq bakalan punya adik baru. Bahkan papa semakin giat cari duit dan sering banget keluar kota. Aq dan mama Iin semakin akrab aja.

Sampai-sampai kami seperti tdk ada batasan sebagai anak tiri dan ibu tiri. Kami mulai sering tidur disatu tempat tidur bersama. Mama Iin mulai nggak risih untuk mengganti pakaian didepanku walaupun tdk bener-bener telanjang.

Tapi terkadang aku suka menangkap basah Mama Iin lagi berpolos ria mematut didepan kaca sehabis mandi. Beberapa kali kejadian aku jadi apal kalau setiap habis mandi Mama pasti masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai dikamar handuk pasti ditanggalkan.

Beberapa kali kejadian aku membuka kamar Mama yg nggak dikunci aku kepergok Mama Iin masih dalam keadaan tanpa sehelai benang sedang bengong didepan cermin. Lama-lama aku sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit kemudian aku pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu dan pemandangan indah terhampar dimata mudaku.

Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu laki-laki yg mulai menggeliat diusia 16 tahun, aku menjadi bernafsu besar ketika melihat Mama sedang tiduran dikasur tanpa pakaian. Matanya terpejam sementara tangannya menggerayg tubuhnya sendiri sambil sedikit merintih.

Aku terpana didepan pintu yg sedikit terbuka dan menikmati pemandangan itu. Lama aku menikmati pemandangan itu. Kemaluanku berdiri tegak dibalik celana pendekku. Ah, inikah pertanda kalau anak laki-laki sedang birahi? Batinku.

Aku terlena dengan pemandangan Mama Iin yg semakin hot menggeliat-geliat dan melolong. Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yg sedari tadi tegang. Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq pipisnya enak ya. Akupun bergegas kekamar mandi seiring Mama Iin yg lemas tertidur.

Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari. Lama -lama aku jadi bertanya-tanya. Mungkinkah ini disengaja sama Mama? Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya terekam diotakku kalau wanita cantik itu adalah wanita yg lebih dewasa. Wanita berumur yg cantik dimataku terlihat sangat sexy dan sangat menggairahkan.

Suatu siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku. Seperti biasa aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Iin dalam keadaan telanjang bulat sedang tertidur pulas. Kuberanikan untuk mendekat Mumpum perempuan cantik ini lagi tidur, batinku.

Kalau selama ini aku hanya berani melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa busana bener-bener berada didepanku. Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama. Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas.

Tanpa kusadari, mungkin terdorong nafsu yg nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku mengusap paha Mama Iin, pelan, pelan. Mama diam aja, aku semakin berani. Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayg tubuh cantik Mama tiriku.

Kuremas-remas toket ranum dan dengan naluri plus pengetahuan dari film BF aku bertindak lebih lanjut dengan mengisap putting susu Mama. Mama masih diam, aku makin berani. Terispirasi film blue yg kutonton bersama temen -temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku dan si otong dengan marahnya menunjuk-nujuk. Aku tiduran disamping Mama sambil memeluk erat.

Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba -tiba bergerak dan membuka mata. Mama Iin menatapku tajam.

“Ngapain Ndri? Koq kamu telanjang juga?” tanya Mama.

“Maaf ma, Andri khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu” jawabku takut-takut.

“Kamu mulai nakal ya” kata Mama sambil tangannya memelukku erat.

“Ya udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu. Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk” jelas Mama.

Yg nggak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium bibirku. Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam. Aku bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku mebalas ciuman Mama tiriku yg cantik.

Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemuidan berpindah menelusuri tubuhku.

“Kamu sudah dewasa ya Ndri, gak apa-apa kan kamu Mama perlakukan seperti papamu” gumam Mama disela telusuran lidahnya.

“Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang”, cerocos Mama lagi.

Aku hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama lebih banyak aktif menuntun (atau mengajariku). Si otong kemudian dijilatin Mama . Ini membuat aku nggak tahan karena kegelian. Lalu, punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali rasanya. Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.

Mama kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar tiduran diatas tubuh indahnya. Mama kemudian memegang punyaku, mengocoknya sebentar dan mengarahkan keselangkangan Mama. Aku hanya diam saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke memek Mama tapi aku tetep diam aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan.

Berasa banget punyaku masuk ke dalam punya Mama. Pergesekan itu membuat merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar terjadi lagi gesekan. Mama juga mengoyangkan pinggulnya. Mama yg kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya sehingga aku seperti sedang naik kuda diatas pinggul Mama.

Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat,

“Andri, Mama enak Ndri” teriak Mama.

“Ma, Andri juga enak nih mau muncrat” dan aku ngerasain sensasi yg lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin.

Aku lemes banget, dan tersandar layu ditubuh mulus Mama tiriku. Aku nggak tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga. Aku tersadar ketika Mama mengecup bibirku dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya.

Mama kemudian keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi. Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang.

Kuraba punyaku, lengket sekali, aku pengen mencucinya. Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar mandi terbuka lebar. Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali. Nggak terasa punyaku bergerak bangkit lagi. Dengan posisi punyaku menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama.

“Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak” kini aku yg meminta.

Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kamuipun melanjutkan kejadian seperti dikamar.

Kali ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yg sedari tadi mengacung aku masukkan ke memek Mama yg memerah. Kudorong keluar masuk seperti tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam -dalam.

Nggak berapa lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk dan punyaku menancap erat di memek Mama. Aku menikmati ini, karena punyaku seperti dijepit. Mama menciumku erat.

Baru kusadari kalau badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku. Dlama posisi berdiri aku kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali muncrat dari punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat. Kami sama–sama lunglai.

Setelah kejadian hari itu, kami selalu melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku. Hampir setiap hari sepluang sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah. Lebih gila lagi kadang kami melakukan walaupun Papa ada dirumah.

Sudah tentu dengan curi-curi kesempatan kalau Papa lagi tidur. Kehadiran Papa dirumah seperti siksaan buatku karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama. Aku sangat menikmati. Aku senang kalau Papa keluar kota untuk waktu lama, Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam beradegan sex.

Banyak pelajaran yg dikasi Mama, mulai dari cara menjilat memek yg bener, cara menghisap toket, cara mengenjot yg baik. Pokoknya aku diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalau aku menjadi hebat karena Mama tiriku.

Sekitar setahun lebih aku menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah. Aku bahkan jatuh cinta dengan Mama tiriku ini. Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan mamaku, kecuali sekolah. Dikelaspun aku selalu memikirkan Mama dirumah, pengen cepet pulang. Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama temen -temen.

Sebagai cowok yg ganteng, banyak temen cewek yg suka mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik. Aku selalu teringat Mama. Justru aku akan tertarik kalau melihat bu guru Widya yg umurnya setua Mama tiriku atau aku tertarik melihat bu Sarfi tetanggaku dan temen Mama.

Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih karena kejadian tragis menimpa Mama. Mama meninggal dalam kecelakaan. Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak bisa karena aku ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal. Dijalan mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meminggal ditempat. Aku merasa sangat berdosa nggak bisa nemenin Mama tiriku tercinta. Aku shock. Aku ditenangkan Papa.

“Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Iin, tapi nggak usah sedih ya Ndri, Papa juga sedih tapi mau bilang apa” kata papaku.

Selama ini papaku tau kalau aku sangat deket dengan Mama. Papa senang karena Papa mengira aku senang dengan Mama Iin dan menganggapnya sebagai Mama kandung. Padahal kalau Papa tau apa yg terjadi selama ini. Aku merasa berdosa terhadap Papa yg dibohongi selama ini.


Tapi semua apa yg diberikan Mama Iin, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat membekas dipikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua yg dimiliki Mama Iin dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama, secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu. Kusadari sekarang kalau aku sangat senang bercinta dengan wanita STW semuanya berawal dari sana.

Minggu, 27 Agustus 2017

Prediksi Togel Minggu 27 Agustus 2017....

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 7 8 2 5
Top 2D : 02 18 27 35 42
Cadangan 2D : 52 65 78 87 92
TOP SHIO : Kuda Anjing Ular
COLOK BEBAS : 2 5 7  
AS : 0 1 3 
        KOP : 4 6 9         
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Ganjil


Perkenalkan aq Clarisa. Aq akan menceritakan pengalaman pertamaku sehingga aq menjadi menyukai berhubungan sex dengan pria yg lebih tua 10-15 thn dariku. Aq adalah seorang perempuan yg masih berumur 20 thn. Mamaq asli indonesia karena dia dilahirkan di Bandung sedangkan Papiku adalah pendatang dari Shanghai sehingga aq bisa berkomunikasi dalam banyak bahasa dan logat termasuk bahasa mandarin dan sunda.

Aq boleh berbangga karena banyak sekali laki-laki dikampusku yg mengejarku bahkan ada yg terang-terangan ingin menjadikanku sebagai pacar mungkin disebabkan karena wajahku yg seperti campuran Cecilia Cheung dan almarhum Nike Ardilla, tetapi aq menolak karena aq ingin menuruti semua perintah orangtuaku untuk memilih kuliah daripada pacaran

Diantara Papi dan mamaq, aq sangat mengagumi Papiku karena dia termasuk orang yg gigih dalam bekerja dari situasi yg tdk memiliki apa-apa menjadi seorang yg bisa dianggap cukup kaya. Tentu saja aq sebagai anakanya bahagia dan salut kepada jiwa pantang menyerah Papiku itu.

Hal ini membuatku menjadi semakin akrab dan menumbuhkan keinginan untuk mencari kekasih seperti Papiku. Mungkin hal ini pula yg membuatku tetap single karena tdk ada laki-laki di kampusku yg seperti dia. Sejujurnya rata-rata laki-laki di kampusku di Universitas xxx (edited) yg aq kenal tdk mempunyai prinsip pemikiran masa depan bahkan ada beberapa dari mereka lebih menyukai kenikmatan Narkoba yg membuatku menjadi benci dengan mereka.

Pada suatu hari menjelang hari raya, ibuku pergi bersama temannya untuk pergi keluar negeri dan aq hanya di rumah bersama Papiku (oh ya, sebelum aq lupa, kami sekeluarga memiliki agama yg berbeda dan aq sendiri tdk tahu bagaimana bisa terjadi). Sebelum pergi ke luar negeri, ibuku menyuruh Papiku untuk menjagaku dan dirinya sendiri.

Setelah kepergian ibuku ke luar negeri bersama temannya, Papiku menjadi lebih sering mengurung diri dan dia jarang sekali keluar rumah sampai suatu ketika, aq iseng-iseng mengintip kegiatannya sehingga terjadi hal yg indah tersebut. Suatu sore, aq curiga sama Papiku karena selama seharian dia tdk keluar dari kamarnya dan aq takut terjadi apa-apa dengannya, sehingga aq memutuskan untuk mengintip dari pintu kamarnya. Ketika aq membuka pintu itu sedikit demi sedikit, aq sempat terbengong ketika mendengar dan melihat Papiku sedang menonton Blue Film dengan posisi setengah telanjang. Kulihat dengan jelas bahwa Papiku sedang mengocok dengan penuh ritme kemaluannya yg tdk begitu terlihat olehku karena dia sedang membelakangiku.

Desahan Papiku yg bercampur oleh suara TV membuatku mengalami perasaan gelisah (mungkin aq menjadi terangsang barangkali ya) sehingga pintu menjadi terbuka lebar dan Papiku cepat-cepat menghentikan aksinya dan mematikan TV. Dia sempat marah karena aq mengganggu aktifitasnya. Aq merasa bersalah dan aq menanyakan apa yg bisa kuperbuat untuknya. Akhirnya dia menjawab bahwa aq mesti dihukum dengan menuruti kemauannya dan aq tentu saja menolaknya karena bagaimanapun dia adalah Papi kandungku. Melihat penolakanku, Papiku tampaknya kesal dan hanya mencuekiku saja dan kembali menonton film itu tanpa peduli bahwa anaknya satu-satunya berada di dekatnya.

Selama film itu berlangsung, aq hanya diam saja dan aq tampaknya sudah terbuai dengan film itu karena aq sempat menelan ludahku berkali-kali dan aq merasakan CDku sudah basah oleh cairan kewanitaanku apalagi disaat aq kembali melihat Papiku mengocok kemaluannya yg semakin lama semakin besar. Entah setan dari mana, aq tiba-tiba saja memeluknya dari samping dan menempelkan toketku di tangannya. Papiku berhenti dan memandangku, dia tdk menolak, tdk berkomentar apapun. Dari dekat wajahnya sudah tampak guratan-guratan kulit tuanya, dihiasi kumis yg mulai tampak uban satu dua. Tampaknya beliau salah tingkah harus bersikap apa, aq kan anaknya.

Beliau tampak memandangiku dan perlahan-lahan menggerakkan tangannya menjamah toketku dan meremasnya perlahan sekali. Aq jadi agak risih, meskipun tdk menolak juga. Dia menangkupkan telapak tangannya di gunung itu dan menekannya sambil meremasnya. Caranya agak lain tetapi entah kenapa aq merasakan sesuatu yg lain yg mulai mengaliri tubuhku.

Untuk orang seumur Papiku kemaluannya mungkin terlihat masih kokoh. Panjangnya mungkin sekitar 17 atau 18 cm, agak tebal kulitnya, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yg terlihat seperti ada cacing di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kompak (ini istilahku!), penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala kemaluannya. Aq memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. Ternyata beliau memang hebat meski sudah berumur. Aq mulai menggerakkan tanganku mengocok batangnya itu, saat itu yg terpikir segeralah beliau ejakulasi terus menyelesaikan urusan lainnya.

Eh tdk tahunya setelah beberapa lama, Papiku bangkit dan mendorongku perlahan-lahan sehingga berbaring di ranjang. Beliau bangkit dan mengunci pintu. Aduh jangan.. jangan.. Entah terpengaruh apa, aq sudah tdk ingat lagi batasnya. Papiku perlahan-lahan menggeraygi tubuhku dimulai dari toketku. Beliau menarik kaos ketat dan bra-ku ke atas sehingga berada di atas gundukan toketku yg menyebabkan toketku terlepas dan tanpa perlindungan. Jemarinya mulai meremas-remas toketku dan memilin-milin putingnya.

Saat itu separuh tubuhku masih belum total terhanyut tetapi ternyata Papiku jagoan juga dan mungkin karena alasan ini ibuku menyayginya. Dalam waktu mungkin kurang dari 10 menit aq mulai mengeluarkan suara mendesis yg tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum. Dan menghentikan aktivitasnya. Tiba-tiba aq merasakan sabuk celanaku dibuka. Belum selesai berpikir aq merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku yg artinya celanaku telah lepas. Beberapa saat kemudian aq merasakan tarikan lembut di pahaku yg berarti CDku pun telah dilepas. Aq masih terhanyut oleh rasa nikmat dari Papiku di toketku tadi dan tak tahu harus bagaimana.

Tiba-tiba aq merasakan sepasang jemari menjembeng (membuka ke kiri dan ke kanan) bibir-bibir kemaluanku. Dan yg dahsyat lagi aq merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Aq mulai sedikit panik karena tdk mengira akan sejauh ini tetapi tentu saja aq tdk bisa berbuat apa-apa karena aq sendiri yg memulainya tadi dan juga aq sangat mengagumi Papiku dan sangat menyayginya. Sementara itu penis Papi kandungku mulai mendesak masuk dengan mantap. Untuk orang seusia dia, boleh juga. Aq mulai merasakan perasaan penuh di kemaluanku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu masuk ke dalam liangnya. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari beliau ketika seluruh batang itu amblas masuk.

Aq sendiri tdk mengira batang sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk seluruhnya. Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sesaat keherananku yg sama muncul ketika melihat film biru dimana adegannya seorang cewek berada di atas cowoknya dan bisa bergerak naik turun dengan cepat. Padahal ketika seluruh penis itu masuk, bergerak sedikit saja terasa aneh bagiku.

Beberapa saat kemudian Papiku mulai menarik perlahan penisnya dan aq merasakan gesekan yg terasa agak geli di dinding lubangku. Sedikit demi sedikit aq mulai merasa nyaman. Beliau terus bergerak dan sayang belum sampai 10 gerakan tusuk dan tarik, beliau menarik penisnya dan mengocoknya sendiri dan mengarahkannya ke meja yg tdk jauh dari ranjangnya. Sementara aq sendiri masih dalam kondisi menggantung, ketika semprotan-semprotan ganas itu terlontar seperti semprotan pemadam kebakaran.

Papiku tampak melenguh-lenguh tertahan ketika dari ujung kemaluannya menyemprot-nyemprotkan tak kurang dari 8 kali semprotan cairan putih kental, padahal tangannya hanya bergerak mengocok sekali untuk dua kali semprotan. Tampak dahsyat sekali yg dialami Papiku. Sementara aq sendiri betul-betul masih menggantung, posisiku bahkan belum berubah, mengangkang di ranjang, sehingga dari sebelah meja kerja Papiku pastilah selangkanganku tampak terlihat jelas.

Papiku duduk di ranjang di depanku sambil memegangi kepala kemaluannya yg tampak memerah. Diliriknya selangkanganku terus di rebahkannya dirinya di sana. Beberapa saat berlalu. Tiba-tiba di tengah kegamanganku, kesadaran moralku muncul. Aq bangkit dan mengambil pakaianku, memakainya cepat-cepat, merapikan rambut, terus duduk menunduk. Dan berucap,

“Aq minta maaf Pa, aq nggak sengaja!” Papiku hanya tersenyum kepadaku dan langsung menjawab ucapanku tadi,

“Bantuin aq membersihkan ini, ya!” dia mengambil kain dan tissue dan mulai membersihkan sisa-sisa di atas meja dan sofa tadi.

Aq mengambil tissue dan mulai ikut membersihkan, sekali aq memandanginya dan tanpa sadar beliau memandang balik dan kami saling berpandangan beberapa lama.

Setelah bersih aq berniat keluar kamarnya untuk mandi. Entah kenapa, dia membukakan pintu, dan sebelumnya dia membisikkan kata-kata ini.

“Terima kasih anakku sayang, maaf Papi terlalu cepat, mungkin habis kamu mandi aq bisa memperbaikinya, kamu mandi dulu gih dan Papi juga mau mandi nih.

” Hahh.. habis mandi? Ya.. ampun..! Masih dengan perasaan menggantung, aq berjalan menyusuri ruang tengah itu dan menuruni tangga untuk menuju ke kamar mandi untuk mandi.

Setiap gerak langkah kakiku menggesekkan perasaan geli dan entah apa yg membuatku kadang-kadang menggelinjang sendiri. Mungkin karena sebenarnya aq pun menyimpan keinginan itu di bawah sadar sehingga -sama seperti Papiku- ketika ada penyaluran yg dibutuhkan adalah penyaluran total.

Ketika aq mandi, terlupakan sudah perasaan menggantung tadi, meskipun kadang-kadang kalau secara tdk sengaja saat mandi, menyabuni selangkanganku terasa begitu nyaman. Tiba-tiba saja rasa was-was muncul di hatiku, jangan-jangan aq mengidap kelainan (maksudku Papiku kan hampir 20 tahun lebih tua dariku, dan aq bernafsu padanya!).

Atau mungkin hanya karena ‘itunya’ Papiku yg tampak mempesona apalagi aq baru pertama kali merasakan kemaluan laki-laki (aq kehilangan perawan ketika waktu aq masih kecil karena aq suka sekali naik sepeda dan aq pernah jatuh dari sepeda sehingga hal ini merusak perawanku dan itu mungkin kenapa aq tdk mengeluarkan darah perawan ketika berhubungan dengan Papiku). Sampai suatu saat aq merasakan beberapa jemari meraba toket dan paha bagian dalamku. Aq segera tersadar tapi Papiku telah merangkul anak kandungnya sendiri secara erat dari belakang. Entah bagaimana aq telah berada di pangkuannya di atas toilet bowl. Pantatku terasa sedang menduduki sesuatu yg keras.

Sementara tangan satunya sedang mengelus bagian paha dalamku hanya sekian centimeter dari area kemaluanku.

“Pa.. jangan.. Tolong.. Pa!” Entah bagaimana kedengarannya kalimatku tadi, bernada menolak atau malah terhanyut. Yg pasti sentuhan di kedua titik tererotis dari tubuhku itu, seperti mengalirkan daya penghanyut yg dahsyat. Jadi sementara sebagian akalku menolak perbuatan papiku itu, seluruh tubuhku yg lain mulai terhanyut total. Ketika dari bibirku keluar kalimat-kalimat penolakan dan tanganku mulai bergerak memberontak, seluruh bagian yg tubuh yg lain malah pasrah dan terutama pahaku yg mulai terasa kesemutan mengiringi rasa seperti ingin kencing dari selangkanganku setiap kali jemari papiku menyapu seluruh permukaan kemaluanku yg tertutup oleh bulu-bulu pubic-ku yg banyak dan halus.

Akhirnya kira-kira seperempat jam kemudian seluruh tubuhku hanyut luruh, bahkan dari bibirku keluar suara mendesis dan rengekan manja setiap kali Papiku berbuat sesuatu di bagian tubuhku tadi. Mungkin kelebihan dari mereka yg telah berumur seperti Papiku di antaranya ialah kesabarannya dalam melakukan seluruh proses hubungan intim, tdk asal ingin segera menyelipkan itunya saja seperti kebanyakan anak-anak muda dan hal ini yg akhirnya membuat saya menjadi tergila-gila bersenggama dengan orang yg berusia seperti Papiku. Aq menyandarkan punggungku di atas dadanya. Sementara itu terasa bagiku sebuah silinder panjang, keras dan hangat, berdenyut-denyut di antara kedua bongkahan pantatku.

Papiku menghentikan aktivitasnya dan berbisik lagi,

“Kita ke kamar saja ya!” Beliau mendorongku berdiri dan merangkulku, terus menuntunku masuk ke dalam kamarku yg letaknya bersebelahan kamar mandi itu.

Aq seperti tak berdaya mengikuti apa saja yg dilakukannya. Ada dorongan yg sangat kuat mengalahkan segala energi penolakanku. Dibaringkannya aq ditepi ranjang, separuh paha dan kakiku masih terjuntai di lantai sehingga hanya punggung sampai pantat saja yg berbaring di ranjang. Entah bagaimana rasanya laki-laki melihat seorang wanita telanjang bulat dalam keadaan pasrah (siap disenggamai) berbaring dalam posisi seperti posisiku saat itu? Yg pasti aq melihat Papiku seperti tertegun beberapa saat memandangiku.

“Kamu memang sempurna anakku sayang.” Aq melihat beliau melepas kaos oblongnya sehingga dapat kulihat tubuh ceking putih itu.

Dalam keadaan seperti itu kulihat bahwa dari balik celana pendeknya tampak kemaluannya sudah menegang terlihat dari mencuatnya batangnya itu sehingga terlihat menonjol. Kemudian dibukanya juga celana pendeknya itu sehingga terlihat ayunan batang panjang dan besar itu tampak memerah kepalanya tegak mengacung ke depan di antara kedua pahanya yg ceking.

“Paaa..” aq bahkan tdk tahu memanggilnya untuk apa.

Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, Papiku berbisik,

“Sstt.. kamu diam saja, nikmati saja!” katanya sambil dengan kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya itu tdk terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yg akan menempel di permukaan kemaluanku.

Benar saja, aq merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan kemaluanku. Tdk langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir-bibir kemaluanku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala kemaluannya. Tetapi pengaruh yg lebih besar ialah aq merasakan rasa nikmat yg benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan itu. Beberapa saat Papiku melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aq benar-benar menanti puncak permainannya.

Papiku menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kemaluannya tepat di antara bibir labia mayora-ku dan terasa bagiku tepat di ambang memekku. Aq benar-benar menanti tusukannya. Oh.. God.. please! Tdk ada siksaan yg lebih membuat wanita menderita selain dalam kondisiku itu. Yg wanita dan yg sudah pernah melakukan senggama dan menikmatinya, pasti setuju, ya nggak! Akhirnya Papiku benar-benar mendorongkan pinggulnya mendorong terkuaknya memekku oleh penisnya. Sedikit demi sedikit aq merasakan terisinya ruangan dalam liang kemaluanku. Aq benar-benar tergial ketika merasakan kepala kemaluannya mulai melalui area G-spot-ku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya setelahnya. Aq hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Papiku membuka pahaku lebih lebar lagi.

“Papi..!” lagi-lagi hanya kata itu yg terucap dari bibirku.

Sedikit bergetar aq ketika mengucapkannya. Saat itu seluruh penis Papiku telah amblas masuk seluruhnya di dalam liang kemaluanku. Tanpa sengaja aq terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya seperti meremas penis Papiku.

Beliau bahkan belum lagi bergerak.

“Aduhh.. Clarisa sayang.. kamu.. hebat sekali!” Papiku ikutan menegang, mungkin akibat kejangan tadi.

Beliau mencengkeramkan kedua tangannya di pinggulku, terasa sedikit kukunya di ujung kulitku. Tapi itu hanya rasa yg kecil saja dibandingkan apa yg terjadi tepat di tengah-tengah tubuhku saat itu. Kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamarnya itu. Tanganku memegangi lengannya yg mencengkeram pinggulku. Aq mencakarnya ketika beliau menarik kemaluannya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aq nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yg disiramkannya secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Papiku melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang terdalamku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yg amat banyak ke tubuhku. Aq begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding memekku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat penis Papiku yg seperti akar-akar beringin yg menjalar-jalar itu. Mungkin karena tenaganya yg mungkin sudah tdk sekuat masa mudanya. Biasanya kalau orang bersenggama itu semakin lama semakin cepat gerakannya, Papiku malah semakin melambat sampai pada sebuah irama gerakan yg konstan tdk cepat dan tdk lambat. Tapi anehnya justru bagiku aq semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kemaluannya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang menuju ke sebuah ledakan yg hebat, aq merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku.

Aq mulai mengejang, kedua tanganku meremas-remas lengannya sesekali mencakarnya, disertai jatuhnya tetesan keringat di dada dan perutku. Aq mulai tdk terkontrol lagi, suaraku terdengar keras sekali. Aq tak perduli lagi. Aq mulai secara tak sadar seperti memerintah Papiku.

“Cepatlah.. hh.. Papi.. Clarisa sayang sama Papii!” sambil berkata demikian aq bangkit dari berbaringku dan menjepit pinggul Papiku dengan kedua pahaku sementara betisku kuangkat.

Aq meraih pinggul Papiku dan menggerak-gerakkannya secara kasar. Papiku seperti kedodoran menanganiku saat itu, beliau terengah-engah mengikuti gerakan tanganku di pinggulnya. Tapi seperti kuceritakan di atas, beliau luar biasa sekali saat itu. Bayangkan ini sudah hampir 20 menit, beliau terus bergerak kontinyu sampai pada suatu titik,

“Ahh.. Paaa.. hh..” (aq tdk bisa bercerita lagi pada bagian ini, kakiku mengejang, pinggulku terasa kesemutan rasa nikmat, nafasku memburu cepat, detak jantungku terasa cepat sekali, sementara di bawah sana aq terus merasakan gesekan-gesekan kuat dan mantap dari Papiku).

Ketika usai, aq masih berbaring di ranjang tetap dengan posisi seperti tadi, tapi kali ini lemas sekali. Lemas yg sangat melegakan tubuhku, seperti separuh tubuhku telah menguap. Aq memandangi langit-langit dan masih tetap belum bisa berpikir jernih. Tiba-tiba aq mendengar bisikan dan sentuhan kulit basah di sampingku.

“Clarisa anakku, bantuin Papi ya.. menyelesaikan ini!” Aq melirik ke samping dan yg pertama kulihat sebuah batang mengkilat yg tegak mengacung ke atas, separuh pangkalnya tergenggam oleh tangan keriput Papiku.

Beliau berbaring tepat di sampingku dan kelihatannya masih belum ejakulasi. Gila apa ini? Papiku menarik tangan kiriku dan menggenggamkannya di penisnya itu dan mengarahkannya untuk menggerak-gerakkan kocokan. Aq mengikuti saja, tubuhku masih lemas sekali termasuk kedua tanganku. Jadi kugerakkan saja sekuat tenaga tangan kiriku menggerak-gerakkan kocokan dengan tangan kiri, pandanganku masih ke atas langit-langit. Aq tdk perduli, pokoknya aq seperti menggerakkannya dengan cepat, hingga tak berapa lama kemudian, aq merasakan raupan tangan di dadaku, dan beberapa saat kemudian suara erangan disertai tetesan cairan hangat dan lengket di perut dan seluruh dadaku.

Sementara itu di telapak tangan kiriku aq merasakan seperti pompaan-pompaan cepat dan kuat yg mengalir dengan cepat dari dalam tubuh Papiku keluar dengan kuat dari ujung lubang penisnya yg karena gerakanku mengocok, mengarahkan semprotan ke atas dan jatuh di atas tubuhku. Sensasi dari rasa hangatnya aq rasakan di seluruh kulit tubuhku, diperkuat dengan suara erangan tua dari mulutnya.


Setelah ia klimaks, kami akhirnya sama-sama tertidur dan saya tertidur di atas dadanya yg masih bidang, sungguh pengalaman yg tdk terlupakan. Kami akhirnya selalu melakukan perbuatan itu sampai sekarang apalagi mamiku masih berada di luar negeri sekarang jadinya kita bebas melakukannya. Papi, jika papi baca ini, Clarisa sayang papi.

Sabtu, 26 Agustus 2017

Prediksi Togel Sabtu 26 Agustus 2017...

>>> SINGAPOREPOOLS <<<

ANGKA MAIN : 0 6 1 8
Top 2D : 01 16 20 38 41
Cadangan 2D : 51 60 76 81 98
TOP SHIO : Kerbao Harimau Tikus
COLOK BEBAS : 1 6 8 
AS :  2 3 4 
      KOP : 5 7 9        
KEPALA : Kecil / Ganjil
EKOR : Besar / Genap


Aq pulang kampung dari majikanku di kota, hampir 8 bln aq menganggur di kampung, dan aq hanya bisa membantu ibuku masak dan pergi keladang, aq juga disuruh untuk segera menikah, tapi laki-laki yg ada dikampungku nggak begitu menarik hati, kalau terpaksa menikah dengan laki-laki yg ada dikampungku, sama saja tak jauh beda dengan ibuku nasibku.

Maka aq segera mencari lowongan kerja di koran. Namun dengan ijazahku yg hanya SMP lowongan yg susai hanya PRT. Setelah pamit dan berbekal tekad yg menggebu-gebu aq pun menuju ke alamat salah satu pemasang iklan yg tinggalnya di kota terdekat dengan desaku.

Rumah itu besar dan mewah. Kutekan bel di pintu gerbang dan keluarlah seorang perempuan 40 tahunan. Yg membuatku terkejut, ternyata ia berwajah seperti artis india yg sering kulihat di TV. Ada tanda titik di dahinya.

“Apakah benar di sini mencari pembantu rumah tangga, bu?” tanyaku.

“Iya benar, dik”

“Saya mau melamar, bu” sambungku. Ia menamatiku sebentar.

“Mari masuk dulu, dik” ajaknya.

“Nama kamu siapa? Dan kamu dari mana, dik?” tanyanya.

Aq pun menjelaskan diriku apa adanya, kecuali tentu saja pengalamanku 3 thn menjadi PRT pak N.

“Baiklah, kamu saya terima bekerja di sini, Nis. Dengan gaji 450 ribu sebulan, tapi kamu harus menjalani percobaan selama 1 bln. Kalau tdk ada masalah akan saya pakai terus. Bagaimana>” katanya.

Aq pun langsung mengangguk, soalnya gaji 450 ribu buat seorang pembantu sangat tinggi menurutku.

Dulu pak N pun aq hanya di gaji 300 ribu, tentu saja di luar ‘tips (baik berupa uang maupun barang)’ yg kuterima karena pelayan sex ku.

Kamarku di bagian belakang. Setelah istirahat sejenak, akupun mulai membantu pekerjaan ibu tadi yg namanya ternyata Hesti, seorang keturunan India. Menurutnya ia tinggal di situ bersama suami dan 2 anak laki-lakinya yg buka toko konveksi.

Seminggu bekerja di situ, aku mulai mengenal anggota keluarganya. Suami Bu Hesti bernama Pak Ranu, dan dua anaknya laki-laki Zaki dan Arga. Kalau melihat mereka sekilas aku jadi ingat artis Syahrukh Khan.

Ganteng dengan tubuh tinggi tegap atletis dengan bulu-bulu di dadanya. Orang India memang terkenal cantik dan ganteng. Akupun semakin suka pada keluarga itu karena mereka ternyata ramah. Bahkan tak jarang aku diajaknya makan malam bersama semeja.

“Minumlah ini madu India, supaya kamu gak gampang cape,” ajak Bu Hesti pada suatu acara makan malam bersama sambil memberiku segelas minuman berwarna kuning emas. Aku ragu-ragu menerimanya. Sementara anggota keluarga lain sudah mengambil segelas masing-masing.

“Ini memang minuman simpanan kami, Nis. Tdk boleh terlalu sering diminum, malah tdk baik. Dua minggu sekali cukuplah soalnya pengaruhnya luar biasa.. ha.. ha.. ha..!” Sahut Pak Ranu disambut tawa Zaki dan Arga.

“Kamu akan rasakan khasiatnya nanti malam, Nis,” sambung Zaki tanpa kuketahui maksudnya. Lagi-lagi disambut tawa mereka sambil masing-masing mulai minum, kecuali Bu Hesti. Akupun pelan-pelan mencicipnya.

Ada rasa manis dan masamnya. Memang seperti madu, tapi setelah minum beberapa teguk aku juga merasakan badanku hangat malah agak panas. Semua menghabiskan minumannya, maka akupun juga berbuat demikian. Baru setelah itu kami makan malam.

“Tidurlah kalau kau cape, Nis,” perintah Bu Hesti setelah kami selesai cuci piring jam 8 malam. Tdk biasanya aku tidur sepagi itu, tapi entah kenapa aku merasa mataku berat dan perutku panas. Aku masuk kamar dan rebahkan diri.

Tapi rasa panas di perutku ternyata malah menjadi-jadi dan menjalar ke seluruh tubuhku. Aku tak tahan untuk tdk meremas toketku mengurangi rasa panas itu. Kemudian juga meremas-remas seluruh tubuh sampai seputar bawah pusar dan pahaku. Ingatanku segera melayang pada remasan-remasan Pak N.

Sudah cukup lama aku tak bersetubuh dengan laki-laki itu, apakah sekarang ini tubuhku sedang menuntut? Gawat, pikirku, kalau benar itu terjadi. Selama ini aku hanya melakukan hubungan seks aman dengan Pak N. Belum pernah dengan pria lain. Belum habis pikiranku berkecamuk mendadak pintu kamarku terbuka dan masuklah Pak Ranu. Buru-buru aku menghentikan kegiatan tanganku.

“Kamu kelihatan sakit, Nis?” tanyanya sambil duduk di tepi ranjangku.

“Eng.. eng.. tdk, pak,” sahutku pelan. Tapi Pak Ranu segera tempelkan telapak tangan di dahiku.

“Benar, Nis, tubuhmu panas sekali. Kamu harus segera diobati. Cepat telungkup, biar kupijat sebentar untuk menurunkan panasmu.

Jelek-jelek begini aku pintar mijat lo..” perintahnya. Dan, mungkin karena aku merasa perlakuannya seperti ortu pada anaknya maka aku menurut. Aku tengkurap dan sebentar kemudian kurasakan pantatku dinaikinya dan punggungku mulai dipijat-pijatnya.

Tdk sebatas punggung, tapi tangannya juga ke arah pundak, leher, pinggang malah bergeser-geser ke kiri-kanan hingga kadang menyenggol sisi luar toketku. Aku diam saja, namun setelah aku merasa pantatku juga ditekan-tekan oleh pantatnya, mulailah aku tak tenang.

Pengalaman seksku dengan Pak N membuatku dapat merasakan manakala pria sedang naik nafsu syahwatnya. Demikian pula Pak Ranu saat itu. Pijatannya tambah berani. Dia mulai meremasi tetekku dan pantatnya menekanku keras-keras. Aku berontak namun tak berdaya.

“Pak! Jangan, pak!” seruku sambil berupaya menyingkirkan tubuhnya. Tapi mana mampu aku melawan tubuh besar kekar itu. Selain itu entah kenapa aku malah mulai ikut terangsang. Di antara perlakukan Pak Ranu sekilas-sekilas aku juga ingat perlakukan seks Pak N padaku. Uugghh.. aakk.. aakkuu.. malah jadi terangsang.

Aku tak berontak lagi ketika dasterku ditariknya ke atas hingga tinggal beha dan celana dalamku. Aku ditelentangkannya dengan posisi dia tetap mengangkangiku. Dibukanya t-shirt yg dipakainya juga piyama tidurnya.

Dan.. gila aku melihat tonjolan besar di balik celana dalam nya dan sejurus kemudian nampaklah si tongkat penggadanya yg panjang besar sekitar 20 cm dengan diameter 4 cm! Behaku direnggutnya kasar demikian pula celana dalamku. Tubuhku tak melakukan perlawanan apapun ketika ia menggumuliku habis-habisan.

Dan.. bless langsung aku disodok dan digenjotnya. Aku ingat pengalamanku dengan Pak N. Ingat bagaimana dia memerawaniku. Persis sama perlakuannya dengan Pak Ranu. Aku tak habis pikir sewaktu pahaku malah menjepit paha Pak Ranu dan.. menyambut gejokannya dengan putaran pinggulku. Syahwatku ikut terbakar!

Entah berapa lama Pak Ranu terus menggenjotku keluar masuk naik turun sambil mulutnya mengenyut-ngenyut tetekku. Aku hanya bisa menggeleng-geleng kenikmatan dan kelojotan merasai badai hempasannya sampai aku tak tahan lagi untuk menahan orgasme. Aku merinding lalu.. Cruut.. suur.. suur.. tubuhku berkejat-kejat menumpahkan mani.

Pak Ranu menggasakku lebih keras, tak peduli cairanku memperlicin jalannya. Mungkin hampir tak terasa karena besar dan panjangnya tetap mampu memenuhi liang V-ku. Sleebb slebb jlebb jleebb.. bunyi tusukan-tusukannya.

Mungkin sekitar 30 menit telah berlalu ketika aku orgasme yg kedua kali.. seerr.. seerr.. serr.. klenyer.. kembali aku terkejat-kejat sampai belasan kali. Sejurus kemudian hentakan Pak Ranu sedemikian keras menekanku. Dalam-dalam gadanya dibenamkan di V-ku lalu pantatnya berkejut-kejut sampai belasan detik. Lalu diam terbenam. Dia ejakulasi. Nafas kami tersengal-sengal.

“Kamu hebat, Nis,” bisiknya sambil mencium bibirku,

“Nanti lagi, ya,” katanya tak kumengerti.

Ia bangkit, mengenakan pakaiannya lalu keluar membiarkanku telentang telanjang di ranjang. Belum habis capeku digenjot Pak Ranu, masuklah Zaki ke kamarku.

“Permainanmu hebat banget, Nis. Aku juga mau dong..” katanya sambil mulai melepasi pakaiannya sampai bugil. Aku segera menutup tubuhku dengan selimut, tapi tak berguna karena sesaat kemudian ia sudah menarik selimutku juga tubuhku ke pelukannya.

“Jangan, Mas Zaki,” protesku tak berdaya.

“Tak apa, Nis. Papa bilang kamu sudah tak perawan lagi kan? He he he..”

“Jangan, mas..” tapi suaraku hilang ditelan bibirnya yg melumat ganas bibirku. Tangannya liar merayapiku sambil mendorongku kembali terjelepak di ranjang. Ciumannya menjalar menjulur dari bibir semakin turun.

Ke tetekku, putingku, perut, pusar, pubis sampai akhirnya sampai di V-ku. Menelusup lincah memasuki gua garbaku. Mengobok-obok dalamnya. Aku kembali teringat permainan Pak N. Namun yg ini lebih gila lagi.

Syahwatku jadi menggelegak mengikuti irama lidah Zaki. Dia memutar tubuh sampai kami 69, mengangsurkan zakarnya ke mulutku. Gila! Lebih panjang dan besar dibanding bapaknya. Tanganku tak mampu menggenggamnya dan mulutku tak mampu menampung seluruhnya. Paling hanya separuh yg masuk.

Maka perlombaan menjilat dan menghisap pun dimulai. Kami saling memuasi. Rasanya sampai berjam-jam waktu aku merasa harus menumpahkan maniku dan dijilatinya sampai tandas tuntas. Sementara milik Zaki masih tegar tegang meski licin oleh ludahku.

Kemudian ia memutar tubuhnya lagi dan menusukkan pentungannya ke memekku yg sudah agak kering. Preett..

“Iiih sakit, mas..,” desisku menggigit bibir dan memeluk punggungnya karena terasa batang penisnya masuk begitu dalam sampai aku kesakitan.

“Sabar, Nis. Sebentar lagi juga nikmat,” bisiknya.

Kupeluk punggungnya erat-erat ketika tubuhku terangkat karena sodokannya. Shlleeb shleeb shleebb.. batang penis besar itu menumbukku bagaikan alu menumbuk lesung.

Keluar masuk, naik turun, sampai cairan nikmatku mengalir lagi sehingga rasa sakit pun berkurang. Dan kenikmatanku bertambah manakala bulu dadanya menggesek-gesek putingku. Pahaku semakin menganga lebar. Mataku terpejam-pejam menikmati remasan dan belaian tangan kekarnya di sekujur tubuh.

“Akh.. akhu mau keluar, Nis..” Lalu jreet.. jreet.. jroot.. jrot.. jrut.. pantatnya menyentak-nyentak. Tubuhnya kaku menegang ketika spermanya menyemprot rahimku sampai basah kuyup. Semprotannya kuat sekali.

“Akk.. aku bisa hamil, mas,” desisku puas karena aku juga orgasme lagi.

“Jangan kuatir, Nis, kami punya obat pencegah hamil,” jawabnya sambil menggulirkan tubuhnya ke sisi. Dan.. belum Zaki turun dari ranjang, si Arga sudah ganti menaikiku. Tubuhnya sama atletis dengan Zaki. Tapi gayanya lebih liar.

Begitu Zaki keluar kamar, akupun diangkatnya supaya menduduki batang penisnya lalu disuruh menungganginya kencang-kencang. Tangannya ikut memegangi pinggangku dan melontarkanku naik turun. Zakarnya juga menyodok ke atas setiap pantatku turun.

Gila! Tubuhku seperti mainan. Tangannya berpindah ke tetekku dan meremasinya sampai aku mendesis-desis, antara sakit dan nikmat. Hancur rasanya memekku digempur bapak dan dua anaknya yg batang penisnya berukuran luar biasa. Dan.. aku kembali orgasme justru saat tubuhku dilontar ke atas, sehingga punggungku agak meliuk ke bawah merasakan tersalurnya syahwatku untuk kesekian kali.

“Sudah, mas, cukup..” pintaku karena kelelahan. Namun Arga tak menggubris.

“Aku belum cukup, Nis. Kau harus bisa mengeluarkan spermaku baru aku puas..” Dan lemparannya masih terus berlangsung hingga setengah jam lagi.

Sampai akhirnya dia berhenti lalu tangannya menekan pinggangku lekat-lekat ke zakarnya, kemudian terasa pantatnya melonjak-lonjak menyemburkan cairan hangat. Lagi-lagi rahimku disemprot sperma hasil ejakulasi. Tak terasa sperma bapak dan dua anaknya memenuhi lubang memekku.

Pintu kamarku terbuka dan masuklah Pak Ranu dan Zaki sambil membawa segelas minuman. Keduanya telanjang.

“Minumlah ini, Nis, biar kamu nggak hamil,” Pak Ranu menyerahkan gelasnya padaku. Akupun meminumnya tanpa pikir panjang, karena aku benar-benar takut hamil dan haus sekali setelah melayani tiga majikan ini berjam-jam.

Rasanya seperti minuman kuning yg tadi kuminum. Badanku jadi hangat lagi dan.. gairahku bangkit lagi. Aku jadi sadar pasti minuman ini dibubuhi obat perangsang. Tapi kesadaranku segera hilang ketika merasa tubuhku ditunggingkan oleh Zaki. Kemudian..

Ya, malam itu secara brutal ketiga orang itu mengerjaiku semalam suntuk tanpa istirahat sejenakpun. Mereka bergantian menyemprotkan sperma di rahimku, di perut, wajah, mulut sampai telinga dan rambutku juga. Aku mandi sperma.

Dan entah berapa kali akupun mengalami orgasme yg selalu mereka telan bergantian. Tak jarang ketiga lubangku mereka masuki bersama-sama. Lubang mulut, memek dan anusku. Tubuhku jadi ajang pesta mereka hampir 10 jam lamanya, toh selama itu aku tak merasa capai. Mungkin gara-gara minuman berkhasiat itu?

Pagi hari Bu Hesti datang dan menyeka tubuhku yg lemas lunglai tak mampu bangun.

“Maaf, Nis. Aku sudah tak mampu melayani suamiku yg hiperseks sehingga aku mencari orang pengganti,” ceritanya.

Mataku masih terkantuk-kantuk karena pengaruh obat perangsang. “Moga-moga kamu betah disini, dan kami akan bayar berapapun yg kamu minta..” lanjutnya.

“Aa.. apa sudah pernah ada pembantu yg dibeginikan, bu?” tanyaku lirih.

“Sudah, Nis. Tapi kebanyakan hanya bertahan dua hari.. lalu minta pulang. Aku harap kamu kuat, Y Nis. Aku akan sediakan obat-obatan untukmu.. Ini minumlah obat untuk menguatkan dan membersihkan rahimmu,” dia mengangsurkan sebotol obat yg namanya tak kumengerti karena berbahasa asing.

“Hari ini kamu boleh istirahat seharian,” lalu dia keluar kamar.

Aku pun tertidur lelap. Baru siang hari bangun untuk mandi dan makan. Bu Hesti melayaniku seperti anaknya sendiri.

Kami tak banyak berbicara. Selesai makan aku kembali ke kamar. Membersihkan ranjang, mengganti sepreinya yg penuh bercak sperma dan mani. Lalu aku tidur lagi. Sampai jam makan malam tiba dan aku diundang untuk makan bersama lagi, dan minum cairan kuning emas itu lagi. Dan..

“Nis, kamu sudah kuat untuk melayani kami lagi nanti malam kan?” Tanya Pak Ranu sambil senyum kepadaku. Aku bingung dan memilih diam.

“Kamu jangan kuatir hamil, Nis. Obat kami sangat mujarab,” lanjut Zaki.

“Pokoknya selama di sini, kita mencari kenikmatan bersama Nis,” sambung Arga sambil menyeringai nakal.

Jadilah, akhirnya hampir setiap malam sampai pagi aku melayani ketiga ayah beranak yg gila seks itu. Untung staminaku, dibantu obat-obatan pemberian Bu Hesti, cukup kuat untuk menanggung kenikmatan demi kenikmatan itu.


Hingga dua bulan lamanya aku “dikontrak” mereka, sampai akhirnya mereka mulai bosan dan ingin mencari wanita lain. Aku diberi banyak uang ketika meninggalkan rumah mereka.