>>> SINGAPOREPOOLS <<<
ANGKA MAIN : 1 3 5 6
Top 2D : 04 11 23 35 46
Cadangan 2D : 51 63 75 86 97
TOP SHIO : Anjing Monyet Ayam
COLOK BEBAS : 3 5 6
AS : 1 0 2
KOP : 3 4 7
KEPALA : Kecil / Genap
EKOR : Besar / Ganjil
trus ngobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat kost
yang baru dan bu Lily mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang
rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lily.Bu
Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini
Zaki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih adem-adem aja.
Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru Zaki yang gak enak,
tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Zaki lebih banyak
menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lily.
Sampai satu hari waktu itu masih sore jam 4. Zaki masih
tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur
dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok tok..tok..tok..
lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack Zaki ada di dalem gak?” Sontak Zaki
bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan
cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lily pergi
sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Lily,” Zaki lagi
tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi
bu.”
Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Lily jadi
dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya” eh ternyata masuk ke
kamar, Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener harus
mandi nie,”pikir Zaki.
Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja
mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi
nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih menunggu.
Akhirnya keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di
pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena
terburu-buru.
Bu Lily tersenyum manis melihat Zaki yang salah
tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack” bu Lily membuka pembicaraan. “pasti
bersih banget mandinya ya” gurau bu Lily sambil sejenak melirik dada bidang
Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki
sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Bu Lily
mendekat dan duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu
dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak
ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh… kalo uang
sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Zaki
dengan sedikit memohon.
Bu Lily terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi
jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily
sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.
“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,”
jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah bu Lily yang kurang senang.
“huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti
di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan
suamiku….”keluh bu Lily dengan nada kesal.
Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya,
jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki
menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”
“hhhhh….”bu Lily menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa
kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama
suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi,
mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.”
sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama dari pak
Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi
lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Lily
tampaknya udah mulai kesepian nie
“wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab
Zaki kikuk
“gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh
kan Zack?” suara bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu
Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie,
gawat dong pikir Zaki.
“udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi
kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Zaki
bermaksud menghibur.
“ah kamu Zack… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Lily
menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya.
Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan
masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat
sesuatu… busyet… Zaki memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”
Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu
masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss ….
Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar
dari mulut… gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi panik, jangan-jangan bu Lily
marah dengan ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu Lily tersenyum,
manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja
menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku
gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Lily berubah sedih
lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan
memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Zaki minta penilaian. Terang aja Zaki
makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang
lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”
Bu Lily tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu
ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat dari mananya bisa bilang
begitu?”
Zaki jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu,
saya malu bilangin nya.”
Bu Lily kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat
hampir merapat ke Zaki sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”
Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin
menghadapi tatapan bu Lily, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat
kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan
penilaian tadi, uups baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily memakai baju
terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di
bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra
yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke bagian depan uupss…
terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar.
Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus handuk cepat
menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho… kok jadi bengong
sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”
Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama
memandangi tubuh bu Lily,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya
masih kencang… masih sangat menggoda…”
Tidak ada jawaban dari mulut bu Lily, hanya pandangan mata
yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada
magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir yang semakin
merekah. Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki
menyambut bibir merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat
hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk
menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah
tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.
Dengan naluri yang alami, tangan Zaki merambat naik ke bahu
bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan
dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke
arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas payudara yang masih terbungkus
bra itu. “hhhhh…hhhh” nafas bu Lily mulai terasa menggebu, nampaknya gairah
birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Lily tak ketinggalan meraba dan
mengelus lembut dada Zaki… melingkari pinggang Zaki, mencari lipatan handuk,
hendak membukanya…
Uupps…. Zaki tersentak dan sadar….,”ups…hhh… maaf bu… maaf
bu… saya terbawa suasana….” Zaki tertunduk tak berani menatap bu Lily sambil
merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah
bu Lily.
Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak berusaha
merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu
dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack… kita sudah
memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama
terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…” tatapan bu Lily terlihat semakin
sendu…
“mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu…
bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…” jawab Zaki.
Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, namun karena tidak
merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke
lantai. Zaki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan
bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Lily. Kemudian dengan
tenang bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan
membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong bu Lily naik turun, dan perasaan
Zaki semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat
bu Lily berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Zaki tidak
melepaskan sedikit pun gerakan bu Lily. Sampai bu Lily berdiri dekat di depan
Zaki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan
mengganggu….”
Zaki tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara
yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu
Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang
digunakannya. Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily… hmmm… nampak payudara
itu masih montok dan kenyal, ingin Zaki langsung melahap dengan mulut dan
menjilatnya.
Bu Lily yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya
ke leher Zaki, menarik wajah dan langsung melumat bibir Zaki dengan nafsu yang
membara. Zaki membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan
bibir dan lidah bu Lily, tangan Zaki meremas payudara montok milik bu Lily.
Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah
gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily mendorong lembut badan Zaki, menyudahi
pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu. Zaki mendorong lembut
tubuh bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran
tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan
puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan tugasnya
menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju
puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil
tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Lily
mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan.
Zaki melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan
sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily yang menggelinjang kegelian.
Zaki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan
cekatan menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan
spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya,
terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi. Zaki mulai
kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus
mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan
senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya
dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Lily dan sesekali
menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Lily mengerang
kenikmatan,”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari bu
Lily membuat Zaki semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba
masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.
Setelah beberapa menit Zaki mengeksplorasi liang kewanitaan
itu, nampaknya bu Lily tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat
birahinya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh…mmmmh.” Suara bu Lily
ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.
Dengan tenang Zaki menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap
bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit
di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah
mengkilap. Bu Lily semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan
terhadap liang wanitanya. Zaki naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan
batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan sigap lansung meraih dan
meremas batang kemaluan Zaki dan membantu mengarahkannya tepat ke liang
vaginanya.
Dengan sekali dorongan penis Zaki amblas sampai setengahnya.
Zaki menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut
desahan bu Lily,” AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya
penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang
masuk seluruhnya barulah Zaki memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan
seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot.
Zaki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Lily
mencengkam punggung Zaki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak
nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik
dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak
hentinya desahan meluncur dari bibir Zaki dan bu Lily. Sesaat Zaki menghentikan
gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Lily memeluk Zaki dan
menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya.
Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lily memompa dan
menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Lily
memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Zaki lebih dalam. Zaki
tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan
menarik-narik puting susu bu Lily. Suasana makin membara dengan peluh yang
bercucuran, sampai saat bu Lily seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena
birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Zaki membalikkan
posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Zaki
meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK…. AHHH…AHH IBU
SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Lily mengatup
bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Zaki merasa
vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.Zaki
menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi
batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya,
semakin besar dan sesaat Zaki kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat
terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas
perut bu Lily…. Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan mengocoknya sampai air
mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap penis yang mulai
turun ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya disamping bu Lily. Terdiam
untuk beberapa saat.
Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur
dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan
tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u
Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki.
“mmm…baik bu…”belum sempat Zaki menyelesaikan ucapannya,
jari telunjuk bu Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan
pangil ibu dong…”ucap bu Lily manja.
“iya sayang….” Balas Zaki, senyum manis merekah di bibir
seksi bu Lily.
Setelah itu dengan cepat Zaki dan bu Lily merapikan pakaian,
dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik mesra,”sayang… tar malem
suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni
buat Zaki sayang.” Sambil berpelukan mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu Lily.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar